BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kebugaran jasmani.hal ini dapat kita lihat dari antusias

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. adalah belum efektifnya metode latihan di klub-klub olahraga, kondisi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah mengoper (Passing),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Permainan sepak bola sangat membutuhkan kemampuan fisik dan taktik yang

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Timo Scheunemann (2005:15)

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Sepakbola yang memiliki andil didalamnya. Sekolah SSB Patriot Medan dan juga beberapa para pelatih dan pengurus pada

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. ini, permainan sepakbola telah mengalami banyak perubahan, dari permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari semua kalangan maupun usia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya club dan

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern seperti

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah passing, shooting, controlling, dan heading. Untuk memperoleh

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga rakyat yang telah dikenal di tanah air sejak

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. Sneyers (1988: 7) bahwa Dalam cabang olahraga sepakbola faktor yang sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Uji Validitas Dan Reabilitas Tes Keterampilan Teknik Sepakbola Usia Remaja

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengembangan kualitas permainan sepakbola pada awalnya mengacu kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. teknik permainan, peraturan peraturan, pengorganisasian, atau dipandang dari

BAB I PENDAHULUAN. maanfaat yang diperoleh langsung dari aktivitas olahraga tersebut baik untuk

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 14 (1) Januari Juni 2015: 24-34

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

Materi: Konsep Dasar Pendekatan Taktik dalam Permainan Sepakbola. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah masih cenderung dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

baik dan benar. Para pemain sebaiknya berlatih dengan rutin dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing masing regu terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. klub-klub sepak bola yang memiliki pemain - pemain berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

Jurnal Prestasi Vol. 1 No. 1, Juni 2017 : p-issn : e-issn :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

BAB I PENDAHULUAN. mencegah bola menyentuh lantai atau lapangan permainan sendiri.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. lagi adalah stadion, yang mana stadion tersebut bisa membuka sendiri saat ada hujan

2015 ANALISIS KEBUTUHAN LATIHAN TEKNIK PEMAIN SEPAKBOLA DALAM LIGA SUPER INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN. disamping menarik karena dimainkan secara tim kelompok kemudiandituntutnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Haryadi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

SURVEI KETERAMPILAN TEKNIK DASAR UNTUK PEMBINAAN PEMAIN PADA SEKOLAH SEPAKBOLA EAGLE SIDOHARJO SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani.hal ini dapat kita lihat dari antusias masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Melalui olahraga diharapkan mampu menciptakan manusia Indonesia yang produktif, jujur, sportif, memiliki semangat dan daya juang serta daya saing yang tinggi. Olahraga muncul karena adanya dorongan dari diri manusia untuk melakukan aktifitas fisik, ketangkasan, mengembangkan keterampilan dan kemampuan fungsional tubuh, salah satunya adalah cabang olahraga sepak bola.sepakbola adalah permainan yang sangat populer, karena permainan sepakbola sering dilakukan oleh anak-anak, orang dewasa maupun orang tua. Hal ini tidak terlepas dari karakteristik permainan sepak bola itu sendiri yang sangat sederhana, mudah untuk dilakukan kapan dan dimanapun masyarakat suka, serta tanpa harus mengeluarkan biaya yang begitu besar.karakteristik lainnya yang terdapat dalam permainan sepak bola adalah gerakan berlari, melompat, menendang, menghentakan menggiring bola, dan menangkap bola bagi penjaga gawang. Gerakan-gerakan tersebut merupakan gerak dominan yang terdapat dalam permainan sepak bola. Seperti yang dijelaskan oleh Sucipto dkk (1999: 9) bahwa : Gerakan menendang, menahan, menggiring, menyundul, merampas dan menangkap bola, merupakan pola-pola gerak dominan

2 dalam permainan sepak bola. Pola gerak dominan inilah yang membedakan karakteristik cabang olahraga satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya seorang pemain sepak bola harus bisa menguasi beberapa teknik dasar dalam bermain sepak bola. Berkaitan dengan hal tersebut Sucipto dkk (1999: 17) menjelaskan bahwa, Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepak bola adalah menendang (kicking), menghentikan (stoping), menggiring (dribbling), menyundul (heading), merampas (tackling), lemparan ke dalam (throw in), dan menjaga gawang (goal keeping). Salah satu teknik dasar yang sering mengundang decak kagum permainan sepak bola adalah menggiring bola (dribbling). Penguasaan drbbling yang baik sering digunakan oleh beberapa pemain untuk merepotkan barisan belakang lawan, bahkan proses dribbling bisa menciptakan sebuah gol. Konsep dribbling adalah perpindahan bola dari satu titik ke titik lain, serta teknik dribbling yang baik adalah bola selalu berada dekat dengan kaki. Hal ini senada dengan penjelasan Koger (2007:51) bahwa Menggiring bola (dribbling) adalah metode menggerakan bola dari satu titik ke titik lain di lapangan dengan menggunakan kaki. Bola harus selalu dekat dengan kaki agar mudah dikontrol. Ada beberapa bagian kaki yang digunakan untuk melakukan teknik dribbling, Sucipto dkk (1999: 28) menjelaskan bahwa ada beberapa bagian kaki yang digunakan untuk melakukan dribling diantaranya menggiring bola dengan kaki bagian dalam, menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian luar, dan menggiring bola menggunakan punggung kaki.

3 Pada dasarnya keterampilan dribbling diperlukan seorang pemain ketika pemain tersebut berada pada situasi dan kondisi yang mengharuskan pemain itu untuk melakukan dribbling. Tidak hanya itu dribbling digunakan untuk menciptakan sebuah ruang, yang mana ruang tersebut bisa dimanfaatkan pemain untuk memberikan umpan kepada pemain atau menciptakan gol yang situasinya menguntungkan bagi tim. Hal ini bisa terjadi apabila seorang pemain mampu menguasai teknik dribbling yang bagus.pengalaman penulis dilapangan kebanyakan pemain sepak bola merasa panik, kurang percaya diri dalam melakukan dribbling, bahkan sering sekali kehilangan bola ketika melakukan dribbling. Banyak sekali faktor yang menyebabkan hilangnya penguasaan bola ketika melakukan dribbling, diantaranya adalah teknik dribbling yang salah, kepanikan, serta kurangnya rasa percaya diri. Penulis beranggapan bahwa masalah tersebut bisa diatasai apabila dilakukannya pelatihan-pelatihan yang sistematik dan terencana, serta penggunan bentuk -bentuk latihan yang umumnya untuk meningkatkan sebuah prestasi serta yang khususnya untuk meningkatkan keterampilan seorang pemain.selain itu kurangnya kemampuan dribbling pada atlet disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah terbatasnya kemampuan pelatih dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung metode latihan. Berdasarkan observasi peneliti pada tanggal 15 Februari 2013 peneliti mengamati bahwa gaya melatih yang dilakukan oleh pelatih dalam latihan cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya melatih saja, yaitu pelatih lebih banyak memberikan latihan melalui kegiatan fisik saja, seperti pada saat melakukan latihan pemain harus berlari mengitari lapangan, kemudian melakukan

4 antrian maksudnya disini pemain harus mengantri saat mau melakukan giliran latihan, dan pelatih memberikan instruksi kepada atletnya dalam waktu yang lama. Hal ini senada dengan Tom Fleck (2007:12) yang mengatakan Line, Lap,dan Lecture adalah 3 hal yang paling tidak disukai oleh pemain sepak bola pemula, bahkan oleh pemain senior sekali pun, sehinnga membuat situasi latihan monoton dan membuat atlet jenuh. Kejenuhan dapat dilihat dari gejala-gejalanya yaitu atlet tidak ceria saat melakukan latihan, saat latihan tidak bersemangat, melakukan gerakan tidak maksimal dan lain sebagainya untuk mengikuti latihan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan atlet tanggal 15 Februari 2013 bahwa pendekatan seperti ini membuat atlet kurang senang bahkan merasa bosan untuk melakukan program latihan olahraganya, karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan latihan yang diberikan dalam bentuk yang kompleks. Untuk itu kebutuhan untuk memodifikasi olahraga sebagai suatu pendekatan alternatif dalam latihan olahraga, mutlak diperlukan.pelatih harus memiliki kemampuan untuk memodifikasi keterampilan yang hendak diberikan kepada atlet agar sesuai tingkat pengembangan atlet. Pelatih dituntut harus lebih kreatif, inovatif dalam menciptakan bentuk latihan yang akan diberikan kepada atlet sehingga tercipta latihan yangaktif bagi atlet, atau menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan latihan tersebut. Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan kepada Bapak Agus Siswanto selaku pelatih di Sekolah Sepak bola (SSB) Kappa Binjai pada tanggal 15 Februari 2013 peneliti mengamati bahwa dalam simulasi pertandingan pada saat latihan, jarang pemain melakukan aksi perorangan untuk melewati lawan dengan cara dribbling pemain lebih sering melakukan operan kepada

5 temannya padahal posisi temannya itu dijaga oleh lawan dan ketika pemain tidak bisa melakukan dribbling pemain melakukan passing kepada temannya yang sudah dijaga lawan, sehinnga lawan mudah merampas bola selain itu saat latihan menggiring bola (dribbling) yang dilakukan oleh para pemain, bola sering lepas dari kaki pemain saat mau melewati lawan sehingga bola mudah direbut oleh lawan dan pada akhirnya pemain tidak memiliki keberanian untuk lebih banyak melakukan dribbling. Hal ini dikarenakan oleh terbatasnya sumber-sumber yang digunakan pelatih untuk mendukung metode latihan serta variasi bentuk-bentuk latihan tentang dribbling yang diterapkan pada saat latihan. Berdasarkan wawancara dengan pelatih tanggal 15 Februari 2013 dan dari pengamatan peneliti, kemampuan dribbling setiap pemain belum sempurna. Dari pernyataan pelatih di atas, peneliti mencari tahu penyebabnya sehingga peneliti berinisiatif untuk berdiskusi tentang program latihan yang diterapkan oleh pelatih. Dari program tersebut dapat terlihat bahwa pelatih hanya banyak menerapkan bentuk latihan pada tehnik passing dibandingkan bentuk latihan dribbling. Adapun bentuk latihan dribbling tanpa ada unsur kordinasi gerak antar atlet didalam program latihannya dan juga tidak adanya dilakukan refleksi pada gerakan yang telah dilakukan atlet serta metode latihan yang diberikan pelatih cenderung monoton tanpa ada bentuk bentuk atau model latihan yang baru. Dari fakta di atas, ternyata dugaan kesimpulan peneliti sementara sesuai dengan kenyataan, yaitu para pemain belum menguasai sepenuhnya teknik melakukan dribbling yang baik dan benar. Dengan demikian pokok permasalahan adalah kemampuan teknik dribbling masih butuh peningkatan.

6 Kemudian untuk lebih mempertegas hal bahwa kemampuan atlet itu masih perlu ditingkatkan, peneliti melakukan tes pendahuluan berupa tes kemampuan dribbling terhadap atlet Sekolah Sepakbola (SSB) Kappa Binjai Usia 13-14 Tahun. Untuk keterangan lebih jelas lihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 : Keterampilan Dribling Atlet Usia 13 14 SSB Kappa Binjai Tahun 2013. NO NAMA UMUR DRIBBLING NILAI KATEGORI 1 Ari Anggara 14 0.20 58 80 BAIK 2 Amri 14 0.24 30 70 KURANG 3 Azi Mahendra 14 0.23 15 75 SEDANG 4 Biervi 13 0.24 45 70 KURANG 5 David Perdana 14 0.24 63 70 KURANG 6 Dedi Irwansyah 13 0.22 16 75 SEDANG 7 Diki Hendrawan 14 0.24 50 70 KURANG 8 Edward Tarigan 13 0,20 59 80 BAIK 9 Ega Syahputra 14 0.23 25 70 KURANG 10 Febri Kurniadi 13 0.26 10 70 KURANG 11 Nanda 13 0.20 05 80 BAIK 12 Pais Ramadhan 14 0.24 55 70 KURANG 13 Rizky Adhyaksa 13 0.24 45 70 KURANG 14 Usnul Fattah 13 0.24 45 70 KURANG 15 Wahyu Ramadhan 13 0.23 89 70 KURANG

7 Tabel 1.2 :Norma Hasil Tes Dribbling Sepak Bola RENTANG NILAI KATEGORI 19.00-21.00 detik 80 BAIK 21.00-23.00 detik 75 SEDANG 23.00-25.00 detik 70 KURANG 25.00 ke atas 65 SANGAT KURANG (http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/penjaskesrek/article/download/938/593) (http://sunarnosblog.blogspot.com/2010/06/norma-testdanpengukuran.html) Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes pendahuluan atlet pada tanggal 15 Februari 2013, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh atlet Sekolah Sepakbola (SSB) Kappa Binjai Usia 13-14 Tahun masih dalam kategori kurang dan sangat kurang. Besar jumlah nilai rata-rata atlet yang mendapat nilai kategori kurang (K) pada angka 23,01-24,55 dan sangat kurang (SK) dibawah angka 25.00 detik ke bawah menjadi bukti nyata bahwa hasil latihan atlet di Sekolah Sepakbola (SSB) Kappa Binjai Usia 13-14 Tahun. Untuk itu peneliti berupaya untuk meningkatkan kemampuan dribbling atlet secara personal yaitu peningkatan sebesar 10 % dari kemampuan awal dan atlet dianggap tercapai setelah mencapai atau melewati target personal atlet tersebut dan untuk meningkatkan atlet secara klasikal atau kelompok yaitu sebesar 80 % dari jumlah keseluruhan atlet SSB Kappa Binjai usia 13-14 tahun yang berjumlah 15 orang, dan dapat disimpulkan bahwa kemampuan dribbling atlet Sekolah Sepakbola (SSB) Kappa Binjai masih perlu ditingkatkan lagi agar kemampuan dribbling menjadi lebih baik

8 sehingga untuk menciptakan peluang melalui dribbling bisa dimaksimalkan terutama dalam usaha melewati lawan untuk menciptakan gol. Banyak cara atau metode untuk meningkatkan kemampuan tehnik dribbling diantaranya adalah latihan variasi berpasangan. Untuk itulah peneliti mencoba untuk memberikan bentuk latihan salah satu latihan variasi berpasangan adalah 4 vs 4 dribbling ke cone yang akan difokuskan dalam penelitian ini dengan harapan untuk meningkatkan hasil latihan dribbling pada atlet Sekolah Sepakbola (SSB) Kappa Binjai Usia 13-14 Tahun. Diantara model-model latihan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan dribbling yang baik ada salah satu model yang menarik yang diungkapkan oleh Ganesa Putra (2010:68) yaitu model latihan 4 vs 4 dribbling ke cone dijelaskan bahwa : 4 vs 4 dribbling ke cone adalah latihan yang bagus untuk mengembangkan teknik dribbling yang agresif. Pelaksanaannya adalah bagilah suatu bidang menjadi bujur sangkar dengan ukuran 25m x 25m. Bagi pemain menjadi grup 4 orang,buat 4 gawang dengan lebar 2m. Main 4 vs 4 dan buat gol dengan cara dribbling lewati cone. Para pemain harus menggunakan semua bagian kaki (sisi bagian dalam, sisi bagian luar dan bagian punggung kaki) untuk menggiring bola.lakukan 2 sampai 4 menit. Jadi bentuk latihan ini memerlukan kontrol yang baik serta kecepatan untuk mengubah arah pada saat menggiring bola dengan cara melewati cone agar pemain bisa mencetak gol dalam latihan tersebut. Dalam melatih meningkatkan kemampuan dribbling, maka penggunaan bentuk atau metode unsur yang penting, maka untuk meningkatkan efektifitas latihan menjadi masalah yang harus ditemukan pemecahannya. Dalam rangka mencari jawaban untuk meningkatkan kemampuan dribbling, peneliti mencoba mengadakan penelitian tentang: Upaya Meningkatkan Kemampuan Dribbling

9 Dengan Menggunakan Metode Latihan Variasi Berpasangan Pada Atlet Usia 13-14 Tahun SSB Kappa Binjai Tahun 2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : Faktor faktor apa saja yang meningkatkan kemampuan dribbling dalam permainan sepak bola? Bentuk latihan seperti apakah yang dapat meningkatkan kemampuan dribbling? Apakah dengan menggunakan Latihan Variasi Berpasangan dapat meningkatkan kemampuan dribbling? Seberapa besarkah peningkatan yang diberikan Latihan Variasi Berpasangan terhadap meningkatanya kemampuan dribbling? C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana dan kemampuan penulis maka perlu adanya pembatasan masalah. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka masalah dalam masalah dalam penelitian ini dapat dibatasi dalam hal Upaya meningkatan kemampuan dribbling dalam permainan sepak bola dengan menggunakan metode latihan variasi berpasangan pada atlet usia 13-14 Tahun sekolah sepak bola Kappa Binjai 2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah dengan menerapkan latihan variasi berpasangan dapat meningkatkan kemampuan dribbling atlet usia 13-14 tahun sekolah sepak bola Kappa Binjai tahun 2013

10 E. Tujuan Penelitian Mengingat betapa pentingnya tujuan dalam suatu kegiatan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan dribbling pada permainan sepak bola dengan menerapkan latihan variasi berpasangan pada atlet usia 13-14 tahun sekolah sepak bola Kappa Binjai tahun 2013. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Melalui penelitian ini pelatih dapat bahan masukan olahraga khususnya untuk atlet usia 13-14 sekolah sepak bola Kappa Binjai tahun 2013. 2. Bagi pelatih penelitian ini bermanfaat sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan menjadi bahan pertimbangan dalam kegiatan pelatihan dan pembinaan prestasi olahraga khususnya atlet usia 13-14 tahun sekolah sepak bola Kappa Binjai tahun 2013. 3. Bagi peneliti untuk mengetahui tingkat kemampuan dribbling dalam permainan sepak bolapada atlet usia13-14tahun sekolah sepak bola Kappa Binjai tahun 2013. Untuk menanbah wawasan dalam upaya meningkatkan pembinaan dan pengembangan prestasi oahraga bagi atlet usia 13-14tahun sekolah sepak bola Kappa Binjai tahun 2013. 4. Bagi Mahasiswa Sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam penulisan karya ilmiah.