BAB I PENDAHULUAN. salah satu unsur kesejahteraan yang harus tercapai (Sheina dkk, 2010). Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki efek herbal adalah daun, biji, dan daging buahnya.

BAB I PENDAHULUAN` gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung. stroke hemoragik (American Heart Association, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa minuman beralkohol merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga, setiap individu, keluarga dan

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Syarah Istighfar dan Taubat

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja manusia, dalam hal ini adalah karyawan. Pengertian. karyawan menurut Abdurrahmat Fathoni (2006) Karyawan adalah

Keutamaan Membaca. Publication: 1434 H_2013 M KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT. Oleh: Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

MUZARA'AH dan MUSAQAH

BAB I PENDAHULUAN. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu

Hadits-hadits Shohih Tentang

Tips dalam Memahami Ilmu

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. penyakit diare. Diare menjadi penyakit berbahaya dengan peringkat ke-3

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah merupakan gangguan musculoskeletal yang sering terjadi pada. yang dialami pekerja adalah sikap kerja yang tidak alamiah yang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

BAB I PENDAHULUAN. nosokomial diperkirakan 5% - 10% pasien yang dirawat di rumah sakit.

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid الشيخ مد صالح ملنجد. Penterjemah: Pengaturan:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Jagalah Lisan ك ب ع ا ي س ئ ىل

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Dzikir Keluar Masuk RUMAH Serta Syarahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif melalui observasi dan wawancara mengenai penyimpanan

Tips dalam Memahami Ilmu

AL-JAMIL Yang Maha Indah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Peringatan Terhadap Sebagian Hadits Tentang Tetangga yang Dinisbatkan Kepada Nabi حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

BAB I PENDAHULUAN. Program pelayanan kesehatan di negara berkembang masih berpusat pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengelolaan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit. seleksi (selection), perencanaan dan pengadaan (procurement), distribusi

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mereka untuk melakukan tugas dan fungsinya dalam kehidupan

Hawalah, Dhaman dan Kafalah

HUKUM WANITA BEKERJA SEBAGAI GUIDE WISATA ح م عمل ملرأة مرشدة سياحية

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia. Maka Islam menegaskan perlunya

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

SIFAT WUDHU NABI. 2. Kemudian berkumur-kumur (memasukkan air ke mulut lalu memutarnya di dalam dan kemudian membuangnya)

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

Hukum Mengubah Nazar

Wallahu A lam bisshawab Wa shallallahu ala nabiyyina Muhammadin wa ala aalihi wa shahbihi wa sallam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Hukum Bersiwak Bagi Yang Puasa Setelah Gelincir Matahari

Iman Kepada KITAB-KITAB

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

Pembiayaan Multi Jasa

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagai persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Bidang Psikologi. Disusun Oleh : BAYUAJI BUDIHARGO NIM :

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

PEMBIAYAAN MULTI JASA

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

Doa dan Dzikir Seputar HUTANG Serta Syarahnya

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

Bid ah Berkumpul Untuk Ta ziyah dan Menghidangkan Makanan Kepada yang Datang

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

AUDIT MATERNAL PERINATAL. dr. H. Armyn Oesman, SPOG(K)

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

Mensyukuri Nikmat Al Quran

OLEH : FAJAR RACHMADI NIM.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

Siapakah Sebaik-Baik MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diciptakan Allah SWT dengan segala potensi yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

Mengambil Ilmu dan Mendatangi Para Ulama

Hukum Meninggalkan Haji Sunnah Untuk Memberikan Kesempatan Kepada Kaum Muslimin

1. Saling Cinta Karena Allah 2. Tanda Cinta Allah Penulis: Imam an-nawawi Pentakhrij: Syaikh Muhammad Nashir al-albani

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

PUASA DI BULAN RAJAB

Membatalkan Shalat Witir


Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan tidak dapat diukur dengan uang ataupun harta kekayaan yang lainnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi setiap umat manusia, hal ini merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus tercapai (Sheina dkk, 2010). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, bahwa pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, dilaksanakan berdasarkan prinsip non-diskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional (Depkes RI, 2009). Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk mencapai hidup sehat. Rumah sakit memiliki peranan penting dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Beberapa fungsi yang dimiliki rumah sakit yaitu menyelenggarakan pelayanan medik dan nonmedik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta administrasi umum dan keuangan (Siregar dan Amalia, 2004). Guna memenuhi fungsi tersebut, rumah sakit perlu memberi perhatian pada tahap pengelolaan obat. Pengelolaan obat yang baik bertujuan agar obat yang diperlukan selalu tersedia setiap saat diperlukan dalam jumlah cukup dan mutu yang terjamin, untuk mendukung pelayanan yang bermutu (Wahyuni, 2007). Pengelolaan obat itu sendiri mencakup perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pencatatan atau pelaporan obat (Azis dkk., 2005). 1

2 Menurut Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, pada pasal 98 dan 104 menyebutkan bahwa pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu dan terjangkau bagi masyarakat serta pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan/atau keamanan dan/atau khasiat/kemanfaatan. Pengelolaan obat dan alat kesehatan untuk meningkatkan pelayanan secara maksimal, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap tahapannya. Evaluasi dapat dilakukan dengan melihat indikatorindikator pengelolaan sediaan farmasi. Pengelolaan obat pada tahap penyimpanan merupakan indikator yang utama untuk menjamin mutu obat tetap berkualitas dan berkhasiat (Marchaban dkk., 2011). Penyimpanan sediaan farmasi memiliki pengaruh pada efektivitas pengobatan serta keamanan. Penyimpanan obat harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya. Penyimpanan obat perlu menjadi perhatian utama karena banyaknya kejadian obat yang kadaluarsa, obat yang mati serta tidak efektifnya obat ketika dikonsumsi pasien. Kesalahan penyimpanan obat juga bisa mengakibatkan pasien mengalami keracunan obat akibat salah minum obat atau meminum obat yang sudah rusak. Keselamatan pasien merupakan upaya yang harus diutamakan dalam penyediaan pelayanan kesehatan. Pasien harus memperoleh jaminan keselamatan selama mendapatkan perawatan atau pelayanan di lembaga pelayanan kesehatan, yakni terhindar dari berbagai kesalahan tindakan medis (medical error) maupun kejadian yang tidak diharapkan (adverse event)

3 (Koentjoro, 2007). Hal ini sesuai dengan hadis Ibnu Mas ud radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: إ ن هللا ل ي ن ز ل د اء إ ال أ ن ز ل ل ه ش ف اء ع ل م ه م ن ع ل م ه و ج ه ل ه م ن ج ه ل ه Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta ala tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya. Lihat takhrij Al-Arnauth atas Zadul Ma ad, 4/12-13) Dampak negatif yang ditimbulkan akibat obat yang rusak bukan terhadap pasien saja, melainkan berdampak juga pada rumah sakit itu sendiri. Terjadinya kerusakan obat atau obat kadaluarsa dapat menyebabkan kerugian bagi rumah sakit tersebut, khususnya kerugian pada pendapatan rumah sakit. Kerusakan obat dan adannya obat mati menyebabkan perputaran obat di gudang berjalan tidak maksimal. Semua kejadian tersebut bisa diminimalkan dengan pengelolaan sediaan farmasi yang baik khususnya pada tahap penyimpanan. Metode penyimpanan sediaan farmasi telah diatur dalam pedoman SK Menkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004. Menteri kesehatan 2014 menjelaskan bahwa untuk meminimalisir kerusakan penyimpanan dapat dilakukan menurut persyaratan yang ditentukan meliputi dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya, dibedakan menurut suhunya, mudah tidaknya terbakar serta tahan/tidaknya terhadap cahaya.

4 Persyaratan yang telah ditetapkan harus disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Gudang farmasi RSUD Banyumas merupakan salah satu sarana tempat penyimpanan obat. Gudang RSUD Banyumas merupakan bangunan bekas laboratorium yang berada di bawah unit instalasi farmasi RSUD Banyumas, oleh karena itu gudang farmasi RSUD Banyumas merupakan tanggung jawab unit instalasi RSUD Banyumas. Pengelolaan gudang farmasi RSUD Banyumas di bawah tanggung jawab seorang asisten apoteker dan dibantu oleh empat petugas gudang lainnya. Bentuk gudang farmasi RSUD Banyumas merupakan bentuk gudang tertutup yang terdiri dari 7 ruangan yang memiliki atap dan dinding. Gudang farmasi RSUD Banyumas berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara obat-obatan dan alat kesehatan sebelum didistribusikan ke unit-unit lain di rumah sakit tersebut yang membutuhkan. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin mendapatkan gambaran serta mengevaluasi kesesuaian penyimpanan obat di gudang Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas berdasarkan SK Menkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah evaluasi sistem penyimpanan sediaan farmasi di Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas berdasarkan standar SK Menkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004? 2. Bagaimanakah evaluasi indikator-indikator penyimpanan sediaan farmasi di Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas?

5 C. Keaslian Penelitian Penelitian yang berkaitan dengan evaluasi penyimpanan sediaan farmasi di Gudang Farmasi RSUD Banyumas sudah pernah dilakukan. Penelitian-penelitian sebelumnya yang serupa pernah dilakukan oleh Muhammad Ferdiyannoor (2008) dengan judul Analisis Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian ini membahas bagaimana pengelolaan obat di RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan dengan dukungan beberapa faktor yang bersangkutan seperti sumber daya manusia. Penelitian yang lain dilakukan oleh Lianny Fetry (2009) dengan judul Analisis Pengelolaan Obat di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian ini menunjukan bagaimana manajemen pengelolaan obat yang meliputi seleksi, perencanaan, pengadaan, penyimpanan, distribusi, dan penggunaan obat di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ratna Anggiasari Gunara (2009) dengan judul Evaluasi Sistem Penyimpanan dan Pengadaan Obat di Rumah Sakit Umum Daerah Wates Periode 2004 2006. Penelitian ini membahas tentang gambaran indikator-indikator pengelolaan obat pada tahap penyimpanan dan penggunaan, dan sistem penyimpanan serta penggunaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Wates. Perbedaan ketiga penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yakni terletak pada subjek dan tempat penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di gudang farmasi RSUD Banyumas yang membahas tentang gambaran sistem penyimpanan sediaan farmasi di gudang farmasi RSUD

6 Banyumas serta membahas indikator penyimpanan sediaan farmasi yang meliputi Turn Over Ratio (TOR), persentase obat hampir kadaluarsa dan persentase obat mati. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk : 1. Mengetahui kesesuaian sistem penyimpanan sediaan farmasi di Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas berdasarkan standar SK Menkes Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004. 2. Mengetahui hasil evaluasi indikator-indikator penyimpanan sediaan farmasi di Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut: 1. Dapat dijadikan evaluasi bagi Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas dalam meningkatkan manajemen penyimpanan sediaan farmasi. 2. Bagi peneliti agar mendapat pemahaman yang lebih dalam tentang masalah penyimpanan sediaan farmasi di rumah sakit.

7