BAB I PENDAHULUAN. satu bagian negara ke negara bagian lainnya. Peranan transportasi amat sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perlindungan Hukum Sesuai Dengan Undang-undang No.8 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan transportasi saat ini semakin

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum

BAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. angkutan yang tertib, nyaman, cepat, lancar dan berbiaya murah. 1

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan beriringan, terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta. Arus perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi atau pengangkutan merupakan kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tingginya kemacetan dan kepadatan jalan menghiasi kota-kota

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Dengan meningkatnya kebutuhan yang dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Perusahaan. Jumlah Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. memegang peranan penting dalam aspek kehidupan. Aspek-aspek kehidupan yang

PILIHAN PELAYANAN PENUMPANG ANGKUTAN PERKOTAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kecelakaan lalu lintas, bahkan pemberitaan tentang kecelakaan lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang ikut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya pengguna jasa. yang percaya untuk menggunakan jasa pengangkutan.

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan negara. Hal ini tercermin semakin meningkatnya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional disatu sisi telah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

BAB I PENDAHULUAN. dan keamanan, serta pembangunan nasional, harus diselenggarakan dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan urat nadi pembangunan nasional untuk. melancarakan arus manusia, barang maupun informasi sebagai penunjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Hukum merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini, perkembangan ekonomi suatu Negara atau

PEMILIHAN MODA PERJALANAN

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan turunan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Hal ini dibuktikan dengan banyak munculnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. mempererat hubungan antar bangsa. Pentingnya transportasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam sejarah

selatan Ringroad dan sebagian Sleman yang berada di sebelah utara Ringroad. Meskipun demikian, kondisi wilayah perkotaan yang berada di dalam jalan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota kota di Indonesia berkembang dengan pesat dalam pengertian

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. ini guna menunjang transportasi yang dibutuhkan masyarakat Jakarta. Selain

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pengembangan wilayah. Sistem transportasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi dan mobilitas penduduk menjadi dua hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat kebutuhan yang dimiliki oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Angkutan umum sebagai salah satu moda transportasi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pentingnya transportasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

KEMUNGKINAN PENERAPAN SISTEM BUY THE SERVICE PADA ANGKUTAN UMUM PENUMPANG (AUP) DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: TRI WURI ANGGOROWATI L2D

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan berciri

BAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. Orang tua akan merasa kesulitan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

1/10 UBERLING Pengujian Kendaraan Bermotor Keliling Guna Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas untuk keberlangsungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan pembangunan disegala bidang yang cukup

PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI KABUPATEN PANDEGLANG ( Suatu Tinjauan Teknis )

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI JANGKA PENDEK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kota-kota besar di Indonesia sebagai pusat pembangunan telah. banyak mengalami perubahan dan kemajuan baik dalam bidang politik,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang diperdagangkan kepada masyarakat. memperluas penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat. Selain itu, semakin

BAB I PENDAHULUAN. sarana transportasi yang memadai, maka pergerakan ekonomi antar wilayah suatu

Kota Bandung telah menyiapkan beberapa fasilitas untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sejak Februari 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring perkembangan kegiatan perekonomian Kota Purwokerto

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terkait evaluasi pelaksanaan kebijakan moda

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum Perlindungan konsumen dewasa ini mendapat cukup

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada tiga hal yang membuat sebuah bangsa menjadi besar dan makmur, yaitu tanah yang subur, kerja keras dan kelancaran transportasi orang dan barang dari satu bagian negara ke negara bagian lainnya. Peranan transportasi amat sangat penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen. 1 Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang besar, kegiatan perekonomian yang terus berkembang dan arus perpindahan orang dan barang yang terus meningkat, pengembangan sarana dan prasarana transportasi sangat berperan penting sebagai penghubung wilayah untuk menunjang, mendorong dan menggerakkan pembangunan nasional guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara. 2 Transportasi dianggap sebagai dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Dengan adanya transportasi, menyebabkan adanya spesialisasi atau pembagian pekerjaan menurut keahlian sesuai dengan budaya, adat-istiadat dan budaya suatu bangsa atau daerah. 1 H. M. Nasution, 1996, Manajemen Transportasi, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 11. 2 H. A. Abbas Salim, 1993, Manajemen Transportasi, PT Raja Grafindo, Jakarta, hlm. 1.

2 Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau bangsa tergantung pada tersedianya pengangkutan dalam negara atau bangsa yang bersangkutan. 3 Transportasi dalam kehidupan kemasyarakatan memiliki posisi yang penting dan strategis dalam pembangunan di segala sektor kehidupan. Kebutuhan akan sarana mobilitas sangat menunjang dalam setiap bidang kehidupan. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada semakin meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang dari dan ke seluruh pelosok tanah air, bahkan dari dan ke luar negeri. Bus sebagai salah satu alat transportasi umum yang mempunyai kapasitas pengangkutan yang besar (massal) dapat dijadikan alternatif untuk dapat mengakomodir mobilitas orang yang semakin padat dan meningkat. Pengangkutan penumpang (orang) dengan alat transportasi umum berupa bus dapat terjadi dengan diadakan perjanjian pengangkutan terlebih dahulu yang dibuktikan dengan karcis penumpang. Pelaku usaha jasa transportasi yaitu perusahaan angkutan umum wajib mengangkut penumpang setelah disepakati perjanjian pengangkutan dan/atau dilakukan pembayaran biaya angkutan oleh penumpang. Angkutan penumpang yang diselenggarakan oleh perusahaan angkutan umum bus diatur dalam lingkup Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ). Tujuan pengaturan lalu lintas dan angkutan jalan dalam UU LLAJ tersebut dapat dilihat dalam Pasal 3 UU LLAJ yang pada pokoknya agar terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, 3 Ibid., hlm. 6.

3 selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa. Setiap penyelenggaraan angkutan umum untuk dapat memenuhi tujuan utama tersebut di atas wajib memenuhi standar pelayanan minimal sebagaimana ditentukan dalam Pasal 141 ayat (1) UU LLAJ yang meliputi: keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan dan keteraturan. Praktik penyelenggaraan angkutan umum di Indonesia saat ini masih belum memenuhi standar pelayananan minimal sebagaimana yang diatur dalam UU LLAJ. Pada praktiknya, masih ada beberapa perusahaan angkutan umum bus yang lalai dalam memenuhi hak-hak penumpang selaku konsumen jasa angkutan umum, misalnya dalam hal kenyamanan dalam menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia. Berdasarkan pengalaman penulis selama menjadi penumpang bus umum, ada beberapa bus umum yang membiarkan penumpang penuh sesak di dalam bus, jumlah penumpang bus tidak sesuai dengan jumlah kursi yang tersedia, sehingga banyak penumpang yang terpaksa berdiri di dalam bus. Kondisi keamanan dalam bus juga masih belum sepenuhnya tercapai, misalnya aksi pencopetan yang dilakukan dengan berbagai macam modus masih sering terjadi. Keterlambatan kedatangan armada bus juga menjadi salah satu permasalahan yang masih terjadi dalam praktek dan sangat merugikan penumpang. Hal lainnya lagi adalah dari segi keselamatan. Jumlah kecelakaan lalu lintas masih sangat tinggi. Kecelakaan tersebut telah mengakibatkan timbulnya korban dan kerugian materiil yang sangat besar, termasuk di antaranya penumpang bus umum.

4 Pemenuhan berbagai aspek standar pelayanan minimal sebagaimana yang ditentukan dalam UU LLAJ belum dapat terlaksana seperti yang diharapkan. Kondisi di lapangan tesebut menimbulkan pertanyaan terhadap perlindungan hukum bagi penumpang bus umum selaku konsumen jasa transportasi. Salah satu perusahaan angkutan umum bus yang ada di Jawa Barat adalah PT. Saluyu Prima Grup yang berlokasi di Kota Tasikmalaya. PT. Saluyu Prima Grup berdiri di Tasikmalaya sejak tahun 2004. Selama 11 tahun menjalankan usahanya, PT. Saluyu Prima Grup telah memiliki kurang lebih 100 unit bus yang terdiri dari elf, middle bus, big bus. Sampai saat ini PT. Saluyu Prima Grup telah memiliki beberapa trayek yang dilayaninya yaitu Tasikmalaya-Bandung via Garut, Tasikmalaya-Cijulang, Singaparna-Jakarta, Garut-Jakarta, Garut-Leuwi Panjang, dan Garut-Cicaheum. Hubungan hukum antara PT. Saluyu Prima Grup dengan penumpangnya tercipta dari suatu perjanjian pengangkutan. Pasal 138 ayat (1) UU LLAJ secara tegas mengatakan bahwa angkutan umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan angkutan yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau. Hubungan hukum yang terjadi antara PT. Saluyu Prima Grup dengan penumpang mengakibatkan PT. Saluyu Prima Grup sebagai pelaku usaha harus bertanggung jawab atas kerugian yang diderita penumpang apabila terjadi wanprestasi. PT. Saluyu Prima Grup sebagai pelaku usaha di bidang jasa transportasi, dalam pelayanannya mempunyai tanggung jawab untuk dapat menjamin hak-hak konsumen dalam hal ini penumpang yang menggunakan jasanya, sebagaimana

5 dijelaskan dengan tegas dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK). Mengingat bahwa UUPK adalah payung bagi semua aturan lainnya berkenaan dengan perlindungan konsumen, maka untuk melindungi konsumen sebenarnya tidak hanya melalui UUPK, tetapi juga dilakukan melalui hukum pengangkutan, khususnya melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ). UU LLAJ dapat difungsikan untuk perlindungan konsumen bila dikaitkan dengan kewajiban pengangkut dalam mengangkut penumpang dalam hal ini konsumen dari tempat tertentu ke suatu tujuan tertentu berdasarkan perjanjian pengangkutan. Mengingat besarnya peran jasa transportasi PT. Saluyu Prima Grup dalam menunjang mobilitas orang serta pentingnya jaminan atas keamanan dan keselamatan serta pelayanan yang memadai bagi para penumpang selaku konsumen jasa transportasi, maka pelaksanaan perlindungan hukum bagi konsumen merupakan hal yang utama yang harus ditegakkan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian sebagai dasar penyusunan penulisan hukum dengan judul Perlindungan Konsumen bagi Penumpang Bus dalam Perjanjian Pengangkutan antara Penumpang dan PT. Saluyu Prima Grup di Tasikmalaya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penulisan hukum yang telah dipaparkan di atas, masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

6 1. Apakah perjanjian pengangkutan antara penumpang dan PT. Saluyu Prima Grup sudah sah menurut hukum perjanjian? 2. Apakah pelayanan yang diberikan oleh PT. Saluyu Prima Grup sudah memberikan perlindungan hukum bagi penumpang bus selaku konsumen jasa angkutan umum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan peraturan terkait lainya? 3. Bagaimana mekanisme penyelesaian sengketa konsumen yang ditempuh oleh PT. Saluyu Prima Grup dan penumpang bus selaku konsumen jasa angkutan umum yang mengalami kerugian? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah penelitian di atas, tujuan penelitian dalam penulisan hukum ini dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: 1. Tujuan Penelitian Objektif a. Untuk mengetahui dan mengkaji keabsahan perjanjian pengangkutan antara penumpang dan PT. Saluyu Prima Grup. b. Untuk mengetahui dan mengkaji kesesuaian pelayanan yang diberikan oleh PT. Saluyu Prima Grup kepada Penumpang dengan perlindungan hukum bagi penumpang bus selaku konsumen jasa angkutan umum yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan peraturan terkait lainya.

7 c. Untuk mengetahui dan mengkaji mekanisme penyelesaian sengketa konsumen yang ditempuh oleh PT. Saluyu Prima Grup dan penumpang bus selaku konsumen jasa angkutan umum yang mengalami kerugian. 2. Tujuan Penelitian Subjektif Sebagai salah satu persyaratan akademis untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. D. Keaslian Penelitian Sepanjang pengetahuan penulis melalui penelitian kepustakaan di perpustakaan Fakultas Hukum UGM, telah ada 1 (satu) penelitian dengan topik seputar perlindungan hukum bagi penumpang jasa angkutan umum bus yaitu penelitian Imam Munandar dengan judul Perlindungan Konsumen bagi Pengguna Jasa/Penumpang Bus Transjogja di Provinsi DIY dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada pada tahun 2009. Penulisan Hukum tersebut mengulas mengenai masalah: 1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap konsumen atau pengguna jasa Bus Trans Jogja di Daerah Istimewa Yogyakarta? 2. Upaya-upaya apakah yang dapat ditempuh konsumen/pengguna jasa Bus Trans Jogja apabila telah mengalami kerugian? Akan tetapi terdapat perbedaan yang mendasar antara penelitian-penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilaksanakan penulis,. Adapun perbedaan tersebut terdapat pada: 1. Lokasi penelitian

8 Lokasi penelitian dalam penulisan hukum ini dilakukan di PT. Saluyu Prima Grup yang terletak Jalan Terusan Paseh Nomor 100 Kota Tasikmalaya, sedangkan lokasi penelitian pada Penulisan Hukum oleh Imam Munandar tersebut dilakukan di Perusahaan Bus Trans Jogja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adanya perbedaan lokasi penelitian tersebut mengakibatkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis ini akan berbeda dengan penelitian yang telah ada sebelumnya. 2. Permasalahan yang diteliti Permasalahan yang diteliti dalam penulisan hukum ini, selain meninjau mengenai pelaksanaan perlindungan hukum terhadap penumpang bus selaku konsumen jasa angkutan umum ditinjau berdasarkan UUPK dan peraturan terkait lainnya, penulisan hukum ini juga meninjau terlebih dahulu mengenai keabsahan perjanjian pengangkutan antara penumpang dan PT. Saluyu Prima Grup. Penulisan hukum ini juga meninjau mengenai mekanisme penyelesaian sengketa konsumen yang ditempuh oleh PT. Saluyu Prima Grup dan penumpang bus selaku konsumen jasa angkutan umum yang mengalami kerugian ditinjau berdasarkan UUPK, berbeda dengan permasalahan yang diteliti pada penulisan hukum oleh Imam Munandar yang meninjau mengenai perlindungan hukum terhadap konsumen atau pengguna jasa Bus Trans Jogja di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Upaya-upaya yang dapat ditempuh konsumen/pengguna jasa Bus Trans Jogja apabila telah mengalami kerugian.

9 Penelitian ini dilakukan dengan i tikad baik dengan menjunjung orisinalitas sesuai dengan etika akademik dengan tidak melakukan plagiasi ataupun kejahatan akademik lainnya. Apabila di luar pengetahuan penulis ternyata telah ada penelitian serupa, maka diharapkan penelitian ini dapat melengkapi penelitian sebelumnya serta menambah literatur ilmu hukum, khususnya bidang hukum perdata. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian dalam penulisan hukum ini dibagi ke dalam dua bagian, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberi sumbangan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai perlindungan hukum bagi penumpang bus selaku konsumen jasa angkutan umum. b. Untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan mengha;yati apakah praktikpraktik perlindungan konsumen bagi penumpang jasa angkutan umum bus yang dilakukan selama ini sudah efektif dan efisien. c. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam pengambilan kebijakan terhadap penyelenggaraan perlindungan hukum bagi konsumen.

10 b. Sebagai bahan masukan bagi pihak pelaku usaha angkutan umum untuk melakukan perbaikan ataupun meningkatkan pelayanan terkait penyelenggaraan perlindungan hukum bagi penumpang selaku konsumen jasa angkutan umum. c. Memberikan pemahaman yang dianggap tepat kepada masyarakat agar memahami adanya perlindungan hukum bagi setiap penumpang bus selaku konsumen jasa angkutan umum.