BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KEBEBASAN BERAGAMA DI INDONESIA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH

Profil Desa Binaan Forum Kerukunan Umat beragama (Study Desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan) Abstrak

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kemajemukan, tetapi yang terpenting adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA. Penulis telah memaparkan pada bab-bab yang terdahulu mengenai dasar

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Negara tercinta Indonesia mempunyai berbagai macam agama yakni Islam,

BAB I PENDAHULUAN. serta berbeda kepentingan. Akan tetapi perbedaan-perbedaan itu disatukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Agama seperti yang kita ketahui bahwa dalam perspektif umat merupakan

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI,

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan umat beragama. Berdasarkan

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan agama. Hal itu merupakan

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

Oleh: H. Ismardi, M. Ag Dosen Fak. Syariah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau/Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kota Pekanbaru.

GUBERNUR BENGKULU. atau menodai agama, serta tidak mengganggu ketentraman dan ketertiban umum;

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 27 /KPTS/013/2016

Raffles City Hotel 5-7 September 2013

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA WALIKOTA BANDA ACEH,

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi berbagai konflik sosial baik secara

Plenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of each Country in Building the Trust and Cooperation among Religions

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) RAPAT KOORDINASI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN ANGGARAN 2018

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

-1- QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN PENDIRIAN TEMPAT IBADAH

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakikatnya bertujuan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. penting terhadap kehidupan berjuta-juta manusia.penelitian menyatakan bahwa

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2016 TENTANG

PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta

PEMANTAPAN KERUKUNAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DALAM MENCEGAH BERKEMBANGNYA FAHAM RADIKAL PUSAT KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KEMENTERIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Hal tersebut dibuktikkan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.

TANYA JAWAB PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NO. 9 DAN 8 TAHUN 2006

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 TAHUN 2012 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) DI JAWA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2007

INTERVIEW GUIDE KUESIONER UNTUK PENGURUS FKUB KOTA MEDAN PROFIL RESPONDEN

d. bahwa dalam usaha mengatasi kerawanan sosial serta mewujudkan, memelihara dan mengembangkan kehidupan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB III DATA DEMOGRAFI PENELITIAN. banyaknya curah hujan 0,36 mm/tahun serta merupakan dataran rendah.

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari deskripsi dan pembahasan hasil penelitian pada bab IV, dapat peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN. yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam. 1 Masyarakat Kalimantan

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah suasana kehidupan sekarang ini, manusia mengalami kemajuan

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEWARGANEGARAAN. Konsep Dasar Kewarganegaraan. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 01Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. lain, mulai dari lingkungan lokal (keluarga) sampai ke lingkungan sosial luar (masyarakat).

NASKAH SOSIALISASI PERAT A URAN A B ERSAM A A

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB IV ANALISIS. Karenakerukunanmempertemukanunsur-unsur yang berbeda, sedangkantoleransimerupakansikapataurefleksi.tanpakeruknan,

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA

MENJAGA INDONESIA YANG PLURAL DAN MULTIKULTURAL

NOVIYANTI NINGSIH F

BAB I PENDAHULUAN. keseharian. Batas-batas teritorial sebuah negara seakan-akan tidak ada lagi. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi perselisihan hidup beragama, perulah adanya upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. identitas Indonesia adalah pluralitas, kemajemukan yang bersifat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN. TENTANG PERLINDUNGAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

G U B E R N U R JAMB I

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. fisik ataupun mental, sebenarnya merupakan kehendak Tuhan yang

PROSEDUR PENDIRIAN RUMAH IBADAT. Pusat Kerukunan Umat Beragama Sekretariat Jenderal Kementerian Agama R.I

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, baik dalam hal suku, adat istiadat, bahasa, budaya, bahkan agama. Berdasarkan penjelasan atas Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan atau Penodaan Agama pasal 1, disebutkan bahwa agama-agama yang dipeluk oleh penduduk Indonesia ialah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu (Confusius). 1 Dalam kondisi yang serba majemuk dan sifat misionaris dari sebagian agama, peluang terjadinya benturam dan konflik sangat terbuka lebar, karena itu menciptakan kondisi rukun mutlak dilakukan, karena ketidak rukunan dan konflik hanya akan merugikan masyarakat penganut agama itu sendiri. Sebagai sebuah Negara yang sangat menjunjung tinggi kebebasan beragama, Negara memberikan jaminan akan kebebasan tersebut sebagaimana pasal 29 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Jaminan akan kebebasan tersebut diimplementasikan dalam berbagai perundangundangan dan peraturan yang berlaku dan usaha-usaha konkrit yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Disamping itu, pemerintah juga intens mmelakukan dialogdialog yang telah dirintis sejak tahun 1967, tepatnya tanggal 30 November 1967 diadakan musyawarah antaragama yang pertama di gedung Dewan Pertimbangan Agung (DPA) Jakarta, yang juga membidani lahirnya Wadah Musyawarah Agama-Agama. Peristiwa tersebut diprakarsai oleh pemerintah melalui kementerian Agama. Hal demikian merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam usaha menciptakan kerukunan yang selanjutnya disusul oleh puluhan kali dialog-dialog yang lain hingga sekarang. Pemerintah juga aktif melaksanakan berbagai kegiatan seminar, penelitian/pengkajian dan lain sebagainya untuk mewujudkan kerukunan tersebut. Usaha-usaha tersebut terlembaga dalam sebuah wadah lembaga pemerintahan yaitu Kementerian Agama sebagai pihak yang bertanggung jawab. 1 Tim Penulis Proyek Peningkatan Pengkajian Kerukunan Hidup Umat beragama Departemen Agama RI, Kompilasi Peraturan Perundang-undangan Kerukunan Hidup Umat Beragama, Edisi ketujuh, Jakarta, 2003, h.92. 1

Sebagai Negara yang memiliki penganut agama yang beragam, upaya pemeliharaan dan pembinaan kerukunan umat beragama mutlak dilakukan, karena pembinaan dan pemeliharaan kerukunan masyarakat erat kaitannya dengan pembinaan persatuan bangsa. Pemerintah melalui Peraturan Bersama menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri nomor 9 Tahun 2006 dan nomor 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadah, memberikan penjelasan lebih rinci dan jelas tentang usaha tersebut. Salah satu aspek yang diatur dan berperan besar bagi terciptanya kerukunan adalah Forum Kerukunan Umat Beragama sebagai forum yang bertanggung jawab atas kerukunan umat beragama di suatu wilayah. Kalimantan Selatan sebagai salah satu bagian dari wilayah Indonesia adalah juga pihak yang berkewajiban melakukan pemeliharaan dan pembinaan kerukunan umat beragama warga dan masyarakatnya. Usaha-usaha tersebut terimplementasi, salah satunya dengan terbentuknya Forum Kerukunan Umat Beragama Kalimantan Selatan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0396/KUM/2012 tentang PEMBENTUKAN PENGURUS FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN 2010-2015. Sebagai pihak yang berperan langsung dalam usaha pembinaan kerukunan, FKUB Kalimantan Selatan mempunyai program-program, salah satunya adalah membentuk Desa Binaan Kerukunan. Program tersebut terlaksana pada tahun kedua kepengurusan FKUB Kalimantan Selatan periode 2010-2015. Maksud dibentuknya desa binaan kerukunan adalah agar Desa Binaan Kerukunan menjadi contoh praktik hidup warga masyarakat umat beragama di suatu desa/kampung yang dapat bekerjasama sebagai sesama warga masyarakat yang rukun, damai, komunikatif dan toleran antar umat beragama dalam hidup bermasyarakat berdasar 4 (empat) pilar. 2 Desa binaan diharapka juga bisa menjadi contoh praktis bagi desa-desa lainnya. 3 Hingga saat ini FKUB Kalimantan Selatan sudah memiliki 5 (lima) desa binaan, yaitu desa Pangelak 2 Lihat proposal pembentukan Desa Binaan Kerukunan Umat Beragama Provinsi Kalimantan Selatan 3 Bahran Noor Haira, dalam Laporan Panitia Pembentukan Desa Binaan Kerukunan di desa Pangelak kecamatan Upau Kabupaten Tabalong. 2

Kecamatan Upau kabupaten Tabalong. Desa Kapul Kecamatan Halong kabupaten Balangan, desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampas Kabupaten Tanah Laut, desa Tegal Rejo Kecamatan Kelumpang Hilir Kabupaten Kota Baru dan desa Salam BabarisKabupaten Tapin. 4 Pembinaan terhadap desa yang masyarakatnya multi agama dinilai sangat positif dan tentunya menjadi contoh bagi desa-desa lainnya untuk dilakukan pembinaan. Pembinaan model FKUB adaalah salah satu model pembinaan desa yang melibatkan pihak pemerintah daerah baik pemerintah daerah Kalimantan Selatan, Kementerian Agama, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalimantan Selatan, Pemerintah Kabupaten/kota, pemerintah di tingkat kecamatan, desa dan masyarakat desa sendiri sebagai masyarakat desa binaan. Berdasarkan keterangan di atas kami tertarik untuk melakukan pengkajian lebih jauh tentang Desa Binaan Kerukunan. Untuk ini kami pilih salah satu desa dari lima desa binaan tersebut yaitu Desa Tajau Pecah yang terletak di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah. Penelitian ini kami beri judul Profil Desa Binaan Forum Kerukunan Umat beragama (FKUB) (Study Desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan). B. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian adalah : 1. Bagaimana gambaran desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut sebagai salah satu desa binaan FKUB? 2. Bagaimana suasana interaksi umat beragama di Desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut? 3. Bagaimana peran Pengurus Paguyuban Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Desa Tajau Pecah dalam pembinaan kerukunan umat beragama? 4 Bahran Noor Haira, Pengurus FKU Bidang Pelayanan dan Rekomendasi dan Seksi Kegiatan Pertemuan pada PanlakB Kalimantan Selatan Pembentukan dan Pengesahan Susunan Pengurus Desa Binaan Kerukunan Umat Beragama di desa Tajau Pecah Kec. Batu Ampar Kab.Tanah Laut tahun 2010, Wawancara Pribadi, Rabu, 2 April 2014 3

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui gambaran desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut sebagai salah satu desa binaan FKUB. 2. Mengetahui suasana interaksi kehidupan beragama di Desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. 3. Mengetahui peran Pengurus Paguyuban Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Desa Tajau Pecah dalam pembinaan kerukunan umat beragama D. Definisi Operasional - Desa Binaan Kerukunan adalah desa yang menjadi tanggung jawab FKUB Kalimantan Selatan yang bekerjasama dengan pihak-pihak lainnya untuk membina agar masyarakatnya dapat hidup rukun dan dapat bekerjasama antar sesame warga desa yang berbeda agama. - Pembinaan maksudnya adalah suatu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan seara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 5 - Umat beragama adalah masyarakat yang menganut agama tertentu, baik agama Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, Budha dan Kung Hu Cu. Adapun yang dimaksud umat beragama dalam penelitian ini meliputi penganut agama Islam, Kristen, Hindu dan Kaharingan yang berstatus sebagai warga Desa tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Selatan adalah forum kerukunan umat beragama yang dibentuk oleh pemerintah daerah Kalimantan Selatan periode 2010-2015, tepatnya kepengurusan FKUB dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nomor 188.44/0396/KUM/2012 tentang Pembentukan Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Kalimantan Selatan periode tahun 2010/2015. Jadi penelitian ini adalah untuk mengkaji secara mendalam tentang Desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut sebagai sebuah Desa Binaan. 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka Jakarta, cet ke-3, 1990, h.117. 4

E. Signifikansi Penelitian - Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan berharga dalam upaya mengembangkan wawasan. Informasi serta pengetahuan mengenai cara pembinaan desa yangpenduduknya terdiri dari berbagai penganut agama (plural) sehingga tercipta hubungan yang harmonis antar penganut agama, dan terjalin kerjasama yang konstruktif diantara sesame warga desa serta terhindar dari konflik. - Sebagai bahan kajian awal bagi mahasiswa/i jurusan Perbandingan Agama khususnya mata kuliah Hubungan Antaragama sehingga pengkajian teoritis di bang kuliah dapat dilengkapi dengan pengkajian praktis di lapangan. F. Kajian Pustaka Penelitian dari Tim Peneliti IAIN Antasari Banjarmasin yang terdiri dari Drs.Syarhani Suhaili, Drs.Bahran Noor Haira, Drs.H.A. Rafi e, Drs.M.Hamli, Drs.Mahlan, AN, Drs.Noordiansyah, dan Drs.H.Husnan Budiman. Penelitian ini difokuskan pada 3 (tiga) kelurahan yang merupakan desa multi penganut agama, yaitu Kelurahan Melayu, Kelurahan Seberang masjid dan Kelurahan Gedang. Pada tiga desa ini dikaji tentang bentuk kerukunan yang tercipta pada masing-masing kelurahan, usaha pembinaan untuk mewujudkan suasana rukun dalam kehidupan warga masyarakatnya yang menganut agama-agama yang berlainan serta sikap masyarakat terhadap gagasan pemerintah dalam membina kerukunan hidup beragama. 6 Penelitian ini sangat berbeda dengan penelitian yang akan kami laksanakan karena berbeda kurun waktu, tempat, dan fokus penelitiannya. G. Metode Penelitian 1.Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan model studi kasus yaitu penelitian yang lebih menekankan pendalaman data yang akurat, dan dalam penelitian ini 6 Lihat Laporan Hasil Penelitian Mengenai Pembinaan Kehidupan Beragama di Banjarmasin, Studi Kasus pada tiga lokasi di Kecamatan Banjar Timur Kotamadya Banjarmasin. 5

tidak diperlukan luasnya area penelitian maupun banyaknya responden, tetapi lebih menekankan kepada tuntasnya permasalahan. Adapun yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. Desa ini merupakan salah satu desa binaan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kalimantan Selatan. 2.Subjek dan Objek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini adalah para penduduk desa binaa Kerukunan yaitu masyarakat Desa tajau Pecah, pengurus Paguyuban Forum Kerukunan Umat Beragama Desa Tajau Pecah, dan berbagai pihak terkait seperti pemerintah setempat. Sedangkan yang menjadi objeknya adalah gambaran interaksi kehidupan umat beragama di Desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. 3. Data dan Sumber Data a.data 1) Data Pokok yaitu data yang berkaitan dengan gambaran Desa Tajau Pecah dan gambaran interaksi kehidupan antar umat beragama penduduk desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. 2) Data Pelengkap adalah data yang berkenaan dengan gambaran lokasi penelitian atau Desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. b. Sumber Data Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah: - Pengurus Paguyuban Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Desa Tajau Pecah, serta pihak-pihak terkait dengan pembinaan desa binaan tersebut. - Warga masyarakat penganut agama yang ada di Desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. 6

4.Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan teknik-teknik sebagai berikut : a. Wawancara. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi sedalam-dalamnya terhadap data yang diperlukan. Karena itu teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam (deft interview di mana dalam wawancara mendalam, responden diberikan kebebasan memberikan jawaban, pendapat, informasi dan data-data yang diperlukan. b. Observasi Teknik ini digunakan untuk melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan. c. Dokumenter Teknik ini digunakan untuk menggali data yang memiliki dokumen atau data yang tertuang dalam dokumen-dokumen. 5. Analisis Data Data yang telah berhasil dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis melalui pendekatan fenomenologis. 6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk mempermudah runtutan pembahasan, sehingga setiap permasalahan dapat dilakukan dengan mudah dengan susunan yang terdiri dari bab demi bab. Bab pertama, berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, signifikasi penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. Bab kedua, berisi uraian tentang landasan teori yang terkait dengan kebebasan beragama di Indonesia. Pembahasan tersebut meliputi ; a) Kebebasan beragama dalam 7

perundang-undangan di Indonesia, b) Kerukunan dan toleransi dalam pluralitas agama, dan c) FKUB dan kerukunan beragama. Bab ketiga, berisi laporan hasil penelitian, meliputi ; a) Deskripsi Desa Tajau Pecah, b) Interaksi antar pemeluk agama, dan c) Peran Pengurus Paguyuban Kerukunan Umat Beragama Desa Tajau Pecah dalam pembinaan kerukunan umat beragama. Bab keempat, berisi uraian analisis terhadap temuan lapangan yaitu menakar kerukunan umat beragama Desa Tajau Pecah, pembahasannya meliputi ; a) Budaya sebagai dasar interaksi, b) Solidaritas dalam interaksi dan c) Memaksimalkan peran Pengurus Paguyuban FKUB Desa Tajau Pecah sebagai desa binaan. Bab kelima, merupakan bagian akhir dari laporan penelitian ini yang berisi simpulan dari seluruh uraian bab-bab sebelumnya serta dilengkapi pula dengan saransaran. 8

9