BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasinya. Untuk mencapai hal itu, atlet dituntut mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Latihan kondisi fisik yang tepat memegang peranan penting dalam sukseskan

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang melelahkan selama waktu tertentu. Kemudian tujuan olahraga prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akbar Ghufron Maftuhaddin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu yang terencana, seperti yang diungkapkan Rusli Lutan dkk (1991:57)

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agung Dwi Juniarsyah, 2013

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga futsal kini menjadi olahraga permainan yang diminati dari

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

2014 PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK

METODE LATIHAN. Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari FIK UNY 2013

BAB I PENDAHULUAN. atlet dari tingkat pelajar sampai mahasiswa. Turnamen-turnamen dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Rosdiana, 2015 Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan cabang olahraga bela diri yang berasal dari negara

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

ALDIKA REYAN ZADA, 2015 PENGARUH LATIHAN INTERVAL MODEL RUSHALL DAN PYKE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN KECEPATAN PADA ATLET FUTSAL

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Melalui olahraga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alfi Nuraeni, 2014 Uji Validitas Dan Reliabilitas Konstruksi Alat Ukur Power Endurance Lengan

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN. membuat progam latihan untuk pembinaan kondisi fisik seorang atlet. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

JIME, Vol. 3. No. 2 ISSN Oktober 2017 SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET BULUTANGKIS PB. PAHLAWAN SUMENEP

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

Disusun oleh : Rihandoyo A BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Atlet-atlet juara yang mampu memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mochamad Zakky Mubarok, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

2015 LATIHAN SHADOW BADMINTON DAN LATIHAN LADDER DALAM MENINGKATKAN KELINCAHAN ATLET BULUTANGKIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembinaan atau pelatihan olahraga adalah untuk membantu atlet meningkatkan prestasinya. Melihat kondisi prestasi nasional saat ini masih sangat memprihatinkan jika dibandingkan dengan kondisi prestasi masa lalu, Seperti perkembangan prestasi pada multieven internasional Sea Games yang sampai saat ini belum berhasil kembali menjadi juara umum. Hal ini terlihat pada tabel perkembangan prestasi Indonesia di bawah ini. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun 1999 2009) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1) Kondisi prestasi ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik secara internal maupun secara eksternal seperti yang dikemukakan oleh Schroterd alam buku yang ditulis Schmolinsky (1989: 14) : Gambar 1.1. Struktur Pendukung Prestasi

2 (Sumber: Schmolinsky, Track and Field dalam Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1) Dari gambar yang tertera pada halaman 1 di atas, maka sudah jelas jika faktor eksternal (sistem, situasi, kondisi kompetisi, sarana & prasarana latihan dan kompetisi) serta faktor internal (konstitusi tubuh, fisik, teknik, taktik dan psikis) snagat mempengaruhi dalam pencapaian prestasi tertinggi. Salah satu faktor dalam meningkatkan prestasi adalah faktor fisik. Untuk mencapai hal itu, atlet dituntut mempunyai kemampuan kondisi fisik yang baik. Harsono (1988: 100) mengatakan bahwa ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: latihan fisik, teknik, taktik, dan mental. Aspek latihan fisik harus lebih banyak dilakukan, terutama pada tahap persiapan umum, karena merupakan salah satu faktor yang penting untuk meraih prestasi. Kondisi fisik merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh cabang olahraga. Oleh karena itu, latihan fisik perlu mendapat perhatian yang serius direncanakan secara baik dan sistematis sehingga tingkat kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional alat-alat tubuh lebih baik, sehingga dapat bekerja secara maksimal. Latihan fisik merupakan bagian terpenting untuk semua cabang olahraga. Tujuannya adalah untuk membentuk kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan, kebugaran, dan pencapaian suatu prestasi. Seperti yang diungkapkan oleh Sajoto (1988 : 51) dalam Satriya dkk (2007: 51) bahwa : kondisi fisik adalah suatu persyaratan yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Begitu juga Bompa (2000) yang dikutip oleh Satriya dkk (2007: 51) mengatakan bahwa : Persiapan fisik merupakan salah satu yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dari beberapa kasus penting sebagai unsur yang diperlukan dalam latihan untuk mencapai puncak penampilan (prestasi). Hal yang paling terlihat dalam kelemahan prestasi ini adalah bahwa para atlet nasional masih belum memiliki kemampuan fisik yang mencukupi untuk

3 bersaing di tingkat internasional secara total. Sehingga di pemusatan latihan nasional masih banyak atlet yang harus diperbaiki dan dibenahi kualitas fisiknya. Masalah ini tentunya sangat kurang menguntungkan jika terjadi di pemusatan latihan nasional (pelatnas) yang merupakan kelas elit atlet. Hal ini terlihat jelas dari penampilan para pemain tim futsal Indonesia (khususnya) yang sering kelelahan apabila bertanding melawan tim negara Asia lainnya, yang lebih mengutamakan kecepatan, kelincahan, kekuatan dan daya tahannya sebagai modal utama untuk meningkatkan kualitas para pemainnya agar mencapai prestasi tertinggi. Komponen kondisi fisik yang dibutuhkan atlet futsal untuk berprestasi lebih tinggi, adalah :kelenturan, kecepatan gerak (dalam bentuk speed, agility, maupun quickness), kekuatan maksimal, kekuatan yang cepat (power), daya tahan kekuatan, daya tahan anaerob, dan juga daya tahan aerob. Dalam permainan futsal, komponen kondisi fisik yang dominan daya tahan aerobik. Karena seorang pemain futsal harus bermain dengan intensitas tinggi dan waktu yang lama, sehingga pemain itu harus bisa mempertahankan daya tahan aerobiknya sampai akhir pertandingan, sehingga atlet futsal harus mempunyai daya tahan aerobik yang baik. Banyak metode dan bentuk latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan aerobik atlet, seperti latihan fartlek, interval training, continous run, cross country. Metode latihan fartlek atau speedplay yang diciptakan oleh Gosta Holmer dari Swedia, adalah suatu latihan endurance yang maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan atau memelihara kondisi tubuh seseorang. Fartlek adalah sistem latihan yang sangat baik untuk semua cabang olahraga, terutama untuk cabang olahraga yang memerlukan daya tahan aerobik. Fartlek, menurut penciptanya, sebaiknya dilakukan di alam terbuka dimana ada bukit-bukit, belukar, selokan-selokan untuk dilompati, tanah berpasir, tanah rumput, tanah lembek dan sebagainya, yang maksudnya adalah bukan di alam yang tanahnya rata dan yang pemandangannya membosankan. Oleh karena harus berlari di alam terbuka yang lapangannya bervariasi dalam topografinya dan dengan

4 pemandangan alam yang berubah-ubah, maka hal ini tidak hanya memperlambat datangnya lelah (fatigue). Fartleksebaiknya dilakukan dalam pre-season, masa jauh sebelum pertandingan, dimana pembangunan dan pembentukan endurance sangat penting guna menghadapi latihan-latihan yang lebih berat dalam musim-musim latihan berikutnya. Akan tetapi banyak pelatih sering pula memasukkan fartlek ini sebagai acara tetap dalam musim-musim dekat pertandingan. Fartlek merupakan salah satu dari beberapa metode latihan untuk meningkatkan daya tahan aerobik.harsono (156:4) menyatakan bahwa, Fartlek adalah kerja pada tingkat aerobik, yaitu dimana pemasukan (supply) oxygen masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan yang dilakukan oleh otot.terlepas dari metode latihan fartlek, ada juga metode interval training. Harsono (156:4) menyatakan bahwa, interval training adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. Jadi, latihan (misalnya lari) istirahat latihan istirahat latihan dan seterusnya. Interval training adalah acara latihan yang penting dimasukkan ke dalam program latihan keseluruhan. Interval training sangat dianjurkan oleh pelatih-pelatih terkenal, oleh karena memang hasilnya sangat positif bagi perkembangan daya tahan maupun stamina atlet. Bentuk latihan dalam interval training dapat berupa lari (interval running). Lamanya latihan dapat diterjemahkan dengan jarak lari yang harus ditempuh; beban latihan dengan waktu (tempo) untuk jarak tersebut : ulangan latihan adalah beberapa kali jarak tersebut harus dilakukan; sedangkan yang dimaksud dengan masa istirahat adalah masa istirahat di antara setiap ulangan lari. Dalam melatih daya tahan (endurance) dapat juga dilatih melalui latihan-latihan seperti yang diungkapkan oleh Harsono (1988 : 157) bahwa : Dua sistem latihan yang dapat menjamin peningkatan daya tahan (endurance), yaitu Fartlek dan interval training. Jadi dari uraian yang dikemukakan oleh Harsono sudah jelas bahwa seorang pelatih haruslah melihat kondisi para atletnya sebelum berlatih. Karena seorang atlet yang tidak memiliki kondisi fisik yang baik akan menghambat dan sulit dalam mencapai prestasi yang diharapkan.

5 Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menerapkan dua metode untuk meningkatkan daya tahan aerobik, yaitu metode latihan fartlek dan metode interval training. Penerapan kedua metode latihan ini dilaksanakan di tim futsal putra SMKN 1 Sumedang. Karena daya tahan aerobik para pemain tim futsal SMKN 1 Sumedang sangat kurang baik untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi. Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan dua metode latihan terhadap peningkatandaya tahan aerobik. Jadi untuk itu penulis mengambil judul Peningkatan Daya Tahan Aerobik Melalui Latihan Fartlek dan Interval Trainning. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang diungkapkan sebelumnya maka variabel yang termuat dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas tentang latihan fartlek dan interval training, sedangakan variabel terikatnya adalah daya tahan aerobik. Sehingga masalah penelitiannya adalah : 1. Apakah latihan fartlek memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan aerobik? 2. Apakah interval training memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan aerobik? 3. Mana yang lebih memberikan dampak secara signifikan antara latihan fartlek dan interval training terhadap peningkatan daya tahan aerobik? C. TujuanPenelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yang penulis rumuskan adalah : 1. Untuk mengetahui dampak latihan fartlek terhadap peningkatan daya tahan aerobik. 2. Untuk mengetahui dampak interval training terhadap peningkatan daya tahan aerobik.

6 3. Untukmengetahui mana yang lebih memberikan dampak secara signifikan antara latihan fartlek dan interval training terhadap peningkatan daya tahan aerobik. D. DefinisiOperasional 1. Latihan Fartlek. Menurut Harsono (1988:155), fartlek adalah suatu latihan endurance yang maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan atau memelihara kondisi tubuh seseorang. Latihan fartlek juga selain untuk membangun, mengembalikan atau memelihara daya tahan, juga berguna untuk mengatasi kebosanan (boredom) dalam latihan. Fartlek bekerja pada tingkat aerobik, yaitu dimana pemasukan (supply) oxygen masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan yang dilakukan oleh otot. 2. Interval Training. Menurut Harsono (1988:156), interval training adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masamasa istirahat. Jadi, latihan (misalnya lari) istirahat latihan istirahat latihan dan seterusnya. Interval training dilakukan jauh sebelum pertandingan utama atau di tahap persiapan umum, 3. Daya tahan aerobik. Menurut Satriya dkk. (2007:77) bahwa daya tahan adalah kemampuan fisik seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relatif lama. Contoh fartlek dan interval training. Daya tahan aerobik dapat ditingkatkan dalam jangka waktu yang lama (bertahun-tahun). E. ManfaatPenelitian Dalam penelitian ini, penulis mengharapkan ada manfaat dan kegunaan yang bisa digeneralisasikan. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara teoretis a. Dapat dijadikan sumbangan bagi pengetahuan olahraga mengenai peningatan daya tahan aerobic melalui latihan fartlek dan interval training.

7 b. Memberikan bahan informasi bagi para pelatih untuk meningkatkan dan memelihara kondisi fisik atletnya. 2. Secara praktis Dapat dijadikan pedoman/acuan bagi para pelatih atau pembina dan pihak yang berkompeten terhadap pembinaan atlet khususnya kondisi fisik. F. Batasan Penelitian Agar tidak terlalu luas cakupannya dan juga tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang diteliti, yaitu berkenaan dengan hal-hal yang mencakup: 1. Variabelbebasyaitulatihan fartlek dan interval training. 2. Variabelterikatyaitukemampuandayatahanaerobik. 3. Populasidansampelyaitutim futsal putra SMKN 1 Sumedang. G. StrukturOrganisasiSkripsi Bab I Pendahuluan; (Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,Definisi Operasional, Manfaat Penelitian, Batasan Penelitian, dan Struktur Organisasi Skripsi). Bab II Kajian Pustaka Dan Tinjauan Teoritik; (Hakekat Kemampuan Fisik, Hakekat Daya Tahan Aerobik, Hakekat Metode Latihan, Metode Latihan Daya Tahan, Hakekat Laithan Fartlek, Hakekat Interval Training, Sistem Pernafasan, Anggapan Dasar, dan Hipotesis). Bab III Prosedur Penelitian; (Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Desain Penelitian, Instrumen Penelitian, Pelaksanaan Penelitian, dan Proedur Pengolahan Data). Bab IV Hasil Penelitian dan Analisis Temuan; (Hasil Pengolahan dan Analisis Data dan Analisis Temuan). Bab V Kesimpulan Dan Saran.

8