BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB IV. Surat Keputusan Pemkot Surabaya tentang Ijin Pemakaian Tanah (IPT/ berwarna ijo/surat ijo) dengan cara sewa tanah negara yang dikuasai Pemkot

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN POTONGAN TABUNGAN BERHADIAH DI TPA AL- IKHLAS WONOREJO KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk masalah jual beli dan sewa menyewa. Islam selalu

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan

A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak dalam Jual Beli Rak Antara. Produsen dan Pedagang Pengecer di Jalan Dupak No. 91 Surabaya.

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB V PENUTUP. harta milik tidak sempurna di Veeva Rent Car n Motor Malang maka peneliti

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH DI DESA RANDUSARI TERAS BOYOLALI

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

Sebagaimana yang telah diriwayatkan Ibnu Umar ra :

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV. A. Analisis Mekanisme Pembayaran Upah Karyawan Mingguan di Bengkel Las Sumber Jaya

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB II KONSEP DASAR PERJANJIAN KERJA DALAM HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG. A. Konsep Dasar Pejanjian Kerja menurut Hukum Islam

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERLINDUNGAN KERJA OUTSOURCING MENURUT UU NO. 13 TAHUN 2003 DAN FIQH MUAMALAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG KONTRAK KERJA DALAM ISLAM (AL- IJÃRAH)

BAB III KAJIAN TEORITIS TENTANG AKAD SEWA-MENYEWA

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan bay yang berarti menjual,

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBULATAN TIMBANGAN PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR DI JALAN KARIMUN JAWA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI GANDA KENDARAAN BERMOTOR DI KELURAHAN PAGESANGAN KECAMATAN JAMBANGAN KOTA SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA MENYEWA LAHAN PERTANIANDI DESA GETASREJO KEC. GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban ritual ibadah berupa shalat, puasa zakat dan lain-lainya, Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. muamalah diantaranya tolong-menolong, merupakan hal yang sangat diperlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan masyarakat yaitu apa yang disebut dengan muamalah. Keperluan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Sistem Pengupahan Pada PT Suri Tani Pemuka Lampung/Japfa Comfeed Group

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB IV. Hukum Islam di BKS. Binamaju Multikarsa, Surabaya. suatu jasa atau pekerjaan terlepas.

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB III SEWA MENYEWA DALAM ISLAM. Dilihat dari buku-buku fiqih yang membahas tentang sewa menyewa ( al-ijarah),

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP SEWA JASA PENGEBORAN SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis Terhadap Mekanisme Sewa Jasa Pengeboran Sumur dengan Sistem Borongan Dalam memenuhi kebutuhannya masyarakat tidak bisa terlepas dari hubungan antar manusia untuk mencapai apa yang diinginkan. Salah satunya adalah dalam hal sewa menyewa jasa pekerjaan tertentu. Sewa jasa merupakan kesepakatan antara pihak pemberi upah sebagai pihak penyewa jasa dengan pihak penerima upah atas pekerjaan yang dilakukannya sebagai pihak yang memberikan jasa. Sewa jasa pengeboran sumur di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan merupakan salah satu bentuk sewa menyewa jasa pekerjaan antara pihak penyewa jasa dengan pihak pemberi jasa (pengebor) untuk menemukan sumber mata air yang bersih dalam kedalaman tertentu. Mekanisme dalam sewa jasa pengeboran sumur di Desa Kemantren dimulai dengan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak dalam hal penentuan letak posisi yang akan dijadikan tempat pengeboran sumur, penentuan biaya pengeboran sumur sampai dengan pembayaran baiaya sewa jasa pengeboran sumur di Desa Kemantren. 50

51 Kesepakatan antara pihak penyewa jasa dengan pihak pemberi jasa pengeboran sumur mulai mengikat ketika kedua pihak telah menyatakan sepakat dengan biaya borongan yang telah disepakati secara lisan. Perihal kesepakatan secara lisan tidak menimbulkan masalah dan diperbolehkan karena didalam kesepakatan tersebut tidak ada unsur paksaan antara pihak penyewa jasa dengan pihak pemberi jasa. Mekanisme sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan di Desa Kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan yaitu dengan penentuan lokasi pengeboran sumur oleh pihak penyewa jasa, penentuan ini sesuai keinginan dari pihak penyewa jasa pengeboran sumur dalam ukuran 2 meter persegi. Setelah ditentukan lokasi pihak yang menyewakan jasa akan menaksir biaya yang akan dikeluarkan sampai menemukan sumber mata air disertai dengan ketentuan bahwa bilamana proses pengeboran telah dilakukan dalam lokasi 2 meter persegi tersebut sebanyak 4 kali pengeboran dan tidak ditemukan sumber mata air yang bersih maka pihak penyewa jasa tetap harus membayar biaya sebanyak 50% dan kedua belah pihak menyepakati mekanisme tersebut. Melihat mekanisme sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan yang terjadi mekanisme tersebut tidak bertentangan dengan aturan-aturan dalam hukum Islam. Hal ini terlihat dari kesepakatan mengenai mekanisme tersebut didasarkan atas kerelaan dari kedua belah pihak tanpa adanya unsur paksaan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

52 B. Analisis Akad Ija>rah Terhadap Sewa Jasa Pengeboran Sumur dengan Sistem Borongan Dalam hukum Islam perjanjian dalam hal pekerjaan termasuk dalam kategori akad ija>rah atau sewa menyewa khususnya adalah sewa menyewa dalam hal suatu pekerjaan yaitu ija>rah ala> al-a ma>l. Ija>rah ala> al-a ma>l merupakan perikatan tentang pekerjaan atau buruh manusia dimana pihak penyewa memberikan upah kepada pihak yang menyewakan jasa, biasa akad seperti ini dikenal dengan istilah sewa jasa. Misalnya, menjahitkan pakaian, membangun rumah dan lain sebagainya. Sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan di Desa kemantren merupakan kesepakatan antara pihak penyewa jasa dengan pihak pemberi jasa untuk menemukan sumber mata air didalam kedalaman tertentu dengan biaya atau upah yang ditentukan dengan sistem borongan. Dilihat dari segi subjek akad sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan di Desa Kemantren Paciran Lamongan termasuk dalam kategori ija>rah ala> ala ma>l khususnya yaitu ija>rah musytarak. Ija>rah atau ajir musytarak menurut Chairuman Pasaribu adalah berkaitan dengan perjanjian pemborongan pekerjaan, yaitu perjanjian yang diadakan oleh pihak pemborong dengan pihak yang memberikan pekerjaan borongan. Bagaimana caranya pihak pemborong pekerjaan untuk melakukan pekerjaan tersebut tidaklah penting bagi pihak yang memborongkan, yang penting hasil pekerjaan yang

53 diserahkan kepadanya dalam keadaan baik. Biasanya perjanjian pemborongan ini selalu dikaitkan dengan jangka waktu. 1 Adanya akad ija>rah bertujuan agar manusia dalam bertransaksi sewa menyewa tidak bertentangan dengan aturan dalam Islam supaya sesama manusia tidak memakan harta sesama secara batil. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat an-nisa> ayat 29: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (an- Nisa> 4: 29). 2 Didalam suatu perjanjian atau akad sewa jasa tidak dapat terlepas dengan adanya ketentuan atau aturan yang dalam hukum Islam dikenal dengan istilah rukun dan syarat ija>rah. Sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan di Desa Kemantren Paciran Lamongan akan dianggap sah dan mengikat apabila memenuhi rukun akad ija>rah. Menurut ulama Syafi iyah sewa dalam bentuk pekerjaan disebut dengan ija>rah dhimmah yaitu ija>rah untuk manfaat yang berkaitan dengan tanggung jawab. Dalam ija>rah ini disyaratkan barang atau manfaat dari akad ija>rah harus diketahui jenis, tipe dan sifatnya. Sedangkan Menurut jumhur ulama rukun ija>rah ada 1 Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,1993), 154. 2 Departemen Agam RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Surabaya: Duta Ilmu, 2005), 107-108.

54 empat, yaitu dua pelaku akad (pemilik sewa dan penyewa), shighat (ijab dan qabul), upah dan manfaat. 3 Sedangkan Sohari Sahrani dan Ruf ah Abdullah menjelaskan bahwa rukun ija>rah adalah sebagai berikut: 1. Adanya pihak yang melakukan akad, yaitu terdiri dari ajir dan musta jir 2. Shighat (ijab qabul) yaitu ikatan kata antara ajir dan musta jir yang menunjukan kerelaan antara keduanya. 3. Ujrah atau upah atau bisa dikatakan sebagai biaya yang dikeluarkan atas manfaat yang telah diperoleh dari akad ija>rah. 4. Manfaat, yaitu sesuatu diperoleh dari barang yang disewakan atau pekerjaan yang akan dikerjakan. 4 Dalam sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan di Desa Kemantren Paciran Lamongan adanya pihak yang melakukan kesepakatan yaitu pihak yang akan membayarkan sejumlah biaya atau upah atas pekerjaan jasa pengeboran sumur yang telah didapatkan yang disebut dengan musta jir, dengan pihak yang akan menerima sejumlah biaya atau upah tertentu atas pekerjaan jasa pengeboran sumur yang dilakukan hingga menemukan sumber mata air yang bersih yang disebut dengan ajir. Kedua belah pihak melakukan kesepakatan berupa kesepakatan lisan mengenai objek dan biaya atau upah yang akan dibayarkan dalam perjanjian pengeboran sumur dengan sistem borongan untuk memperoleh sumber mata air yang bersih. 3 Wahbah az-zuhayli, al-fiqh al-islam wa Adillatuhu, Abdul Hayyie al-kattani, Jilid: V, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 387. 4 Sohari Sahrani, Ruf ahabdullah, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 170.

55 Selain harus memenuhi rukun akad ija>rah sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan juga harus memenuhi syarat-syarat sahnya akad ija>rah. Menurut Wahbah az-zuhayli akad ija>rah dianggap sah apabila telah memenuhi syarat sah ija>rah sebagai berikut: 1. Adanya kerelaan antara kedua pelaku akad 2. Hendaknya objek akad (manfaat) harus diketahui manfaatnya guna menghindari perselisihan. Penjelasan objek kerja dalam penyewaan tenaga kerja adalah sebuah tuntutan untuk menghindari ketidakjelasan. Karena ketidakjelasan dari objek kerja maka akan mengakibatkan perselisihan dan rusaknya akad ija>rah. Sehingga objek kerja harus dijelaskan jenis, tipe, kadar dan sifat dari objek kerja tersebut. 3. Objek akad dapat diserahkan secara nyata (hakiki) maupun syara 4. Manfaat yang dijadikan objek ija>rah dibolehkan secara syara 5. Hendaknya upah berupa harta yang bernilai dan dapat diketahui 5 Selain itu banyak pendapat mengenai syarat sahnya akad ija>rah, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Adanya kerelaan antara kedua belah pihak yang melakukan akad, yaitu ajir dan musta jir. 6 2. Didalam melakukan akad shighat ijab qabul harus jelas. 3. Objek dari akad ija>rah adalah sesuai dengan realitas, bukan sesuatu yang tidak berwujud. Dengan demikian, objek yang menjadi manfaat kerja 5 Wahbah az-zuhayli, al-fiqh al-islam wa Adillatuhu, Abdul Hayyie al-kattani, Jilid: V, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 390. 6 Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), 35

56 yang diperjanjikan dapat diketahui dengan jalan mengadakan pembatasan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. 4. Manfaat yang menjadi objek ija>rah adalah hal yang diperbolehkan dan bukan sesuatu yang dilarang. Dalam hal ini berarti pekerjaan yang diperjanjikan termasuk jenis pekerjaan yang dihalalkan menurut syara bermanfaat bagi perorangan maupun masyarakat. Dengan demikian, tidak dibenarkan menerima upah untuk sesuatu perbuatan yang dilarang agama. 7 5. Pemberian upah atau imbalan dalam ija>rah harus sesuatu yang bernilai Serta harus diketahui jumlahnya, wujudnya dan pembayarannya. 8 6. Manfaat yang menjadi objek ija>rah harus jelas dan dapat diketahui secara sempurna, sehingga tidak memicu perselisihan dikemudian hari. Apabila kejelasan manfaat dari ija>rah tidak diketahui secara jelas dan sempurna maka akad ija>rah dianggap tidak sah. 7. Objek ija>rah harus dapat diserahkan dan dipergunakan secara langsung dan tidak bercacat. 9 Dengan melihat rukun dan syarat sahnya akad ija>rah sebagaimana yang dijelaskan diatas maka sewa jasa pengeboran sumur dengan sistem borongan di Desa Kemantren Paciran Lamongan telah memenuhi rukun dan syarat sah dari akad ija>rah yaitu berupa adanya kerelaan antara kedua belah pihak dalam menetukan perjanjian sewa jasa pengeboran sumur mengenai letak 7 Helmi Karim, Fiqh Muamalah..., 35-36. 8 Chairuman Pasaribu, Hukum Perjanjian dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,1993), 155. 9 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Radar Jaya Pratama, 2000), 232-233.

57 posisi dan biaya yang telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam akad ija>rah serta adanya kejelasan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan yaitu untuk menemukan sumber mata air yang bersih. Disamping itu dalam kesepakatan tersebut juga terdapat biaya dimana biaya tersebut berupa nominal uang dan telah disepakati oleh kedua belah pihak. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh ulama Syafi iyah bahwa sewa jasa dianggap sah bilamana diketahui secara jelas barang atau manfaat harus diketahui jenis, tipe dam sifatnya. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Wahbah az-zuhaily mengenai syarat objek akad bahwa objek akad harus terhindar dari ketidakjelasan dan harus jelas baik dari jenis, tipe, kadar dan sifatnya. Penentuan biaya sewa jasa pengeboran sumur di Desa kemantren Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan menggunakan sistem borongan. Sistem borongan dalam sewa jasa pengeboran sumur adalah pihak pemberi jasa pengeboran sumur menaksir biaya yang diperlukan dalam proses pengeboran sumur tanpa melihat proses pengeborannya. Dengan menggunakan sistem borongan tentunya biaya dan pembayaran sewa jasa pengeboran sumur dilakukan diawal sebelum pekerjaan dilakukan dengan memperkirakan biaya yang akan diperlukan dalam proses pengeboran sumur. Ada beberapa pendapat ulama mengenai penentuan atau pembayaran ujrah atau biaya sewa dalam akad ija>rah, diantaranya adalah menurut ulama Hanafiyah bahwa diperbolehkan mempercepat pembayaran ujrah dan boleh ditangguhkan yang sebagian. Sedangkan menurut Imam Syafi i dan Ahmad,

58 sesungguhnya ajir berhak mendapatkan upah berdasarkan akad itu sendiri, jika ajir menyerahkan zat benda atau jasa kerja kepada musta jir, maka ajir berhak menerima pembayaran ujrah karena musta jir telah menerima manfaat dari akad ija>rah tersebut. Sayyid Sabiq menjelaskan mengenai penentuan biaya atau pembayaran biaya sewa dalam akad ija>rah harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut: 1. Pembayaran ujrah diberikan pada saat pekerjaan selesai, apabila akad ija>rah berupa ija>rah ala> al-a ma>l. 2. Manfaat dari akad ija>rah telah terpenuhi dan telah diberikan kepada pihak penyewa. Apabila terjadi kerusakan terhadap barang sebelum dimanfaatkan maka ija>rah dianggap batal. 3. Terpenuhinya manfaat pada saat waktu akad ija>rah masih berlangsung meskipun manfaat tersebut belum terpenuhi secara keseluruhan. 4. Mempercepat dalam bentuk pelayanan atau kesepakatan antara kedua belah pihak sesuai dengan syarat, yaitu mempercepat bayaran. 10 5. Ujrah dalam akad ija>rah barang dibayar ketika akad sewa atau dibayar diawal setelah terjadinya akad, kecuali dalam akad ditentukan lain dan tidak merugikan salah satu pihak. 11 Sewa jasa pengeboran sumur di Desa Kemantren biaya atau upahnya ditentukan atas dasar taksiran atau perkiraan biaya yang akan diperlukan dengan cara pembayaran tunai diawal kesepakatan atau dengan pembayaran 10 Sayyid Sabiq, Fiqh as-sunnah, Kamaluddin A. Marzuki, Jilid: XIII..., 21. 11 Sohari Sahrani, Ruf ahabdullah, Fikih Muamalah..., 172.

59 50% kemudian setelah pekerjaan selesai baru adanya pelunasan. Pembayaran biaya borongan dalam sewa jasa pengeboran sumur di Desa Kemantren yang dilakukan diawal atau dengan pembayaran biaya 50% dalam kesepakatan diperbolehkan hal ini sesuai dengan pendapat ulama Hanafiyah, yaitu mensyaratkan mempercepat pembayaran ujrah dan menangguhkan pembayaran itu boleh, seperti halnya mempercepat yang sebagian dan menangguhkan yang sebagian lagi. Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Sayyid Sabiq, bahwa ujrah dalam akad ija>rah dibayar ketika akad sewa atau dibayar diawal setelah terjadinya akad, kecuali dalam akad ditentukan lain dan tidak merugikan salah satu pihak.