PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN BERBAGAI MEDIA

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MELIPAT DENGAN BERBAGAI MEDIA PADA ANAK KELOMPOK B3 DI TK ABA KARANGMALANG

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Khasanah Islamic Entrepreneur Preschool

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BENDA REALIA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK KARTINI PADOKAN KIDUL TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menganyam Pada Anak Kelompok A di TK Dharma Bhakti Kepuhrejo Kudu Jombang

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK DAWUNGAN I MASARAN SRAGEN

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA KELOMPOK B1 TK ABA GAMBRENGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE BATIK PADA ANAK USIA DINI

Peningkatan Motorik Halus Melalui Kegiatan Paper Quilling Pada Anak Kelompok B3 Di TK. Darul Falah Cukir Diwek Jombang

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

ARTIKEL PENELITIAN. Disusun Oleh : INA SALAMAH NPM :

KETERAMPILAN MENGANYAM PADA ANAK TK KELOMPOK B GUGUS II KECAMATAN PENGASIH KULON PROGO

Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B1 TK PKK 51 TERONG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

Artikel Publikasi Ilmiah, Diajukan Sebagai salah satu persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN SENI MELIPAT ORIGAMI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

DEMA YULIANTO, TITIS AWALIA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

KOLASE DAPAT MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B TK KREBET KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN BENTUK MENGGUNAKAN BUBUR KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AL QUR AN AMAL SALEH PADANG

NASKAH PUBLIKASI UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA KELOMPOK B TK PERTIWI 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Melalui Kegiatan Meronce Biji-bijian Di Kelompok Bermain Ceria Gondang Kecamatan Gondang Mojokerto

MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN KUBUK MANUK DI KELOMPOK A TK ABA NUR-HUDA BANTUL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MOSAIK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PAMARDISIWI MUJA-MUJU YOGYAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN MAZE ALUR TULIS TERHADAP KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENERAPAN KEGIATAN MEMBENTUK BENDA GEOMETRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK B KB AISYIYAH WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI BERMAIN KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK USIA TK

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA SISWA KELOMPOK B TK MERPATI POS TAHUN AJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA BLOK PECAHAN SISWA KELAS V

METODE PROYEK BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN MENYUSUN PUZZLE PADA ANAK KELOMPOK B2 DI TK PERTIWI 49 CANDEN JETIS BANTUL

PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MEDIA BERMAIN FINGER PAINTING DI KELOMPOK A TK AL HIDAYAH TULISKRIYO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BROMO MEDAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN LOMPAT TALI KARET PADA ANAK KELOMPOK A

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Nur Wulan Rahmawati 1, Chumdari 2, Lies Lestari 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

PENERAPAN KEGIATAN MELIPAT TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ST. ANTONIUS-2

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

ABSTRAK. Kata kunci : Metode Demonstrasi, Kolase, Kemampuan Seni Rupa

Farin Kusanggraeni Fardilla 1, Chumdari 2, Karsono

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL WARNAA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

Mahlan Asmar dan Aulia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA PENJUMLAHAN PENGURANGAN PADA ANAK KELOMPOK B

2014/2015. Disusun oleh : A

IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK TK KELOMPOK B KELURAHAN BALECATUR

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA RITATOON PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI JAPANAN I CAWAS KLATEN

KATMINI AR. KOESDYANTHO NIM:

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

MENGEMBANGKAN MOTIRIK HALUS MELALUI ORIGAMI PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA KALI RUNGKUT SURABAYA. Sumilah PRODI S1 PG PAUD FIP UNESA.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PGPAUD OLEH :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN KANTONG ANGKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENJEPIT KERTAS KARTON PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN DI KELOMPOK BERMAIN STAR KEDIRI

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BENDA KONKRET PADA ANAK KELOMPOK B

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI BERMAIN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI

Pengaruh Permainan Futsal Modifikasi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 4-5 Tahun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KREATIVITAS DAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN ORIGAMI PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH NGALAS II

Transkripsi:

807 Peningkatkan Kemampuan Motorik Halus... (Nur Halimah) PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN BERBAGAI MEDIA IMPROVING FINE MOTOR SKILLS THROUGH CALLAGE ACTIVITY WITH VARIOUS MEDIA Oleh: Nur Halimah, pgpaud/paud fip uny Nurh38908@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan kolase di kelompok B3 TK ABA Ngoro-oro. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelompok B3 TK ABA Ngoro-oro berjumlah 21 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan alat bantu observasi berupa foto. Analisis data menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Kriteria keberhasilan penelitian ini 75% dari anak kelompok B3 berkembang dengan baik sesuai harapan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan motorik halus meningkat setelah adanya tindakan melalui kegiatan permainan kolase yang memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar secara mandiri dan tanpa adanya tekanan. Peningkatan tersebut terlihat dari data siklus I ke siklus II kemampuan motorik halus anak meningkat, skor rata-rata akhir yang diperoleh kemampuan motorik halus adalah 100% pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Dapat dikatakan bahwa penelitian ini berhasil karena skor yang diperoleh sudah mencapai angka yang ditentukan. Kata kunci : motorik halus, kolase, Kelompok B Abstract This research aimed to improve fine motor skills through collage activity on group B of TK ABA Ngorooro. The kind of the research is a classroom action research (PTK). The subjects were group B3 of kindergarten children ABA Ngoro-oro numbered 21 children. The methods used are observation assesment and observation tools. The data analitical technique is qualitative and descriptive. Criteria for the success of this research if the aveage score of 75% the number of children developing. The result showed that fine motor skills to increase after the action through collage activity that provide opportunities for children to learn independently and without coercion. The increase was seen from the data Siklus I to Siklus II in the fine motor skills increases, the average score obtained final fine motor skills 100 %. Keywords: fine motor, collage, and group B PENDAHULUAN Anak usia dini sebagai makhluk sosial yang kaya dengan potensi memiliki dunia serta karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa. Anak sangat aktif, dinamis, antusias dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa saja yang dilihat dan didengarnya, serta seolah-olah tak pernah berhenti belajar. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya, sehingga pada usia dini ini disebut juga usia emas (golden age), yang merupakan masa peka dan hanya datang satu kali sehingga menuntut pengembangan anak secara optimal (Depdiknas, 2007: 1). Batasan tentang anak usia dini antara lain disampaikan oleh NAEYC (National Association for The Educatiaon of Young Children), mengatakan bahwa anak usia dini

adalah anak yang berada pada rentang 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child carehome), pendidikan sekolah baik swasta maupun negeri, TK, dan SD (NAEYC: 1992). Pelayanan pendidikan sebaiknya diberikan kepada seluruh manusia tanpa memandang anak, baik anak normal maupun anak yang berkebutuhan khusus. Berkaitan dengan pendidikan anak usia dini, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat 1 yang berbunyi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. Selanjutnya pada pasal 1 ayat 14 ditegaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Undang-undang Sisdiknas (2003), Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan anak usia dini dalam pembelajarannya mengembangkan beberapa aspek perkembangan Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 9 Tahun ke 5 2016 808 yaitu tentang keagamaan, moral dan sosial emosional, aspek bahasa, aspek kognitif, aspek seni dan fisik motorik, yaitu berupa motorik kasar dan motorik halus. Salah satu aspek perkembangan yang ingin dikembangkan yaitu aspek motorik halus yakni peningkatan keterampilan motorik halus anak usia dini melalui kegiatan kolase dengan berbagai media. Keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otototot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mncakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan objek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain (Sumantri, 2005: 143). Perkembangan motorik halus dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mencakup kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan berpraktik, model yang baik, bimbingan motivasi, dan dilakukan secara individu (Depdiknas, 2007: 9). Dalam permendiknas No 58 tahun 2009, tingkat pencapain perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun adalah menggambar sesuai dengan gagasannya, dapat meniru bentuk, menciptakan sesuatu dengan berbagai media (balok, plastisin, tanah liat), menggunakan alat tulis dengan tepat (sesuai pola). Salah satu kegiatan yang ada di Taman Kanak-kanak yang berkaitan dengan perkembangan motorik halus adalah melalui kegiatan kolase. Kegiatan kolase merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang ada di TK untuk meningkatkan kemampuan motorik halus.

809 Peningkatkan Kemampuan Motorik Halus... (Nur Halimah) Berdasarkan uraian tersebut maka perlu adanya usaha untuk memberikan media yang lebih menarik dan mendukung dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini pada kelompok B3 TK ABA Ngoro-oro. Anak membutuhkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, bukan pembelajaran yang monoton (mewarnai dan menggambar dengan krayon) yang membuat anak menjadi lebih cepat bosan. Kemampuan motorik halus anak kelompok B3 TK ABA Ngoro-oro masih rendah, karena peneliti mengamati pembelajaran yang sering diberikan kepada anak adalah kegiatan menggambar, dan sebagainya. Terkait dengan masalah tersebut, perlu adanya perbaikan dalam metode pembelajaran yang diharapkan mampu mengoptimalkan perkembangan kemampuan motorik halus anak. Untuk itu peneliti memilih metode melalui kegiatan kolase dengan berbagai media sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia dini. Kolase adalah teknik menggabungkan beberapa objek menjadi satu. Kolase adalah kreasi aplikasi yang dibuat dengan menggabunghkan tehnik melukis (lukisan tangan) dengan menempelkan bahanbahan tertentu bisa berupa bahan alam, bahan buatan, bahan bekas dan sebagainya. Misalnya kertas berwarna, kertas koran, kertas kalender, kain prca, benang dan lain sebagainya. (Sumanto, 2005: 94). Dengan menggunakan kegiatan kolase dengan berbagai media diharapkan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak terutama dalam melatih kemampuan jari-jemari tangan, keterampilan menggunakan tangan kanan dan kiri dalam berbagai aktivitas, serta melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran anak dalam mengerjakan tugas yang berhubungan dengan motorik halus. Dengan demikian, penulis dalam penelitian tindakan kelas ini akan mengangkat judul "Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kolase Menggunakan Berbagai Media Pada Anak Kelompok B3 di TK ABA Ngoro-oro Kecamatan Patuk Gunungkidul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui melalui kegiatan kolase dengan berbagai media Kelompok B3 TK ABA Ngoro-oro Kelompok B3 di TK ABA Ngoro-oro, Patuk, Gunungkidul. Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut: 1. Kurangnya keterampilan anak dalam menggunakan tangan kanan dan kiri dan melakukan koordinasi mata dan tangan 2. Anak kurang konsentrasi, kurang tepat dan rapi, serta kurang sabar dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan motorik halus. 3. Kemampuan motorik halus anak berkembang kurang optimal. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka permasalahan hanya dibatasi pada peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase dengan berbagai media pada anak kelompok B3 di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Ngoro-oro Patuk Gunungkidul.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anakkhususnya kemampuan mengontrol gerakan tangan yang menggunakan otot halus melalui kegiatan kolase dengan berbagai media pada kelompok B3 TK Aisyiyah Bustanul Athfal Ngoro-oro Patuk Gunungkidul. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu perencanaan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas). Penelitian ini disusun untuk memecahkan masalah dan diterapkan dalam situasi yang sebanarnya dengan melihat kekurangan dan kelebihan, serta melaksanakan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan. Penelitian ini dilakukan sebagai strategi pemecahan dengan manfaat tindakan nyata, kemudian melaksanakan refleksi terhadap hasil tindakan. Hasil tindakan dan refleksi tersebut dapat dijadikan sebagai langkah pemilihan tindakan berikutnya sesuai permasalahan yang dihadapi. Pendapat lain tentang penelitian tindakan kelas adalah Suharsimi Arikunto (2010: 3) yang menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2016 dan bulan Juni 2016. Sedangkan, setting penelitian dilakukan di dalam ruang Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 9 Tahun ke 5 2016 810 kelas B3 TK ABA Ngoro-oro Patuk, Gunungkidul. Target/Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah anak Kelompok B3 TK ABA Ngoro-oro yang berjumlah 21 anak terdiri dari 12 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Sedangkan, objek dalam penelitian adalah peningkatan keterampilan motorik halus anak kelompok B3 TK ABA Ngoro-oro. Prosedur Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Artinya, penelitian yang dilakukan di dalam kelas. Prosedur penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc. Taggart (Suharsimi Arikunto, 2010: 137). Yang disajikan dalam gambar berikut: REFLEKSI REFLEKSI PERENCANAAN SIKLUS I PENGAMATAN PERENCANAAN SIKLUS II PENGAMATAN? PELAKSANAAN PELAKSANAAN Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc. Teggart (Suharsimi Arikunto, 2010: 137) Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri empat komponen yaitu perencanaan (plan), tindakan dan pengamatan (action & observe), serta refleksi

811 Peningkatkan Kemampuan Motorik Halus... (Nur Halimah) (reflect). Sedangkan, pelaksanaan siklus kedua terdiri dari revisi perencanaan (resived plan), tindakan dan pengamatan (action & observe), refleksi (reflect) Prosedur penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi Arikunto, 2010: 137). Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan dokumentasi. Metode observasi digunakan untuk mencatat secara langsung setiap perkembangan keterampilan anak yang muncul dalam proses pembelajaran. Peneliti mencatat perkembangan anak baik yang sudah mampu megerjakan dengan baik maupun anak yang belum mampu mengerjakan sesuai petunjuk guru. Berikut merupakan lembar observasi keterampilan motorik halus yang digunakan. Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Observasi Tingkat Pencapaian Kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun Variabel Sub Variabel Indikator Kemampuan motorik halus Terampil menggunakan tangan kanan dan kiri untuk melakukan aktivitas. Teknik Analisis Data Anak terampil menggunakan jari-jemari tangan kanan dan kiri dalam aktivitas kolase memberi lem pada pola gambar Anak terampil dalam menggunakan jari-jemari tangan kanan dan kiri dalam aktivitas kolase menyusun bahan kolase pada pola kolase Anak terampil dalam menggunakan jari-jemari tangan kanan dan kiri dalam aktivitas kolase merekatkan bahan kolase pada pola kolase Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi dalam proses pembelajaran. Data yang telah terkumpul akan dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan persentase. Adapun rumus persentase menurut Suharsimi Arikunto (2010: 236) adalah sebagai berikut: Keterangan : P = Persentase N= jumlah anak yang peningkatan keterampilan motorik halusnya baik/cukup/kurang n = Jumlah anak keseluruhan yang hadir HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelum sebelum melakukan tindakan penelitian, kondisi awal kemampuan motorik halus anak pada kelompok B3 di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Ngoro-oro masih rendah, hal ini terlihat dari beberapa hal yang umum diantaranya anak mengalami kesulitan dalam menggunakan tangan maupun jari-jemari tangan dan koordinasi mata tangan dalam melakukan gerakan yang agak rumit, seperti: dalam mengancingkan baju, memasukkan tali dalam lubang sepatu atau mengikat tali sepatu, menggunting, memasukkan lubang dalam manik sewaktu meronce, menganyam, dan membentuk suatu benda dengan plastisin/plydough. Hasil penelitian berikut menunjukkan data hasil peningkatan keterampilan motorik halus anak kelompok B3 TK ABA Ngoro-oro melalui kegiatan kolase dengan berbagai media. Hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan pada keterampilan motorik halus anak. Peningkatan terlihat dari meningkatnya jumlah anak yang mencapai indikator ketercapaian yang diharapkan pada

setiap aspek yang dikembangkan. Berikut tabel peningkatan yang terjadi pada siklus I dan siklus II. Tabel 2. Ketercapaian Keterampilan Motorik Halus Anak Kegiatan Kolase dari Hasil Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II Kriteria Siklus I Siklus II Jml Anak (%) Jml Anak (%) BSH 13 61,90 21 100 MB 8 38,09 0 0 BB 0 0 0 0 Berikut ini adalah hasil rekapitulasi ketercapaian ketrampilan motorik halus melalui kegiatan kolase dengan berbagai media apabila disajikan dalam bentuk diagram. 25 20 15 10 5 0 Siklus Siklus I II Siklus I Siklus II Gambar 2. Ketercapaian Keterampilan Motorik Halus melalui Kegiatan Kolase berbagai media Berdasar tabel dan diagram di atas menunjukkan peningkatan pada keterampilan motorik halus melalui kolase berbagai media kelompok B3 TK ABA Ngoro-oro. Siklus I dan siklus II hasil peningkatan terlihat yaitu menunjukan bahwa kemampuan motorik halus anak untuk kriteria belum berkembang (BB) mengalami penurunan dari kondisi awal 9 anak pada Siklus I dan Siklus II sudah tidak ada lagi anak dengan kriteria belum berkembang. Untuk Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 9 Tahun ke 5 2016 812 kriteria mulai berkembang (MB) yang awalnya 7 anak pada Siklus II meningkat jadi 8 tetapi pada Siklus II sudah tidak ada lagi dengan kriteria tersebut. Kriteria berkembang sesuai harapan (BSH) mengalami peningkatan dari kondisi awal ada 5 anak, pada Siklus I naik menjadi 13anak dan pada Siklus II lebih meningkat menjadi 21 anak Hasil pengamatan dapat diketahui bahwa rata-rata pencapaian dari keterampilan motorik halus keterampilan motorik halus melalui keiatan kolase dengan berbagai media sudah mengalami banyak peningkatan. Aktifitas kegiatan kolase mampu membelajarkan anak mengenai keterampilan motorik halus sehingga termasuk dalam kriteria baik. Peningkatan yang dicapai pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan yakni 100%. Berdasar hasil data di atas menunjukkan bahwa anak yang memiliki keterampilan motorik halus berkembang dengan optimal pencapaian anak dalam mengikuti kegiatan bermain kolase sesuai dengan tujuan bermain yang dikemukakan oleh Tadkiroatun Musfiroh (2005: 15-19) yaitu bermain membantu anak membangun konsep dan pengetahuan, membantu anak dalam mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, mendorong anak untuk berpikir kreatif, meningkatkan kompetensi sosial anak, membantu mengenali diri anak sendiri, dan membantu mengatur/mengontrol gerak motorik. Anak mampu menyelesaikan kegiatan dengan baik karena anak mau memperhatikan kemudian menirukan sesuai dengan arahan guru. Hal tersebut sesuai dengan tahapan

813 Peningkatkan Kemampuan Motorik Halus... (Nur Halimah) mempelajari keterampilan yang dikemukakan oleh Hurlock (1978: 158) yaitu anak belajar coba dan ralat (trial and error), meniru, dan pelatihan. Peningkatan motorik halus anak dalam penelitian ini menunjukan adanya kesesuaian antara teori dengan hasil penelitian. Menurut beberapa ahli yang telah dsimpulkan perkembangan motorik halus adalah pengajaran tentang rupa melalui alat indera, asas bekerja sendiri, dan latihan motorik halus menyebutkan bahwa anak-anak perlu diberi banyak kesempatan dan latihan serta kebebasan berekspresi untuk mengembangkan kemampuan motorik halusnya dengan bimbingan guru atau orang tua. Oleh karena itu apabila keterampilan anak dilatih secara terus-menerus mekalui kegiatan kolase akan meningkatkan kemampuan motorik halus yang dimiliki anak (Slamet suyanto, 2005: 26). Keadaan tersebut membuktikan bahwa melalui kegiatan kolase dengan berbagai media efektif digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada kelompok B3 TK ABA goro-oro. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan kolase dapat meningkatkan keterampilan motorik halus kelompok B3 TK ABA Ngoro- oro. Peningkatan tersebut dapat dicapai dalam setiap kegiatan yang telah dilakukan pada Siklus I dan Siklus II yang terdiri dari tiga pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada kriteria berkembang sesuai harapan (BSH) kondisi awal tindakan sebesar 23,80%, pada Siklus I meningkat menjadi 61,90% dan pada Siklus II meningkat menjadi 100%. Kemampuan motorik halus anak dapat meningkat setelah adanya penelitian yang dilakukan, yaitu melalui kegiatan kolase dengan berbagai media. Media yang digunakan dalam kegiatan kolase ini bervariasi, antara lain yaitu pada Siklus I memakai biji sogo, manik- manik, kulit telur. Sedangkan pada Siklus II menggunakan kapas, kulit telur dan manikmanik. Peningkatan motorik halus menggunakan kegiatan kolase ini adalah ketika anak memberi lem pada pola dengan rapi tidak kebanyakan atau terlalu sedikit, menyusun bahan kolase dengan kreatif dan rapi, serta tepatnya mereka dalam merekatkan bahan kolase tersebut dengan rapi dan tidak belepotan. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada beberapa saran yang perlu disampaikan sebagai berikut: 1. Bagi Pendidik Kegiatan kolase dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak dan bisa menjadi salah satu alternatif dalam proses pembelajaran. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Keterampilan motorik halus itu aspek penting bagi perkembangan anak sehingga diharapkan peneliti selanjutnya membuat penelitian mengenai keterampilan motorik halus menggunakan media yang lain dengan mempertimbangkan waktu yang diperlukan sehingga dapat hasil kegiatan yang maksimal.

b. Penerapan kolase dengan berbagai media yang ada di lingkungan sekitar dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian yang terkait beberapa aspek perkembangan anak selain keterampilan motorik halus. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2007). Pedoman pembelajaranp pengembangan fisik/motorik di taman kanak-kanak. Jakarta: DPPO Provinsi DIY. Hurlock, Elisabeth B. (1978). Perkembangan anak jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 9 Tahun ke 5 2016 814 Sumanto. (2005). Pengembangan kreativitas seni rupa anak tk. Jakarta: Dirjen Mendiknas. Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Takdiroantum Musfiroh. (2008). Cerita untuk anak usia dini. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Peraturan menteri pendidikan nasional republik indonesia nomor 58 tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini (PAUD). Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD. Rochiati Wiriatmaja. (2005). Metode penelitian tindakan kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakara. Slamet Suyanto. (2005). Pembelajaran untuk anak. Jakarta: Dirjen Dikti Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Suharsimi Arikunto. (2010). Penelitian tindakan untuk guru, kepala sekolah dan pengawas. Yogyakarta. Aditya Media.