BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit tersebut. Payudara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui atau dalam bahasa asing disebut breasting adalah pemberian air

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB I PENDAHULUAN. Fund, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes. No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

BAB I PENDAHULUAN. tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia masih tergolong tinggi.

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. vitamin dan mineral yang merupakan zat-zat yang dibutuhkan untuk

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus sumberdaya manusia untuk. bagi anak sejak lahir hingga usia dua tahun (Depkes RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan kehidupan manusia, dengan menyusui ibu telah

BAB I PENDAHULUAN. besarnya janin sesuai usia kehamilan pada setiap dilakukan pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

HUBUNGAN DUKUNGAN MERTUA DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI PUSKESMAS SEWON I BANTUL BULAN DESEMBER 2013 JULI 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA MASA ANTENATAL DENGAN KECEPATAN SEKRESI ASI POST PARTUM PRIMIPARA

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berkembang, dimana saat ini Indonesia mengerahkan segala

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

HUBUNGAN EMOSI DAN FREKUENSI MENYUSUI PADA IBU MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI DI RS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

ANALISA HUBUNGAN PENGARUH CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

HUBUNGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PROSES PENGELUARAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar.

BAB I PENDAHULUAN. bayinya, akibatnya bayi tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif dan apabila

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM HARI KE-3 DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (ENGORGEMENT) PADA IBU NIFAS

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan yang berisi zat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB I. A. Latar Belakang. Dalam Al-Qur an terkandung segala bentuk tata kehidupan, mulai dari. Qur an surat Al- Baqarah dan surat Yunus yang artinya :

BAB I PENDAHULUAN. Menyusui merupakan cara alami memberi makan bayi. Sejak terjadinya pembuahan, tubuh ibu mempersiapkan diri untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

KESEHATAN REPRODUKSI KELUARGA BERKUALITAS MENURUT AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

HUBUNGAN FREKUENSI PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN MASTITIS PADA IBU MENYUSUI 0 6 BULAN DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BANDA ACEH KARYA TULIS ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Eti Eliza NIM

ANALISIS KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI MALIAH PALEMBANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

MENJAGA KEHAMILAN DAN KELAHIRAN MEWUJUDKAN KELUARGA BERKUALITAS

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

Bab 4. ASI Antara Hak Bayi dan Kewajiban Ibu. Pemberian ASI menurut Tinjauan Nilai Keagamaan di Masyarakat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RUMAH BERSALIN MULIA KASIH BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2014

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan World Health Organitation tahun 2014, kasus penularan

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

BAB I PENDAHULUAN. balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu dengan memberikan

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan perlu ditunjang. dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak wanita kurang memahami pentingnya kesehatan payudara khususnya pada negara berkembang yang tingkat pendidikan dan ekonomi rendah. Kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan payudara menjadikan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penyakit tersebut. Payudara merupakan salah satu bagian penting dari kesehatan yang harus diperhatikan. Hal ini dibuktikan dengan data pada tahun 2005 World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa jumlah kasus infeksi payudara yang terjadi pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrocustic terus meningkat, dimana penderita kanker payudara mencapai hingga lebih 1,2 juta orang yang terdiagnosis, dan 12% di antaranya merupakan infeksi payudara berupa mastitis. Organisasi Kesehatan Dunia (2008) memperkirakan pada tahun 2008, lebih dari 1,4 juta orang di dunia terdiagnosis menderita mastitis, sedangkan di Indonesia pada tahun 2008 hanya 0,001/100.000 angka kesakitan akibat infeksi berupa mastitis (Depkes RI, 2008). Payudara bengkak sering terjadi karena terdapat sumbatan pada satu atau lebih duktus laktiferus, sehingga hal ini dapat menyebabkan tidak terlaksananya Air Susu Ibu (ASI) eksklusif (Soetjiningsih, 1997). Data Depkes RI (2002) payudara bengkak banyak terjadi pada ibu postpartum di minggu pertama hari ketiga dan keempat. 1

2 Insidensi yang mengakibatkan terjadinya mastitis sangat bervariasi pada seluruh populasi, terutama dalam hal metode menyusui dan pemberian dukungan dalam menyusui (AAFP, 2008). Soetjiningsih, (1997) berpendapat tentang manfaat perawatan payudara, diantaranya : 1. Melenturkan dan menguatkan punting susu sehingga bayi menyusu dengan mudah. 2. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar. 3. dapat mendeteksi kelainan-kelaianan payudara secara dini serta upaya untuk mengatasinya Nichols (2000), berpendapat bahwa perawatan payudara sejak dini secara teratur merupakan salah satu solusi untuk mengurangi mastitis. Hal ini bertujuan agar : 1. Saat menyusui ASI akan cukup, serta tidak terjadi kelainan pada payudara, sehingga payudara tetap baik selama menyusui. 2. Melakukan perawatan payudara, kebersihan atau hygiene payudara. Seorang ibu yang tidak melakukan perawatan payudara dengan baik pada masa antenatal, memberikan dampak buruk bagi kesehatan payudara. Payudara menjadi bengkak, puting lecet atau luka, datar atau mendalam, sehingga ibu kesulitan dalam memberikan ASI. Adanya masalah pada payudara dalam pemberian ASI, dapat menyebabkan radang payudara

3 (mastitis) atau saluran susu tersumbat menyebabkan tidak optimalnya dalam pemberian ASI karena tidak keluar dengan lancar (Nichols, 2000). Penyebab pembengkakan pada payudara biasanya dikarenakan bayi tidak cukup sering menyusu atau bayi malas menyusu, sehingga ASI bertumpuk dalam payudara. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pemberian ASI sesering mungkin dan melakukan pemijatan pada payudara (Rosita, 2008). Inggrid (2006) mengatakan sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya sendiri. Rentang frekuensi menyusui yang optimal antara 8-12 kali setiap hari, maka seorang ibu harus menyusui bayinya jika bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, digigit semut/ nyamuk, BAB) atau ibu sudah merasa ingin menyusui bayinya. Jika kita merujuk kepada sumber ajaran hidup ilahiah (al-qur an) dapat kita temukan ayat Allah yang membahas tentang pemberian ASI secara optimal atau eksklusif pada QS. al-baqarah ayat 233.

4 Artinya : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma ruf. Seseorang tidak dibebani kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya. Janganlah seorang ibu (menjadi) menderita sengsara karena anaknya dan seorang ayah (jangan menjadi menderita) karena anaknya, dan ahli warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kalian ingin anak kalian disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagi kalian apabila kalian memberikan pembayaran sepatutnya. Bertakwalah kalian kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kalian kerjakan (QS. al- Baqarah: 233). Al-Qur an membahas hal ini karena menyusui merupakan fitrah yang ada bagi setiap ibu untuk memberikan sumber makanan bagi bayi, yang dianggap sangat penting bagi kelangsungan dan kualitas hidup manusia terutama untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi dari berbagai macam penyakit. Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan resiko mastitis yaitu : buruknya teknik menyusui mengakibatkan tidak efesien dalam pengeluaran ASI, pekerjaan yang banyak menyita waktu diluar rumah

5 menjadikan panjangnya interval menyusui sehingga pengeluaran ASI menjadi tidak optimal, trauma pada payudara yang dapat merusak jaringan kelenjar, dan saluran susu sehingga dapat menyebabkan mastitis (Sally, 2003). Kamalia (2011), mengatakan bahwa salah satu penyebab bengkaknya payudara bahkan bisa sampai terjadi mastitis merupakan akibat dari teknik menyusui yang salah pada ibu. Henderson Christine (2005), menyatakan bahwa pada saat menyusui posisi dan sikap harus benar karena kesalahan sikap pada saat menyusui menyebabkan terjadinya sumbatan duktus. Dilakukannya pengurutan sebelum menyusui merupakan salah satu tindakan yang efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus, atau menggunakan penyangga bantal saat menyusui sehingga dapat membantu posisi menyusui menjadi lebih baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, masalah yang muncul dari perencanaan penelitian ini adalah : Adakah hubungan antara mastitis dengan pemberian ASI eksklusif dan non eksklusif di Puskesmas Belik? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui adakah pengaruh pemberian ASI eksklusif dan non eksklusif dengan kejadian mastitis.

6 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian ASI eksklusif dan non-eksklusif dengan kejadian mastitis. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan pengetahuan dalam melakukan penelitian tentang masalah hubungan pemberian ASI eksklusif dan non eksklusif dengan kejadian mastitis pada ibu menyusui. 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada ibu yang menyusui secara eksklusif dan non-eksklusif dengan kejadian mastitis. 3. Bagi petugas kesehatan Sebagai bahan informasi dan memacu petugas kesehatan untuk meningkatkan penyuluhan atau pemberian informasi tentang hal-hal yang menyangkut pengaruh pemeberian ASI eksklusif dan non-eksklusif dengan kejadian mastitis. 4. Bagi Puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data prevalensi penyakit mastitis pada daerah setempat. 5. Bagi Ilmu Pengetahuan a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar atau masukan pada penelitian-penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

7 b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pada kasus mastitis yang berhubungan dengan pemberian ASI secara eksklusif dan non eksklusif. E. Keaslian Penelitian Terdapat judul yang berkaitan dengan penelitian ini, adalah : 1. Hubungan frekuensi pemberian ASI dengan kejadian mastitis pada ibu menyusui 0 6 Bulan di Rumah Sakit ibu dan anak Banda Aceh (Nuswatul khaira, dkk., 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan frekuensi pemberian ASI dengan kejadian mastitis pada ibu menyusui di Rumah Sakit Ibu dan Anak Banda Aceh. Metode penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan metode Accindental sampling. Pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner dengan menggunakan uji statistik chi-square. 2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Mastitis Dengan Usaha-Usaha Pencegahannya Pada Ibu Menyusui Di Wilayah Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta (Eny Astuti, 2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang mastitis dengan usaha-usaha pencegahannya pada ibu menyusui di Wilayah Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner menggunakan sebanyak 30 sampel.

8 Dari penelitian-penelitian yang telah ditulis sebelumnya mengenai mastitis, belum pernah ada yang membahas tentang pengaruh ibu menyusui secara eksklusif dan non eksklusif dengan kejadian mastitis di Puskemas Belik.