BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan, merencanakan, dan menilai pembelajaran. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan ada juga yang saling menjatuhkan. Namun sebenarnya mereka saling belajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan suatu cara membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai pengembangan berbagai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dalam sebuah penelitian. Dari keempat keterampilan berbahasa membaca merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran. Membaca merupakan seni atau art

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam dunia pendidikan mengalami perubahan konsep. Diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin baik kualitas pendidikan disuatu negara akan menghasilkan bangsa yang cerdas. Keberhasilan kegiatan pembelajaran menentukan kesuksesan guru di sekolah dalam melaksanakan pembelajaran. Seorang guru yang berhasil akan selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Tujuan pendidikan akan tercapai jika didukung dengan sumber dan fasilitas yang berkualitas. Dalam hal ini, guru menjadi fasilator yang harus selalu mengembangkan keterampilannya dalam mengajar dengan mengikuti perkembangan zaman. Keterampilan berbahasa merupakan aspek yang harus selalu dilatih. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam meningkatkan hal itu, ialah aspek berbahasa. Membaca memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia terutama dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan semua cabang ilmu pengetahuan disajikan dalam bentuk bahasa secara tertulis. Dalam aspek berbahasa ada empat ke-terampilan yang harus dikuasai dan dikembangkan, yaitu keterampilan menyimak, (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca, (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Hubungan antara menulis dan membaca merupakan tingkatan tertinggi dalam proses membaca secara efektif. keterampilan menulis dan membaca erat 1

ber-hubungan, maka peningkatan pada yang satu turut pula menimbulkan peningkatan pada yang lain keduanya merupakan proses saling mengisi. Membaca hendaklah disertai oleh diskusi (sebelum, selama, dan sesudah membaca) jika ingin me-ningkatkan serta memperkaya kosakata, pemahaman umum, serta memiliki ide-ide para pelajar yang kita asuh. Membaca adalah salah satu aspek berbahasa yang harus diajarkan kepada siswa. Sehubungan dengan hal itu, memahami isi bacaan, pembaca perlu memiliki teknik khusus dalam melakukan kegiatan membaca. Teknik membaca intensif dapat digunakan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan suatu topik dan mengumpulkan berbagai pendapat berkaitan dengan suatu persoalan. Secara umum, seorang pelajar perlu menguasi dua teknik membaca, ialah membaca cepat dan membaca intensif. Membaca intensif adalah membaca secara cermat untuk me-mahami suatu teks secara tepat dan akurat. Kemampuan membaca intensif adalah kemampuan memahami detail secara akurat, lengkap, dan kritis terhadap fakta, konsep, gagasan, pendapat (opini), peng-alaman dan perasaan terhadap wacana tulis. Kemudian Tarigan (1987:7) me-nyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memeroleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulisan, bahwa tujuan dalam membaca adalah untuk mencari serta memeroleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan. Agar menciptakan suatu pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, guru harus dapat menggunakan metode yang bervariasi dan tentunya melibatkan 2

peserta didik secara aktif. Jadi, guru harus mampu memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan. Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menginterpretasi teks eksplanasi kompleks. Metode yang digunakan dalam pembelajaran menginterpretasi teks eksplanasi kompleks adalah active learning tipe peer lesson. Salah satu model yang dapat dijadikan alternatif untuk pembelajaran menginterpretasi, tepatnya menginterpretasi teks eksplanasi kompleks adalah model peer lesson. Menurut L. Silberman (2012:109) menyatakan bahwa teknik peer lesson merupakan strategi untuk mendukung pengajaran sesama siswa di dalam kelas. Dalam pengertian lain, peer lesson (pembelajaran teman sebaya) adalah sebuah strategi yang mengembangkan peer teaching dalam kelas yang menempatkan seluruh tanggung jawab untuk mengajar para peserta didik sebagai anggota kelas. Strategi ini menempatkan seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas. Teknik ini digunakan untuk merangsang minat siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran, tetapi setelah diterapkan teknik ini dapat melatih daya pikir siswa untuk berpendapat atau merangkai gagasan yang dipikirkan. penggunaan teknik ini juga dapat mengajarkan siswa agar menjadi pendengar yang hati-hati dan membuka diri mereka terhadap berbagai macam sudut pandang. Berdasarkan pernyataan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Menginterpretasi Teks Eksplanasi 3

Kompleks dengan Menggunakan Model Peer Lesson pada Siswa Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Pelajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan salah satu titik penemuan masalah yang ditemukan peneliti dan ditinjau dari sisi keilmuan. Terdapat berbagai permasalahan dan kendala yang melatarbelakangi rendahnya kemampuan siswa dalam meng-interpretasi teks eksplanasi kompleks. Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada objek yang diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah yang dihadapi pada pembelajaran bahasa Indonesia, maka terdapat identifikasi masalah sebagai berikut. 1. Pentingnya peran guru untuk meningkatkan motivasi dan mengembangkan kemampuan siswa. 2. Banyak siswa yang beranggapan pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah pelajaran yang membosankan dan menjenuhkan sehingga siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. 3. Penggunaan metode dan teknik pembelajaran menginterpretasi teks eksplanasi kompleks yang kurang bervariasi dan membosankan. 4. Adanya kesulitan menulis teks eksplanasi kompleks yang sesuai dengan kaidah penulisan teks eksplanasi kompleks. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui berbagai masalah yang terdapat di dalam pembelajaran menginterpretasi teks eksplanasi kompleks. Dalam pembelajaran ini, identifikasi masalah yang didapat adalah kurangnya pemahaman siswa mengenai langkah-langkah menginterpretasi teks eksplanasi kompleks, 4

rendahnya. Identifikasi masalah tersebut memiliki hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. C. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang menegaskan hal-hal yang akan dikaji oleh peneliti. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian, tentunya peneliti harus membatasi masalahmasalah yang harus ditemukan dalam identifikasi masalah. Melihat luasnya cakupan masalah yang diidentifikasi, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti agar penelitian ini mencapai sasarannya. Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran menginterpretasi teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model peer lesson pada siswa kelas XI SMAN 18 Bandung? b. Mampukah siswa kelas XI SMAN 18 Bandung menginterpretasi teks eksplanasi kompleks dengan tepat? c. Efekektifkah model peer lesson ini digunakan dalam pembelajaran menginterpretasi teks eksplanasi kompleks pada siswa kelas XI SMAN 18 Bandung? Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui berbagai rumusan masalah yang terdapat di dalam pembelajaran menginterpretasi teks eksplanasi kompleks. Setelah masalah yang akan diteliti itu dapat ditentukan, maka penulis dapat menegaskan hal-hal yang akan dikaji dalam penelitiannya. Rumusan masalah tersebut, dapat terjawab secara akurat bila penulis memiliki pengetahuan yang 5

luas dan terpadu. Hal tersebut dapat diperoleh dari teori dan hasil penelitian para pakar sebelumnya yang terkait dengan masalah yang akan diteliti. 2. Batasan Masalah Pembatasan merupakan proses eliminasi dari masalah yang ditemukan dalam identifikasi masalah, faktor penyebab keterhubungan antar variabel yang digunakan berdasarkan kriteria ilmiah atau keberadaan teori yang menjadi ruang lingkup penelitian skripsi yang akan diselenggarakan. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian, tentunya peneliti harus membatasi masalah-masalah yang ditemukan dalam identifikasi masalah sebelumnya. Maka, peneliti membatasi ruang lingkup masalah peneliti sebagai berikut. a. Kemampuan penulis yang diukur terbatas pada perencanaan yang meliputi penyusunan perangkat pembelajaran (RPP, silabus, dan bahan ajar) pelaksanaan dan penilaian pembelajaran menginterpretasi teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model peer lesson pada siswa kelas XI SMAN 18 Bandung. b. Kemampuan kelas XI SMAN 18 Bandung yang diukur dengan tes tertulis adalah menginterpretasi teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model peer lesson. c. Model pembelajaran yang digunakan adalah model peer lesson dengan pengelompokan siswa maksimal 5 orang. Setiap masalah yang akan diteliti dibatasi, maka penulis dapat memfokuskan hal-hal yang akan dikaji dalam penelitiannya. Maka penulis 6

memfokuskan penelitiannya pada beberapa hal mencakup kemampuan penulis (merencanakan, melaksanakan pembelajaran), kemampuan siswa dalam meninterpretasi teks eksplanasi kompleks. D. Tujuan Penelitian Tujuan dan kegunaan peneliti sebenarnya dapat diletakkan diluar pola pikiran dalam rumusan masalah. Tetapi keduanya memiliki kaitan dengan permasalahan. Oleh karena itu, dua hal itu ditempatkan pada bagian ini. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulis memiliki tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu. 1. Untuk mengetahui kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran menginterpretasi teks eksplanasi kompleks dengan menggunakan model peer lesson pada siswa kelas XI SMAN 18 Bandung. 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMAN 18 Bandung dalam menginterpretasi teks eksplanasi kompleks dengan tepat. 3. Untuk mengetahui keefektifan model peer lesson digunakan dalam pembelajaran menginterpretasi teks eksplanasi kompleks pada siswa kelas XI SMAN 18 Bandung. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui berbagai masalah yang terdapat di dalam pembelajaran menginterpretasi teks eksplanasi kompleks. penulis memiliki tujuan yang berkaitan erat dengan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya. Dalam hal ini, guru menjadi fasilator yang harus selalu mengembangkan keterampilannya dalam mengajar dengan mengikuti perkembangan zaman. Tujuan dan kegunaan peneliti sebenarnya dapat diletakkan diluar pola 7

pikiran dalam rumusan masalah. Tujuan pendidikan ini untuk mengetahui keberhasilan, kemampuan serta keefektifan dalam pembelajaran menginterpretasi teks eksplanasi kompleks pada siswa kelas XI SMAN 18 Bandung. E. Manfaat Penelitian Segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia tentu diharapkan memiliki manfaat bagi dirinya atau bagi lingkungan. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan ini tentu harus memberikan manfaat. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis Pengalaman ini merupakan pengalaman yang berharga karena dapat melakukan penelitian pembelajaran dan keterampilan menulis. Hasil penelitian ini di-harapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta se-bagai sarana untuk meningkatkan kemampuan penulis dalam pembelajaran memproduksi teks eksplanasi. 2. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam menginterpretasi teks eksplanasi kompleks. Model peer lesson diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menginterpretasi teks seksplanasi. Untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa untuk selanjutnya dikembangkan agar bermanfaat untuk dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Menumbuhkan semangat kerjasama dalam kelompok. Menambah wawasan serta keterampilan di kelas sebagai bekal baik kini dan masa yang akan datang. Selain itu, hasil 8

penelitian ini diharapkan dapat mengubah anggapan siswa mengenai menulis adalah kegiatan yang membosankan, menjadi menulis merupakan kegiatan yang menyenangkan, serta penting dewasa ini. 3. Bagi Guru dan Sastra Indonesia Dapat menjadi masukan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai media pembelajaran yang bisa dijadikan alternatif pembelajaran Bahasa Indonesia dalam upaya memproduksi tekseksplanasi. Sebagai informasi dan rujukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam memilih media pembelajaran yang sesuai dan menarik bagi siswa, serta meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia. 4. Bagi Peneliti Lanjutan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi dalam melakukan atau mengembangkan penelitian tentang pembelajaran memproduksi teks eksplanasi. 5. Bagi Lembaga Hasil penelitian diharapkan menjadi arsip penting yang berguna bagi penelitian selanjutnya agar meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi penulis, peneliti lanjutan, siswa serta guru. Segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia tentu diharapkan memiliki manfaat bagi dirinya atau bagi lingkungan. Bagi penulis, dapat dijadikan pengalaman yang berharga karena dapat melakukan penelitian pembelajaran dan keterampilan menulis. Bagi peneliti lanjutan, dapat dijadikan sebagai pemikiran 9

dasar untuk penelitian selanjutnya. Bagi siswa, dapat mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dalam menginterpretasi teks eksplanasi kompleks. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam pengajaran teks eksplanasi kompleks. F. Definisi Operasional Definisi operasional dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan atau salah penafsiran terhadap istilah-istilah dalam judul penelitian. Istilah-istilah dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran adalah suatu proses mencapai tujuan yang diinginkan dengan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh. 2. Menginterpretasi adalah menafsirkan atau pemberian kesan, pendapat atau pandangan teoretis terhadap sesuatu. 3. Teks Eksplanasi adalah sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa yang lain sebelumnya dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa yang lain lagi sesudahnya. 4. Model peer lesson adalah model untuk mendukung pengajaran sesama siswa di dalam kelas, strategi ini menempatkan seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas. Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis disimpulkan bahwa pembelajaran menginterpretasi teks eksplanasi kompleks adalah pembelajaran yang menginterpretasi sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa yang lain lagi sesudahnya. Dengan menggunakan model peer lesson siswa dirangsang untuk 10

belajar aktif dan memiliki tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas. G. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi berisi mengenai keseluruhan isi skripsi dan pembahasannya. Struktur organisasi skripsi dapat dijabarkan dan dijelaskan dengan sistematika penulisan yang runtun. Struktur organisasi skripsi berisi tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab. Struktur organisasi skripsi di mulai dari bab I sampai bab V. Bab I berisi uraian mengenai pendahuluan. Bagian awal dari skripsi ini menjelaskan dan memaparkan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi. Bab II berisi tentang kajian teori-teori yang terdiri dari pembelajaran bahasa Indonesia di SMA (mencakup tentang kedudukan materi terhadap Kurikulum 2013, serta Kompetensi Inti Kompetensi Dasar, Alokasi waktu dan mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA), keterampilan memproduksi (mencakup langkahlangkah mem-produksi), memproduksi teks, teks negosiasi, struktur teks negosiasi, ciri-ciri teks negosiasi dan kaidah teks negosiasi, media pembelajaran memproduksi, penelitian terdahulu yang relevan, kerangka pemikirin, asumsi, dan hipotesis. Bab III bagian ini membahas mengenai komponen dari metode penelitian. Bab ini berisi tentang metode penelitian, desain penelitian, subjek dan objek pe- 11

nelitian, operasionalisasi variabel, rancangan pengumpulan data, instrumen, prosedur penelitian dan rancangan analisis data. Bab IV bagian ini membahas mengenai pencapaian hasil penelitian dan pembahasannya. Hasil penelitian dan pembahasan yang telah dicapai meliputi pengolahan data serta analisis temuan dan pembahasannya. Bab V menjadikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian, ada dua alternatif cara penulisan kesimpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan uraian padat. dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian. Berdasarkan pemaparan tersebut, bahwa penulis melakukan sebuah penelitian mengikuti alur penelitian yang dimulai dari penyusunan BAB I sampai dengan BAB V. Pada bagian tersebut penulis memaparkan mengenai alasan bagai-mana struktur organisasi skripsi. 12