BAB II LANDASAN TEORI. Definisi Komunikasi massa berasal dari bahasa inggris yaitu media of mass

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 4 - Join : Follow

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I PENDAHULUAN. besarnya manfaat komunikasi yang di dapatkan manusia. 1 Manfaat tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. online. Namun dari sekian banyak media masa, televisi merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. peran televisi sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan informasiinformasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyampaikan pesan kepada audience yang sangat luas. 1

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. tidak dikenal sama sekali. Komunikasi disebut juga sebagai proses

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai jutaan pendengar, namun cara penyampaiannya. ditujukannya pada pendengar secara perorangan, dan komunikasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. biasa disebut dengan media massa. Pesatnya perkembangan industri media

BAB 1 PENDAHULUAN. media elektronik televisi; hal ini dapat diamati dari munculnya berbagai macam stasiun

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan televisi di Indonesia saat ini bertumbuh sangat pesat. Hingga

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan

Modul ke: Direktorat Teknik. Fakultas FIKOM. Andi Fachrudin, M.Si. Program Studi Broadcasting.

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

KUNJUNGAN STUDI KE ISI TV

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat. Televisi sebagai media massa memiliki

BAB I PENDAHULUAN. khalayak selalu berusaha untuk secara berkala menggunakan berbagai media

SEJARAH KOMUNIKASI MASSA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi membuat dunia komunikasi menjadi luas dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi sudah merasuk dan telah menjadi komponen yang financial di

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pesat teknologi telekomunikasi dan informasi di penghujung

BAB I PENDAHULUAN. tanpa butuh waktu lama, tenaga yang besar ataupun biaya mahal. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, dilihat dari perbandingan salah satu system penyebarannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perkembangan dunia televisi di Indonesia menunjukkan. tersebut, tidak bisa dilepaskan dari dunia iklan.

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. sangat signifikan di berbagai bidang, dan masyarakat memerlukan saluran

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya masyarakat adalah penggarap informasi. kebutuhan semata tetapi sudah menjadi keharusan bagi masyarakat luas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

VISUALISASI EDUKATIF PENYIARAN TELEVISI SATELIT DAN TELEVISI ANTENA MENGGUNAKAN METODE MULTIMEDIA DEVELOPMENT LIFE CYCLE (MDLC)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Yaitu, media massa dijadikan sebagai institusi ekonomi. massa ialah penggabungan media-media dalam kepemilikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

IKLAN CENTRIN TV DAN MINAT BERLANGGANAN ICHE. A. C. NAPITUPULU

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat Islam yang ada di dunia. Dengan ajaran Agama Islam kuat

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. disajikan. Begitu besar daya tarik media ini karena televisi mampu menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia mulai dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hal yang terpenting dan vital bagi manusia, baik komunikasi verbal maupun non verbal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Massa Definisi Komunikasi massa berasal dari bahasa inggris yaitu media of mass communication atau media komunikasi massa. Komunikasi massa adalah sebuah kajian ilmu atau studi ilmiah tentang media massa (Nurudin, 2013: 2), sehingga komunikasi massa diartikan sebagai suatu proses pengiriman pesan melalui media massa, baik media elektronik mapun cetak. Komunikasi massa tidak terlepas dari dasar-dasar tahapan proses komunikasi, sehingga pada praktiknya peran-peran penting yang ada dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan tetap berfungsi. Massa dalam komunikasi massa memberikan pengertian bahwa pesan yang ditujukan merupakan informasi untuk si penerima pesan dengan sikap dan perilakunya yang berkaitan dengan peran media massa, bukan massa dalam arti kerumunan atau sekelompok orang, namun massa disini diartikan sebagai khalayak luas. (Nurudin, 2013: 4) Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986), komunikasi massa merupakan proses penyebaran pesan kepada audience dalam jumlah besar dan heterogen dengan menggunakan media massa sebagai alat penyebaran pesannya. Menurut mereka, ada enam poin penting, dimana poin-poin tersebut dapat membedakan komunikasi massa dengan komunikasi lainnya, yaitu: 1. Komunikator dalam komunikasi massa menggandalkan peralatan modern dalam penyebaran pesannya. Hal ini dikarenakan, pesan yang 10

11 disampaikan ditujukkan untuk khalayak luas, sehingga pesan harus dapat diterima secara cepat dan serentak. 2. Pengirim pesan dan penerima pesan atau yang biasa disebut komunikator dan komunikan dalam komunikasi massa, tidak saling mengenal satu sama lain. Hal ini biasa disebut dengan Anonimitas. 3. Peranan komunikator dalam komunikasi massa berupa sebuah lembaga formal. 4. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa merupakan pesan yang didapat dan diterima oleh masyarakat. 5. Sebelum pesan sampai kepada khalayak atau masyarakat luas, dalam komunikasi massa pesan harus melewati kontrol yang ada didalam lembaga formal penyebar informasi, biasa dikenal dengan gatekeeper. 6. Pada komunikasi massa, komunikator tidak dapat merasakan secara langsung umpan balik atau feedback yang diberikan oleh komunikan. Selain enam poin diatas, Alaxis S. Tan (1981), berpendapat bahwa komunikator di dalam komunikasi massa adalah organisasi sosial yang mampu memproduksi pesan dan mengirimkannya secara serempak ke sejumlah orang dalam jumlah banyak dan terpisah satu dengan yang lainnya. organisasi sosial tersebut biasa dikenal dengan sebutan media massa, dimana setiap individu didalamnya memiliki tugas dan tanggung jawab yang sudah dirumuskan dan disusun layaknya sebuah organusasi yang terstruktur. selain itu Alaxis S. Tan juga berpendapat bahwa ciri khusus komunikasi massa terletak pada penerima pesan atau komunikan yang biasa disebut dengan audience.

12 Herbert Blumer (1939) menambahkan, audience komunikasi massa setidaknya memiliki tiga ciri utama, yaitu: 1. Penerima pesan merupakan bagian masyarakat dari berbagai lapisan. 2. Penerima pesan tersebar di berbagai wilayah, tidak saling mengenal dan tidak berinteraksi satu dengan yang lainnya. 3. Penerima pesan bukanlah sebuah organisasi formal, sehingga tidak memiliki pemimpin. Menurut John R Bittner (1996), dalam proses komunikasi massa, selain melibatkan unsur-unsur komunikasi sebagai umumnya, komunikasi massa membutuhkan peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan dan menyebarkan informasi. John R Bittner berpendapat bahwa media massa tidak berdiri sendiri melainkan ada beberapa individu didalamnya yang bertugas dalam mengolah informasi sebelum informasi tersebut sampai pada audience. Salah satu individu yang bertugas mengolah informasi adalah gatekeeper. Suatu lembaga media massa sangat membutuhkan peranan penting seorang gatekeeper. gatekeeper sendiri adalah "palang pintu" dimana peran gatekeeper diisi oleh beberapa individu atau kelompok yang bertugas menyampaikan atau mengirimkan informasi dari inividu ke individu yang lain melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Jadi, informasi yang diterima oleh audience merupakan informasi yang telah disaring dan diolah oleh gatekeeper dan disesuaikan dengan visi,misi, atau kepentingan media yang bersangkutan. Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang ditujukan kepada massa, yaitu khalayak yang luar biasa banyak, dan merupakan komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio maupun visual. Definisi

13 ini tak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) dimana, mereka mendefinisikan komunikasi massa sebagai sebuah proses, dimana pesan-pesan yang di produksi secara massal, disebarkan kepada penerima pesan yang luas, heterogen, dan anonim. Dari berbagai macam definisi komunikasi massa yang sudah dijabarkan diatas, dapat diartikan bahwa komunikasi massa bukanlah proses penyampaian pesan yang mudah, namun komunikasi massa membutuhkan individu-individu yang berperan penting didalamnya, untuk mencari dan mengolah informasi serta membutuhkan saluran komunikasi yang dapat menghubungkan dan menyampaikan pesan kepada komunikan, dan dengan perkembangan zaman serta perkembangan teknologi, alat-alat yang digunakan dalam komunikasi massa pun ikut mengalami perubahan. Sehingga, penyampaian pesan dalam proses komunikasi massa dapat lebih singkat dan mempercepat waktu penyampaian, serta dapat menjangkau cakupan yang lebih luas. 2.1.1.1. Ciri-ciri Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan jenis komunikasi lainnya. berikut beberapa ciri-ciri komunikasi massa (Nurudin, 2013: 19-31): 1. Komunikator berbentuk lembaga. Pada dasarnya komunikator merupakan sumber informasi yang akan menyampaikan pesan kepada komunikan, namun dalam komunikasi massa, yang berperan sebagai komunikator bukanlah individu melainkan lembaga.

14 2. Komunikan bersifat heterogen. Penerima pesan dalam komunikasi massa terdiri dari beragam individu yang tersebar luas yang berasal dari berbagai macam suku, ras, etnis, bangsa, gender, dan dari berbagai lapisan sosial, tidak saling mengenal dan tidak terikat satu dengan yang lainnya. Komunikan media massa tersebar dimana-mana dan memiliki selera yang beragam. 3. Pesan yang disampaikan bersifat umum. Umum disini artinya adalah pesan yang disampaikan tidak ditujukan untuk satu orang saja melainkan untuk masyarakat luas atau khalayak yang bersifa plural. Sehingga, pesan yang disampaikan adalah pesan yang dapat diterima oleh banyak orang. 4. Komunikasi berlangsung satu arah. Dimana komunikan tidak dapat langsung memberikan respon kepada komunikator. Kalaupun bisa, respon yang disampaikan bersifat tertunda (delayed feedback). 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Saat menyebarkan pesan oleh komunikator, ada keserempakan penerimaan pesan terhadap komunikan. Dimana, para komunikan yang menerima pesan yang disebarkan tidaklah sendirian, melainkan ada banyak individu lainnya yang juga menerima pesan sama yang disampaikan oleh komunikator yang sama. Sehingga, pesan yang diterima oleh individu yang berbeda merupakan informasi yang sama dan diterima dengan waktu yang bersamaan.

15 6. Komunikasi massa membutuhkan saluran berupa peralatan teknis. Dalam proses penyebaranya, komunikasi massa membutuhkan media sebagai alat utama saluran penyampai informasi. Seperti pemancar, satelit, dan perangkat lainnya yang menjadi media pengiriman pesan. 7. Memiliki pengontrol pesan yang disebut dengan gatekeeper. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang menyebarkan pesan untuk khalayak dalam jumlah banyak. untuk itulah dibutuhkan peran gatekeeper yang bertugas menyaring pesan sebelum disebarkan. gatekeeper juga berperan sebagai pihak yang ikut serta menentukan pengemasan sebuah pesan. Gatekeeper berhak untuk mengurangi dan menyederhanakan pesan. Tanpa adanya gatekeeper maka pesan yang disampaikan tidak terkontrol dan dapat menyebabkan akibat yang dapat mengancam lembaga komunikasi massa penyebar pesan tersebut. Ciri-ciri yang telah dijabarkan diatas, dapat menggambarkan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi dengan jangka waktu pengiriman pesan yang singkat dan dapat menjadikan khalayak yang terdiri dari individu dalam jumlah besar, sebagai penerima pesannya. 2.1.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Ketika membahas tentang komunikasi massa, maka hal ini merupakan bahasan yang berkaitan dengan media massa. Pasalnya, komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang membutuhkan media untuk menyebarkan pesannya.

16 Sejalan dengan tingkat perkembangan masyarakat dan teknologi komunikasi, fungsi dari komunikasi massa juga berkembang dan bertambah. Fungsi komunikasi massa tidak sebatas menjadi proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, tetapi juga ada fungsi-fungsi lainnya bagi komunikator atau institusi media maupun bagi audience sebagai penerima pesan. Jay Black dan Frederick C. Whitney menjelaskan tentang empat fungsi utama komunikasi massa, yaitu fungsi informasi, fungsi hiburan, fungsi persuasif, dan fungsi transmisi budaya. Pertama adalah fungsi informasi. Fungsi informasi merupakan komponen terpenting yang terdapat dalam komunikasi massa. Pesan yang disampaikan oleh media massa mengandung unsur informasi didalamnya. Sehingga para komunikan yaitu para audience yang menerima pesan akan mendapatkan tambahan informasi dan pengetahuan dari pesan-pesan yang disebarkan oleh media massa. Informasi yang didapatkan bisa dari berbagai bidang. Contohnya adalah informasi yang tersirat di media cetak seperti surat kabar dan koran. Tulisan yang diasjikan disetiap artikelnya merupakan pesan yang hendak disampaikan oleh media tersebut kepada para pembacanya, namun pesan tersebut berbentuk informasi yang dapat menambah pengetahuan si pembacanya. Begitu juga dengan media elektronik seperti radio dan televisi. Siaran dan tayangan yang disajikan memiliki informasi tertentu yang bisa didapatkan oleh audience. Kedua adalah fungsi hiburan. Komunikasi massa memiliki fungsi hiburan, dimana pesan yang disampaikan menjadi sarana untuk menghibur diri disela-sela kepadatan dan kesibukan. Charles R. Wright menjelaskan, proses komunikasi massa dapat menjadi pelepasan lelah bagi kelompok-kelompok massa. Hiburan tersebut diperoleh dari apa yang disampaikan oleh media komunikasi massa, sehingga dapat

17 disimpulkan bahwa media massa menyajikan layanan hiburan untuk memanjakan para audience-nya. Namun selain bertujuan sebagai pelepas lelah, fungsi hiburan saat ini telah menjadi fungsi komersil dan menjadi pemenuh kebutuhan beberapa kepentingan. Didukung dengan minat audience yang menginginkan fungsi hiburan menjadikan media komunikasi massa sebagai alat komunikasi yang cepat diterima oleh masyarakat, sehingga iklan sebagai alat promosi menggunakan media komunikasi massa sebagai saluran mempromosikan produknya. Dengan begitu, maka media komunikasi massa menjadi tempat mencari keuntungan. Selain itu Charles R. Wright juga berpendapat bahwa fungsi hiburan yang diberikan oleh media komunikasi massa, dapat dijadikan alat perluasan kekuasaan, dan pengendali kehidupan masyarakat. Ketiga, komunikasi massa memiliki fungsi sebagai alat persuasi. Banyak informasi yang didapat dari apa yang dibaca, didengar dan dilihat oleh khalayak, tanpa sadar memiliki fungsi persuasi didalamnya. Aktifitas promosi dan tujuan mempengaruhi yang terdapat didalam sebuah pesan media komunikasi massa tidak dapat disadari dengan cepat jika diperhatikan sepintas dan tidak diperhatikan dengan jeli. Fungsi persuasif media massa mampu mengukuhkan nilai-nilai yang sudah diyakini sebelumnya oleh khalayak. Media komunikasi massa juga dapat merubah pemikiran serta tingkah laku khalayak hanya dengan informasi yang disampaikannya. Media komunikasi massa juga dapat menggerakan seseorang untuk dapat yakin dan percaya pada informasi yang disampaikanya, sehingga media komunikasi massa dapat dengan mudah menggerakan seseorang untuk dapat berbuat sesuatu ataupun sebaliknya. Josep A. Devito (1997) menganggap fungsi persuasi dari proses komunikasi massa sebagai fungsi terpenting yang dapat memberikan berbagai macam dampak, seperti: memperkuat dan mengubah sikap, kepercayaan atau nilai

18 seseorang, dapat menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu, dan memeperkenalkan etika atau nilai-nilai tertentu. Etika disini dapat terlihat dari beberapa kasus dimana media komunikasi massa dapat menunjukkan mana etika yang benar dan tidak baik serta etika yang salah maupun tidak baik. Keempat adalah fungsi transmisi budaya. Berbagai jenis komunikasi yang dilakukan merupakan hasil refleksi dari pengalaman dan pengetahuan pelaku komunikasi, dan kemudian hasil refleksi yang berupa pesan tersebut menjadi pengalaman dan pengetahuan baru untuk penerima pesannya. Budaya komunikasi tersebut secara rutin dimodifikasi oleh pengalaman baru yang terus didapatkan. Transmisi budaya memiliki dua tingkatan yaitu kontemporer dan historis. Dalam tingkat kontemporer, media massa memperkuat nilai-nilai masyarakat, dengan memperkenalkan bibit-bibit perubahan secara terus menerus. Alfred Korzybski menggunakan istilah time-binding untuk menggambarkan kemampuan manusia yang didasarkan pada ingatan. Kemampuan manusia yang dapat menyimpan secara sadar dan melupakan sesuatu ini membimbing terjadinya transmisi budaya. Sementara itu, secara historis umat manusia dapat melewati dan menambahkan pengalaman baru dar sekarang untuk membimbingnya kemasa depan. Karena, manusia dapat menyortir, mengakumulasi, dan membuktikan ingatan akan pengalamannya yang kemudian di transmisikan kepada orang lain. Dalam proses komunikasi massa, pesan yang disampaikan kepada khalayak sebenarnya merupakan transmisi budaya berupa informasi, hiburan, dan edukasi. Transmisi budaya yang berikan oleh media komunikasi massa dapat menjadi pengalaman dan pengetahuan baru audience-nya. Namun, dampak negatif yang dapat timbul dari fungsi transmisi budaya adalah, pengaruh kebudayaan luar yag dapat

19 merusak dan merubah kebudayaan asli yang dimiliki oleh si penerima pesan atau audience. Selain empat fungsi utama dari Jay Black dan Frederick C. Whitney, komunikasi massa juga memiliki fungsi lainnya yaitu: (1) Mendorong kohesi sosial dimana media komunikasi massa dapat menjadi alat pemersatu masyarakat. Pada praktiknya, media massa mampu mengarahkan dan menggerakan masyarakat untuk maju dan bersatu, namun jika media massa tidak dikelola dengan baik dan bijak, maka kemampuan yang bersifat positif tersebut dapat berdampak negatif pada masyarakat. Dimana, fungsi penyatuan atau integrasi tersebut dapat menciptakan konflik dan membuat disintegrasi yang memisahkan dan memecahkan serta menghilangkan rasa persatuan masyarakat. (2) Komunikasi massa sebagai fungsi pengawasan. Menurut Laswell, komunikasi massa merupakan kegiatan pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai peristiwa yang terjadi di sekitar masyarakat. Fungsi pengawasan ini dapat dilihat dari pesan media massa yang menyampaikan pemberitaan tentang peristiwa bencana alam. Selain itu fungsi pengawasan lainnya dapat berupa informasi tentang perubahan yang terjadi disekitar masyarakat, dimana perubahan tersebut dapat menjadi sebuah patokan atau perbandingan. Contohnya seperti, perubahan harga cabai yang terjadi di pasar. Fungsi pengawasan terebut dikenal dengan istilah beware surveillance, dan fungsi pengawasan seperti pemberitahuan tentang bencana alam disebut juga dengan istilah warning. (3) Korelasi. Fungsi korelasi dari komunikasi massa adalah fungsi yang menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya, serta menjadi penghubung antar berbagai komponen masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari peran media massa yang dapat menjadi penghubung antara aspirasi masyarakat dengan

20 pemerintah. (4) Pewarisan sosial. Media komunikasi massa menjadi alat penerus yang mewariskan suatu ilmu pengetahuan, norma, nilai, dan etika dari generasi ke generasi selanjutnya. (5) Melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Pada prosesnya, komunikasi massa berperan dalam menyebarkan informasi, namun dibalik informasi tersebut pelaku komunikasi massa dapat memasukkan motif-motif tertentu yang dapat memperkuat kekuasaan ataupun sebaliknya. Komunikasi massa juga dijadika ajang untuk melawan kekuasaan, dimana dalam hal ini bisa meliputi kekuasaan pemerintah maupun lembaga. Jika hal ini terjadi, biasanya komunikasi massa tersebut memiliki motif-motif tertentu seperti motif politik maupun motif-motif yang menginginkan perubahan. 2.1.1.3 Elemen Komunikasi Massa Para pelaku komunikasi pada jenis komunikasi massa, tidak berbeda jauh dengan para pelaku komunikasi pada umumnya. Terdapat lima elemen penting dalam proses komunikasi massa, yaitu: 1. Komunikator Dalam komunikasi massa, Komunikator berupa lembaga sosial yang disebut dengan media massa. Media massa tersebut terdiri dari kumpulan individu yang bekerja bersama, dimulai dari pengumpulan informasi dan pembentukan pesan, hingga proses penyebaran pesan. Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa merupakan sebuah organisasi, lembaga, atau institusi dimana para anggota organisasi tersebut bertugas mengirim pesan sesuai dengan tujuan organisasi tersebut.

21 Menurut Hiebert, Ungurait, dan Bohn, komunikator dalam komunikasi massa memiliki lima karakteristik, yaitu: (1) competitivines, dimana komunikator memiliki daya saing terhadap komunikator lainnya. Membangun daya saing dilakukan melalui penegelolaan lembaga media dan perluasan jangkauan dan cakupan pengiriman pesan. (2) Size and complexity. Ukuran erat kaitannya dengan jumlah orang yang dipekerjakan didalam saluran komunikasi massa. Semakin besar media massa, maka semakin banyak pula orang yang dipekerjakan didalamnya, dan semakin banyaknya anggota lembaga media massa, maka komunkator dalam komunikasi massa akan semakin kompleks. (3) Industrialization. Dunia komunikasi massa telah menjadi sebuah industri, dimana para komunikator harus dapat mengelola dan bersaing antar media komunikasi massa (4) Specialization. Dalam menyampaikan pesan, media komunikasi massa atau media massa tidak boleh sembarangan memberikan informasi, untuk itulah dibutuhkan orang-orang yang ahli dibidangnya untuk mencari, merangkai, dan menyebarkan informai. Karakteristik yang terakhir adalah (5) Representation. komunikator dalam komunikasi massa membutuhkan peranan koresponden atau biro-biro di luar daerahnya untuk mewakilkan perananya sebagai media komunikasi massa. Misalnya, koresponden yang berada di luar kota, yang bertugas untuk mengumpulkan dan menyebarkan pesan. 2. Isi Isi adalah apa yang terdapat didalam sebuah pesan yang disampaikan oleh komunikator. Isi dalam komunikasi massa, merupakan informasi

22 yang terkandung dalam pesan tersebut. Informasi tersebut bisa berupa informasi yang bersifat informatif, edukatif, hiburan, maupun persuasif. 3. Komunikan Dalam komunikasi massa, komunikan biasa disebut dengan istilah audience. Hiebert mengemukakan karakteristik yang dimiliki oleh audience. Ada lima hal yang mencirikan peran komunikan dalam komunikasi massa, yaitu: (1) audience terdiri dalam jumlah besar yang tersebar di berbagai wilayah. (2) audience bersifat heterogen, dimana para penerima pesan berasal dari berbagai lapisan sosial masyarakat. (3) audience bersifat anonim, dimana mereka tidak saling mengenal satu dengan lainnya. (4) audience terpisahkan oleh komunikator baik secara fisik, ruang, maupun waktu, dan terakhir adalah (5) audience berisikan orang-orang yang memiliki rasa untuk berbagi pengalaman. audience pada komunikasi massa juga saling dipengaruhi oleh hubungan sosial antar mereka, sehingga audience tersebut dapat memilih produk media yang akan mereka gunakan secara sadar, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. 4. Umpan balik atau feedback Dalam proses komunikasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu langsung maupun tidak langsung. Immediated feedback atau umpan balik langsung merupakan umpan balik yang langsung terjadi setelah pesan selesai disampaikan. biasanya ini terjadi saat komunikasi berlangsung secara berhadap-hadapan atau tatap muka. Seperti yang terjadi dalam

23 komunikasi antarpersona. Sedangkan umpa balik yang terjadi dalam proses komunikasi massa adalah delayed feedback atau umpan balik tidak langsung. Sehingga, antara komunikator dengan komunikan tidak terjadi kontak langsung, dimana komunikan tidak dapat menunjukan feedback berupa reaksi atas pesan yang diterima, serta komunikator juga tidak dapat mengetahui secara langsung efek atau dampak dari pesan yang disampaikan. Namun, dalam perkembangannya, komunikasi massa memungkinkan komunikan mengirimkan feedback kepada komunikator walau dalam bentuk tertunda seperti surat pembaca yang dikirimkan oleh para pembaca, telepon interaktif yang digunakan dalam siaran radio maupun tayangan televisi. Saat ini, para komunikator juga dapat melihat reaksi atau feedback yang dikirimkan oleh para komunikasn. Biasanya hal ini dilakukan oleh dunia pertelevisian dimana mereka mengandalkan rating sebagai acuan seberapa besar umpan balik yang diberikan oleh para komunikan. 5. Gangguan Gangguan atau noise selalu terjadi di setiap proses komunikasi berlangsung. Menurut buku pengantar komunikasi massa karangan Nurudin, M.Si. terdapat dua jenis gangguan yang terjadi dalam proses komunikasi massa, yaitu: Pertama, gangguan saluran komunikasi. Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang membutuhkan saluran sebagai perantara agar pesan dapat sampai kepada khalayak yang menjadi komunikan dalam proses komunikasi massa. Dalam proses penyampaian

24 pesannya, gangguan dapat saja terjadi didalam saluran yang menjadi pengantar pesan tersebut. Terdapat dua faktor yang dapat mengganggu saluran komunikasi massa, yaitu faktor internal, dan faktor eksternal. Faktor internal dapat terjadi pada media cetak maupun media elektronik, seperti kesalahan dalam cetakan surat kabar atau koran, dimana kesalahan cetak dapat mengganggu proses penyampaian makna pesan yang hendak disampaikan komunikator. Gangguan saluran internal juga terjadi pada media yang mengandalkan jaringan pemancar seperti frekuensi maupun jaringan internet seperti yang terjadi pada media radio dan televisi. Gangguan yang terjadi pada gelombang frekuensi radio dapat memperburuk kualitas suara siaran, begitupun gangguan frekuensi yang terjadi pada media televisi. gangguan tersebut dapat memperburuk kualitas tayangan baik suara maupun gambar. Terlebih dengan perkembangan zaman yang kini menghasilkan saluran media baru yaitu internet. Jaringan internet yang terukur dari kecepatan dalam mengakses, dapat mengalami gangguan yang membuat para komunikator atau komunikan tidak dapat mengakses media tersebut. Jika gangguan saluran internal ini terjadi maka proses pengiriman pesan tidak akan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Karena gangguan saluran internal lebih merujuk kepada gangguan yang terjadi pada media komunikasi massa. Selanjutnya adalah gangguan saluran yang terjadi karena faktor eksternal. Gangguan eksternal lebih merujuk kepada gangguan yang terjadi pada komunikan sebagai penerima pesan. Hal ini terjadi dikarenakan faktor komunikan yang tidak dapat menerima pesan secara

25 jelas. Misalkan, adanya gangguan saat menonton TV seperti terjadi kegaduhan atau terjadi komunikasi lain saat komunikan mencoba menerima informasi yang disampaikan media komunikasi massa, sehingga komunikan menerima dua pesan sekaligus secara bersamaan, seperti mengobrol saat menonton TV. Kemudian untuk media radio, dimana radio menjadi teman saat berpergian, komunikan harus membagi konsentrasi dalam mendengarkan radio sambil memperhatikan jalanan. Terakhir, untuk media cetak, keterbatasan melek huruf yang dimiliki komunikan atau sifat malas membaca yang dimiliki dapat menjadi faktor yang membuat pesan tidak sampai pada komunikan. Hal ini juga yang membuat media cetak tidak lagi menjadi sumber utama saluran komunikasi massa yang diminati. Dengan adanya faktor eksternal, media komunikasi massa harus dapat meningkatkan loyalitas komunikan terhadap media tersebut, agar gangguan eksternal tidak lagi menjadi sebuah masalah yang berarti. Kedua adalah gangguan semantik. Gangguan ini berhubungan dengan bahasa. Bahasa merupakan simbol komunikasi dimana pesan dapat diberi makna yang nantinya akan di artikan oleh komunikan. Namun, bila penggunaan simbol terebut salah, maka akan memberikan arti yang berbeda dari apa yang dimaksudkan oleh si pengirim pesan. Seperti yang terjadi pada media cetak. Kesalahan penulisan atau terlalu banyak menggunakan kalimat ambigu membuat pembaca susah dalam mengartikan apa yang dimaksud oleh si komunikator. Sama halnya yang terjadi pada media elektronik seperti radio dan televisi. Penggunaan banyak bahasa yang tidak familiar pada siaran radio, membuat pendengar

26 tidak mengerti apa yang dimaksud oleh komunikan. Dalam dunia pertelevisian, gangguan semantik biasa terjadi pada penulisan judul dan gelar dalam chargen tayangan, serta kesalahan ucap yang sering terjadi pada reporter. Hal-hal tersebut menjadi hambatan yang serius, pasalanya cara berpikir dan cara mendeskripsikan antar satu individu dengan individu lainnya pasti berbeda, sehingga jika kesalahan bahasa terjadi maka akan terjadi perbedaan dan penyalah artian pesan yang disampaikan. Sehingga pesan yang sampai tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator. 6. Gatekeeper Menurut John R. Bittner (1996), gatekeeper adalah individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi massa. Peran gatekeeper dalam komunikasi massa sangatlah penting, pasalnya pesan yang hendak dikirimkan dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif kepada pihak penyampai pesan (dalam hal ini adalah media komunikasi massa). Sehingga, jika pesan yang disampaikan tidak melalui gatekeeper, maka media komunikasi massa tersebut sangat rentan terhadap dampak negatif yang ditimbulkan dari pesan yang disampaikannya. Ray Eldon Hiebert berpendapat bahwa gatekeeper merupakan suatu kekuatan kreatif, karena pada praktiknya gatekeeper mampu menghapus, menambahkan, dan memodifikasi pesan. Kekuatan terbesar gatekeeper adalah mampu menghentikan informasi yang akan dikeluarkan oleh media komunikasi massa. Maka tak heran jika gatekeeper dapat menjadi

27 penentu kelayakan suatu pesan yang akan disampaikan kepada khalayak luas. 7. Pengatur. Peranan pihak lain dalam mengatur dan menetapkan regulasi para pelaku komunikasi massa, menjadi bagian pengawasan dalam kegiatan komunikasi. Pengatur dalam media massa adalah pihak luar yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa, dan mampu menentukan kebijakan redaksional. Pengatur tersebut antara lain pemerintah, konsumen, pengadilan, lembaga masyarakat, dan kelompok penekan seperti narasumber, dan pengiklan. Bentuk aturan yang dijalankan berisi hukum, aturan, pelarangan, dan tekanan informal. Peraturan ini berfungsi untuk mengontrol isi media dan mengontrol struktur yang ada dalam media tersebut. 2.1.2. Media Massa 2.1.2.1. Perkembangan Media Massa Pada dasarnya, pembahasan tentang perkembangan media massa, secara otomatis mengarah pada konteks komunikasi massa. Karena media massa merupakan bentuk saluran dari proses komunikasi massa. Manusia merupakan mahluk yang memiliki kebutuhan akan informasi, media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Berkembangnya media massa, memudahkan manusia dalam pemenuhan kebutuhan akan informasi. Sampai pada akhirnya, manusia kini ketergantungan dengan berbagai jenis media massa baik cetak maupun

28 elektronik. Selain menjadi pemenuh kebutuhan informasi manusia, media massa juga memiliki dampak yang sangat mempengaruhi para penggunanya. Dampak yang ditimbulkan pun terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yang mempengaruhi inovasi manusia sehingga manusia dapat mengembangkan teknologi sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perkembangan media massa sejalan dengan perkembangan sejarah manusia. Berdasarkan buku pengantar komunikasi massa karya Nurudin, sebelum memasuki zaman media elektronik dimana penggunaan peralatan modern sangat berpengaruh, manusia terlebih dulu memasuki zaman media cetak. Zaman ini ditandai dengan proses pembuatan cetakan dengan memakai tanah liat sebagai medianya. Kemudian proses ini berkembang dengan mencetak di dalam balok kayu lunak, hingga akhirnya perkembangan era cetak ini menggunakan kertas sebagai bahan untuk merekam tulisan. Mesin cetak pertama kali diciptakan oleh Johan Gutenberg. Banyak percobaan yang telah ia lakukan hingga akhirnya ia menciptakan mesin baja yang mampu mencetak sesuai dengan huruf-huruf yang terdapat di alat tersebut secara benar dan jelas. Hasil proyek cetakan pertama Gutenberg berupa Injil, hingga akhirnya ia dapat mencetak dan melipatgandakan Injil tersebut hingga 200 salinan. Namun, dalam mengembangkan proyeknya tersebut Gutenberg harus dihadapkan dengan beberapa masalah yang mengakibatkannya terpuruk dan meninggal dalam kemiskinan. Padahal, penemuan percetakan ini sesungguhnya menjadi titik awal berkembangnya era komunikasi massa. Perkembangan zaman percetakan kemudian melahirkan pengembangan surat kabar dimana proses komunikasi ini memungkinkan penyebaran informasi dalam bentuk tulisan. Pada abad ke-19, mulai bermunculan media cetak berupa buku,

29 majalah, dan surat kabar. Dengan kemunculan media cetak ini, maka dapat dikatakan telah ditemukannya bentuk baru dalam berkomunikasi. Menurut Charles Horton Cooley, ahli Sosiologi dari Amerika berpendapat bahwa, media baru ini telah mengatasi ruang dan waktu dalam proses komunikasi, media baru ini juga telah membawa perluasan gagasan dan perasaan, serta menjadi jalan masuk kedalam berbagai lapisan masyarakat. Faktor kebutuhan manusia akan informasi yang terus meningkat, telah membuat para ahli mengembangkan teknologi yang akhirnya menjadi dorongan utama terciptanya media komunikasi massa elektronik. Ditandai dengan penemuan gelombang radio pada tahun 1887 oleh Heinrich Hertz yang membuka peluang pada berkembangnya dunia penyiaran. Kemudian peluang tersebut dikembangkan oleh Marconi yang berhasil mengirim sinyal menyebrangi Samudra Atlantik menggunakan gelombang elektromagnetik pada tahun 1901. Tidak berhenti sampai disitu, era komunikasi massa elektronik ini terus berkembang hingga saat ini. Setelah ditemukannya radio dan mengalami titik jenuh pada tahun 1950-an, kemudian para ahli mencoba untuk menciptakan media elektronik lainnya yaitu televisi. Televisi menjadi media massa yang komplit, dimana didalam media massa tersebut dapat mencangkup dua unsur sekaligus yaitu audio (suara) maupun visual (gambar), maka dari itu televisi disebut sebagai media audio visual. Namun, dengan beberapa keterbatasan dan permintaan informasi yang kian tinggi, memacu manusia untuk terus mengeksplorasi, meneliti dan mengembangkan media yang dapat memudahkan proses komunikasi. Hingga akhirnya ditemukanlah media massa internet. Media massa internet yang kini sedang berkembang, menjadi alternatif dalam berkomunikasi, terutama komunikasi massa. Internet sebagai alat penyebaran

30 informasi yang bersifat cepat dan tak terbatas ini mampu mengatasi ruang dan waktu. Kini, internet menjadi media yang dapat di integrasikan dengan media lain seperti media cetak, radio, maupun televisi. Hal ini dapat dilihat dari media cetak online yang kian marak, serta penyiaran radio maupun TV yang berbasis streaming. 2.1.2.2. Sifat Media Massa Saluran komunikasi massa memiliki sifat dasar periodik. Artinya media massa tersebut bersifat teratur dan hadir sesuai dengan waktu-waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Namun, jenis media massa memiliki sifatnya masingmasing. Sifat-sifat inilah yang dapat membedakan antara media massa cetak maupun media massa elektronik. Berikut ini merupakan penjelasan tentang perbedaan antara media cetak (visual), radio (audio), dan televisi (audio visual) berdasarkan rangkuman Morisan dari bukunya yang berjudul Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi. Media cetak bersifat visual, dimana media cetak hanya dapat dibaca dan tidak dapat didengar. Media cetak dapat dibaca dimana saja, kapan saja, dan dapat diulangulang. Sehingga membuat media tersebut sebagai media yang memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Daya rangsang yang dimiliki oleh media cetak relatif rendah, sehingga dampak persuasif yang ditimbulkan tidaklah besar. Biaya yang relatif rendah menjadikan media ini sebagai media massa yang mudah didapatkan. Namun, daya jangkau media ini masih terbatas. Hanya masyarakat yang sudah 'melek huruf' saja yang dapat menikmatinya. Sehingga, masyarakat yang masih memiliki latar belakang pendidikan rendah dengan keterbatasan dibidang membaca, tidak dapat dijangkau oleh media massa cetak.

31 Berbeda dengan media cetak yang mengharuskan penggunanya untuk dapat membaca, radio merupakan media massa bersifat audio dimana penikmatnya cukup mengandalkan indra pendengarannya sebagai alat untuk menerima pesan yang dikirimkan. Radio yang dikenal sebagai media massa auditif, sangat mengandalkan suara sang penyiar untuk menyampaikan pesan kepada pendengarnya. Radio bersifat elektris dengan mengandalkan gelombang frekuensi untuk mengirimkan pesannya serta membutuhkan peralatan elektronik untuk menerimanya. Daya rangsang yang rendah juga dimiliki oleh radio, sehingga pesan persuasif dirasa kurang efektif jika disampaikan melalui media radio. Daya jangkau yang besar dan biaya yang relatif murah membuat media ini mudah dimiliki dan dapat dinikmati oleh banyak orang. Media massa televisi merupakan media penyempurna dalam proses komunikasi massa. Hal ini terlihat dari sifat media televisi yang dapat dinikmati secara audio maupun visual. Televisi telah mencangkup kedua sifat media cetak dan radio, dimana penikmat tayangan televisi dapat melihat tayangan tersebut dengan indra pengelihatan serta mendengar suara siaran melalui indra pendengaran secara bersamaan. Televisi tidak hanya menyuguhkan format tulisan yang hanya dapat dibaca seperti media cetak, namun para pengguna televisi juga dapat melihat gambar bergerak disertai suara yang mendukung informasi tersebut. Informasi yang disampaikan sebelumnya oleh media televisi dapat diperoleh kembali apabila stasiun TV tersebut menyiarkan tayangan yang sama, dalam dunia pertelevisian disebut dengan siaran ulang. Sifat lainnya yang dimiliki oleh media televisi adalah, daya rangsang yang sangat tinggi. Tingkat daya rangsang yang tinggi menjadikan televisi sebagai media yang paling efektif dalam menyampaikan pesan yang bersifat persuasif. Dengan menggunakan gelombang frekuensi untuk menyalurkan siaranya kepada audience serta membutuhan peralatan elektronik dalam proses penyampaian

32 dan penerimaan pesannya, maka televisi bersifat elektris. Daya jangkau yang besar menjadikan televisi sebagai media favorit yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Namun, biaya yang sangat mahal dalam proses produksi penyiaran maupun harga televisi yang tidak murah menjadikan media massa ini sebagai media massa yang esklusif. 2.1.3 Telivisi Kata televisi merupakan gabungan dari bahasa Yunani, yaitu tele yang berarti jauh dan visio yang berarti pengelihatan. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnandi (2011) menerangkan bahwa televisi merupakan sebuah telekomunikasi yang dikenal sebagai penerima siaran berupa gambar bergerak baik berwarna maupun hitam putih (monokrom) yang disertakan suara. Menurut Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnandi dalam bukunya 'Berkarier di Dunia Broadcast Televisi dan Radio' menyampaikan bahwa kemunculan televisi mampu mengubah peradaban dunia. Penyiaran televisi biasanya disebarkan melalui pancaran radio VHF dan UHF yang telah ditetapkan dalam jalur frekuensi. Gelombang televisi juga kini dipancarkan dengan suara stereo di banyak negara. Dulu, siaran televisi dipancarkan melalui gelombang analog, namun dengan berkembangnya teknologi, kini industri penyiaran televisi telah beralih ke penyiaran gelombang digital. (Rahmawati & Rusnandi, 2011: 3)

33 2.1.3.1 Perkembangan Telivisi Televisi tidak muncul begitu saja. Morissan menjelaskan tentang perkembangan media massas, khususnya televisi. Pada tahun 1884, Paul Nipkow yang berasal dari Jerman menemukan prinsip-prinsip televisi. Kemudian pada tahun 1928, Vladimir Zworkyn dari Amerika Serikat berhasil menemukan alat berupa tabung kamera atau iconoscope yang dapat menangkap dan mengirim gambar ke dalam kotak yang disebut televisi. Alat tersebut bekerja dengan cara mengubah gambar dari bentuk gambar optis ke dalam sinyal elektronis berupa gelombang. Pada tahun 1939, pesawat televisi berhasil diciptakan oleh Zworkyn dan Philo Farnsworth dan dipertunjukkan kepada masyarakat umum pada pertemuan World's Fair. Pada saat itu, televisi masih menjadi barang mahal yang tidak dapat dimiliki oleh semua orang. Program-program yang disajikan pun tidak banyak. Sehingga televisi pada saat itu dianggap biasa saja oleh masyarakat. Setelah perang dunia ke dua usai, kemajuan televisi berhasil didorong oleh penciptaan teknologi yang terus dikembangkan. Mulai dari ukuran layar televisi yang menjadi lebih besar, banyaknya program tayangan yang tersedia, hingga jaringan yang mulai dibentuk oleh sejumlah stasiun televisi lokal. Hal ini mengakibatkan pemakaian pesawat televisi berkembang pesat. Pada awalnya, semua program televisi ditayangkan dalam siaran langsung atau live. Dimana pada saat itu belum ditemukan videotape yaitu alat penyimpan gambar dan suara, sehingga siaran tersebut harus diulang berkali-kali. Pada saat itu, pertunjukan opera New York, menjadi siaran favorit di Amerika. Pada tahun 1956, videotape berhasil dikembangkan oleh Ampex Corporation. Alat tersebut dijadikan sebagai sarana menyimpan suara dan gambar untuk

34 kepentingan siaran program televisi. Fungsi videotape ini sangat dimanfaatkan pada tahun 1960-an, dimana siaran langsung diubah dan disimpan didalam alat tersebut. Dunia teknologi yang terus berkembang telah berhasil merubah televisi yang tadinya hanya menyiarkan tayangan hitam putih, menjadi siaran berwarna pada tahun 1960-an. Siaran berwarna pertama kali dilakukan oleh stasiun televisi NBC. Di Indonesia, siaran televisi pertama kali dimulai tahun 1962. Stasiun televisi pada saat itu baru ada satu, yaitu saluran televisi pemerintah, TVRI. Kemudian pada tahun 1989, barulah muncul televisi swasta RCTI yang disusul dengan stasiun televisi swasta lainnya seperti SCTV, Indosiar, TPI, dan ANTV. Sejak tahun 1990 televisi di Indonesia bekembang pesat. Dalam jangka waktu 16 tahun, tercatat sepuluh stasiun televisi swasta yang melakukan siaran nasional. Hal ini dikarenakan berkembangnya kebutuhan masyarakat akan informasi, sejalan dengan berkembangnya bidang penyiaran di Indonesia sehingga melahirkan stasiun penyiaran baru lainnya seperti Metro TV, Trans TV, Trans7, Global TV, TV One, dan stasiun TV swasta lainnya. Perkembangan televisi ini memberikan dampak positif bagi kemajuan pengetahuan dan proses adopsi inovasi teknologi di kalangan pemirsa khususnya masyarakat Indonesia. Dalam perkembangan televisi, stasiun penyiaran menjadi bagian penting didalamnya. Karena tanpa sebuah saluran televisi, maka tidak ada pihak yang menjadi penyebar informasi kepada masyarakat. Selain stasiun pemerintah dan stasiun swasta, kini terdapat stasiun berlangganan, dan stasiun komunitas. Saluransaluran televisi inilah yang menjadi bukti lain dari berkembangnya dunia pertelevisian. Morissan menggolongkannya kedalam empat jenis stasiun televisi yaitu:

35 1. Stasiun pemerintah Stasiun pemerintah atau stasiun publik merupakan saluran televisi yang hak siarnya dipegang oleh pemerintah. Stasiun ini bersifat independen dan netral. Bertujuan untuk pembangunan dan bukan untuk mencari keuntungan, serta isi siaran berfungsi sebagai layanan kepentingan masyarakat. 2. Stasiun televisi swasta Stasiun ini melakukan siaran dengan orientasi mencari keuntungan atau komersil. 3. Stasiun berlangganan. Jika dibandingkan dengan stasiun TV pemerintah dan swasta, audience stasiun TV berlangganan tidak dapat menikmati seluruh tayangan yang disediakan oleh stasiun televisi tersebut, karena stasiun ini bersifat payperview, dimana penonton hanya dapat menikmati tayangan sesuai dengan program-program yang dibayarkannya. Stasiun televisi ini disebut juga dengan televisi kabel. 4. Stasiun Komunitas Ini merupakan saluran televisi yang diciptakan oleh komunitas tertentu, bersifat independen, dan tidak komersil sehingga stasiun ini tidak menjadi bagian untuk mencari keuntungan. Namun, dengan terus berkembangnya teknologi penyiaran, kini fasilitas internet dapat dijadikan media baru untuk siaran televisi. Sehingga, dunia penyiaran televisi dapat dirasakan melalui media online. Siaran televisi ini disebut juga dengan TV streaming.

36 2.1.3.2 TV Streaming Perkembangan pesat terus terjadi pada teknologi, dan salah satunya adalah media massa televisi. Perkembangan medium berupa televisi sebagai penerima informasi juga berkembang dari masa ke masa. Dulu, televisi tampil dengan tabung dan ukuran yang besar, tapi kini televisi hadir dengan layar datar, tipis, dengan kualitas gambar dan suara yang bagus. Hal seperti ini berdampak pada inovasi yang terus dikembangkan para ahli, dan salah satunya adalah fasilitas konvergensi media. Fasilitas konvergensi media membuat sebuah perubahan besar terhadap dunia penyiaran televisi. Pasalnya, dengan adanya fasilitas konvergensi media, memungkinkan para penikmat siaran televisi memanfaatkan jaringan internet untuk menyaksikan tayangan program-program televisi yang disebut dengan live video streaming atau disebut juga dengan online TV. Kata streaming sendiri berasal dari kata dasar stream yang artinya sungai. Sungai disini menggambarkan proses streaming yang diibaratkan seperti aliran air sungai yang tidak pernah terputus, terkecuali jika sumber mata airnya mengering. Itu artinya, aliran air sungai diibaratkan seperti aliran data streaming dilakukan tanpa ada interupsi dan dilakukan secara kontinyu hingga data yang dimiliki habis. Artinya data tersebut dikirim secara kontinyu dan ditampilkan dalam komputer si penggun (Fachruddin, 2012: 198). Streaming sebenarnya adalah proses pengiriminan data secara terus menerus dengan melakukan broadcast melalui internet untuk ditampilkan oleh aplikasi streaming pada audience atau pengguna media streaming. Pengguna fasilitas streaming ini membutuhkan media berupa komputer, dan komputer yang digunakan tersebut biasa disebut dengan istilah personal computer atau client (klien). Media

37 streaming merupakan pengiriman media digital berupa video, suara, dan data yang dapat langsung diterima secara terus menerus (stream). Pada prosesnya, streaming akan menjalankan file berupa video maupun audio. Video dan audio tersebut terletak pada server yang dapat langsung dijalankan pada komputer client setelah dapat perintah dari user. Ketika client melakukan streaming, maka streaming tersebut dapat dilakukan secara live, dimana seluruh pengguna internet yang mengakses streaming dari channel yang sama akan menerima data yang sama pula, dan proses ini bersifat real-time. Perpaduan beberapa program dibutuhkan untuk menunjang siaran dan meningkatkan kualitas siaran streaming tersebut. Seperti menggunakan beberapa komponen penunjang siaran untuk proses capture, merekam stream audio dan video, serta memperhalus tampilan media player untuk streaming, dan yang terpenting adalah penggunaan aplikasi yang akan dipakai untuk proses streaming broadcasting televisi itu sendiri. Perpaduan dari beberapa aplikasi program diatas menghasilkan siaran televisi yang dapat disaksikan pada layar komputer client dengan menggunakan akses jaringan internet. Namun, kelancaran siaran juga ditentukan dari kecepatan internet yang digunakan oleh client itu sendiri. Hal ini menentukan hasil output siaran, dimana proses decoding sedang terjadi sebelum hasil siaran dapat dinikmati. Proses ini disebut dengan istilah loading dan Buffering. Buffering sendiri adalah proses dimana sebuah player yang digunakan untuk menjalankan media streaming sedang menyimpan bagian-bagian file media streaming ke tempat penyimpanan local (Fachruddin, 2012: 199). Proses Buffering ini dapat terjadi dimanapun saat player digunakan. Buffering bisa terjadi di awal siaran maupun di tengah-tengah siaran. Hal ini berkaitan dengan kapasitas internet atau yang biasa dikenal dengan istilah bandwidth. Bandwidth menentukan kecepatan sebuah siaran

38 yang berbasiskan internet. Buffering yang terjadi saat client ingin menyaksikan tayangan TV streaming, disebabkan karena bandwidth yang diperlukan untuk memainkan streaming kurang sesuai atau kurang memenuhi besar bandwidth dari yang seharusnya. (Fachruddin, 2012: 200). Proses dasar streaming melalui empat tahapan dalam pengiriman video streaming, agar pesan yang hendak disampaikan dapat diterima oleh audience atau client. (Fachruddin, 2012: 200). Gambar 2.1 Proses Dasar Streaming Tahap pertama, user sebagai pengguna perangkat komputer, mengunjungi website yang tersedia di server dan mencari file yang ingin dilihat dan didengar. Kemudian tahap kedua, server mengirimkan pesan ke server media streaming terhadap file tertentu yang diinginkannya. Selanjutnya streaming server memperlihatkan file yang akan di-streaming kepada pengguna komputer melalui server website, dan ini merupakan tahap ketiga dari proses dasar penyiaran streaming, dan tahap keempat, software client pengguna komputer mengkodekan file tersebut dan memutarnya.data-data berupa audio maupun video yang dikirimkan merupakan data yang bisa ditransmisikan dalam ukuran waktu yang telah pasti.

39 Pemilihan jalur penyiaran secara online ini didukung oleh perkembangan teknologi multimedia yang memiliki encoding dan decoding gambar maupun suara yang sesuai dengan kecepatan komputer maupun jaringan. Media server yang menerima file audio dan video streaming merupakan media berkapasitas bandwidth yang besar. Aliran data streaming seutuhnya dikendalikan oleh para ahli dibidang Indormation Technology (IT). Dalam hal siaran streaming ini, pihak IT juga menjaga data-data yang ada di server agar terhidar dari serangan virus yang dapat membahayakan server. Seluruh hasil siaran via streaming akan terekam oleh server sebagai bukti dokumentasi. Penyimpanan ini membutuhkan sistem mass storage, yang dapat menyimpan seluruh kebutuhan baik on air maupun dokumentasi. Dimana, data-data yang telah tersimpan tersebut dapat diambil kembali sesuai dengan kode yang telah diberikan berdasarkan rundown harian untuk disiarkan. Dalam proses penyimpanan tersebut dibutuhkan sistem penyimpanan dokumentasi televisi secara digital atau library yang aman dan berkapasitas besar tak terbatas. Sistem ini disebut juga dengan LTO atau Linier Tap Open. Biasanya rentan waktu penyimpanan adalah selama enam bulan, kemudian data tersebut akan terhapus secara otomatis (Fachruddin, 2012: 201). Selain kebutuhan bandwidth pada siaran streaming itu sendiri, para pengguna internet yang ingin menikmati siaran streaming juga harus memiliki bandwidth yang sesuai dengan spesifikasi file yang dikirimkan. Hal ini diperlukan agar pesan yang dikirim dapat diperoleh dengan mudah oleh audience. Sistem streaming broadcast televisi merupakan sebuah media server yang terhubung dengan master control room (MCR) atau Technical Operation Center suatu stasiun televisi. Output dari MCR stasiun televisi yang menuju pada transmission antennas (TX) dan broadcasting satellite atau satelit komunikasi untuk

40 broadcast, diberikan kepada divisi IT, yang bertanggung jawab pada system streaming broadcasting, sehingga output siaran berbasis streaming persis dengan sistem terrestrial dan satelit. Kini media streaming menjadi populer di tengah masyarakat. Dengan teknologi yang memungkinkan distribusi data audio, video, dan real-time melalui internet ini, masyarakat dapat dengan mudah menonton tayangan-tayangan yang disiarkan melalui streaming. Sehingga masyarakat tidak harus menonton televisi melalui pesawat televisi. Bahkan, mereka dapat menikmati tayangan televisi tanpa beranjak dari depan komputer. Bukan hanya komputer saja yang kini menjadi alat untuk menyaksikan tayangan televisi streaming, namun kini sudah banyak perangkat telekomunikasi lainnya yang menyediakan beragam fasilitas konvergensi media streaming. Teknologi berbasis internet yang menggunakan sistem free to air ini disediakan oleh beberapa stasiun televisi untuk meningkatkan pelayanan dan agar dapat bersaing di dunia penyairan. Di Indonesia, kini telah memiliki tiga bentuk layanan menonton TV melalui internet dengan tujuan tertentu (Fachruddin, 2012: 205-206), yaitu: 1. Website Stasiun Televisi Layanan tayangan televisi dalam sebuah website yang disediakan oleh televisi yang bersangkutan. Website ini dibuat sebagai tempat promosi program-program yang ditayangkan di stasiun TV tersebut, jadwal acara, synopsis acara, dan lain sebagainya. Biasanya dalam website ini disediakan juga video streaming yang memungkinkan audience untuk menyaksikan cuplikan maupun siaran live unggulan yang sudah diunggah dalam website

41 tersebut. Contohnya adalah www.transtv.com, www.metrotv.com, www.rcti.com. 2. Website Online TV Layanan televisi dalam sebuah website yang memfasilitasi seluruh siaran televisi online dengan video streaming. Sehingga para audience tidak harus menggunakan media televisi untuk menonton program-program yang ditayangkan di stasiun televisi tersebut. Contohnya adalah www.binusaccess.com, dan www.mivo.tv 3. Website Online TV (khusus televisi internet) Layanan khusus televisi dimana sistem siarannya bergantung sepenuhnya pada layanan streaming atau internet dan tidak memiliki siaran terrestrial serta satelit komunikasinya. Format program dan informasi yang disuguhkan didalam TV ini pun terbatas. Contohnya adalah www.idenesia.tv, www.binus.tv. Dengan adanya sistem penyiaran berbasis streaming ini dapat menjadi sebuah tren teknologi modern yang lebih efektif dan efisien bagi produsen dan konsumennya. Sehingga para penikmat tayangan televisi dapat menggunakan berbagai perangkat pendukung siaran streaming untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. 2.1.4 Program Siaran Telivisi Program berasal dari bahasa inggris programme yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan oleh stasiun penyiaran untuk