Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Perubahan Fisik Kawasan Pesisir Surabaya dan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu Menggunakan Citra Satelit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI MUARA SUNGAI PORONG BAB I PENDAHULUAN

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI TELUK BUNGUS KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT BERDASARKAN ANALISIS CITRA SATELIT

KAJIAN MORFODINAMIKA PESISIR KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH MULTI SPEKTRAL DAN MULTI WAKTU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari

PREDIKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI PULAU GILI KETAPANG PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN ONE-LINE MODEL

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERUBAHAN GARIS PANTAI DI TELUK BUNGUS KOTA PADANG, PROVINSI SUMATERA BARAT BERDASARKAN ANALISIS CITRA SATELIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Pemetaan Perubahan Garis Pantai Menggunakan Citra Penginderaan Jauh di Pulau Batam

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)

BAB 4. METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUIH NOPEMBER SURABAYA

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI WILAYAH PESISIR PERAIRAN UJUNG BLANG KECAMATAN BANDA SAKTI LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI TUBAN, JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

KARAKTERISTIK PANTAI GUGUSAN PULAU PARI. Hadiwijaya L. Salim dan Ahmad *) ABSTRAK

DINAMIKA PANTAI (Abrasi dan Sedimentasi) Makalah Gelombang Yudha Arie Wibowo

PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR BUNGUS TELUK KABUNG, SUMATRA BARAT TAHUN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 5 SYSTEM PLANNING

III METODE PENELITIAN

PERUBAHAN GARIS PANTAI MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT MULTI TEMPORAL DI DAERAH PESISIR SUNGAI BUNGIN MUARA SUNGAI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN

Abstrak PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. Menurut Mahi (2001 a), sampai saat ini belum ada definisi wilayah pesisir yang

KERANGKA RAPERMEN TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BATAS SEMPADAN PANTAI

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

Identifikasi Sebaran Sedimentasi dan Perubahan Garis Pantai Di Pesisir Muara Perancak-Bali Menggunakan Data Citra Satelit ALOS AVNIR-2 Dan SPOT-4

POLA ARUS DAN TRANSPOR SEDIMEN PADA KASUS PEMBENTUKAN TANAH TIMBUL PULAU PUTERI KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 : Definisi visual dari penampang pantai (Sumber : SPM volume 1, 1984) I-1

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Status administrasi dan wilayah secara administrasi lokasi penelitian

PERUBAHAN DARATAN PANTAI DAN PENUTUPAN LAHAN PASCA TSUNAMI SECARA SPASIAL DAN TEMPORAL DI PANTAI PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

PERUBAHAN DELTA DI MUARA SUNGAI PORONG, SIDOARJO PASCA PEMBUANGAN LUMPUR LAPINDO

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERUSAKAN MANGROVE SERTA KORELASINYA TERHADAP TINGKAT INTRUSI AIR LAUT (STUDI KASUS DI DESA PANTAI BAHAGIA KECAMATAN MUARA GEMBONG KABUPATEN BEKASI)

BAB I PENDAHULUAN. Jawa yang rawan terhadap bencana abrasi dan gelombang pasang. Indeks rawan

Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan p-issn: , e-issn:

Analisa Perubahan Garis Pantai Akibat Kenaikan Muka Air Laut di Kawasan Pesisir Kabupaten Tuban

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Penyebab Perubahan Garis Pantai

Analisis Ketelitian Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus: Kelurahan Wonorejo, Surabaya)

Aninda Nurry M.F., Ira Mutiara Anjasmara Jurusan Teknik Geomatika FTSP-ITS, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

III. METODOLOGI. Gambar 2. Peta Orientasi Wilayah Penelitian. Kota Yogyakarta. Kota Medan. Kota Banjarmasin

Analisis Garis Pantai Ladong Aceh Besar Tahun dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGINDERAAN JARAK JAUH UNTUK MENGINDENTIFIKASI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI PANTAI TIMUR SURABAYA. Di susun Oleh : Oktovianus Y.S.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 09/PRT/M/2010 Tentang PEDOMAN PENGAMANAN PANTAI MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Penentuan Batas Pengelolaan Wilayah Laut Antara Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Bali Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014

ANALISIS DATA CITRA LANDSAT UNTUK PEMANTAUAN PERUBAHAN GARIS PANTAI KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2

Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI ALTERNATIF PENANGGULANGAN ABRASI

STUDI TENTANG DINAMIKA MANGROVE KAWASAN PESISIR SELATAN KABUPATEN PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN DATA PENGINDERAAN JAUH

Ayesa Pitra Andina JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/PRT/M/2015 TENTANG PENGAMANAN PANTAI

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (Kusman a et al, 2003). Hutan

BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

BAB VI PEMILIHAN ALTERNATIF BANGUNAN PELINDUNG MUARA KALI SILANDAK

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembangkitan Gelombang oleh Angin

Perubahan Garis Pantai Di Kabupaten Indramayu Dengan Menggunakan Citra Satelit Landsat Multi Temporal

ANALISA PERUBAHAN POLA DAN TATA GUNA LAHAN SUNGAI BENGAWAN SOLO dengan menggunakan citra satelit multitemporal

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

I. PENDAHULUAN Permasalahan

III. BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya yang berbahasa Melayu sering disebut dengan hutan bakau. Menurut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Volume 6, No. 2, Oktober 2013 ISSN:

3 METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

MENATA WILAYAH PESISIR, PULAU KECIL, DAN TANAH REKLAMASI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

Transkripsi:

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo Nurin Hidayati 1, Hery Setiawan Purnawali 2 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang Email: nurin_hiday@ub.ac.id 2 Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Nasional Malang Abstrak- Gili Ketapang merupakan pulau kecil dan sebuah desa yang secara administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Pulau ini memiliki pantai yang indah berupa pantai berpasir dan mempunyai dinamika pantai yang relatif tinggi. Daerah pantai didefinisikan sebagai daerah pertemuan antara darat dan laut. Stabilitas suatu daerah pantai bisa menggunakan indikator berupa perubahan garis pantai. Perubahan garis pantai sendiri terbentuk karena adanya angkutan sedimen baik dari darat maupun laut, serta adanya erosi atau pengikisan oleh air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi dan menganalisis perubahan garis pantai yang terjadi di Pulau Gili Ketapang Probolinggo. Deteksi dan analisis perubahan garis pantai dilakukan dengan menggunakan analisis citra satelit multi temporal. Hasil analisa citra satelit menunjukkan panjang garis pantai Pulau Gili Ketapang tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014 secara berturut-turut adalah 4820,52 m, 4841,69 m, 4966,32 m dan 4883,33 m. Pada periode tahun 2004 sampai 2006 terjadi akresi sebesar 0,84 ha dan abrasi sebesar 0,84 ha. Pada periode 2006 sampai 2009 terjadi akresi sebesar 1,82 ha dan abrasi sebesar 1,06 ha. Serta periode 2009 sampai 2014 terjadi akresi sebesar 1,23 ha dan abrasi pantai sebesar 1,14 ha. Keywords: Gili Ketapang, perubahan garis pantai, abrasi, akresi I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada [2]. Negara kepulauan Indonesia merupakan untaian pulau-pulau terdiri atas 17.805 buah pulau dan dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Dimana di daerah pantai ini sangat intensif dimanfaatkan untuk kegiatan manusia seperti: pusat pemerintahan, permukiman, industri, pelabuhan, pertambakan, pertanian, pariwisata dan lain sebagainya. Hal ini akan berakibat pada peningkatan kebutuhan akan lahan dan prasarana lainnya, sehingga akan timbul masalah baru di kawasan pantai, seperti erosi pantai, sedimentasi yang mengakibatkan majunya garis pantai dan atau pendangkalan muara sungai, penurunan tanah dan intrusi air asin serta pencemaran lingkungan [3]. Menurut Azhar dkk [1], pengertian garis pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat terjadi air laut pasang tertinggi. Perubahan garis pantai sangat dipengaruhi oleh faktor hidro-oseanografi. Faktor hidrooseanografi seperti gelombang, arus dan pasang surut dapat menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai baik berupa akresi maupun abrasi pantai. Gili Ketapang merupakan sebuah pulau kecil di Selat Madura, dengan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai nelayan. Pulau ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai daerah wisata, karena mempunyai daerah pesisir pantai yang indah dengan pasir pantai berwarna putih. Namun sebagai sebuah pulau kecil yang terletak di perairan lepas sebelah utara Probolinggo, kondisi pesisir pantai Pulau Gili Ketapang banyak dipengaruhi oleh kondisi hidro-oseanografi yang ada dan berpotensi mengalami baik sedimentasi maupun erosi pantai. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk deteksi perubahan garis pantai dan analisa perubahan luasan di Pulau Gili Ketapang. Dari penelitian tersebut dapat diketahui area yang mengalami abrasi dan akresi, serta dapat diketahu kecenderungan kedepannya apakah Pulau Gili ketapang akan semakin menyempit ataukah semakin luas. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengambilan langkah kebijakan yang berhubungan dengan pemanfaatan serta pengelolaan daerah pesisir pantai Pulau Gili Ketapang. II. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Data dan Perangkat Lunak Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data satelit yang didownload langsung dari Google Earth, yang direkam pada tanggal 11 januari 2004, 30 Oktober 2006, 26 September 2009 dan 31 Oktober 2014 (lihat Gambar 1) Diagram Alir Penelitian Skema dan tahapan pengerjaan penelitian deteksi perubahan garis pantai Pulau Gili Ketapang ini adalah meliputi pemotongan citra, koreksi geometrik, digitasi, tumpang susun (overlay), dan analisis serta perhitungan perubahan garis pantai. Diagram alir penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 2. Pemotongan citra difokuskan pada Pulau Gili Ketapang. Sedangkan koreksi geomterik dilakukan dengan rektifikasi citra. Untuk rektifikasi digunakan 4 buah titik yang digunakan sebagai Ground Control Point (GCP). Sistem koordinat yang digunakan dalam proses rektifikasi adalah koordinat geografis dengan referensi World Geodetic System 1984 (WGS1984). Setelah citra terkoreksi, tahap selanjutnya adalah proses digitasi pada layar monitor (on screen digitation). Digitasi 570 I l m u K e l a u t a n - O s e a n o g r a f i ( I K - O S E - 10) -

dilakukan untuk mengubah format data raster ke format data vektor. Objek yang didigitasi adalah garis pantai sepanjang Pulau Gili Ketapang, dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS. Setelah tahap digitasi, proses selanjutnya adalah melakukan tumpang susun (overlay) keempat garis pantai yang dianalisa. Tahap berikutnya adalah analisis perubahan garis pantai tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014, serta dianalisa perubahan luasannya. Gambar 1. Peta Citra Satelit Pulau Gili Ketapang Tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014 (Sumber: Google Earth, 2015) Mulai Download Citra Satelit (Tahun 2004, 2006, 2009 & 2014) Koreksi Geometrik Digitasi Peta Panjang Garis Pantai Overlay Peta Multi Tahun Analisa dan Perhitungan Perubahan Garis Pantai dan Perubahan Luasan Pulau Gili Ketapang Selesai Gambar 2 Diagram alir penelitian 571 I l m u K e l a u t a n - O s e a n o g r a f i ( I K - O S E - 10) -

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Panjang Garis Pantai Berdasarkan dari analisa citra satelit tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014, dapat diperoleh data panjang garis pantai pada tiap periode tahun tersebut. Panjang garis pantai tahun 2004 adalah 4820,52 meter, sedangkan untuk tahun 2006 menjadi 4841,69 meter. Dalam rentang periode tahun 2004 sampai 2006 terjadi penambahan panjang garis pantai sebesar 21,17 meter. Panjang garis pantai 2009 adalah sebesar 4966,32 meter, terjadi penambahan panjang garis pantai sebesar 124,64 meter antara periode 2006 2009. Sedangkan untuk garis pantai tahun 2014 sepanjang 4883,33 meter. Data panjang garis pantai selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 1. TABEL 1. PANJANG GARIS PANTAI No Tahun Panjang Garis Pantai (m) 1 2004 4820,52 2 2006 4841,69 3 2009 4966,32 4 2014 4883,33 Perubahan Garis Pantai Perubahan garis pantai yang terjadi dari tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014 sebagaimana pada Gambar 3. Gambar 3. Perubahan garis pantai tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014 PERUBAHAN LUASAN PULAU GILI KETAPANG Gili Ketapang sebagai sebuah pulau kecil di perairan lepas di Selat Madura, berdasarkan analisis citra satelit pulau ini mengalami akresi dan abrasi di beberapa bagian wilayah pantainya. Luasan area wilayah Pulau Gili Ketapang berturutturut dari tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014 adalah sebesar 76,46 ha, 76,82 ha, 77,58 ha dan 77,67 ha. Perubahan luasan hasil analisa citra satelit tahun 2004 sampai 2006 menunjukkan bahwa terjadi akresi sebesar 0,84 ha dan abrasi pantai sebesar 0,48 ha (Lihat Gambar 4). Pada periode ini akresi yang terjadi lebih besar dari nilai abrasi/erosi pantainya Pada periode tahun 2006 sampai 2009 terjadi akresi sebesar 1,82 ha dan abrasi pantai sebesar 1,06 ha (Lihat Gambar 5). Pada periode ini nilai akresi lebih besar dibandingkan nilai abrasinya, hal ini berarti terjadi penambahan luasan area di Pulau Gili Ketapang. Sedangkan pada periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 pesisir pantai Pulau Gili Ketapang mengalami perubahan luasan berupa akresi pantai sebesar 1,23 ha dan abrasi pantai sebsesar 1,14 ha (lihat Gambar 6). 572 I l m u K e l a u t a n - O s e a n o g r a f i ( I K - O S E - 10) -

Gambar 4. Akresi dan abrasi pantai yang terjadi di Pulau Gili Ketapang periode tahun 2004 2006 Gambar 5. Akresi dan abrasi pantai yang terjadi di Pulau Gili Ketapang periode tahun 2006 2009 573 I l m u K e l a u t a n - O s e a n o g r a f i ( I K - O S E - 10) -

Gambar 6. Akresi dan abrasi pantai yang terjadi di Pulau Gili Ketapang periode tahun 2009 2014 Proses dinamika di pantai dipengaruhi oleh gerak sedimen di daerah dekat pantai oleh gelombang dan arus. Angkutan sedimen di pantai dapat berupa transport sedimen sepanjang pantai (longshore transport) maupun transport tegak lurus panta (onshore-offshore transport). Sehingga perubahan garis pantai tergantung pada sedimen yang masuk dan yang meninggalkan pantai tersebut. Ada 3 kondisi pantai yanitu pantai kondisi stabil, pantai mengalami akresi dan pantai mengalami erosi/abrasi. Pantai dikatakan dalam kondisi stabil jika imbangan pantai nol. Sedangkan pantai mengalami akresi jika imbangan pantainya positif, dan pantai mengalami erosi jika imbangan pantainya negative [3]. Perubahan luasan di Pulau Gili Ketapang dikarenakan adanya pengaruh faktor hidrodinamika (gelombang, arus dan pasang surut) terhadap pantai di pulau ini yang dominasi sedimen pantainya berupa pasir. Ketika gelombang menjalar dari perairan lepas menuju ke pantai, gelombang akan mengalami perubahan baik ketinggian maupun kecepatan dikarenakan faktor perubahan kedalaman perairan. Saat gelombang pecah, sedimen di dasar pantai terangkat yang selanjutnya terangkut oleh komponen energi gelombang maupun arus sepanjang pantai (yang dibangkitkan oleh gelombang pecah). IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemanfaatan data satelit multi tahun dapat digunakan untuk anailisis dan deteksi perubahan garis pantai. 2. Garis pantai Pulau Gili Ketapang pada tahun 2004, 2006, 2009 dan 2014 berturut-turut adalah 4820,52 m, 4841,69 m, 4966,32 m dan 4883,33 m. 3. Berdasarkan analisis satelit, Pulau Gili Ketapang pada tahun 2004 sampai 2006 terjadi akresi sebesar 0,84 ha dan abrasi sebesar 0,84 ha. Pada periode 2006 sampai 2009 terjadi akresi sebesar 1,82 ha dan abrasi sebesar 1,06 ha. Serta periode 2009 sampai 2014 terjadi akresi sebesar 1,23 ha dan abrasi pantai sebesar 1,14ha. DAFTAR PUSTAKA [1] Azhar, Moch Rizal, Suntoyo, dan Mahmud Musta in. 2012. Analisa Perubahan Garis Pantai Tuban, Jawa Timur dengan Menggunakan Empirical Orthogonal Function (EOF). Jurnal Teknik ITS,1 (1): 286-291 [2] M. Arief, G. Winarso dan T. Prayogo. 2011. Kajian Perubahan Garis Pantai Menggunakan Data Satelit Landsat di Kabupaten Kendal. Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 8: 71-80. [3] S. Pranoto. 2007. Prediksi Perubahan Garis Pantai Menggunakan Model Genesis. Berkala Ilmiah Teknik Keairan Vol. 13 No.3. 574 I l m u K e l a u t a n - O s e a n o g r a f i ( I K - O S E - 10) -