UNDANG-UNDANG OTONOMI DAERAH DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Sistem pemerintahan daerah disarikan dari UU 32/2004 tentang

NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

4. Apa saja kendala dalam penyelenggaraan pemerintah? dibutuhkan oleh masyarakat? terhadap masyarakat?

BUPATI BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan kepadanya. Dengan demikian, pemerintah daerah tidak sekedar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 10 TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 13 TAHUN 2010 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 01 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

WALIKOTA BOGOR RANCANGAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU

BUPATI REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

2008, No.99 2 c. bahwa pembentukan Kabupaten Lombok Utara bertujuan untuk meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakat

2008, No c. bahwa pembentukan Kabupaten Buru Selatan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyaraka

PEMERINTAH KOTA BLITAR

APA ITU DAERAH OTONOM?

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

2008, No Mengingat : 1. c. bahwa pembentukan Kabupaten Pulau Morotai bertujuan untuk meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan, pembangunan,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN REMBANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI SERI E NO.1/E 15 PEBRUARI 2010 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAHAN PUSAT DAN DAERAH

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 04 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan yang berdasarkan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BIMA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 01 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 15 TAHUN 2006 Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 10 Tahun 2001 Tentang Retribusi

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR :19 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 2 TAHUN 2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PELAKSANAAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH BERDASARKAN U.U. NO. 32 TAHUN SANTOSO BUDI N, SH.MH. Dosen Fakultas Hukum UNISRI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA TUAL DI PROVINSI MALUKU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN BUPATI LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BELITUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN GORONTALO UTARA DI PROVINSI GORONTALO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

MAKALAH PEMERINTAHAN DAERAH. Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sistem Pemerintahan Daerah Dosen : Daliha, S.IP., M.Si.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PROVINSI PAPUA BUPATI YALIMO PERATURAN DAERAH KABUPATEN YALIMO NOMOR 10 TAHUN 2014

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

Transkripsi:

UNDANG-UNDANG OTONOMI DAERAH DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH Oleh: Yulia Devi Ristanti. mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Semarang Jurusan Pendidikan IPS Angkatan 2015 Eko Handoyo, Dosen pada Program Studi Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerah masing-masing.peraturan-peraturan yang di wewenangkan pada pemerintah daerah juga mengenai peraturan perekonomian. Perekonomian pemerintah daerah bisahasilkan melalui potensi daerah masingmasing. Otonomi daerah ini juga sudah diatur dalam undang-undang negara republik indonesia no 32 tahun 2004 dan no 23 tahun 2014. Kata kunci: Otonomi Daerah, undang-undang otonomi daerah, perekonomian daerah

116 Jurnal Riset Akutansi Keuangan Volume 2 No.2 April 2017 UNDANG-UNDANG OTONOMI DAERAH DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH Abstract Regional autonomy is a right, authority, and duties of the autonomous regions to set up and manage their own affairs and interests of local communities in accordance with the legislation. Implementation of regional autonomy in addition based on a legal reference, as well as the implementation of the demands of globalization which must be empowered by giving local authorities a wider, more realistic and responsible, especially in managing, utilizing and exploring sources of potential in each area.peraturan-regulation in wewenangkan on regional governments regarding economic regulation. Bisahasilkan local government economy through the potential of each area. Regional autonomy has also been set up in the legislation of the republic Indonesia No. 32 of 2004 and No. 23 of 2014. Keywords: Autonomy, statute of regional autonomy, regional economy

Undang-Undang Otonomi... (Yulia Devi Ristanti. Eko Handoyo) 117 PENDAHULUAN Penerapan otonomi daerah sebenarnya sudah banyak dilakukan di negara-negara lain selain di Indonesia. Otonomi daerah ini dimaksudkan untuk memberikan kewenangan pemerintah daerah dalam mengelola daerahnya sendiri, termasuk juga dalam bidang perekonomian, karena pemerintah daerah di anggap lebih mengenal daerahnya masingmasing sehingga akan lebih bisa mengembangkan daerahnya memalui otonomi daerag yang di berikan. Disentralisasi pembangunan di pusatkan di daerah-daerah di maksudkan untuk mengembangkan daerah supaya lebih berkembang terutama di bidang perekonomian daerah itu sendiri. Peraturan tentang otonomi daerah juga telah dimasukkan dalam undang-undang negara republik Indonesia diantaranya yaitu pada undang-undang nomor 32 tahun 2004 dan Undang-undang republik Indonesia nomor 23 tahun 2014. Dilihat dari undang-undang yang ada ini dapat diliha bagaimana pentingnya peran pemerindah daerah sangat penting dalam pembangunan daerah mereka masing-masing, karena pemerintah pusat telah mempercayakan segala sesuatu tentang daerah pada pemerintah daerah masing-masing. PEMBAHASAN 1. Undang-undang yang mengatur tentang otonomi daerah 1) Undang-undang nomor 32 tahun 2004 Undang-undang Republin Indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Presiden Republik Indonesia menimbang, a. Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dam kakhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Bahwa efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah daerah perluu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kwajiban menyelnggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara. c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu ditetapkan undang-undang tentang pemerintah daerah.

118 Jurnal Riset Akutansi Keuangan Volume 2 No.2 April 2017 Mengingat, 1. Pasal 1, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22D, Pasal 23E Ayat 2, Pasal 24A ayat (1), Pasal 31 ayat (4), Pasal 33, dan pasal 34 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. 2. Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, kolusi, dan Nepotisme (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) 3. Undang-undang Nomor 17 Tahu 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Nrgara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Sususan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 4310) 5. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) 6. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) 7. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400). Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Pasal 1 angka 5 memberikan definisi Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Mengacu pada definisi normatif dalam UU No 32 Tahun 2004, maka unsur otonomi daerah adalah : 1. Hak 2. Wewenang 3. Kewajiban daerah otonom Dilihat dari ketiga aspek yang yang ada pada undang-undang no 32 tahun 2004 ini maka pemerintah daerah dijawibkan untuk mengatur dan mengurus sendiri tentang ursan yang ada di masyarakat daerah masing-masing sesuai dengan Undangundang yang telah ditetapkan. Hak otonom yang dimaksud disini adalah sesuai dengan pasal 21 tentang penyelenggaraan otonomi daerah yang mempunyai hak: 1. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. 2. Memilih pimpinan daerah. 3. Mengelola aparatur daerah. 4. Mengelola kekayaan daerah. 5. Memungut

Undang-Undang Otonomi... (Yulia Devi Ristanti. Eko Handoyo) 119 pajak daerah dan retribusi daerah. 6. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah. 7. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah. 8. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Selain Hak yang ada di dalam Undang-undang yang mengatur tentang otonomi daerah ada juga wewenang yang diberikan pleh pemerintah pada daerah otonom. Wewenang ada pada pasal 1 ayat 6 yaitu daerah otonom selanjutnya disebut daerah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakara sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu daerah berhak mengurus pemerintahannya di cantumkan pada Pasal 12 UU No 32 Tahun 2004 yang berisi: (1) Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan. (2) Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang didekonsentrasikan. Selanjutnya pemerintah daerah sebagai daerah otonom mempunyai kewajiban sesuai pasal 32 UU No 32 yaitu: (1) Urusan waji yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi: a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan, b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang, c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, d. Penyediaan sarana dan prasarana umum, e. Penanganan bidang kesehatan, f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensia, g. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten, h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten, i. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termaasuk lintas kabupaten/kota, j. Pengendalian lingkungan hidup, k. Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota, l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil, m. Pelayanan administrasi umum pemerintah, n. Pelayanan adminiistrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota, o. Penyenggaraan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota, p. Urusan wajib yang dimanfaatkan oleh peraturan perundang-undangan. (2) Urusan pemerintah provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintah yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan mayarakat sesuai dengan kondisi, kekhassan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan. 2) Undang-undang No 23 Tahun 2014 Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 mengenai pemerintah daerah dan pembagian wilaya sebagai ruang lingkup kerja pemerintah daerah tercantum pada Pasal 2 yaitu: (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah provinsi dan daerah itu dibagi atas kabupaten dan kota. (2) Daerah kabupaten/kota dibagi atas Kecamatan dan Kecamatan dibagi atas kelurahan dan/atau Desa. Hak atas otonomi daerah ini juga tercatum pada UU No. 23 Tahun 2014 Pasal 4 yaitu: (1) Daerah pdivinsi selain berstatus sebagai juga merupakan Wilayah

120 Jurnal Riset Akutansi Keuangan Volume 2 No.2 April 2017 Administratif yang menjadi wilayah kerja bagi gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dan wilayah kerja agi gubernur dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan umum di wilayah daerah provinsi. (2) Daerah kabupaten/kota selain berstatus sebagai daerah juga merupakan wilayah Administratif yang menjadi wilayah kerja bagi bupati/ wali kota dalam menyelenggarakan urusan pemerintah umum di wilayah daerah kabupaten/kota. 2. Pembangunan Ekonomi Daerah Otonom Pembangunan ekonomi mengarah pada masalah perkembangan ekonomi di daerahdaerah otonom. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 yang sekarang mengalami peribahan menjadi Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang otonomi daerah, maka terjadi pergeeresan dalam pembangunan ekonomi yang awalnya sentralis menjadi desentralisasi, yaitu dengan memberikan keleluasaan kepada daerah untuk membangun wilayahnya termasuk pembangunan dalam bidang ekonominya. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah haruslah mengalami pertumbuhan dan perubahan, karena tujuan dari pembangunan ekonomi itu sendiri adalah untuk menngkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat dan juga perubahan ekonomi masyarakat sehingga pendapatan daerah juga akan semakin meningkat. Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu peningkatan pendidikan, peningkatan kesehatan, peningkatan infrastuktur yang ada, dan peningkatan dalam kemakmuran hidup masyarakat, maka peningkatan pembangunan perekonomian daerah dapat diukur dengan cara kuantitatif. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mancakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih pengetahuan dan teknologi, serta pengembangan usaha-usaha baru. Menurut Smith yang dikutip oleh Dharma Setyawan Salam, bahwa faktor yang dapat memprediksi keberhasilan otonomi daerah adalah fungsi dan tugas pemerintahan, kemampuan penguatan pajak daerah, bidang tugas administrasi, jumlah pelimpahan kewenangan, besarnya anggaran belanja, wilayah, ketergantungan keuangan, dan personil. Secara filosofi, penyelenggaraan otonomi daerah adalah bentuk pengakuan pemerintah pusat terhadap kemandirian masyarakat dan pemerintah kabupaten dan kota. Karena itu, sasaran akhir penyelenggaraan otonomi daerah adalah pemberdayaan masyarakat dan pemerintah kepada masyarakat. Dengan adanya otonomi daerah yang di tetapkan oleh pemerintah pusat maka pemerintah daerah dapat membangun ekonomi daerah sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Potensi tersebut bisa dijadikan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan pemasukan daerah. Seprti halnya jika suatu daerah mempunyai tempat wisata yang berpotensi untuk dikomersialkan maka pemerintah harus memberikan perhatian khusu pada tempat tersebut dan masyarakatnya. Masyarakat dihimbau untuk melestarikan dan pemerintah juga membantu mempromosikan lokasi tersebut untuk dapat dikunjungi para wisatawan. Jika tempat wisata itu akan maju maka masyarakat didaerah tersebut akan

Undang-Undang Otonomi... (Yulia Devi Ristanti. Eko Handoyo) 121 mendapatkan dampaknya seprti dapat berjualan, menyediakan penginapan, dan juga di bidang jasa lainnya. PENUTUP Otonomi daerah yang diberikan oleh pemerintah pusat memberikan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk memajukan daerah masing-masing. Peratutan tentang daerah otonomo di cantumkan pada Undang-undang No. 32 Tahun 2004 dan juga pada Undang-undang No. 23 Tahun 20014. Melalui otonomi daerah diharapkan pemerintah daerah dapat memajukan daerah melalui potensi-potensi yang ada didaerah masing-masing sehingga dapat mensejahterakan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Salam, Dharma Setyawan. Otonomi Daerah Dalam Perspektif Lingkunga, Nilai dan sumber Daya. Jakarta: Djembatan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. http://www.djpk.depkeu.go.id/attach/post-uu-no-32-tahun-2004-tentang- pemerintahan-daerah/uu-227-262- UU_No._32_Tahun_2004_Pemerintahan_Daerah.pdf. (Diunduh 12 Desember 2016) Undang-undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah. http://www2.bkpm.go.id/images/uploads/prosedur_investasi/file_upload/uu_23_2 014.pdf. (Diunduh 12 Desember 2016)

122 Jurnal Riset Akutansi Keuangan Volume 2 No.2 April 2017