ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

ANALISIS KANDUNGAN KARBON MONOKSIDA (CO) PADA MESIN DIESEL DAN BENSIN

UNJUK KERJA MESIN DIESEL MITSUBISHI 4DR5 SEBAGAI PENGGERAK KAPAL PADA KONDISI TRIM

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN LITERATUR

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER DENGAN INTERCOOLER TERHADAP PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL

BAB IV PERHITUNGAN. 4.1 Siklus Gabungan (dual combustion Cycle) Pada Turbocharger ini memakai siklus gabungan yang disebut juga


PENENTUAN LAJU KONSUMSI BAHAN BAKAR CAMPURAN SOLAR DENGAN MINYAK TANAH UNTUK SUATU GENSET YANMAR SOWA

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Pengaruh Pemakaian Rhodium Sebagai Katalis Percampuran Bahan Bakar Motor Diesel Terhadap Unjuk Kerja Mesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

OPTIMASI DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN TOYOTA SERI 5K MELALUI PENGGUNAAN PENGAPIAN BOOSTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Finto Purwanto, Akhmad Farid, Muhammad Agus Sahbana, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 30-35

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL MITSUBHISI L300

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

BAB I LATAR BELAKANG. setiap orang menikmati manfaat yang dihasilkan oleh motor bakar. Pada tahun 1960 seorang Perancis bernama Lenoir berhasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

Jurnal Teknik Mesin UMY

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 2.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC

PENGARUH BERAT RODA GILA (FLYWHEEL) TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER


Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL

OPTIMALISASI WAKTU PADA SAAT AKSELERASI MESIN TOYOTA 4 AFE DENGAN MEMANIPULASI MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE (MAP)

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

MAKALAH THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK AWAL PROSES SIKLUS DIESEL OLEH : NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO NPM : KK2 TEKNIK ELEKTRO

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

Pengaruh Penambahan Gas HHO Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Putaran Konstan Dengan Variasi Massa Katalis KOH pada Generator Gas HHO

KARAKTERISTIK INJEKSI DAN KINERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER KETIKA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX

PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS PADA MESIN SEPEDA MOTOR DITINJAU DARI ASPEK DAYA dan TORSI

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB II DASAR TEORI. Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak yang bila bekerja dapat

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

Pengaruh Temperatur Pendingin Mesin terhadap Kinerja Mesin Induk di KM TRIAKSA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

BAB II LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB II LANDASAN TEORI

Grafik bhp vs rpm BHP. BHP (hp) Putaran Engine (rpm) tanpa hho. HHO (plat) HHO (spiral) Poly. (tanpa hho) Poly. (HHO (plat)) Poly.

Transkripsi:

35 JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN Sandi Setiawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana, Jakarta Abstrak -- Motor diesel adalah motor bakar torak yang proses penyalaannya bukan menggunakan loncatan bunga api melainkan ketika torak hampir mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang bakar melalui nosel sehingga terjadilah pembakaran pada ruang bakar dan udara dalam silinder sudah mencapai temperatur tinggi. Tekanan yang dihasilkan melalui proses pembakaran adalah tergantung dari temperatur udara yang dimasukan ke dalam silinder, semakin tinggi temperature maka relatip semakin berkurang jumlah molekul udara yang dikandungnya sebaliknya semakin rendah temperature relatip kandungan molekul udara lebih banyak. Dengan adanya perubahan temperatur pada udara masuk akan mempengaruhi pada tekanan dan temperatur gas buangnya. Kondisi ini diteliti secara analisis pada mesin diesel merk SDEC/ Licens Caterpillar dengan putaran 1500 rpm dan kapasitas 248 kw. Dari hasil perhitungan terlihat bahwa bahwa efisiensi pemakaian bahan bakar yaitu 32,9 l/jam pada 31,1 (⁰C) dan minimum 23,5 l/jam pada 27,4 (⁰C). Dengan turunnya temperatur udara sekitar dari 31,1⁰C sampai 27,4⁰C menyebabkan menurunnya juga SFC yang dihasilkan dari perhitungan 0,7 menurun hingga menjadi 0,62. Kg/kw.jam sedangkan T out maksimal didapat 300,21⁰C pada T in 27,4 ⁰C dan minimun 299,42 ⁰C pada T in 31,1 ⁰C. Dengan besarnya tekanan dan T out dari hasil pembakaran sehingga untuk selanjutnya hasil analisa ini dapat dijadikan bahan untuk pemanfaatan proses pembakaran untuk dijadikan konversi energi lainnya. Kunci: Mesin diesel, temperatur udara masuk, temperature udara keluar, putaran mesin, SFC BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mesin Diesel merupakan motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine), dimana bahan bakarnya disemprotkan kedalam silinder pada waktu torak hampir mencapai Titik Mati Atas (TMA). Oleh karena udara didalam silinder bertemperatur tinggi yang mencapai titik nyala bahan bakar, maka bahan bakar akan terbakar dengan sendirinya. Tekanan yang dihasilkan melalui proses pembakaran adalah juga tergantung dari temperatur udara yang dimasukan ke dalam silinder, semakin tinggi temperature maka relatip semakin berkurang jumlah molekul udara yang dikandungnya sebaliknya semakin rendah temperature relatip kandungan molekul udara lebih banyak. Kedua kondisi ini sangat berpengaruh terhadap hasil dari suatu proses pembarakan. Langkah kompresi diawali dengan langkah hisap dimana udara segar dihisap masuk ke dalam silinder sampai berakhirnya langkah tersebut dimana torak berada di Titik Mati Bawah (TMB). Setelah berakhirnya langkah hisap dilanjutkan dengan langkah kompresi dimana torak bergerak ke atas menuju ke Titik Mati Atas (TMA). Pada saat torak hampir mencapai TMA, bahan bakar disemprotkan ke dalam silinder untuk bercampur dengan udara bertekanan tinggi akibat adanya kompresi dari torak. Campuran udara dan bahan bakar yang bertekanan tinggi ini juga akan memiliki suhu yang tinggi pula, sehingga memudahkan proses penyalaan untuk pembakaran. Hasil dari pembakaran campuran udara dan bahan bakar ini berupa tenaga mekanis. Temperatur ideal yang masuk kedalam ruang bakar adalah sebesar 26-27 C. Dalam pengoperasian motor diesel, temperatur udara ideal yang masuk kedalam ruang bakar sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan atau ruang sehingga turut mempengaruhi hasil dari proses terjadinya pembakaran. Untuk menghasilkan unjuk kerja yang optimal dari motor diesel dengan temperatur udara yang ideal, maka sangat dibutuhkan temperatur udara lingkungan atau ruang yang ideal pula. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang terjadi pada mesin diesel tersebut maka dengan menganalisa besarnya pengaruh temperatur udara terhadap tekanan dan temperature keluar pada mesin diesel yang terdapat pada PLTD pulopanjang. 1.3 Batasan Masalah Batasan permasalahan penulis pada penulisan Tugas Akhir ini adalah: a. Pengaruh perubahan temperatur udara masuk terhadap tekanan yang dihasilkan. b. Pengaruh perubahan temperatur udara masuk terhadap temperatur udara keluar dari gas buang hasil pembakaran

JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 36 1.4 Tujuan Untuk menganalisa pengaruh temperatur udara masuk terhadap besarnya tekanan dan temperatur keluar dari gas buang hasil pembakaran mesin diesel yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk konversi energi. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Motor diesel adalah motor bakar torak yang proses penyalaannya bukan menggunakan loncatan bunga api melainkan ketika torak hampir mencapai titik mati atas (TMA) bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang bakar melalui nosel sehingga terjadilah pembakaran pada ruang bakar dan udara dalam silinder sudah mencapai temperatur tinggi. Syarat ini dapat terpenuhi apabila perbandingan kompresi yang digunakan cukup tinggi, yaitu berkisar 16-25. (Arismunandar. W, 1988) 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Literatur Studi literatur dilakukan untuk mempelajari teoriteori yang berkaitan dengan tugas akhir serta mendukung tujuan untuk mendapatkan pengaruh perbedaan suhu dan temperatur udara terhadap kinerja mesin diesel yaitu yang mempengaruhi dari jumlah pemakaian bahan bakar serta tenaga mesin yang dihasilkan. Sumber literatur diperoleh dari beberapa buku-buku, jurnal penelitian, internet, serta fasilitas perpustakaan universitas mencubuana. 3.2. Diagram Alir Perencanaan 2.2 Dasar Perhitungan Thermodinamika Siklus aktual pada mesin dengan pembakaran didalam (internal combustion engine) dihitung dengan maksut untuk menentukan parameter dasar thermodinamika suatu siklus kerja yang ditunjukkan dengan tekanan yang konstan dan konsumsi bahan bakar spesifik. Untuk siklus aktual dari motor diesel sendiri ditunjukkan pada gambar berikut. Gambar 2.1 Diagram P-V siklus aktual 2.3 Turbo Charger Turbocharger adalah sebuah alat peningkat kinerja mesin pembakaran yang mendapat daya dari turbin, sumber tenaga turbin berasal dari gas buang kendaraan. Untuk meningkatkan keluaran tenaga mesin dengan meningkatkan massa oksigen yang akan memasuki mesin. Kunci keuntungan dari turbocharger adalah mereka menawarkan sebuah peningkatan yang cukup banyak dalam tenaga mesin hanya dengan sedikit menambah berat. 3.3 Waktu Dan Tempat Penelitian Pulau Panjang adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Teluk Banten. Secara administratif, Pulau ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Serang Banten. Kepemerintahan dalam pulau ini berbentuk Desa dengan nama desa adalah PULO PANJANG yang di kepalai oleh seorang Kepala Desa dengan melakukan pemilihan Kepala desa setiap lima tahun sekali oleh Panitia penyelenggara Pemungutan Suara Pemilihan

37 JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 Kepala Desa (PILKADES) berdasarkan keputusan Badan Permusyawaratan Desa BPD Pulo Panjang, BPD beranggotakan 7 Orang. 3.4 Pengumpulan Data Pengumpulan dan pengambilan data dilakukan dalam beberapa variabel yaitu pengukuran temperature pada beberapa waktu, putaran mesin dan pemakaian bahan bakar serta dilakukan dalam beberapa kali pengukuran untuk mendapatkan perbandingan data yang akurat dan optimal dari mesin diesel yang diteliti sehingga data yang di hasilkan dapat dianalisa dengan benar. 3.5 Objek Penelitian Objek yang akan dilakukan pengambilan data adalah mesin diesel yang terdapat pada PLTD Pulo Panjang Banten. dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. MESIN DIESEL Merek : SDEC/ Licens Caterpillar Type: SC 11C35OD No: C308003543 Putaran: 1500 Rpm Kapasitas/Daya : 248 KW 2. GENERATOR OPERASI Merk: REXFORD Type: RF 274K14 No: 00601296 Kapasitas/Daya : 250 KVA Tegangan/Arus: 400/231 Volt / 386 A 3.6 Peralatan yang digunakan Thermometer: 5 buah Tachometer digital : 1 buah Gelas pengukuran : 1 buah Stopwatch : 1 buah 3.7 Langkah-langkah eksperimen 1. Persiapan mesin diesel dan peralatan. 2. Melakukan pengujian secara bertahap terhadap temperatur ruang yang berbeda waktu. Selama mesin diberikan beban dan tegangan dicatat serta temperatur diukur menggunakan termometer, beberapa kegiatan tersebut dilakukan dalam beberapa kali untuk mendapatkan hasil data yang akurat dan optimal. Dari data hasil pengujian yang diperoleh,maka dapat dilakukan perhitungan dan analisa data sebagai berikut: Termodinamika siklus kerja mesin Tekanan dan temperatur Keluar dari gas buang Fluktuasi daya dan pemakaian bahan bakar terhadap perubahan temperatur ruang. Korelasi daya (Ne) dan Putaran (n) untuk beban dalam watt. Perhitungan efisiensi pemasukan udara untuk pembakaran. Perhitungan Temperatur keluar melalui gas buang. Pengaruh perbedaan temperatur udara terhadap SFC (spesific fuel Consumption) 4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Hasil Pengukuran Tabel 4.1 data hasil pengukuran saat dilakukan pengambilan data dengan n = 1500 rpm No jam pemakaian BB (l/jam) temperatur (⁰C) Ir (Ampere) Is (Ampere) It (Ampere) v (volt) P total (Kw) 1 18:00 32,9 31,1 180 180 180 380 205,2 2 19:00 32,7 30,9 172 172 172 380 196,08 3 20:00 32,2 30,7 170 170 179 380 197,22 4 21:00 30,9 30,4 170 180 180 380 201,4 5 22:00 30,5 30,3 155 160 170 380 184,3 6 23:00 29,4 30,2 155 160 160 380 180,5 7 0:00 28,8 28,9 150 155 155 380 174,8 8 1:00 27,9 28,7 140 150 150 380 167,2 9 2:00 27,3 28,6 150 140 140 380 163,4 10 3:00 26,5 28,4 140 140 140 380 159,6 11 4:00 26,2 27,6 130 150 140 380 159,6 12 5:00 25,7 27,5 140 120 150 380 155,8 13 6:00 23,5 27,4 140 140 120 380 152

JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 38 Dari data diatas dapat dibuat grafik 4.1 pengaruh perubahan temperatur terhadap pemakaian bahan bakar yang digunakan. Pada grafik diatas dapat diketahui bahwa pada putaran mesin 1500 rpm pemakaian bahan bakar terus meningkat dari temperatur 27,4 ⁰C sampai temperatur 31,1⁰C. 4.2 Pengaruh Perubahan Temperature Terhadap Tekanan kompresi (Pc) dan Tekanan Maksimum( Pz) Untuk mendapatkan nilai tekanan kompresi perlu diketahui Pa = 0,9 kg/cm 2 sehingga Pc = Pa. ε ₁, ( kg/cm 2 ) = 0, 9. 17 1,34 = 40,09 kg/cm 2 Tc = Ta. ε, o k = 304,1. 17 1,34 = 796,8 o k Sehingga dapat dihitung untuk tekanan maksimumnya Pc = λ. Pc = 1,8. 40,09 kg/cm 2 = 72,16 kg/cm 2 10 28,4 789,8 45,88 82,58 11 27,6 787,7 46,53 83,76 12 27,5 787,4 47,19 84,95 13 27,4 787,1 47,85 86,13 Gambar 4.2 Grafik perbandinga temperatur awal (Ta) dengan Tekanan akhir pembakaran Sehingga dari perhitungan diatas dapat dibuatkan grafik dan tabel 4.3 sebagai berikut. No Temp Tc Pc Pz 1 31,1 796,8 40,09 72,16 2 30,9 796,3 40,72 73,30 3 30,7 795,8 41,36 74,45 4 30,4 795,0 42,00 75,60 5 30,3 794,7 42,64 76,75 6 30,2 794,5 43,28 77,91 7 28,9 791,1 43,93 79,07 8 28,7 790,5 44,58 80,24 Gambar 4.3 Grafik perbandinga temperatur awal (Ta) dengan Tekanan akhir kompresi Dari data hasil perhitungan didapatkan bahwa perubahan temperatur udara mempengaruhi tekanan kompresi dan tekanan maksimal, maka semakin rendah temperatur udara sekitar maka semakin kecil tekanan kompresi dan tekanan maksimumnya. 9 28,6 790,3 45,23 81,41

39 JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 4.3 Perubahan Temperatur udara terhadap SFC (Specific fuel consumption) Untuk mendapatkan nilai SFC, terlebih dahulu melakukan perhitungan Konsumsi Bahan Bakar (Fc) dan Daya efektif (Ne) sebagai berikut FC = Vbb. ρbb. (Tbb/3600) (kg/s) = 25,87 kg/jam Ne = Pe.П. r 2. a.n.z 60.100.75 = 48,86 kg/cm 2. 3,14. (8,5) 2. (1500/60).1 75. 100 = 36,94 kw Jadi untuk nilai SFC (Specific fuel consumption) yaitu SFC = FC (kg/kw jam) Ne = 25,87kg/jam 36,94 = 0,70 kg/kw jam Tabel 4.4 pengaruh perubahan temperatur terhadap SFC No jam pemaka ian BB temperatu r (⁰C) SFC 1 18:00 31,1 31,1 0,70 2 19:00 30,9 30,9 0,70 3 20:00 30,7 30,7 0,69 4 21:00 30,4 30,4 0,68 5 22:00 30,3 30,3 0,68 6 23:00 30,2 30,2 0,68 7 0:00 28,9 28,9 0,65 8 1:00 28,7 28,7 0,65 9 2:00 28,6 28,6 0,64 10 3:00 28,4 28,4 0,64 11 4:00 27,6 27,6 0,62 12 5:00 27,5 27,5 0,62 13 6:00 27,4 27,4 0,62 Gambar 4.4 Pengaruh perubahan temperatur terhadap SFC 4.4 Pengaruh Temperatur Masuk (T in) terhadap Temperatur Keluar (T out) Sebelum mendapatkan nilai dari temperatur gas buang / T out maka dengan beberapa parameter perhitungan terdapat pada lampiran yang diketahui sebagai berikut No T in (⁰C) Tout (⁰C) 1 40 297,58 2 38 297,99 3 36 298,40 4 34 298,81 5 32 299,23 6 31,1 299,42 7 30,7 299,51 8 30,3 299,59 9 28,6 299,95 10 27,4 300,21 11 25 300,73 12 23 301,16 13 21 301,61 14 19 302,05 15 17 302,50 Dengan hasil perhitungan didapat nilai Konsumsi Bahan Bakar (FC) dan Daya efektif (Ne) sehingga nilai SFC dapat diketahui, nilai SFC maksimal 0,7 pada temperatur 31,1 (⁰C) dan minimal 0,62 pada temperatur 27,4(⁰C). Gambar 4.5 pengaruh temperature (Tin) terhadaptemperature Keluar (T out ) Dengan besarnya pengaruh temperatur udara yang masuk kedalam mesin diesel terhadap temperatur udara yang keluar maksimal 300,21 (⁰C) pada T in 27,4 (⁰C) dan minimal 299,42 (⁰C) pada T in 31,1 (⁰C) dari gas buang dalam mesin diesel ini, maka dengan melihat hal tersebut kita

JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 40 akan mencoba memperbesar dan memperkecil temperatur udara masuk kedalam mesin diesel ini. Dengan temperatur dinaikan dan diturunkan maka pada tabel terlihat adanya perubahan yang signifikan terhadap temperatur keluar dan SFC pada mesin diesel, dengan T out maksimal 302,5(⁰C) pada T in 17 (⁰C) dan T out minimum 297,58 (⁰C) pada T in 40 (⁰C). Dari tabel diatas diketahui bahwa semakin besar temperatur masuk maka semakin kecil temperatur keluar dari gas buang mesin diesel yang dihasilkan dari hasil pembakaran pada mesin diesel. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN a. Perbedaan temperatur ruangan terhadap pemakaian bahan bakar pada putaran 1500 rpm. Dari hasil pengukuran, terlihat bahwa pengaruh temperatur ruangan sangat berpengaruh terhadap efisiensi pemakaian bahan bakar yaitu 32,9 l/jam pada 31,1 (⁰C) dan minimum 23,5 l/jam pada 27,4 (⁰C). b. Pengaruh perubahan temperatur terhadap Efisiensi pemasukan (Charge Efficiency) sangat kecil maks 31,71 % dan min 31,45 %. c. pengaruh perubahan temperatur udara sekitar terhadap tekanan kompresi dan tekanan maksimum untuk putaran 1500 rpm, terlihat bahwa Pc dan Pz rata-rata menurun konsisten dari temperatur 27,4 0 C sampai temperatur 31,1 0 C. d. Dengan turunnyanya temperatur udara sekitar dari 31,1 sampai 27,4 menyebabkan menurunnya juga SFC yang dihasilkan dari perhitungan 0,7 menurun hingga menjadi 0,62. Kg/kw.jam. e. Pada penelitian ini pengaruh dari Temperatur masuk / T in terhadap Temperatur gas buang / T out sangat besar, T out maksimal didapat 300,21⁰C pada T in 27,4 ⁰C dan minimun 299,42 ⁰C pada T in 31,1 ⁰C. 5.2 SARAN a. Untuk tekanan yang dihasilkan dari hasil pembakaran pada gas buang dapat dimanfaatkan untuk memutarkan kipas kecil yang selanjutnya untuk memutarkan generator sehingga menghasilkan listrik untuk kebutuhan ruangan mesin diesel. b. Untuk panas pada T out yang sangat besar bisa dimanfaatkan untuk heat exchanger yang digunakan sebagai pemanas DAFTAR PUSTAKA [1]. Hetaria, Marlon, 2012, Analisa Pengaruh Kapasitas Udara Untuk Campuran Bahan Bakar Terhadap Prestasi Mesin Diesel, Politeknik Katolik Saint Paul, Sorong. Heywood, J.B., 1988, Internal Combustion Engine Sundamentals, McGraw Hill, Inc., New York. [2]. Petrovesky. N, Marine Internal Combustion Engie, Translated from the Russion By Horace, E. Isakson Mir Publisher Moscow Sutoyo, 2011, Mesin-mesin Pembakaran Dalam, Universitas muhhamadiyah, Magelang. [3]. Widagdo, Eko, 2013, Optimisasi Pola Pembebanan Daya Mesin Pembangkit Listrik Diesel SWD 16 TM 410, Politeknik Negeri Pontianak Wiranto Arismunandar, Motor Diesel Putaran Tinggi, Edisi IV, Penerbit ITB, Bandung, 1983 [4]. Wiranto Arismunandar, Penggerak Mula Motor Bakar Torak, Edisi III, Penerbit ITB, Bandung, 1980