BAB I PENDAHULUAN. status glukosa menjadi dua, yaitu normoglikemia dan hiperglikemia. 2 Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN KADAR GLUKOSA SERUM DAN PLASMA NATRIUM FLUORIDA (NaF) DENGAN PENUNDAAN PEMERIKSAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA SERUM DAN PLASMA NATRIUM FLUORIDA DENGAN PENUNDAAN PEMERIKSAAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. PERBANDINGAN STABILITAS KADAR GLUKOSA DARAH DALAM SAMPEL SERUM DENGAN PLASMA NATRIUM FLUORIDA (NaF)

JNPH Volume 6 No. 1 (April 2018) The Author(s) 2018

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk akhir metabolisme karbohidrat serta sumber energi utama pada

BAB I PENDAHULUAN. sedentary lifestyles. Sedentary lifestyles menyebabkan banyak bermunculan

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH DAN GLUKOSA URIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Glukosa darah atau kadar gula darah merupakan istilah yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang khas dengan gejala-gejala kadar gula darah tinggi, glukosuria dan setelah

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan oksigen miokard. Biasanya disebabkan ruptur plak dengan formasi. trombus pada pembuluh koroner (Zafari, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hemoglobin pada manusia terdiri dari HbA 1, HbA 2, HbF( fetus)

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DAN FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA WANITA MENOPAUSE

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan

Obat Herbal Diabetes dan Diagnosa Prediabetes Sebelum Terjadi Diabetes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

PENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memperoleh energi. Gula lain dalam makanan (terutama fruktosa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dr.Ozar Sanuddin, SpPK

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

Kata Kunci : Kadar glukosa darah sewaktu, Glukometer, Spektrofotometer, Diabetes Melitus

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. Pemeriksaan glukosa darah merupakan salah satu. pemeriksaan yang paling sering dilakukan di instalasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PREANALITIK DAN INTERPRETASI GLUKOSA DARAH UNTUK DIAGNOSIS DIABETES MELITUS

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kadar glukosa adalah insulin dan glukagon yang berasal dari pankreas.

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH DALAM SAMPEL SERUM DENGAN PLASMA NaF YANG DITUNDA 1 DAN 2 JAM DI STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL DENGAN MENGGUNAKAN GLUKOMETER DAN ANALYZER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan kesejahteraan sosial ekonomi pada masyarakat. World Health Organization (WHO) pada berbagai negara terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis

repository.unimus.ac.id


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

DIABETES MELITUS GESTASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. hasil laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

UJI ANTIDIABETES SECARA IN VIVO. Dwi Handayani Ni Luh Sukeningsih

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain, dan DM gestasional. 2 Angka kejadian DM

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test control group

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one

BAB 5 PEMBAHASAN. Penelitian telah dilakukan pada 40 pasien epilepsi yang menjalani monoterapi

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB I PENDAHULUAN. Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

PERBEDAAN KADAR KOLESTEROL SELAMA 0 HARI, 7 HARI, DAN 8 HARI PADA SUHU 4 C KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam Urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan

PENGARUH PEMAKAIAN SETENGAH VOLUME SAMPEL DAN REAGEN PADA PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH METODE GOD-PAP TERHADAP NILAI SIMPANGAN BAKU DAN KOEFISIEN VARIASI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

GAMBARAN GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA ORANG YANG KURANG TIDUR DI USIA PRODUKTIF

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Glukosa adalah sebuah komponen yang penting dalam darah. Glukosa yang terdapat dalam darah biasa disebut sebagai glukosa darah. Glukosa darah berada di dalam plasma darah walaupun dalam jumlah yang kecil bersamaan dengan mineral-mineral lain. 1 Penentuan kadar glukosa darah menjadi salah satu tolok ukur dalam diagnosis diabetes melitus. 2,3 American Diabetes Association (ADA) membagi status glukosa menjadi dua, yaitu normoglikemia dan hiperglikemia. 2 Menurut World Health Organization (WHO), keadaan normoglikemia tidak bisa didefinisikan karena kurangnya data mengenai kondisi glukosa darah yang disebut normal secara akurat. Oleh karena itu, WHO mengasosiasikan istilah normoglikemia sebagai keadaan dimana glukosa darah yang berisiko rendah terhadap diabetes dan penyakit kardiovaskular. 3 ADA membagi keadaan hiperglikemia menjadi dua, yaitu impaired fasting glucose (IFG) atau impaired glucose tolerance (IGT), keadaan ini secara umum disebut sebagai pradiabetes atau hiperglikemia intermediet, dan diabetes melitus. 2 Orang dengan hiperglikemi, seperti ibu hamil dan penderita diabetes melitus, sangat membutuhkan pemeriksaan glukosa darah yang akurat guna menentukan langkah pengawasan dan penanganan atau terapi. 3,4 WHO dalam publikasinya Definition of Diabetes Mellitus and Intermediate Hyperglycemia

2 merekomendasikan pemeriksaan darah dengan sampel darah vena. Hal ini disebabkan banyaknya penggunaan sampel darah kapiler dalam pengukuran glukosa darah dengan metode point of care testing (POCT). Menurut WHO dalam artikel yang sama, profil glukosa darah kapiler dan darah vena akan sama hanya pada kondisi puasa dan akan berbeda pada keadaan post-prandial. 3 Untuk menentukan kadar glukosa darah dilakukan pemeriksaan darah khusus untuk memeriksa kadar glukosa darah. Dalam pemeriksaan ini akan dilakukan prosedur pengambilan darah vena (phlebotomy). Pengambilan darah vena akan menggunakan spuit, pada umumnya bervolume 3cc, pada vena mediana cubiti dan dimasukkan dalam tabung baik tabung serum maupun tabung berisi antikoagulan natrium fluorida (NaF). Darah dalam tabung segera dipisahkan antara sel dan serum atau plasma darah dengan cara sentrifugasi. WHO merekomendasikan sentrifugasi sampel darah dilakukan sebelum waktu 30 menit setelah darah dialirkan ke dalam tabung dan pemeriksaan segera dilakukan sesegera mungkin. 3 Serum atau plasma yang telah dipisahkan dari sel darah kemudian diambil sebagai sampel dan dilakukan pengukuran terhadap kadar glukosanya menggunakan metode enzimatik seperti heksokinase atau glukosa oksidase (GOD). Sampel darah yang diperiksakan dalam pemeriksaan glukosa sangat rentan terhadap glikolisis secara in vitro yang menurunkan 5-7% dari kadar glukosa darah sampel per jamnya. 5,6 Proses glikolisis ini akan meningkat apabila terdapat keadaan seperti leukositosis namun bisa diturunkan dengan pembekuan sampel. Untuk menghindari adanya penurunan kadar glukosa darah akibat sedikit

3 tertundanya pemeriksaan, baik akibat terhambatnya transportasi dari tempat pengambilan sampel ke laboratorium ataupun keterbatasan analis dan alat serta bahan, digunakan antikoagulan yang dapat mengintervensi terjadinya glikolisis, yaitu natrium fluorida (NaF). 5,7 Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa penambahan natrium fluorida berpengaruh dalam meminimalisasi glikolisis in vitro. 5,7 9 Tabung NaF dicirikan dengan tutup warna abu-abu dan sudah berisikan NaF dan kalium oksalat. Natrium fluorida adalah agen utama untuk menghambat glikolisis dengan menghambat enzim enolase. 10 Oksalat, sebagai tambahan, adalah agen antikoagulan dengan mengendapkan kalsium. 5,11 Secara teoritis, kadar glukosa pada plasma NaF dapat bertahan selama 4 jam dalam suhu ruangan. 5 Pada penelitian oleh Erny Julitania, dinyatakan bahwa glukosa darah pada plasma NaF dapat bertahan selama 2 jam, 8 namun penelitian lain yang dilakukan oleh Manfred Fobker menyimpulkan bahwa kadar glukosa darah pada plasma NaF dapat bertahan selama 24 jam dengan penurunan rata-rata sebanyak 2,2%. 9 Hal ini tentu menyimpang dari kajian teori yang selama ini diketahui bahwa dengan antikoagulan NaF, kadar glukosa akan tetap cenderung stabil dalam tempo 4 jam dalam suhu ruangan. 5 Kontroversi inilah yang menarik perhatian peneliti untuk meneliti tentang kadar glukosa serum dan plasma NaF. Untuk itu penelitian ini haruslah dilanjutkan untuk mengetahui secara tepat tentang kontroversi kadar glukosa serum dan plasma NaF.

4 1.2 Rumusan masalah 1.2.1 Masalah umum Apakah terdapat perbedaan kadar glukosa serum dan plasma natrium fluorida (NaF) dengan penundaan pemeriksaan? 1.2.2 Masalah khusus 1) Apakah terdapat perbedaan kadar glukosa serum dan plasma NaF pada waktu sebelum 2 jam? 2) Apakah terdapat perbedaan kadar glukosa serum dan plasma NaF pada waktu 4 jam? 3) Apakah terdapat perbedaan kadar glukosa serum dan plasma NaF pada waktu 8 jam? 4) Apakah terdapat penurunan kadar glukosa serum pada waktu sebelum 2 jam, 4 jam, dan 8 jam? 5) Apakah terdapat penurunan kadar glukosa plasma NaF pada waktu sebelum 2 jam, 4 jam, dan 8 jam? 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Membuktikan perbedaan kadar glukosa pada serum dan plasma NaF. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Membuktikan perbedaan kadar glukosa serum dan plasma NaF pada pemeriksaan glukosa darah sebelum 2 jam.

5 2) Membuktikan perbedaan kadar glukosa serum dan plasma NaF pada pemeriksaan glukosa darah pada waktu 4 jam. 3) Membuktikan perbedaan kadar glukosa serum dan plasma NaF pada pemeriksaan glukosa darah pada waktu 8 jam. 4) Mengetahui penurunan kadar glukosa serum pada pemeriksaan glukosa sebelum 2 jam, 4 jam, dan 8 jam. 5) Mengetahui penurunan kadar glukosa plasma NaF pada pemeriksaan glukosa sebelum 2 jam, 4 jam, dan 8 jam. 1.4 Manfaat penelitian 1) Bagi ilmu pengetahuan: Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan menambah wawasan mengenai perbedaan kadar glukosa serum dan plasma NaF dengan penundaan pemeriksaan. 2) Bagi klinisi: Penelitian ini diharapkan memberi informasi pada klinisi dan analis mengenai efek penundaan pemeriksaan sampel glukosa dan perbedaan kadar glukosa serum dan plasma NaF. 3) Bagi penelitian selanjutnya: Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dari penelitian berikutnya mengenai faktor interferensi glukosa darah.

6 1.5 Keaslian penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian dibanding dengan penelitian sebelumnya. No Penulis Judul Metode dan Hasil Sampel 1 Julitania, Erny (2011) 8 Perbandingan Stabilitas Kadar Glukosa Darah dalam Sampel Serum dengan Plasma Natrium Fluorida (NaF) Menggunakan metode POCT dan enzimatik GOD. Sampel sebesar 32 orang pria tidak puasa. Kadar glukosa darah pada tabung plasma NaF akan turun bermakna setelah 2 jam 2 Fobker, Manfred (2014), dalam Clinical Chemistry. 9 Stability of Glucose in Plasma with Different Anticoagulants Menggunakan metode hexokinase assay dan sampel menggunakan 6 tabung berisi antikoagulan: NaF/Na 2 EDTA, NaF/buffer sitrat, NaF/Na-heparin, NaF/K 2 Oxalate, dan K 2 EDTA. Pada tabung dengan NaF/buffer sitrat, kadar glukosa akan relatif stabil selama 24 jam. 3 Gambino, Raymond, et al (2009), dalam Clinical Chemistry. 7 Acidification of Blood Is Superior to Sodium Fluoride Alone as an Inhibitor of Glycolysis Menggunakan metode hexokinase assay dengan sampel darah vena tidak dalam kondisi puasa, dimasukkan dalam tabung SST, NaF/ K 2 Oxalate, Naheparin Penambahan buffer sitrat efektif menurunkan efek glikolisis (0,3% dibanding 4,6% pada tabung NaF dan Na-oksalat).

7 Penelitian serupa pernah dilaksanakan sebelumnya, namun masih terdapat kontroversi akibat hasil yang berbeda-beda. Penelitian pertama menggunakan sampel seluruhnya laki-laki, sedangkan pada penelitian ini merupakan random sampling dengan sampel laki-laki dan perempuan. Pengambilan sampel pada penelitian kedua tidak dilakukan random dan berfokus pada pembandingan kemampuan penghambatan glikolisis dari berbagai antikoagulan. Penelitian ini lebih berfokus pada penurunan kadar glukosa serum dan plasma NaF akibat penundaan pemeriksaan. Penelitian-penelitian sebelumnya belum dapat diterapkan di Indonesia, sehubungan dengan ketersediaan tabung dan antikoagulan. Tabung antikoagulan untuk pemeriksaan glukosa darah yang tersedia di Indonesia pada umumnya adalah NaF yaitu campuran NaF dengan kalium oksalat. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa serum dan plasma NaF, sehingga dapat diterapkan dalam praktik laboratorium.