PUTUSAN NOMOR HK.210/10/I/MP.17 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN TENTANG KECELAKAAN KAPAL TENGGELAMNYA KLM. SURYA KENCANA DI SELATAN GOSONG ARUBA-LAUT JAWA Pada tanggal 13 Desember 2015, pukul 00.30 WIB, KLM. Surya Kencana berbendera Indonesia, GT. 196, Awak Kapal 10 (sepuluh) orang, muatan barang campuran (general cargo) sebanyak 196,5 M/T, bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas-Semarang menuju Pelabuhan Pontianak, tanggal 14 Desember 2015, pukul 11.00 WIB, kapal mengalami cuaca buruk, pukul 14.00 WIB mesin kapal mati (black out), air laut masuk ke pakal dan kamar mesin, dan lebih kurang pukul 15.00 WIB kapal tenggelam pada posisi sebelah Selatan Gosong Aruba-Laut Jawa. Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, namun kapal beserta muatannya tenggelam. Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya nomor KL.205/2/8/DN-16, tanggal 21 April 2016, telah melimpahkan berkas Kecelakaan Kapal tenggelamnya KLM. Surya Kencana kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan. Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang -undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai. Berkas berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : 1. Laporan Kecelakaan Kapal (LKK), dibuat di Semarang, tanggal 30 Desember 2015, oleh Nakhoda dan diketahui oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Emas; 2. Berita
2 2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat di Semarang, tanggal 29 Desember 2015, oleh Seksi Kesyahbandaran, Bidang Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Emas Semarang, terhadap : a. Nakhoda, Susanto; b. Mualim I, Sanari; c. KKM, A. Muchlis Umar Jaya; d. Masinis II, Projo; e. Juru Mudi, Indiarso. 3. Berita Acara Pendapat/Resume, tanggal 31 Desember 2015, oleh Kepala Seksi Penjagaan, Patroli, dan Penyidikan, dan diketahui oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Emas Semarang; 4. Pemberitahuan Kecelakaan Kapal KLM. Surya Kencana GT. 196, nomor 06/SS/OP/12/2015, dikeluarkan di Semarang, tanggal 21 Desember 2015, oleh PT Sekarsari, dan Nakhoda KLM. Surya Kencana; 5. Laporan Kronologis Kecelakaan Kapal, nomor 10/SS/OP312/2015, dikeluarkan di Semarang, tanggal 30 Desember 2015, oleh Nakhoda KLM. Surya Kencana, dan diketahui oleh PT Sekarsari. 6. Surat-Surat Kapal, terdiri dari : a. Surat Laut, nomor PK.205/7084/SL-PM/DK-13, diterbitkan di Jakarta, tanggal 27 November 2013, oleh Kepala Subdit Pengukuran, Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal, Direktur Jenderal Perhubungan Laut; b. Surat Ukur International (1969), nomor 267, dikeluarkan di Juwana, tanggal 29 April 2002; c. Sertifikat Keselamatan Bagi Kapal Layar Motor (KLM) Berukuran Tonase Kotor 35 GT sampai dengan 500 GT, nomor PK.001/07/08/KSOP.TG.EMAS-2015, diterbitkan di Semarang, tanggal 10 Desember 2015, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Emas; d. Keterangan Susunan Perwira, nomor PK.304/58/08/KSOP Tg. Emas-2012, dibuat di Semarang, tanggal 10 Desember 2015, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Emas; e. Surat Persetujuan Berlayar (SPB), nomor N.3/AP.I/114/XII/2015, diterbitkan di Semarang, tanggal 12 Desember 2015, oleh Syahbandar Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Emas; f. Daftar
3 f. Daftar Anak Buah Kapal, nomor 267/Ga, dikeluarkan di Semarang, tanggal 10 Desember 2015, oleh Nakhoda KLM. Surya Makmur, dan diketahui Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Emas; g. Daftar Muatan, dikeluarkan di Semarang, tanggal 11 Desember 2015, oleh PT Sekarsari; h. Laporan Kedatangan/Keberangkatan Kapal, nomor LALA SMG 05/CO 12/2015, dikeluarkan di Semarang, 11 Desember 2015, oleh Pimpinan PT Sekarsari, dan diketahui Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Emas. 7. Surat Kecakapan, terdiri dari : a) MPR Tk. II, atas nama Susanto, nomor N2/MPR II/X/SMG13; b) MPR Tk. II, atas nama Sunari, nomor N04/XI/MPR.II/SMG009; c) JMPR Tk. II, atas nama A. Muchlis Murjaya, nomor T12/V/JMPR.II/SMG08; d) JMPR Tk. II, atas nama Projo, nomor 060/JMPR.II/III/SMG2000. Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut : A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal. Nama : Surya Kencana Jenis : Kapal Layar Motor Bendera/Tanda Panggilan : Indonesia /YC 5559 Pembuatan/Konstruksi : Tahun 2001 di Kumai/Kayu Isi kotor/isi bersih : GT. 196 NT. 133 Tanda selar : GT. 196 No.267/Gc Tenaga Penggerak Utama : Mesin merek Yanmar 350 PK Ukuran Pokok Panjang : 27.06 Meter Lebar : 10.30 Meter Dalam : 3.73 Meter Pemilik : Djunaidi Nakhoda : Susanto Awak Kapal : 10 (sepuluh) orang 2. Jalannya
4 2. Jalannya Peristiwa. a. Tanggal 13 Desember 2015, pukul 00.30 WIB, KLM. Surya Kencana berbendera Indonesia, GT. 196, Awak Kapal 10 (sepuluh) orang, bermuatan barang campuran (general cargo) sebanyak 196,5 M/T, bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju Pelabuhan Pontianak, dengan keadaan draft depan 3,6 meter dan draft belakang 4,4 meter; b. Ketika kapal mengawali pelayarannya cuaca dalam keadaan baik, kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi non konvensional yang memadai, diawaki dengan perwira dinas jaga yang memenuhi persyaratan, dan kamar mesin dilengkapi dengan 9 (sembilan) unit pompa pengisap; c. Tanggal 14 Desember 2015, pukul 11.00 WIB, pada posisi disebelah Selatan Gosong Aruba-Laut Jawa terjadi perubahan cuaca, kapal mengalami cuaca buruk berupa hujan lebat yang disertai Angin dari Barat kencang dan menimbulkan ombak dengan tinggi lebih kurang 3 (tiga) meter; d. Akibat pengaruh cuaca buruk KLM. Surya Kencana mengalami oleng kekanan dan kekiri, air laut masuk kedalam badan kapal melalui celahcelah pakal, pompa pengisap tidak mampu mengimbangi air laut yang masuk, sehingga pada pukul 14.00 WIB mesin mati (black out) karena terendam air laut; e. Dengan mengenakan baju renang ( life jacket) dan dibawah komando Nakhoda, seluruh Awak Kapal meninggalkan kapal melalui lambung kanan kapal dengan menggunakan rakit untuk bertahan dilaut, lebih kurang pukul 15.00 WIB kapal tenggelam, dan pukul 15.30 WIB seluruh Awak Kapal ditolong oleh kapal nelayan KM. Camar 83; f. Rencananya seluruh Awak Kapal akan dibawa menuju Pelabuhan Muara Angke, tetapi karena cuaca buruk pada tanggal 18 Desember 2015, pukul 14.00 WIB seluruh korban dievakuasi ke Tanjung Brebes- Tegal dalam keadaan selamat; g. Akibat dari kecelakaan tersebut, tidak terdapat korban jiwa atapun luka, namun terdapat kerugian harta benda berupa kapal beserta muatannya tenggelam. 3. Dalam peristiwa tenggelamnya KLM. Surya Kencana, pada tanggal 14 Desember 2015, pukul 15.00 WIB, di Selatan Gosong Aruba-Laut Jawa, Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan para Saksi sebagai berikut : a. Tersangkut
5 a. Tersangkut Nakhoda, Susanto. b. Para Saksi : 1) Mualim I, Sanari; 2) KKM, A. Muchlis Umar Jaya; 3) Penanda tangan Surat Keterangan Susunan Perwira KLM. Surya Kencana, Samsuh Agustiar Ilyas; 4) Penanda tangan Surat Persetujuan Berlayar KLM. Surya Kencana, Alit Sudarsono, S. SiT. B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan Kapal, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan pada hari Kamis, tanggal 27 Oktober 2016, di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Emas. Keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berikut : 1. Tersangkut Nakhoda, Susanto, tidak hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan dan keterangan yang diambil dari BAPP, sebagai berikut : a. Lahir di : Grobogan Tanggal : 02 September 1966 Agama : Islam Alamat : Rahadi Usman RT 01 RW 01 Sungai Besar, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Ketapang, Kalimantan Barat Pendidikan Umum : SMA, tahun 1987. Teknis : MPR Tk. II, tahun 2013. Pengalaman berlayar : 1) KLM. Serta Perdana, bulan Agustus 2002 s/d Agustus 2004; 2) KLM. Sinar Perdana, bulan Agustus 2004 s/d 2006; 3) Nakhoda, KLM. Surya Kencana, bulan Juli 2008 s/d kejadian. b. Tersangkut dalam keadaan sehat jasmani dan rohani; c. Tanggal 13 Desember 2015, pukul 00.30 WIB, KLM. Surya Kencana berbendera Indonesia, GT. 196, Awak Kapal 10 (sepuluh) orang, bermuatan barang campuran (general cargo) sebanyak 196,5 M/T, bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas-Semarang menuju Pelabuhan Pontianak, dengan draft depan 3,6 meter dan draft belakang 4,4 meter; d. Tidak
6 d. Tidak ada keterangan yang dapat diambil dari BAPP mengenai alat bantu navigasi yang dimiliki oleh KLM. Surya Kencana. Namun dapat diketahui bahwa kapal berlayar dengan kecepatan rata-rata 6,6 knots dan ketika kapal mengalami cuaca buruk Tersangkut Nakhoda sempat mengambil posisi kapal; e. Tanggal 14 Desember 2015, pukul 06.00 WIB, ketika kapal berlayar di Laut Jawa keadaan cuaca baik dan laut teduh, pukul 09.00 WIB angin mulai agak kuat dengan tinggi ombak lebih kurang 1,5 meter, pukul 11.00 WIB, ketika kapal berada di Selatan Gosong Aruba-Laut Jawa pada posisi 04-15 S / 110-13 T, kapal mengalami cuaca buruk berupa hujan lebat, angin kuat dengan ketinggian ombak lebih kurang 3 (tiga) meter; f. Pada saat itu haluan kapal menuju arah 360 atau Utara, sedangkan angin dan ombak dari arah Barat atau arah lambung kiri kapal, sehingga kapal mengalami oleng ke kanan dan ke kiri dengan kuat dan air laut yang masuk ke badan kapal menjadi semakin bertambah kuat; g. Untuk menghindari kerusakan kapal dari akibat gerakan olengan yang kuat, Tersangkut Nakhoda merubah haluan ke Timur (090 ), mengarah ke Pelabuhan Kumai sehingga kondisi kapal terdorong oleh angin dan ombak dari arah buritan, namun kondisi cuaca semakin bertambah buruk, air yang masuk kedalam badan kapal yaitu pada bagian palkah dan kamar mesin tidak dapat diimbangi dengan kekuatan 9 (sembilan) unit pompa pengisap untuk memompa keluar, sehingga pada pukul 14.00 WIB, seluruh permesinan mati (black out) dan seluruh pompa tidak dapat bekerja; h. Menyikapi kondisi kapal yang semakin terancam akan bahaya tenggelam, maka Tersangkut Nakhoda bersama ABK lainnya berusaha menurunkan 2 (dua) rakit tegar yang terbuat dari drum dan dari jerigen pada sisi lambung kanan kapal, selanjutnya dengan mengenakan baju renang ( life jacket) serta memanfaatkan pelampung bulat, seluruh Awak Kapal terjun ke laut dan lebih kurang pukul 14.30 WIB seluruh Awak Kapal telah bertahan diatas kedua rakit untuk selanjutnya menunggu pertolongan dari kapal-kapal yang melintas; i. Pukul 15.30 WIB, datang pertolongan kapal nelayan KM. Camar 83 dan seluruh Awak Kapal naik keatas kapal tersebut dan karena cuaca buruk maka kapal mencari tempat berlindung serta menunggu ombak mereda, pukul 19.30 WIB Tersangkut Nakhoda sempat melaporkan adanya kejadian kepada agen pelayaran di Semarang dan memberitahu bila seluruh Awak Kapal selamat; j. Tanggal
7 j. Tanggal 18 Desember 2015, pukul 14.00 WIB, seluruh Awak Kapal dievakuasi ke Tanjung Brebes-Tegal dan selanjutnya melalui jalan darat meneruskan perjalanan menuju ke Semarang, pukul 21.00 WIB seluruh Awak Kapal tiba di Semarang dan selanjutnya diurus oleh Agen PT Sekarsari di Semarang; k. Alat keselamatan kapal yang ada diatas kapal terdiri dari 16 (enam belas) buah baju renang ( life jacket), 4 (empat) buah pelampung bulat (life buoy), dan 2 (dua) buah rakit tegar; l. Dalam peristiwa kecelakan tersebut, tidak terdapat korban jiwa ataupun luka, namun kapal beserta muatannya tenggelam. 2. Saksi Mualim I, Saudara Sanari, tidak hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan dan keterangan yang diambil dari BAPP, sebagai berikut : a. Lahir di : Tegal Tanggal : 09 Agustus 1975 Agama : Islam Alamat : Panggung Baru, GG 10B RT 002 RW 006 Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur Pendidikan Umum : 1) SD Alihaeriyah, di Tegal; 2) SMPN 8, di Tegal. Teknis : MPR Tk. II Pengalaman berlayar : 1) Mualim I, KLM. Cinta Baru; 2) Mualim I, KLM. Citra Maju; 3) Mualim I, KLM. Surya Kencana. b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani; c. Pada tanggal 13 Desember 2015, pukul 00.30 WIB, KLM. Surya Kencana bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju Pelabuhan Pontianak, bermuatan barang campuran (general cargo) sebanyak 196,5 M/T, dengan Awak Kapal 10 (sepuluh) orang; d. Saat kapal bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dalam kondisi laik laut dan cuaca dalam keadaan baik; e. Tanggal 14 Desember 2015, pukul 09.00 WIB, saat kapal berada pada lintang 4,15 S di perairan sebelah Barat Daya Kalimantan Tengah, cuaca mulai memburuk, angin kencang, dan gelombang laut mencapai 3 (tiga) meter, dan seluruh Awak Kapal berusaha mempertahankan posisi kapal dalam pelayaran yang aman; f. Pukul
8 f. Pukul 14.00 WIB, mesin kapal mati (black out) dan air laut sangat banyak masuk ke kamar mesin, beberapa saat kemudian ABK bersiap untuk menyelamatkan diri dengan mengenakan baju renang (life jacket) dan menurunkan rakit yang terbuat dari drum, selanjutnya seluruh Awak Kapal terjun kelaut dan bergantungan pada rakit; g. Pukul 15.00 WIB, semua Awak Kapal ditolong oleh kapal nelayan KM. Camar 83 dan dalam kondisi selamat; h. Saksi berpendapat bahwa tenggelamnya KLM. Surya Kencana disebabkan karena cuaca buruk, angin kencang, dan gelombang yang sangat tinggi menghantam kapal. 3. Saksi KKM, Saudara A. Muchlis Umar Jaya, tidak hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan dan keterangan yang diambil dari BAPP, sebagai berikut : a. Lahir di : Karanganyar Tanggal : 02 Juni 1968 Agama : Islam Alamat : Jagan RT 001 RW 007 Desa Lalung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar Pendidikan Umum : SMA, tahun 1988.. Teknis : JMPR Tk. II, tahun 2008. Pengalaman berlayar : 1) Masinis, KLM. Kartika, tahun 1995; 2) KKM, KLM. Surya Kencana, tahun 2008 s/d kejadian. b. Saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani; c. Saksi bertanggung jawab terhadap seluruh bagian mesin diatas kapal dan sebagai operator mesin kapal. Awak kapal yang berada dikamar mesin KKM, Masinis I, Masinis II, dan Juru Minyak; d. Tanggal 13 Desember 2015, pukul 01.00 WIB, KLM. Surya Kencana, bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju Pelabuhan Pontianak, kondisi mesin normal; e. Tanggal 14 Desember 2015, pukul 10.00 WIB, mesin dan pompapompa dikamar mesin berfungsi dengan baik, Saksi sedang berada dikamar mesin. Saat itu hujan, dan gelombang tinggi antara 3 sampai dengan 4 meter, air masuk ke kamar mesin dan ruang palkah, Saksi berupaya memompa air laut namun debit air yang masuk lebih besar daripada kemampuan pompa, sehingga mengakibatkan mesin dan pompa-pompa terendam air hingga mati; f. Pukul
9 f. Pukul 14.00 WIB, Nakhoda memerintahkan kepada ABK untuk menyelamatkan diri dengan mengenakan baju renang (life jacket) dan meninggalkan kapal menggunakan rakit dari jerigen dan dari drum, selanjutnya diselamatkan oleh kapal nelayan KM. Camar 83 dan dibawa ke Tegal; g. Lebih kurang pukul 15.00 WIB setelah Awak Kapal meninggalkan kapal, KLM. Surya Kencana tenggelam beserta muatannya, namun surat-surat kapal dapat diselamatkan oleh Nakhoda. 4. Saksi Penanda tangan Surat Keterangan Susunan Perwira KLM. Surya Kencana, Saudara Samsuh Agustiar Ilyas, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Jakarta Tanggal : 09 Agustus 1969 Agama : Islam Alamat : Jl. Bukit Duri Utara I RT 017 RW 02 Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1982, di Jakarta; 2) SMP, tahun 1985, di Jakarta; 3) SMA, tahun 1988, di Jakarta. Teknis : 1) ANT III, tahun 1992; 2) ANT II, tahun 1998, di Jakarta. Pengalaman bekerja : 1) CPNS, Dit KPLP Ditjen Hubla, tahun 2002; 2) Komandan, KN. Sarotama P 112; 3) Komandan, KN. Alugara P 114; 4) Staff, Dit KPLP Ditjen Hubla, tahun 2010; 5) Marine Inspector, Dit KAPPEL, tahun 2011 s/d 2011; 6) Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, KSOP Panjang, tahun 2011 s/d 2015; 7) Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, KSOP Tanjung Emas Semarang, tahun 2015 s/d sekarang. b. Saksi bertugas sebagai Kepala Seksi Keselamatan Berlayar sejak tahun 2015; c. Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 36 Tahun 2012, tugas sebagai Kepala Seksi Keselamatan Berlayar antara lain melakukan penilikan pemenuhan persyaratan pengawakan kapal, penyiapan bahan penerbitan dokumen kepelautan, perjanjian kerja laut dan penyijilan awak kapal serta perlindungan awak kapal, pelaksanaan
10 pelaksanaan pengawasan tertib bandar, pergerakan kapal ( shifting), pemanduan dan penundaan kapal diperairan pelabuhandan tertib berlayar, lalu lintas keluar masuk kapal, kapal asing ( port state control), flag state control dan pemenuhan persyaratan kelaiklautan kapal dan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar; d. Saksi menyatakan bahwa dasar penandatanganan susunan perwira adalah Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 70 Tahun 1998 tentang Pengawakan Kapal Niaga dan NCBS tahun 2010; e. Bahwa proses penerbitan susunan perwira harus dilengkapi dengan sertifikat ijasah perwira dan dokumen-dokumen kapal harus lengkap dan masih berlaku, serta pemeriksaan fisik terhadap muatan, pompapompa dalam jumlah yang cukup minimal 9 (sembilan) buah dan berfungsi normal. 5. Saksi penanda tangan Surat Persetujuan Berlayar KLM. Surya Kencana, Saudara Alit Sudarsono, S. SiT, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, dibawah sumpah, hadir dalam sidang pemeriksaan lanjutan, memberikan keterangan sebagai berikut : a. Lahir di : Grobogan Tanggal : 20 Desember 1974 Agama : Islam Alamat : Desa Gundih, Kecamatan Gundih, Grobogan Pendidikan Umum : 1) SD, tahun 1986, di Surakarta; 2) SMP, tahun 1989, di Wirosari; 3) SMA, tahun 1992, di Purwosari; 4) S2 Magister Manajemen, tahun 2016, di Semarang; Teknis : ATT II, tahun 2001, di Semarang. Pengalaman bekerja : 1) KKM, KN. 427, tahun 2008 s/d tahun 2009; 2) KKM, KN. 337, tahun 2009 s/d tahun 2010; 3) Staf Seksi Keselamatan Berlayar, KSOP Tanjung Emas, tahun 2010 s/d sekarang. b. Saksi bekerja pada bagian Seksi Keselamatan Berlayar sejak tahun 2010; c. Saksi mengetahui kejadian tenggelamnya KLM. Surya Kencana dari Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, pada tanggal 18 Desember 2015; d. Saksi
11 d. Saksi menyatakan bahwa KLM. Surya Kencana bermuatan beras dan makanan kecil, tidak melebihi muatan karena kapal tersebut dapat memuat sampai 300 M/T; e. Sebelum BAPP dibuat harus ada berita acara Nakhoda bukan surat pemberitahuan. C. Pendapat Mahkamah Pelayaran. Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, serta keterangan dalam sidang pemeriksaan lanjutan, pada hari Kamis, tanggal 27 Oktober 2016, di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Emas, Semarang, sehubungan dengan tenggelamnya KLM. Surya Kencana, pada tanggal 14 Desember 2015, 15.00 WIB, di Selatan Gosong Aruba-Laut Jawa, telah sampai pada pendapat sebagai berikut : 1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal. Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Kapal. KLM. Surya Kencana adalah kapal layar motor, dibangun tahun 2001, konstruksi kayu, berbendera Indonesia, GT. 196. Kapal berbalingbaling 1 (tunggal), geladak 1 (satu), digerakkan oleh layar dibantu 1 (satu) mesin merk Yanmar 350 PK. b. Surat Kapal. KLM. Surya Kencana memiliki Surat Laut nomor PK.205/7084/SL- SM/DK-13, dikeluarkan oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, tangal 27 November 2013, Surat Ukur Internasional (1969) nomor 267, dikeluarkan di Juwana, tanggal 29 April 2002, Sertifikat Keselamatan Bagi Kapal Layar Motor (KLM) berukuran tonase kotor 35 s/d 500 GT, nomor PK.001/07/08/KSOP.TG.EMAS-2015, tanggal 10 November 2015, dan surat-surat lainnya lengkap sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dok terakhir di Pontianak, tanggal 04 November 2014 sampai dengan 12 November 2014. c. Awak
12 c. Awak Kapal. KLM. Surya Kencana sesuai Surat Keterangan Susunan Perwira PK.304/58/08/KSOP Tg. Emas-15, tanggal 10 Desember 2015, diberikan dispensasi 1 (satu) kali pelayaran ke Pelabuhan Pontianak karena belum memenuhi persyaratan, yang ditandatangani Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Emas Semarang, bahwa Susunan Perwira Deck dan Mesin untuk daerah pelayaran LOKAL, sebagai berikut : Bagian Deck : Nakhoda : Susanto ijazah MPR Tk. II, tahun 2013; Mualim I : Sanari ijazah MPR Tk. II, tahun 2009. Bagian Mesin : KKM : A. Muchlis Murjaya ijazah JMPR Tk. II, tahun 2008; Masinis II : Projo ijazah JMPR Tk. II, tahun 2000. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa kapal, instalasi permesinan, perlengkapan kapal dalam keadaan baik dan memenuhi persyaratan, surat-surat kapal tidak lengkap, Susunan Perwira Deck dan Mesin tidak memenuhi syarat sesuai Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM. 70 Tahun 1998 dan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002, serta SK. Ditjenhubla Nomor PY.67/2/3-01, tanggal 06 November 2001. 2. Tentang Cuaca Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika-Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan Tersangkut dan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan kapal dilokasi kejadian adalah sebagai berikut : a. Menurut Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 29 Agustus 2016, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 14 Desember 2015, pukul 14.00 WIB, di Laut Jawa tersebut adalah sebagai berikut : Cuaca : Berawan banyak dan terjadi hujan sedang lebat disertai badai guntur Arah dan Kecepatan Angin : Barat Daya-Barat, 11.9 16.7/21.1 Knots Arah dan Kecepatan Arus : Barat Barat Laut, 11.5 14.4 Cm/det Tinggi Gelombang : Barat, 0.8 1.4/2.0 M Jarak Penglihatan : 0.5 2.0 Mil b. Menurut
13 b. Menurut keterangan Tersangkut dan para Saksi dalam BAPP bahwa keadaan cuaca pada saat kejadian langit berawan penuh, hujan lebat, Angin dari arah Barat kuat, dan ombak dari Barat dengan tinggi lebih kurang 3 (tiga) meter. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan Tersangkut dan para Saksi mengenai keadaan cuaca pada saat kejadian dapat diterima. 3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut : a. Keadaan Muatan. 1) Menurut keterangan Tersangkut dan para Saksi keadaan muatan sebelum kejadian sebanyak 196,5 M/T, dengan draft depan 3,6 meter dan draft belakang 4,4 meter atau draft rata-rata 4,0 meter, sedangkan berdasarkan Surat Ukur Internasional (1969) nomor 267, dikeluarkan di Juwana, tanggal 29 April 2012, ukuran dalam terbesar ditengah kapal hingga geladak teratas adalah sebesar 3,73 meter. Dengan kata lain kondisi draft kapal ketika bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas-Semarang, telah melampaui dari batas diijinkan atau terjadi kelebihan beban muatan; 2) Ketika terjadi penambahan beban air laut yang masuk kedalam badan kapal, maka beban muatan semakin bertambah, sehingga kapal kehilangan daya apung cadangannya dan tenggelam. b. Keadaan Stabilitas. Dalam BAPP tidak didapati adanya petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan kondisi stabilitas kapal, baik mengenai tata letak muatan ataupun perhitungan stabilitas muatan, tetapi berdasarkan keterangan Tersangkut dan para Saksi dalam BAPP ketika kapal mengalami oleng kekanan dan kekiri kapal tidak terbalik, dan ketika kapal akan tenggelam masih masih dalam keadaan tegak. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan muatan KLM. Surya Kencana baik sebelum maupun sesudah kejadian tidak dapat diterima, sedangkan keadaan stabilitas sebelum dan sesudah kejadian dapat diterima. 4. Tentang
14 4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak. Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturanaturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik ( good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut : a. Tentang Navigasi. KLM. Surya Kencana adalah merupakan kapal non konvensional dan masuk dalam kategori kapal tradisional yang berdasarkan Sertifikat Keselamatan Bagi Kapal Layar Motor (KLM) Berukuran Tonase Kotor 35 GT sampai dengan 500 GT nomor PK.001/07/08/KSOP.TG.EMAS- 2015, tidak tertera mengenai macam dan jumlah alat bantu navigasi yang dimilikinya dan berdasarkan keterangan dalam BAPP juga tidak didapat keterangan tentang alat bantu navigasi maupun cara bernavigasi, sehingga tentang cara bernavigasi tidak dapat dinilai. b. Tentang Olah Gerak. Ketika KLM. Surya Kencana berlayar pada haluan 360 atau Utara, kapal mengalami cuaca buruk dengan terpaan angin dan ombak dari arah Barat atau lambung kiri kapal, sehingga kapal mengalami oleng kekanan dan kekiri. Untuk menghindari olengan kapal yang dapat mengancam terhadap keselamatan kapal, Tersangkut Nakhoda telah mengolah gerak kapal dengan merubah haluan kekanan menjadi 090 atau Timur dengan maksud agar terpaan angin dan ombak yang datang dari arah Barat mendorong pada bagian buritan kapal, dan kapal tidak mengalami oleng. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi Tersangkut Nakhoda KLM. Surya Kencana tidak dapat dinilai, sedangkan cara berolah gerak dapat diterima. 5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan. Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia, dan faktor organisasi mengenai kejadian tenggelamnya KLM. Surya Kencana, maka penyebab tenggelamnya adalah sebagai berikut : a. Baik secara teknis maupun secara yuridis KLM. Surya Kencana merupakan kapal yang terbuat dari bahan kayu harus melaksanakan dock selama jangka waktu 1 (satu) tahun satu kali. Berdasarkan catatan pada Sertifikat Keselamatan Bagi Kapal Layar Motor (KLM) Berukuran Tonase Kotor 35 GT sampai dengan 500 GT nomor PK.001/07/08/KSOP.TG.EMAS-2015, dock terakhir tanggal 04 November
15 04 November 2014 sampai dengan 12 November 2014, di Pontianak, yang berarti paling lambat pada tanggal 11 November 2015 kapal sudah melaksanakan dock, tetapi pada tanggal 10 Desember 2015, telah diberikan perpanjangan sertifikat untuk satu kali jalan menuju Pontianak, sehingga patut diduga kondisi teknis kapal telah terdapat celah-celah lubang pada pakal penyambung kayu, yang dapat menjadi tempat rembesnya air laut kedalam badan kapal, dan hal ini merupakan sumber permasalahan utama bagi kapal-kapal yang terbuat dari bahan kayu; b. Pada saat bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dalam kondisi over draft karena kelebihan muatan, sehingga berat benaman (deplacement) melebihi berat benaman yang diijinkan dan berdasarkan Hukum Archimedes, makin besar berat benaman maka makin besar tekanan terhadap dinding kapal, sehingga air laut yang merembes kedalam badan kapal melalui celah-celah pakal menjadi semakin kuat dan debit rembesan air semakin besar; c. Ketika kapal mengalami cuaca buruk dan kapal oleng kekanan dan kekiri, maka konstruksi bangunan kapal mengalami peregangan (stretching) dan bagian yang paling terpengaruh adalah pada bagian sambungan pakal, yang mengakibatkan lubang celah-celah pada pakal semakin besar dan air laut yang masuk kedalam badan kapal bertambah semakin banyak, sehingga kekuatan menghisap pompapompa tidak dapat mengimbangi debit air laut yang masuk kedalam badan kapal; d. Dengan matinya permesinan kapal karena terendam air laut, maka instalasi pompa tidak dapat bekerja, sehingga air laut yang masuk kedalam badan kapal semakin bertambah banyak dan akhirnya kapal tenggelam karena kehilangan daya apungnya. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa tenggelamnya KLM. Surya Kencana adalah disebabkan oleh rangkaian sebab akibat dari beberapa penyebab sebagai berikut : 1) Kondisi KLM. Surya Kencana yang tidak laik laut patut diduga telah menyebabkan terjadinya celah-celah pada pakal sambungan kayu dan dengan kondisi muatan yang melebihi kapasitas, maka dengan berat benaman yang besar, tekanan air laut kebadan kapal juga bertambah besar, sehingga rembesan air laut yang masuk kedalam badan kapal menjadi besar; 2) Sebagai akibat dari cuaca buruk kapal mengalami oleng dan sebagai akibat dari olengan kapal terjadi peregangan ( stretching) pada pakal sambungan kayu yang mengakibatkan celah-celah pada pakal bertambah besar dan air laut yang masuk kedalam badan kapal semakin besar dan ketika permesinan mati, instalasi pompa tidak dapat bekerja, air laut yang masuk kedalam badan kapal bertambah banyak
16 banyak, dan akhirnya kapal tenggelam karena kehilangan daya apungnya. 6. Tentang Upaya Penyelamatan. Berdasarkan pemeriksaan berkas dalam BAPP dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan, maka mengenai upaya penyelamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pada tanggal 14 Desember 2015, lebih kurang pukul 11.00 WIB, kapal mengalami cuaca buruk dan kapal oleng karena terpaan ombak dari lambung kiri atau arah Barat, untuk menghindari olengan kapal Tersangkut Nakhoda telah merubah haluan dari 360 menjadi 090, dengan maksud untuk membelakangi ombak, agar kapal tenang; b. Ketika mengetahui telah banyak air laut yang masuk kedalam badan kapal, Tersangkut Nakhoda memerintahkan ABK untuk memompa air laut dengan menggunakan pompa yang ada dikapal sebanyak 9 (sembilan) pompa, namun pompa tidak mampu untuk memompa air yang masuk kekapal, karena debit air yang masuk lebih besar; c. Beberapa saat kemudian mesin induk dan pompa mati semua, dikarenakan sudah terendam air. Tersangkut Nakhoda memerintahkan ABK untuk memakai baju renang ( life jacket) dan menyediakan pelampung bulat 4 (empat) buah, rakit dari jerigen dan dari drum untuk diturunkan kelaut, karena kapal sudah mulai tenggelam, selanjutnya seluruh Awak Kapal turun kelaut untuk menyelamatkan diri keatas rakit dari jerigen dan dari drum sambil menunggu pertolongan datang; d. Tanggal 14 Desember 2015, pukul 15.30 WIB, seluruh Awak Kapal ditolong oleh kapal nelayan KM. Camar 83 dan pada tanggal 18 Desember 2015, pukul 14.00 WIB dievakuasi ke Tanjung Brebes- Tegal. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda dapat diterima. 7. Tentang Kesalahan dan Kelalaian Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, dalam kasus tenggelamnya KLM. Surya Kencana, pada tanggal 14 Desember 2015, pukul 14.00 WIB, di Laut Jawa, maka beban tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian adalah sebagai berikut : 7. Tentang
17 a. Berdasarkan sebab akibat dari penyebab terjadinya kecelakaan kapal, maka lemahnya pengawasan terhadap keselamatan kapal adalah merupakan awak dari kelalaian, sehingga kapal dalam keadaan tidak laik laut yaitu terlambatnya waktu dock dan terjadinya kelebihan muatan bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas-Semarang; b. Selanjutnya ketika kapal berlayar dalam kondisi tidak laik laut mengalami cuaca buruk yang mengakibatkan terjadinya peregangan (stretching) pada bangunan kapal terutama pada bagian sambungan pakal dan mengakibatkan membesarnya celah-celah rembesan air laut pada pakal sehingga mengakibatkan permesinan mati, air laut dalam badan kapal tidak dapat dipompa, dan akhirnya kapal tenggelam karena kehilangan daya apungnya; c. Dari rangkaian sebab akibat dapat disimpulkan bahwa kesalahan dan kelalaian yang menyebabkan KLM. Surya Kencana tenggelam adalah merupakan gabungan dari kesalahan organisasi, kesalahan teknik, dan force majoure. Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa tentang tanggung jawab terhadap kesalahan dan kelalaian atas tenggelamnya KLM. Surya Kencana adalah sebagai berikut : 1) Bahwa lemahnya sistem pengawasan keselamatan kapal yang menyebabkan KLM. Surya Kencana berlayar dalam kondisi tidak laik laut adalah merupakan kelalaian dan tanggung jawab dari organisasi Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Tanjung Emas- Semarang sebagai regulator pengawas keselamatan pelayaran; 2) Bahwa besarnya rembesan air laut yang masuk kedalam badan kapal melalui celah-celah pakal yang mengakibatkan air laut didalam kapal tidak dapat diatasi sehingga mengakibatkan permesinan dan pompapompa mati serta mengakibatkan tenggelamnya kapal adalah merupakan bagian dari force majoure dan kesalahan teknik dari kondisi bangunan kapal yang tidak laik laut. 8. Tentang Hal Hal Yang Meringankan dan Yang Memberatkan. Berdasarkan proses persidangan terhadap Tersangkut dan hal-hal pribadi yang disampaikan Tersangkut, maka dipandang perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a. Hal hal yang meringankan. Tidak ada. b. Hal
18 b. Hal hal yang memberatkan. Tidak ada. D. PUTUSAN Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang ( KUHD) dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan yang memberatkan, Mahkamah Pelayaran : MEMUTUSKAN : I. Menyatakan bahwa tenggelamnya KLM. Surya Kencana, tanggal 14 Desember 2015, pukul 15.00 WIB, di Selatan Gosong Aruba-Laut Jawa disebabkan oleh debit air laut yang masuk kedalam badan kapal melalui celah-celah pakal lebih besar bila dibanding dengan kapasitas pompa pengisap yang ada diatas kapal dan ketika permesinan mati serta instalasi pompa tidak dapat berfungsi, maka jumlah air laut yang masuk kedalam badan kapal bertambah banyak, dan akhirnya kapal tenggelam karena kehilangan daya apungnya. II. III. Menyatakan bahwa penyebab sebagaimana tersebut dalam butir I adalah merupakan akibat dari lemahnya sistem organisasi pengawasan keselamatan pelayaran, sehingga KLM. Surya Kencana berlayar dalam kondisi tidak laik laut dan ketika mengalami cuaca buruk ( force majoure) kapal mengalami kegagalan teknis (technical error), sebagaimana diamarkan pada butir I. Menyatakan bahwa berkaitan dengan rangkaian peristiwa penyebab dari tenggelamnya KLM. Surya Kencana adalah diluar jangkauan pengetahuan dan kemampuan Tersangkut Nakhoda Saudara Susanto. IV. Membebaskan Tersangkut Nakhoda, atas nama Susanto, lahir tanggal 15 Februari 1988, memiliki Sertifikat Mualim Pelayaran Rakyat Tk. II, nomor N2/MPR II/X/SMG13, tahun 2013. V. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Saudara Susanto pemilik Sertifikat Mualim Pelayaran Rakyat Tk. II, nomor N2/MPR II/X/SMG13, tahun 2013. Demikian
19 Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Senin, tanggal 30 Januari 2017, dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis Pengganti, tanpa dihadiri oleh Saudara Susanto pemilik Sertifikat Mualim Pelayaran Rakyat Tk. II, Nomor N2/MPR II/X/SMG13, Tahun 2013. Ketua :...Capt. Supardi, M. M., M. Mar. Anggota :... Capt. A. Utoyo Hadi, S. H., M. Si., M. Mar. Anggota Anggota :...Iswandi, ATT-I, M. Si. :...Ir. Budi Prasetyo. Anggota :...Muryamtini, S. H. Sekretaris :...Rinna Purba, S. H.