BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
Bay dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang rah}matan lil a>lami>n, sempurna dan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP SEBAB-SEBAB JANDA TIDAK MENDAPAT WARIS

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI LELANG ONLINE DI BALELANG.COM. menyetujui segala ketentuan-ketentuan yang Balelang.

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU NO 7 TAHUN 2004 TERHADAP JUAL BELI AIR IRIGASI DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV DENGAN UANG DI DESA LAJU KIDUL KECAMATAN SINGGAHAN KABUPATEN TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME JUAL BELI IKAN LAUT DALAM TENDAK

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISA DATA. jual beli lada melalui perantara Tengkulak, diperkenankan oleh syara ; apabila

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

JUAL BELI DALAM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB V PEMBAHASAN. A. Sistem Jual Beli Bunga di Kawasan Wisata Makam Bung Karno

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

SUMBER HUKUM ISLAM 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS DATA A. Tata Cara Pelaksanaan Sulam Alis di Salon kecantikan Evi Beauty Galery Bandar Lampung

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS TAUKIL WALI NIKAH VIA TELEPON

A. Analisis Sadd al-dhari> ah terhadap Jual Beli Produk Kecantikan yang Tidak Ada Informasi Penggunaan Barang dalam Bahasa Indonesia

dalam ibadah maupun muamalah. Namun nas-nas syarak tidak secara rinci memberikan solusi terhadap berbagai macam problematika kehidupan manusia.

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berkembang, dimana saat ini Indonesia mengerahkan segala

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI POWER BANK DI COUNTER VANDHIKA CELL KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

HUBUNGAN SEKSUAL SUAMI-ISTRI Dr. Yusuf Al-Qardhawi. Pertanyaan:

MBAREP DI DESA KETEGAN KECAMATAN TANGGULANGIN

BAB IV ANALISIS SADD ADH-DHARI< AH TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI KONDOM SECARA BEBAS DI ALFAMART CABANG BOLODEWO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN MENGENAI PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK DI KOTA SEMARANG MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI LUTUNG JAWA DI DESA TRIGONCO KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan bay yang berarti menjual,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN TARIF JUAL BELI AIR PDAM DI PONDOK BENOWO INDAH KECAMATAN PAKAL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mahluk manusia baik itu aqidah, ibadah dan muamalah, termasuk

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Kerjasama antara Pemilik Modal. dengan Pemilik Perahu di Desa Pengambengan

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dalam bentuk Ijab dan Qabul. Dalam pernikahan yang

KATA PENGANTAR. taufiq dan hidayah-nya, skripsi ini telah dapat dirampungkan. Selanjutnya

BAB IV TINJAUAN FIQH MUAMALAH TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BAWANG MERAH KELILING DI KECAMATAN BABADAN

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara satu

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN A. Analisis Terhadap Praktik Tukar-Menukar Rambut di Desa Sendangrejo Lamongan Dari uraian pembahasan sebelumnya, dapatlah diketahui bahwa dalam praktik tukar-menukar rambut dengan kerupuk yang biasa dilakukan oleh sebagian masyarakat di Desa Sendangrejo terdapat keuntungan bagi pihak-pihak yang bersangkutan, terutama bagi penjual kerupuk. Karena pekerjaan tersebut sudah menjadi kebiasaan dan sebagai pekerjaan sampingan untuk menambah pemasukan ekonomi keluarga mereka dari hasil penjualan kerupuk kepada pengepul. Akad jual-beli atau tukar-menukar rambut dengan kerupuk dilihat dari segi objek akadnya termasuk dalam bay al-muqa>yad{ah, yaitu tukarmenukar barang dengan cara barter. Sedangkan jika dilihat dari segi cara menetapkan harga, transaksi ini termasuk dalam bay al-musawwamah, yaitu jual-beli dengan cara tawar-menawar. Hal ini dikatakan demikian, karena pemilik rambut selalu menawar dan menginginkan mendapatkan kerupuk yang lebih banyak. Adapun pembahasan mengenai bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktik tukar-menukar rambut dengan kerupuk, peneliti akan menguraikannya sebagaimana pembahasan sebelumnya. Bahwa tukarmenukar rambut dengan kerupuk tersebut sudah biasa dilakukan oleh 58

59 sebagian masyarakat Desa Sendangrejo dan bahkan sudah menjadi adat istiadat di kalangan mereka. Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa dalam pelaksanaan jual-beli akan sah jika memenuhi ketentuan-ketentuan yang dishari> atkan yaitu telah memenuhi rukun dan syarat-syaratnya. Adapun rukun dan syarat jual-beli secara umum yaitu meliputi: a. Mu a>qidain, orang yang berakad yaitu penjual dan pembeli, dengan syarat: 1) Harus ahliyatul aqd artinya mempunyai kecakapan dalam bertas}arru>f (bertindak). 2) Mu a>qidain melakukan akad secara rela tanpa ada paksaan. Hal ini sebagaimana dalam firman-nya: Kecuali dengan jalan perniagaan yang dilakukan suka sama suka. (QS. an-nisa> : 29). 1 b. S{i>ghat yaitu lafal i>ja>b dan qabu>l, dengan syarat: 1) Adanya kesesuaian antara i>ja>b dan qabu>l. 2) I>ja>b dan qa>bul dilakukan dalam satu majelis. c. Ma qu>d alaih (Objek Akad), dengan syarat: 1) Ma qu>d alaih harus suci, bukan barang yang dilarang shara. 1 Departemen Agama RI, al-qur a>n dan Terjemahnya,, (Surabaya: Al-Hidayah, 1971), 122.

60 2) Dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia menurut pandangan shara. Hal ini sebagaimana dalam h{adi>th yang diriwayatkan oleh Imam Bukha>ri> dan Muslim: Dituturkan dari Jabir ibn Abdullah r.a. bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda di Makkah pada tahun penaklukan kota itu, Sesungguhnya Allah melarang jual-beli minuman keras, bangkai, babi, dan berhala. (HR. Al-Bukha>ri dan Muslim) 2 3) Milkut ta>m, artinya milik orang yang melakukan. 4) Dapat diserahterimakan pada saat akad berlangsung. 5) Ma qu>d alaih telah diketahui oleh kedua belah pihak yang melakukan akad dengan terang dhatnya, bentuk, kadar (ukuran) dan sifatnya. Dari hasil penelitian, bahwa dalam tukar-menukar rambut dengan kerupuk yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Desa Sendangrejo terdapat kekeliruan dalam sistem tukar-menukarnya yaitu pada objek akadnya. Karena barang yang bisa diperjualbelikan atau dipertukarkan dalam Islam adalah harus memenuhi syarat seperti yang telah disebutkan di atas. Berdasarkan kasus yang diangkat dalam penelitian ini, bahwa yang dijadikan objek dalam tukar-menukar adalah berupa barang yaitu rambut ditukar dengan kerupuk. Dalam hal ini apakah rambut telah memenuhi 2 Ima>m Bukha>ri>, Fiqh al-ima>m al-bukha>ri> min Fath}il Ba>ri>, (Beirut: Da>r al-kutub al- Ilmiyah, 1998), 268.

61 syarat jual-beli atau tidak seperti yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti membahasnya sebagai berikut: 1) Suci, bahwa manusia adalah makhluk yang dimuliakan oleh Allah swt. Hal ini sebagaimana dalam firman-nya: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkut mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezeki dari yang baikbaik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (QS. al-isra> : 70). 3 Melalui ayat tersebut, dapat dipahami bahwa semua bagian tubuh manusia, hukumnya suci karena memang manusia dimuliakan oleh Allah swt. dan diciptakan dalam keadaan suci. Oleh karena rambut merupakan bagian dari anggota tubuh manusia, maka syarat ini bisa terpenuhi. 2) Bermanfaat secara shar i, secara umum, atau sesuai dengan adat setempat. Dalam hal ini adalah dibuat untuk cemoro (untuk menyambung rambut), sanggul, dan wig. Dengan kata lain kegunaan rambut secara umum adalah untuk mempercantik diri. Rambut merupakan anugerah dari Allah swt. yang diberikan kepada kita, dan sekaligus merupakan mahkota bagi tiap-tiap insan. Khususnya terhadap kaum perempuan rambut ini adalah suatu media untuk berhias dan mempercantik diri. Dalam mempercantik diri lewat rambut ini, Islam telah melarang bagi kaum wanita menyambung rambutnya dengan rambut asli 3 Departemen Agama RI, al-qur a>n dan Terjemahnya, 435.

62 atau imitasi seperti yang dikenal sekarang ini dengan namanya wig. 4 Sebagaimana h}adi>th Nabi saw yang telah dikutip oleh Yu>suf Qard}a>wi yang diriwayatkan oleh Ima>m Bukha>ri> bahwa Rasulullah saw melaknat perempuan yang menyambung rambut atau minta disambungkan rambutnya. 5 Larangan Rasulullah ini tidak hanya ditujukan kepada perempuanperempuan yang memiliki rambut pendek, bahkan terhadap perempuan yang rambutnya gugur karena sakit misalnya, atau perempuan yang hendak menjadi pengantin untuk bermalam pertama dengan suaminya, tetap tidak boleh rambutnya disambung. 6 Hal ini sebagaimana h}adi>th Nabi saw yang diriwayatkan oleh Asma, yang telah dikutip oleh Ima>m al-gha>zali: Bahwa ada seorang perempuan bertanya kepada Nabi saw. Ya Rasulullah, sesungguhnya anak saya terkena suatu penyakit sehingga gugurlah rambutnya, dan saya akan kawinkan dia, apakah boleh saya sambung rambutnya? Nabi saw menjawab: Allah melaknat perempuan yang menyambung rambut dan yang minta disambungkan rambutnya. (HR. Bukha>ri) 7 Akan tetapi, jika rambut itu disambung dengan kain atau benang (sutera atau wol), maka tidak termasuk dalam larangan ini. 4 Ima>m al-gha>zali, Benang Tipis Antara Halal dan Haram, (Surabaya: Putra Pelajar, 2002), 137. 5 Ibid. 6 Yu>suf Qard}a>wi, Halal dan Haram, Tim Kuadran (Bandung: Jabal, 2007), 101. 7 Ima>m al-gha>zali, Benang Tipis, 138.

63 Rasulullah saw menamakan perbuatan ini yakni menyambung rambut dengan rambut, baik dengan rambut asli atau imitasi adalah suatu dosa, karena di dalamnya terdapat unsur-unsur penipuan, memalsu dan mengelabuhi orang lain, selain itu ada unsur merubah terhadap ciptaan Allah. 8 Sehingga dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa praktik tukar-menukar rambut dengan kerupuk secara manfaat shar i adalah tidak diperbolehkan dan terlarang. Oleh karena itu syarat ini belum terpenuhi. 3) Milkut ta>m, yaitu milik orang yang melakukan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw: Tidak (sah) jual-beli, kecuali sesudah dimiliki (sendiri). (HR. Bukha>ri>) 9 Jika melihat kasusnya bahwa rambut yang ditukar adalah miliki si pemilik/penukar maka syarat ini bisa terpenuhi. 4) Dapat diserahterimakan pada saat akad berlangsung. Apakah syarat ini terpenuhi atau tidak, tentu melihat kasusnya jika rambut itu dimiliki si penjual dan dapat ditukarkan langsung, tentu syarat ini terpenuhi. 5) Ma qu>d alaih telah diketahui. Jika kedua pihak yaitu pemilik rambut dan penjual kerupuk saling mengetahui objek akad dengan terang dhatnya, bentuk, kadar (ukuran) dan sifatnya dalam hal ini adalah rambut dan 8 Yu>suf Qard}a>wi, Halal dan Haram, 102. 9 Ima>m Bukha>ri>, Fiqh al-ima>m al-bukha>ri>, 255.

64 kerupuk, maka syarat ini juga bisa terpenuhi. Hal ini sebagaimana sabda Nabi saw: Jangan kamu menjual emas dengan emas kecuali dengan kadar yang sama. (HR. Bukha>ri>). 10 Dengan demikian, dapat dipahami bahwa praktik tukar-menukar rambut dengan kerupuk adalah dilarang. Hal ini dilarang karena tidak memenuhi manfaat secara shar i. B. Analisis Urf Terhadap Tradisi Tukar-Menukar Rambut di Desa Sendangrejo Lamongan Berdasarkan dari hasil penelitian, bahwa tradisi tukar-menukar rambut dengan kerupuk yang ada di Desa Sendangrejo sudah berangsung lama. Menurut orang-orang yang sudah tua, dahulu merekapun sudah biasa melakukannya. Namun, mereka tidak tahu persis kapan tradisi tersebut dimulai. 11 Mengenai tinjauan hukum Islam yaitu Urf, terhadap tradisi tukarmenukar rambut dengan kerupuk adalah sebagai berikut: Pada pembahasan sebelumnya dapat dipahami bahwa praktik jualbeli/tukar-menukar rambut adalah tidak diperbolehkan. Adapun alasan lain dari larangan tersebut selain berkaitan dengan manfaat secara shar i adalah 10 Ima>m Bukha>ri>, Fiqh al-ima>m al-bukha>ri>, 257. 11 Suwati, Wawancara, Lamongan, 9 November 2014.

65 bahwa sesuatu yang tidak boleh dijual ketika menempel pada benda lain, maka tidak boleh dijual ketika sudah terpisah dari benda itu. Dalam hal ini rambut itu menempel pada diri manusia, maka rambut tidak boleh dijual. Andaikata ia seorang budak, maka tidak boleh hanya menjual rambutnya saja tanpa menjual budaknya. Hal ini sesuai dengan ungkapan Ima>m Nawa>wi dalam kitab al-majmu> yang berbunyi: Sesuatu yang tidak boleh dijual ketika menempel pada benda lain, tidak boleh dijual ketika sudah terpisah dari benda itu, seperti rambut anak A>dam. 12 Kaidah tersebut di atas mengecualikan pada air susu ibu. Namun air susu ibu tersebut dapat diperjualbelikan karena dalam firman Allah sudah dijelaskan dalam surah al-baqarah: Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. (QS. al-baqarah 233) 13 Seperti yang dikemukakan oleh Abdul Karim Zaidan, bahwa urf yaitu sesuatu yang tidak asing lagi bagi suatu masyarakat karena telah menjadi kebiasaan dan menyatu dengan kehidupan mereka baik berupa perkataan atau perbuatan. 14 Melihat kasus pada penelitian ini, bahwa tukar- 12 Muh}ammad I>man ash-shibra>wi>>, al-majmu> Sharh}ul Muhadhab, (Kairo: Da>rul H{adi>th, 2010), 342. 13 Departemen Agama RI, al-qur a>n dan Terjemahnya, 57. 14 Satria Effendi, M. Zein, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2005), 153.

66 menukar rambut dengan kerupuk yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Sendangrejo sudah berjalan lama dan sudah menjadi suatu tradisi yang diterima oleh masyarakat Desa Sendangrejo. Peneliti juga melakukan wawancara dengan para tokoh masyarakat dan peneliti memperoleh jawaban bahwa tukar-menukar rambut dengan kerupuk yang terjadi di Desa Sendangrejo berjalan biasa dan sampai saat ini tidak ada persengketaan. Adapun syarat diterimanya urf antara lain adalah: a. Tidak bertentangan dengan ketentuan nas}, baik al-qur an maupun as- Sunnah. Berdasarkan kasus pada penelitian ini, bahwa yang dijadikan obyek dalam transaksi adalah berupa rambut, dan rambut sendiri tidak boleh diperjualbelikan, sehingga syarat ini belum terpenuhi. b. Berlaku secara umum di kalangan atau di tengah-tengah masyarakat dan keberlakuannya dianut oleh mayoritas (sebagian besar) masyarakatnya, yang dilakukan secara berulang-ulang dan sudah mendarah daging pada perilaku masyarakat tersebut. Berdasarkan kasus pada penelitian ini maka syarat ini bisa terpenuhi. c. Urf yang akan dijadikan sandaran dalam penetapan hukum, telah ada (berlaku) pada saat itu yaitu ketika persoalan yang akan ditetapkan hukumnya itu muncul. Artinya urf yang akan dijadikan sandaran hukum itu lebih dahulu ada dan sudah memasyarakat sebelum persoalan yang akan ditetapkan hukumnya. 15 Dilihat dari persoalannya maka syarat ini bisa terpenuhi. 15 Nasrun Haroen, Us{u>l Fiqh I, (Jakarta: Logos, 1996), 144.

67 d. Tidak mendatangkan kemud}aratan serta dapat diterima oleh akal sehat (logis). Dalam hal ini, rambut digunakan untuk cemoro (untuk menyambung rambut), wig, dan sanggul. Padahal Islam telah melarang bagi kaum wanita untuk menyambung rambutnya dengan rambut asli atau imitasi seperti yang telah dikenal sekarang ini dengan namanya wig. Tetapi boleh menyambung rambut dengan kain atau benang (sutera atau wol). Sehingga praktik tukar-menukar dalam kasus ini secara manfaat shar i adalah dilarang, maka syarat ini juga belum bisa terpenuhi. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa praktik tukar-menukar rambut dengan kerupuk adalah tidak diperbolehkan karena bertentangan dengan nas}, meskipun sudah menjadi tradisi masyarakat Desa Sendangrejo dan diterima oleh semua anggota masyarakat setempat (al- urf al-fa>sid).