LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR: 5 TAHUN 2003 SERI: E PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 SERI D NOMOR 8

PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTANBARAT NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 35 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK KABUPATEN OGAN ILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 37 TAHUN 2005

Laboratorium Perancangan Kota Departemen Teknik Planologi ITB 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 152 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

Gubernur Jawa Barat. Jalan Diponegoro No. 22, Telepon (022) , , , Faks. (022) B A N D U N G 40115

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 152 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 16 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 16 TAHUN 2007 PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 9 TAHUN LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

QANUN KABUPATEN ACEH TENGGARA NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 33 TAHUN 2006

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 153 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH YANG DIPISAHKAN MENTERI DALAM NEGERI,

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

BUPATI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 17 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH GUBERNUR BANTEN,

RANCANGAN. (disempurnakan) RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah;

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 01 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang Mengingat : : a. bahwa dalam rangka Pelaksanaan Ketentuan pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 dan dalam upaya mewujudkan Akunbilitas dalam Pengelolaan Barang Daerah dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang, perlu mengatur Pengelolaan Barang Daerah dalam Peraturan Daerah. b. bahwa berdasarkan dengan hal tersebut huruf a dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang tentang Pengelolaan Barang Daerah. 1. Undang-undang Nomor 72 Tahun 1957 tentang Penetapan Undangundang Darurat Nomor 19 Tahun 1955 tentang Penjualan Rumah Negeri kepada Pegawai Negeri sebagai Undang-undang ( Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 158 ). 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria ( Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, tambahan Lembaran Negara Nomor 2043 ); 3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 ); 4. Undang-undang nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, tambahan Lembaran Negara Nomor 3848 ); 5. Peraturan Pemrintah Nomor 46 Tahun 1971 tentang Penjualan Kendaraan Perorangan Dinas milik Negara ( Lembaran Negara Tahun 1971 Nomor 58, tambahan Lembaran Negara No. 2967 ); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1994 tentang Rumah Negara ( Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 69, tambahan Lembaran Negara Nomor 3573); 7. Peraturan.

- 2-7. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4021 ) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 ( lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 157,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4165 ); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, tambahan Lembaran Negara Nomor 4022 ); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 203, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4023 ); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2001 Tentang Pengamanan dan Pengalihan Barang Milik/Kekayaan Negara Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah Lembaran Negara Nomor 4073 ); 11. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 1974 tentang Tata Cara Penjualan Status Rumah Negeri. 12. Keputusan Presiden Nomor 134 Tahun 1974 tentang Penetapan Status Rumah Negeri sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 1982. 13. Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 14. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG Menetapkan : MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TENTANG PENGELOLAAN BARANG DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Tangerang 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tangerang. 3. Bupati adalah Bupati Tangerang. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya dapat disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang. 5. Bagian..

- 3-5. Bagian Perlengkapan adalah Bagian Perlengkapan pada Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang. 6. Unit Kerja adalah Organisasi Perangkat Daerah yang mempunyai Pos Anggaran tersendiri pada APBD 7. Bendaharawan Barang adalah Bendaharawan Umum Barang pada Badan atau Bendaharawan Khusus Barang pada tiap-tiap Unit Kerja. 8. Pengurus Barang adalah Pejabat dan atau Pegawai yang diserahi tugas untuk mengurus Barang Daerah yang berada diluar kewenangan Bendaharawan Barang. 9. Barang Daerah adalah semua kekayaan Daerah yang berasal dari pembelian dengan sumber dana sebagian atau seluruhnya dari APBD dan atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, baik dimiliki maupun dikuasai yang berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak beserta bagian-bagiannya ataupun merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung, diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali uang dan surat berharga lainnya. 10. Standarisasi Barang adalah pembakuan Barang menurut jenis dan spesifikasi serta kualitasnya. 11. Standarisasi Kebutuhan Barang adalah pembakuan jenis, spesifikasi dan kualitas Barang Daerah menurut strata Pegawai dan Organisasi. 12. Standarisasi Harga adalah pembakuan Barang sesuai jenis, spesifikasi dan kualitas serta harga dalam satu periode tertentu yang disusun dalam daftar harga tertinggi. 13. Penentuan Kebutuhan adalah kegiatan atau tindakan untuk merumuskan rincian kebutuhan pada perencanaan sebagai pedoman dalam melaksanakan pemenuhan kebutuhan Barang Daerah yang dituangkan dalam perkiraan anggaran. 14. Pengadaan adalah kegiatan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan Barang dan Jasa 15. Penyimpanan adalah kegiatan untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan Barang persediaan di dalam gudang atau ruang penyimpanan. 16. Penyaluran adalah kegiatan menyalurkan atau pengiriman Barang dari gudang induk atau gudang unit ke unit atau satuan kerja pemakai. 17. Pemeliharaan..

- 4-17. Pemeliharaan adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan agar semua Barang Daerah selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan untuk secara berdaya guna dan berhasil guna. 18. Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum. 19. Perubahan Status Hukum adalah setiap perbuatan atau tindakan hukum dari Pemerintah Daerah yang mengakibatkan terjadinya perubahan status kepemilikan dan atau penguasaan atas Barang Daerah. 20. Penghapusan adalah kegiatan atau tindakan untuk melepaskan kepemilikan atau pengusaan Barang Daerah dengan menghapus pencatatannya dari daftar Inventaris Barang Daerah. 21. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan perhitungan, pencatatan data dan pelaporan Barang Daerah. 22. Tukar Menukar Barang/Ruislag atau Tukar Guling adalah pengalihan kepemilikan dan atau penguasaan Barang tidak bergerak milik Daerah kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk barang tidak bergerak dan menguntungkan Daerah. 23. Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Daerah oleh Instansi dan atau pihak ketiga dalam bentuk pinjam pakai, penyewaan dan penggunausahaan tanpa merubah status kepemilikan. 24. Sewa Menyewa adalah perjanjian penyerahan hak penggunaan atau pemakaian Barang Daerah kepada pihak ketiga,dalam hubungan sewa menyewa dengan ketentuan pihak ketiga tersebut harus memberikan imbalan berupa uang sewa bulanan atau tahunan untuk masa jangka waktu tertentu, baik sekaligus maupun secara berkala. 25. Sewa Beli adalah perjanjian pemakaian kekayaan Daerah oleh Pegawai Negeri Sipil Daerah dengan kewajiban membayar cicilan dalam waktu tertentu dan menjadi milik pemakai apabila cicilan dengan waktu sewa beli habis. 26. Panitia Pengadaan adalah panitia pengadaan atau pekerjaan yang dibentuk berdasarkan keputusan Bupati. 27. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan Uang Daerah yang ditunjuk oleh Bupati. 28. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya dapat disingkat APBD, adalah suatu rencana Keuangan Tahunan Daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah. 29. Kendaraan Perorangan Dinas adalah kendaraan yang digunakan oleh Pejabat Negara dan Pegawai Negeri Sipil yang memegang jabatan dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang. 30. Kendaraan

- 5-30. Kendaraan Operasional Dinas adalah kendaraan dinas yang digunakan oleh unit kerja/ satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang. BAB II PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN BARANG DAERAH Pasal 2 Pengelolaan Barang Daerah merupakan rangkaian kegiatan dan tindakan terhadap Barang Daerah yang meliputi perencanaan, penentuan kebutuhan, penganggaran, standarisasi Barang dan harga, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, inventarisasi, pemeliharaan, pengamanan, pemanfaatan, pengendalian, perubahan status hukum dan penatausahaannya. Pasal 3 Pengelolaan Barang Daerah dilaksanakan secara terpisah dari Barang Pemerintah Pusat. Pasal 4 (1) Bupati sebagai Otorisator dan Ordonator Brang Daerah berwenang dan bertanggungjawab atas pembinaan dan pelaksanaan pengelolaan Barang Daerah. (2) Bupati dalam rangka pelaksanaan pengelolaan Barang Daerah dibantu oleh Sekretaris Daerah, Kepala Bagian Perlengkapan, Kepala Unit Kerja, Bendaharawan Barang dan Pengurus Barang. (3) Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang sebagai Pembantu Kuasa atau Otorisator dan Ordonator Barang Daerah, bertanggung jawab atas terselenggaranya Kordinasi dan Sinkronisasi antar para Pejabat dimaksud dalam ayat ( 2 ). (4) Kepala Bagian Perlengkapan karena jabatannya sebagai Pembantu kuasa Barang ( PKB ) menjalankan fungsi Ordonator Barang Daerah dalam penyelenggaraan pengelolaan Barang Daerah dan mengkoordinir penyelenggara Barang Daerah pada Unit Kerja. (5) Kepala Unit Kerja karena jabatannya sebagai Pembantu Kuasa Barang ( PKB ) berwenang dan bertanggung jawab atas pengelolaan Barang Daerah dilingkungan Unit Kerja masing-masing. (6) Bendaharawan Barang bertugas menerima, menyimpan dan menggeluarkan Barang Daerah yang ada dalam pengurusannya atas perintah Pembantu Kuasa atau Ordonator barang daerah atau pejabat yang ditunjuk olehnya dan membuat Surat Pertanggung jawaban kepada Bupati. (7) Pengurus

- 6 - (7) Pengurus Barang bertugas mengurus Barang Daerah yang berada diluar kewenangan Bendaharawan Barang. Pasal 5 (1) Pencatatan Barang Daerah dilakukan sesuai dengan Standar Akutansi Pemerintah Daerah. (2) Pengguna Barang Daerah wajib mengelola Barang Daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 6 Pengelolaan Barang daerah yang menghasilkan penerimaan, wajib disetorkan seluruhnya ke Kas Daerah. Pasal 7 (1) Pengadaan Barang dan atau Jasa hanya dapat dibebankan kepada APBD sepanjang Barang dan atau jasa tersebut diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi unit kerja. (2) Pengadaan Barang dan atau Jasa atas beban APBD diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati BAB III PERENCANAAN DAN PENGADAAN BARANG DAERAH Bagian Pertama Perencanaan Barang Daerah Pasal 8 (1) Kepala Bagian Perlengkapanmempunyai kewajiban menyusun : a. Standarisasi Barang. b. Standardisasi Kebutuhan Barang dan c. Standardisasi Harga (2) Standardisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Perumusan Rencana Kebutuhan Barang Daerah untuk setiap Unit Kerja yang dibiayai dari APBD dipergunakan sebagai dasar dan Pedoman dalam melakukan suatu tindakan dibidang Kebutuhan Barang. (4) Perencanaan Kebutuhan dan Pemeliharaan Barang Daerah ditentukan dan dianggarkan dalam APBD Kabupaten Tangerang. (5) Tata Cara Perencanaan Kebutuhan dan Pemeliharaan Barang Daerah diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Bagian.

- 7 - Bagian Kedua Pengadaan Barang Daerah Pasal 9 (1) Pelaksanaan Pengadaan Barang daerah untuk Anggaran Belanja Aparatur dan Belanja Publik dilakukan oleh Panitia Pengadaan atau Pekerjaan Daerah ( P3U ) yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Bupati dapat menetapkan kebijakan tentang Pengadaan atau Pekerjaan unit untuk Barang HabisPakai dan hal yang bersifat khusus melalui Panitia Pengadaan atau Pekerjaan Unit ( P3U ) yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Panitia Pengadaan atau Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) dan ayat ( 2 ) bertugas menyelenggarakan proses Pengadaan dan mengusulkan calon pemenang kepada Bupati dan atau Kepala Unit Kerja sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 10 (1) Tata cara Pengadaan Barang atau Pekerjaan dilaksanakan melalui : a. Pelelangan; b. Pemilihan Langsung; c. Penunjukan Langsung; d. Swakelola; (2) Besaran nilai Pengadaan Barang sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 11 (1) Kepala Unit Kerja bertanggung jawab membuat daftar hasil Pengadaan Barang dalam lingkungan wewenangnya dan wajib melaoprkan kepada Bupati dalam hal ini Kepala Bagian Perlengkapan setiap enam bulan (2) Kepala Bagian Perlengkapan bertanggung jawab membuat daftar hasil Pengadaan Barang Daerah yang merupakan kompilasi realisasi Pengadaan dalam satu Tahun Anggaran sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) dan merupakan lampiran perhitungan APBD Tahun bersangkutan. Pasal 12 (1) Penerimaan Barang yang berasal dari pihak ketiga berupa hibah, bantuan dan sumbangan kepada Pemerintah Daerah, diserahkan kepada Bupati melalui Kepala Bagian Perlengkapan dan harus dituangkan dalam Berita Acara serah terima. (2) Penerimaan..

- 8 - (2) Penerimaan Barang yang berasal dari pihak ketiga berdasarkan perjanjian dan atau pelaksanaan perizinan, diserahkan kepada Bupati melalui Kepala Bagian Perlengkapan yang dituangkan dalam berita acara serah terima. (3) Penagihan Barang yang berasal dari pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) dan ( 2 ) dilaksanakan oleh Kepala Bagian Perlengkapan. BAB IV PENERIMAAN BARANG DAERAH Pasal 13 (1) Semua hasil Pengadaan Barang Daerah yang bergerak diterima oleh Bendaharawan Barang atau Pegawai yang ditunjuk oleh Kepala Unit Kerja. (2) Bendaharawan Barang atau Pegawai yang ditunjuk melakukan tugas Bendaharawan Barang berkewajiban melaksanakan administrasi perbendaharaan Barang daerah. (3) Kepala Unit Kerja selaku Atasan Langsung Bendaharawan Barang, bertanggung jawab atas terlaksananya tertib administrasi Barang sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 2 ). Pasal 14 Penerimaan Barang Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat ( 1 ) selanjutnya disimpan dalam gudang atau tempat penyimpanan lain yang telah ditentukan. Pasal 15 Kepala Unit Kerja menerima Barang tidak bergerak dan melapor kepada Bupati melalui Kepala Bagian Perlengkapan setelah dilakukan pemeriksaan yang dituangkan dalam berita acara. Pasal 16 (1) Penerimaan Barang Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat ( 1 ) dilakukan setelah diperiksa oleh Panitia Pemeriksa Barang. (2) Penerimaan Barang Daerah tersebut ayat ( 1 ) disimpan dalam Gudang atau tempat penyimpanan lain. Pasal 17 (1) Pemeriksaan Barang Daerah dilaksanakan oleh Panitia Pemeriksa Barang atau Pekerjaan Daerah ( P2BPD ) atau Panitia Pemeriksa Barang atau Pekerja Unit ( P2BPU ), yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Panitia

- 9 - (2) Panitia Pemeriksa Barang atau Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) bertugas menguji, meneliti dan menyaksikan Barang yang diserahkan sesuai dengan persyaratan yang tertera dalam Surat Perintah Kerja ( SPK ) atau Kontrak dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan ( BAP ). BAB V PEMELIHARAAN BARANG DAERAH Pasal 18 Pengkoordinasian Pemeliharaan Barang Daerah dilaksanakan oleh Kepala Bagian Perlengkapan dan penanggung jawab pemeliharaan Barang Daerah pada Unit Kerja dilaksanakan oleh Kepala Unit Kerja yang bersangkutan. Pasal 19 Pemeliharaan Barang yang dilaksanakan oleh Kepala Unit Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dilakukan sesuai Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Daerah ( DKPBD ). Pasal 20 (1) Kepala Unit Kerja bertanggung jawab membuat daftar hasil Pemeliharaan Barang wajib melaporkan dan atau menyampaikan daftar hasil Pemeliharaan Barang kepada Bupati dalam hal ini Kepala Bagian Perlengkapan. (2) Kepala Bagian Perlengkapan meneliti laporan dan menyusun daftar hasil pemeliharaan Barang yang dilakukan dalam satu Tahun Anggaran sebagai lampiran Perhitungan Anggaran Tahun yang bersangkutan. BAB VI INVENTARISASI BARANG DAERAH Pasal 21 (1) Bagian Perlengkapan sebagai pusat Inventarisasi Barang Daerah berkewajiban menghimpun hasil Inventarisasi dan penyimpanan dokumen kepemilikan. (2) Kepala Unit Kerja atau satuan Kerja berkewajiban untuk menginventarisasi seluruh Barang Inventaris yang ada dalam lingkup tugasnya. (3) Daftar rekapitulasi Barang Inventaris sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 2 ) disampaikan kepada Kepala Bagian Perlengkapan. Pasal

- 10 - Pasal 22 (1) Pemerintah daerah melaksanakan sensus Barang daerah setiap lima Tahun, yang digunakan untuk menyusun buku Inventaris, buku Induk Inventaris, dan Rekapitulasi Barang. (2) Bagian Perlengkapan sebagai Pusat Inventarisasi Barang ( PIB ) berkewajiban atas pelaksanaan sensus Barang. (3) Pelaksanaan Sensus Barang sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 23 Kepala Bagian Perlengkapan bertanggungjawab menyusun dan menghimpun seluruh laporan Mutasi Barang secara berkala dan daftar Mutasi Barang setiap Tahun Anggaran dari seluruh Unit atau Satuan Kerja. Pasal 24 (1) Setiap kegiatan yang dibiayai dari APBD maupun dana lainnya yang merupakan kekayaan Daerah wajib diserahkan kepada Bupati melalui Kepala Bagian Perlengkapan dilengkapi dokumen kepemilikan yang dituangkan dalam Berita Acara. (2) Pemanfaatan hasil kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ), ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB VII PERUBAHAN STATUS HUKUM Bagian Pertama Penghapusan Pasal 25 Penghapusan barang Daerah dilaksanakan melalui : a. Pelelangan atau Penjualan b. Hibah atau disumbangkan kepada pihak lain atau c. Pemusnahan. Pasal 26 (1) Setiap Barang Daerah yang rusak, hilang, mati atau tidak dapat digunakan lagi untuk keperluan Pemerintah Daerah dapat dihapuskan dari daftar Inventaris (2) Dalam melakukan penghapusan Barang Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) perlu diperhitungkan nilai buku Barang yang bersangkutan. (3) Setiap

- 11 - (3) Setiap penghapusan Barang Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ), untuk a. Barang tidak bergerak ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah mendapatkan persetujuan DPRD. b. Barang bergerak berupa Kendaraan perorangan Dinas dan Operasional Dinas dengan Keputusan Bupati setelah mendapatkan persetujuan DPRD dan c. Barang Inventaris lainnya ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 27 Hasil Pelelangan atau Penjualan Barang Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf a, harus disetorkan kepada Kas Daerah. Pasal 28 Untuk bangunan dan gedung yang akan dibangun kembali ( rehabilitasi total ) sesuai peruntukan semula serta yang sifatnya mendesak atau membahayakan, penghapusannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 29 Penghapusan Barang Daerah sebagaimana dimaksud dala pasal 25 dan pasal 26 dilaksanakan oleh Panitia Penghapusan Barang Daerah ( P2BD ) yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Bagian Kedua Penjualan Kendaraan Dinas Paragraf 1 Umum Pasal 30 Kendaraan perorangan dinas dan kendaraan operasional dinas dapat dijual kepada Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Pemerintah Daerah dan anggota DPRD. Pasal 31 (1) Penjualan kendaraan dinas dimaksud pasal 30 dilakukan dengan cara: a. Penjualan secara dum. b. Penjualan melalui sewa beli. (2) Kriteria kendaraan dinas dan tata cara penjualan kendaraan dinas serta nilai jual kendaraan dinas dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Paragraf.

- 12 - Paragraf 2 Penjualan Pasal 32 (1) Penjualan kendaraan dinas dimaksud pasal 31 dilaksanakan berdasarkan keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan DPRD. (2). Hasil penjualan kendaraan dinas harus disetorkan sepenuhnya ke Kas daerah. Pasal 33 (1) Penghapusan kendaraan dinas yang dijual baik secara dum maupun sewa beli dilakukan setelah ada pelunasan harga penjualan dimaksud. (2) Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Pemerintah daerah dan anggota DPRD dilarang mengoper alih Kendaraan Dinas yang telah dijual kepadanya sebelum yang bersangkutan melunasi harga penjualan dimaksud. Bagian Ketiga Penjualan Rumah Daerah Pasal 34 (1) Bupati menetapkan penggunaan Rumah-rumah Daerah dengan memperhatikan perubahan atau penetapan status Rumah-rumah daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Rumah Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dijual belikan atau disewakan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Rumah Daerah Golongan II yang telah diubah golongannya menjadi Rumah Daerah Golongan III; b. Rumah Daerah Golongan III yang telah berumur 15 ( Lima belas ) Tahun atau lebih; c. Pegawai yang dapat membeli adalah Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan sudah mempunyai masa kerja 10 ( Sepuluh ) Tahun atau lebih dan belum pernah membeli atau memperoleh rumah dengan cara apapun dari Pemerintah Daerah atau Pemerintah Pusat; d. Pegawai yang dapat membeli rumah adalah penghuni dan pemegang Surat Izin Penghunian ( SIP ) yang dikeluarkan oleh Bupati; e. Rumah dimaksud tidak dalam sengketa; f. Rumah Daerah yang dibangun diatas tanah yang tidak dikuasai oleh Pemerintah daerah, perolehan hak atas tanahnya harus diproses tersendiri sesuai ketentuan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. Pasal

- 13 - Pasal 35 (1) Pelaksanaan Penjualan rumah Daerah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Harga Rumah Golongan III beserta atau tidak beserta tanahnya ditetapkan oleh Bupati berdasarkan harga taksiran dan penilaiannyadilakukan oleh Panitia yang dibentuk oleh Keputusan bupati. (3) Pelaksanaan Penjualan rumah Daerah Golongan III ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah mendapatkan persetujuan DPRD. Pasal 36 (1) Hasil penjualan Rumah daerah Golongan III sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 disetorkan ke Kas Daerah (2) Pelepasan Hak atas tanah dan penghapusan dari Inventaris ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah harga penjualan atas tanah atau bangunannya dilunasi. Bagian Keempat Pelepasan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan Pasal 37 (1) Setiap perbuatan hukum yang bertujuan untuk pengalihan atau penyerahan hak atas tanah dan atau bangunan yang dimiliki/dikuasai oleh Daerah, baik yang telah bersertifikat atau belum, dapat diproses dengan pertimbangan menguntungkan Pemerintah daerah dengan cara : a. Pelepasan dengan pembayaran ganti rugi atau dijual b. Pelepasan dengan tukar menukar/ruislag atau tukar guling. (2) Pelepasan hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati setelah mendapatkan persetujuan DPRD. (3) Perhitungan perkiraan nilai tanah harus menguntungkan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan nilai jual obyek pajak dan atau harga umum setempat. (4) Nilai ganti rugi atas tanah atau bangunan ditetapkan oleh Bupati berdasarkan nilai atau harga taksiran yang dilakukan oleh Panitia penaksir yang dilakukan oleh panitia penaksir yang dibentuk dengan Keputusan Bupati. (5) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ) dan ( 4 ) tidak berlaku bagi pelepasan hak atas tanah yang diatasnya telah berdiri bangunan rumah Golongan III. BAB

- 14 - BAB VII PEMANFAATAN Bagian Pertama Pinjam Pakai Pasal 38 (1) Untuk kepentingan penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Barang Daerah baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dapat dipinjampakaikan. (2) Pelaksanaan pinjam pakai sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. Bagian Kedua Sewa Menyewa Pasal 39 (1) Barang milik atau dikuasai Pemerintah Daerah baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dapat disewakan kepada pihak lain sepanjang menguntungkan Daerah. (2) Pelaksanaan Sewa menyewa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan yang berlaku. Bagian Ketiga Penggunausahaan Pasal 40 (1) Barang Daerah yang digunausahakan dalam bentuk kerjasama dengan pihak lain diatur sesuai ketentuan Perundang-undangan yang berlaku. (2) Penggunausahaan Barang Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat ( 1 ) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Bagian Keempat Swadana Pasal 41 (1) Barang Daerah baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dapat dikelola secara swadana. (2) Pengelolaan

- 15 - (2) Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. BAB IX PENGAMANAN Pasal 42 Upaya pengurusan Barang Daerah agar dalam pemanfaatan nya terhindar dari penyerobotan, pengambilalihan atau kalim dari pihak lain dilalukan dengan cara : a. Pengamanan administratif, yaitu dengan melengkapi sertifikat dan kelengkapan bukti-bukti kepemilikan; b. Pengamanan Fisik, yaitu dengan pemagaran dan pemasangan tanda kepemilikan barang dan c. Menggunakan jalur hokum baik pidana maupun perdata. Pasal 43 Barang Daerah dapat diasuransikan sesuai dengan kemampuan Keuangan Daerah dan ditetapkan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku BAB XI PEMBINAAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Bagian Pertama Pembinaan Pasal 44 Pemerintah Daerah melakukan Pembinaan dengan Cara : a. Memberikan Penyuluhan tentang Peraturan Perundang-undangan dalam bidang Pegelolaan Barang Daerah; b. Memberikan informasi, pelatihan dan bimbingan tentang ketentuan Pengelolaan Barang Daerah dan c. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi untuk terpenuhinya tertib penyelenggaraan administrasi Barang daerah. Bagian.

- 16 - Bagian Kedua Pengendalian dan Pengawasan Pasal 45 (1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap Pengelolaan Barang Daerah. (2) Pengendalian dan Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pemerintah Daerah berwenang melakukan Pemeriksaan dalam rangka tertib administrasi Pengelolaan Barang Daerah. BAB XII PEMBIAYAAN Pasal 46 (1) Dalam pelaksanaan tertib Pengelolaan Barang Daerah, perlu penyediaan biaya yang dibebankan pada APBD. (2) Pengelolaan Barang Daerah yang mengakibatkan pendapatan dan penerimaan Daerah dapat diberikan biaya Operasional dan Insentif yang besarnya ditetapkan oleh Bupati BAB XIII TUNTUTAN PERBENDAHARAAN DAN TUNTUTAN GANTI RUGI BARANG Pasal 47 Dalam hal terjadi kerugian Daerah karena kekurangan Perbendaharaan Barang atau disebabkan perbuatan melanggar hukum atau melakukan kewajiban sebagaimana mestinya, diselesaikan melalui Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Uang atau Barang Daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 48 Tugas dan fungsi selaku Pembantu Kuasa Barang atau Ordonator Barang di Daerah dilaksanakan oleh Pengelola Kekayaan Daerah. BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 49 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua ketentuan yang mengatur Pengelolaan Barang daerah yang bertentangan dengan Peraturan daerah yang dinyatakan tidak berlaku. Pasal...

- 17 - Pasal 50 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati. Pasal 51 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang. Ditetapkan di Tigaraksa Pada tanggal 5 Pebruari 2004 BUPATI TANGERANG ttd H. ISMET ISKANDAR Diundangkan di Tigaraksa Pada tanggal 1 Maret 2004 SEKRETARIS DAERAH ttd H. OBUN BURHANUDDIN LEMBARAN DAERAH TAHUN 2004 NOMOR 01