BAB II DESKRIPSI UMUM RIFKA ANNISA WOMEN CRISIS CENTER YOGYAKARTA. Rifka Annisa Women Crisis Center yang berarti Teman Perempuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!

BAB IV DEKSKRIPSI LOKASI PENELITIAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan posisi perempuan sebagai manusia tidak sejajar dengan posisi lakilaki.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terutama bagi perempuan dewasa, remaja, maupun anak anak. Kasus kekerasan seksual

HASIL LOKAKARYA REVIEW PENANGGULANGAN HIV & AIDS PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

IKATAN PEREMPUAN POSITIF INDONESIA - IPPI Jaringan Nasional Perempuan yang hidup dengan HIV dan AIDS

3. Meningkatnya Partisipasi Masyarakat terhadap Program keluarga Berencana yang responsive gender

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN KENDAL

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK

Latar Belakang kasus kasus. per KELAHIRAN HIDUP

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

ANALISIS KEBIJAKAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONTEK PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA PEMBANGUNAN NASIONAL DI KAB.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan secara umum sering diartikan dengan pemukulan,

EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA KONSELING HIV-AIDS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PERKAWINAN USIA ANAK

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

JAWA TIMUR MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELATIHAN RULE MODEL SUPPORT GROUP DAN HOME BASE CARE DI 2 KABUPATEN (TEMANGGUNG DAN BANYUMAS)

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Peranan Women Crisis Center Cahaya Melati Kota Magelang dalam

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan pada bab IV maka ada beberapa hal yang dapat

PROFIL Kelompok Penggagas Kasih Plus Jaringan Orang Dengan HIV dan AIDS Kediri - Jawa Timur

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ASK Laporan Analisis Kebijakan

115 Universitas Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK DARI TINDAK KEKERASAN

BAB 29 PENINGKATAN PERLINDUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI E NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR: 2 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki tahap epidemis dengan beberapa sub-populasi beresiko

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III GAMBARAN UMUM PENANGGANAN PERLINDUNGAN PELAKU ANAK DI PPT SERUNI SEMARANG. A. Gambaran Umum PPT Seruni Semarang

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEDOMAN WAWANCARA. A. Bagi Pegawai P2TPA Korban Kekerasan Rekso Dyah Utami. 1. Bagaimana sejarah berdirinya P2TPA Rekso Dyah Utami?

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini menjadi sangat penting setelah selama ribuan tahun perempuan berada. ideologi yang mendunia dan dianggap kodrat Tuhan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN MIMIKA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS Jl. KARTINI TIMIKA, PAPUA TELP. (0901) ,

BAB 11 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN DAN PERAN PEREMPUAN SERTA KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK A. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak kita temui kasus pelecehan seksual yang sering oleh

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBENUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PENYEDIA LAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. merumuskan kesimpulan yang bersifat umum yaitu UPT P2TP2A berperan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

BAB I PENDAHULUAN. korban diskriminasi, pengniayaan, kekerasan seksual dan lainya. 2 Penanganan. KDRT khususnya terhadap korban KDRT.

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

BAB II KAJIAN MENGENAI INFORMASI PUSAT REHABILITASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak kasus tindak kekerasan terhadap perempuan yang

Jendela Papua Papua Window

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat

Pekerjaan Sosial PB :

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI UMUM RIFKA ANNISA WOMEN CRISIS CENTER YOGYAKARTA A. Sejarah Pendirian Rifka Annisa Women Crisis Center yang berarti Teman Perempuan adalah Organisasi non pemerintah yang berkomitmen pada penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Didirikan pada 26 Agustus 1993. Organisasi ini berdiri karena keteguhan hati beberapa aktivis perempuan di Yogyakarta, Indonesia, diantaranya Suwarni Angesti Rahayu, Sri Kusyuniati, Latifah Iskandar, Desti Murdijana, Sitoresmi Prabuningrat dan Musrini Daruslan. Para perempuan aktivis ini bermaksud untuk menyediakan dukungan untuk perempuan korban kekerasan. Gagasan pendirian organisasi ini muncul dari kepedulian yang dalam terhadap kecenderungan budaya patriarkhi yang pada satu sisi memperkuat posisi laki-laki dan memperlemah posisi perempuan pada sisi yang lain. Sebagai akibatnya perempuan menjadi rentan terhadap kekerasan seperti perkosaan, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan sebagainya. Banyak perempuan korban kekerasan telah mengadu ke Rifka Annisa sejak awal pendirian organisasi ini. Selain menyediakan layanan untuk perempuan korban kekerasan (sebagai pusat krisis untuk perempuan), baru-baru

ini Rifka Annisa menetapkan untuk menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia (Company Profile Rifka Annisa, hal 5). B. Letak Geografis Rifka Annisa Women Crisis Center Yogyakarta mereupakan organisasi non pemerintah yang berusaha dan berkomitmen mendampingi perempuan korban kekerasan serta membantu dalam penghapusan kekerasan terhadap perempuan yang saat ini memiliki kantor yang terletak di Jl. Jambon IV, Kompleks Jatimulyo Indah, Yogyakarta 55242 Indonesia. Gambar 1. Gedung Rifka Annisa Women Crisis Center tampak dari depan (Sumber : Dokumen Penulis, 22/09/2016)

Adapun batas-batas gedung kantor Rifka Annisa Women Crisis Center Yogyakarta adalah sebagai berikut: Sebelah utara Sebelah timur Sebelah selatan Sebelah Barat : Perbatasan Kota Yogyakarta : Karangwaru : Tegalrejo : Mlati C. Visi dan Misi a) Visi Mewujudkan tatanan masyarakat yang adil gender yang tidak mentolerir kekerasan terhadap perempuan melalui prinsip keadilan sosial, kesadaran dan kepedulian, kemandirian, integritas yang baik dan memelihara kearifan lokal. b) Misi Mengorganisir perempuan secara khusus dan masyarakat secara umum untuk menghapuskan kekerasan terhadap perempuan dan menciptakan masyarakat yang adil gender melalui pemberdayaan perempuan korban kekerasan, termasuk di dalamnya anak-anak, lanjut usia, dan diffable, meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat melalui pendidikan kritis dan penguatan jaringan (Company Profile Rifka Annisa, hal 07)..

D. Tujuan 1) Menyediakan layanan konseling untuk perempuan dan anak korban kekerasan. 2) Mengorganisir masyarakat untuk dapat menangani masalan kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di komunitas mereka sendiri. 3) Melakukan gerakan strategis untuk menciptakan perubahan kebijakan bai di tingkat nasional maupun daerah. 4) Memperkuat jaringan dengan menyediakan layanan yang lain untuk perempuan dan anak korban kekerasan serta organisasi-organisasi rakyat. 5) Memperkuat kapasitas internal dan eksternal. 6) Pemberdayaan ekonumi untuk perempuan korban (Company Profile Rifka Annisa, hal 08). E. Layanan Sebagai pusat krisis untuk perempuan dan pusat pengembangan sumber daya manusia Rifka Annisa Women Crisis center menyediakan beberapa layanan (Company Profile Rifka Annisa, hal 09). Diantara layanan yang disediakan adalah sebagai berikut : 1. Konseling atau konsultasi psikologis. Layanan ini dapat dilakukan melalui beberapa cara diantara tatap muka, melalui telepon, surat (baik elektronik maupun surat biasa), dan kunjungan rumah untuk perempuan korban kekerasan. 2. Pendampingan hukum yang meliputi konsultasi dan pendampingan hukum dalam proses-proses peradilan apabila klien memutuskan untuk membawa masalahnya ke pengadilan.

3. Penyediaan rumah aman untuk perempuan korban kekerasan apabila terancam keselamatannya atau tidak mendapatkan dukungan dari keluarga dan komunitas. 4. Outreach atau yang lebih dikenal dengan layanan pro-aktif. Yakni sebuah cara yang dapat digunakan oleh konselor untuk melakukan konseling untuk perempuan korban kekerasan. 5. Konseling untuk laki-laki pelaku perkosaan. Sejak tahun 1997 Rifka Annisa menganggap bahwa laki-laki adalah mitra potensial dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Sehingga Rifka Annisa melibatkan laki-laki dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Program atau layanan ini dikenal dengan program pelibatan laki-laki. Dan sebagai tindak lanjut dari program pelibatan laki-laki, sejak tahun 2006 Rifka Annisa telah memulai menyediakan layanan untuk lakilaki pelaku kekerasan (suami pelaku kekerasan). Penyediaan layanan ini berdasarkan data bahwa 90 persen perempuan yang menjadi korban kekerasan suami memutuskan kembali ke suami dan tidak ada penanganan untuk suami pelaku kekerasan. 6. Penguatan kapasitas untuk mitra eksternal. Layanan dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan menyelenggarakan program training baik reguler maupun non reguler, menyelengarakan program magang serta menyelenggarakan kursus-kursus pendek.

7. Layanan konsultasi untuk beberapa program seperti assessment, penelitian, evaluasi atau penguatan kapasitas. Rifka Annisa memiliki kelompok ahli ahli diberbagai bidang seperti gender, isu perempuan dan anak, advokasi dan pengorganisasian masyarakat. Melalui program layanan ini memungkinkan Rifka Annisa untuk berbagi keahlian dengan organisasiorganisasi lain dan kelompok-kelompok masyarakat. 8. Layanan perpustakaan. Gambar 2. Ruang Konseling Rifka Annisa Women Crisis Center (Sumber : Dokumen Penulis, 18/11/2016) F. Program Selain menyediakan layanan untuk perempuan dan anak korban kekerasan serta layanan penguatan kapasitas untuk mitra eksternal, Rifka Annisa juga menyelenggarakan beberapa program dalam rangka advokasi isu kekerasan terhadap perempuan di indonesia (Company Profile Rifka Annisa, hal 13). Di antaranya:

1. Kampanye anti kekerasan terhadap perempuan melalui berbagai media. Penerbitan buku, pameran photo tentang kekerasan terhadap perempuan, produksi film pendek, menyelenggarakan pemutaran film dan diskusi, dan 2. menyelenggarakan dongeng untuk anak tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak. 3. Membangun sistem penanganan terpadu untuk perempuan dan anak korban kekerasan dengan melibatkan berbagai sektor atau stakeholder seperti rumah sakit atau penyediaan layanan kesehatan, kantor polisi, lembaga bantuan hukum, dan organisasi sosial lainnya. 4. Menginisiasi pusat krisis berbasis masyarakat melalui strategi pengorganisasian masyarakat. Program ini memiliki tujuan untuk membangun kemandirian masyarakat dalam menyediakan layanan untuk perempuan dan anak korban kekerasan. Program ini juga memiliki tujuan untuk memperkuat kapasitas masyarakat untuk terlibat aktif dalam gerakan anti kekerasan terhadap perempuan di indonesia. 5. Mendesakkan kebijakan responsif gender di tingkat lokal. Berkaitan dengan program ini pada tahun 2006 Rifka Annisa telah berhasil melakukan perubahan penting berkaitan dengan kebijakan ditingkat lokal. Inisiatif Rifka Annisa untuk membangun mekanisme penanganan terpadu untuk perempuan korban kekerasantelah diadopsi oleh pemerintah lokal (Pemerintah Kota Yogyakarta). 6. Menyelengarakan program penelitian tentang kekerasan terhadap perempuan serta menyelenggarakan berbagai program pelatihan seperti

7. pelatihan sensitifias gender, pelatihan konseling berperspektif gender dan lain sebagainya. 8. Menyelenggarakan Bussines Development Services, seperti pemberdayaan ekonomi perempuan korban dalam bentuk pelatihan dan pendampingan usaha, program beasiswa untuk anak-anak korban dan penggalian dana mandiri menuju kemandirian keuangan. Penelitian Terdahulu Beberapa skripsi yang hampir serupa dengan penelitian yang membahas tentang pendampingan trauma adalah : Penelitian yang dilakukan oleh Agung Prambudi mahasiswa Jurusan Komunikasi pada tahun 2010 yang berjudul Keefektifan Komunikasi Interpersonal Konselor dengan Penderita HIV-AIDS Pada Konseling di VCT RSUD Prof DR Margono Soekarjo Purwokerto. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan yaitu untuk menjelaskan efektifitas komunikasi interpersonal yang terjadi dalam pelayanan konseling, antara konselor dan pasien pada proses konseling di bagian VCT RSUD Prof DR Margono Soekarjo Purwokerto. Karena ODHA perlu mendapatkan konseling, agar mereka bisa mendapatkan informasi yang benar tentang HIV-AIDS, serta mendapatkan dukungan dalam menjalani kehidupannya. Aspek kajian teori yang digunakan adalah keefektifan komunikasi interpersonal yang menggunakan lima cara, yaitu: keterbukaan, empati, dukungan, kepositifan, dan kesamaan. Perbedaan penelitian ini dengan yang peneliti lakukan sekarang yaitu pada teorinya yang berfokus pada keefektifan komunikasi interpersonal.

Penelitian yang dilakukan oleh Widia Yuliani, mahasiswa jurusan ilmu komunikasi pada tahun 2009, dengan judul: Komunikasi Terapeutik antara Psikolog dengan Pasien Depresi (Studi Deskriptif Komunikasi Terapeutik antara Psikolog dengan Pasien Depresi di RSJ. Prof. dr. Soeroyo Magelang, Jawa Tengah). Studi ini berusaha menganalisis mengenai komunikasi terapeutik antara psikolog dengan pasien depresi yang mengacu pada proses komunikasi terapeutik antara psikolog dengan pasien depresi dalam proses penyembuhan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara rinci komunikasi terapeutik antara psikolog dengan pasien depresi di RSJ. Prof. dr. Soeroyo Magelang dan mendeskripsikan hambatan-hambatan yang terjadi antara psikolog dengan pasien. Kerangka teori dalam penelitian ini melihat pada proses komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh psikolog dengan pasien depresi. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa informan pasien depresi sama-sama melakukan proses komunikasi terapeutik dan informan pasien depresi diberikan terapi yang berbeda yakni, terapi keluarga dan terapi supportif. Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan sekarang yaitu pada permasalahannya yang berfokus pada pasien yang mengalami depresi gangguan kejiawaan, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang yaitu pada kasus traumatik pelecehan seksual. Traumatik yang yang dimaksud peneliti adalah upaya pasien dapat memahami diri sehubungan dengan masalah trauma yang dialaminya dan berusaha untuk mengatasinya sebaik mungkin.

Pendampingan dalam kasus traumatik yang dilakukan peneliti juga jelas berbeda dengan depresi kejiwaan, perbedaan ini terletak pada waktu, fokus, aktifitas, dan tujuan. Dilihat dari segi waktu traumatik sangat butuh waktu yang panjang, kemudian dari segi fokus, pendampingan traumatik lebih memerhatikan pada satu masalah, yaitu trauma yang dirasakan sekarang. Penelitian yang dilakukan oleh Mita Matinah, mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi pada tahun 2011 yang berjudul Komunikasi Interpersonal Antara ODHA (Orang Dengan HIV&AIDS)-Pendamping dan ODHA-Dampingan dalam mempersuasi ODHA-Dampingan di Kelompok Dukungan Sebaya Metamorfosis Community (KDS Metacom) Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teori dalam komunikasi interpersonal yang difokuskan pada upaya persuasi dalam komunikasi interpersonal. Landasan konsep persuasi yang digunakan adalah sikap, kepercayaan dan perilaku. Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan sekarang yaitu: pada teorinya yang berfokus komunikasi untuk mempersuasi. Selanjutnya penelitian dari Annisa Nur Faizah jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam pada tahun 2016 yang berjudul Komunikasi Efektif Pekerja Sosial Dalam Pelayanan Rehabilitasi dan Konseling Wanita Rawan Sosial Psikologis (WRSP) (Studi Kasus Di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Yogyakarta. Penelitian ini berkaiatan dengan komunikasi efektif pekerja sosial dalam pelayanan rehabilitasi dan konseling Wanita Rawan Sosial Psikologis (WRSP) di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Yogyakarta. Tujuan

penelitian ini adalah untuk: mendeskripsikan model komunikasi pekerja sosial dalam pelayanan rehabilitasi dan konseling WRSP di PSKW Yogyakarta dan menggambarkan komunikasi efektif pekerja sosial dalam pelayanan rehabilitasi dan konseling WRSP di PSKW Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa komunikasi yang dilakukan oleh pekerja sosial terhadap WRSP dalam pelayanan rehabilitasi dan konseling adalah efektif pada tahap pelayanan rehabilitasi sosial, karena pada tahap pelayanan rehabilitasi sosial lima hukum/kaidah komunikasi efektif terjadi pada saat pekerja sosial melakukan komunikasi terhadapa WRSP. Lima kaidah komunikasi yang efektif yang digunakan dalam teori penelitian ini adalah: Respect (hormat), Empathy (empati), Audible (dapat didengar dan dipahami), Clarity (kejelasan) dan Humble (rendah hati), yang biasa disingkat dengan REACH. Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan sekarang yaitu pada teorinya yang berfokus pada komunikasi efektif. Keempat penelitian di atas, ada titik kesamaan dengan apa yang akan dilakukan peneliti yaitu, ada yang membahas tentang komunikasi dengan pendampingan korban agar menjadi tahap yang lebih baik. Namun ada beberapa aspek yang membedakan dengan kajian yang akan peneliti sajikan. Peneliti membahas tentang metode atau tehnik komunikasi terapeutik yang berfokus pada remaja korban pelecehan seksual di Rifka Annisa dalam proses penyembuhan traumatik. Inilah yang menjadi pembeda penelitian ini dengan beberapa penelitian di atas, dan perbedaan ini kemudian memotivasi

peneliti untuk membahasan serta mengkaji tentang komunikasi terapeutik terhadap korban kekerasan dan pelecehan seksual di Rifka Annisa Yogyakarta sehingga dapat memberikan gambaran baru praktik komunikasi terapeutik dalam menangani suatu permasalahan.