TINJAUAN PUSTAKA. Orthoptera. Jangkrik juga merupakan hewan yang aktif pada malam hari dan berdarah

dokumen-dokumen yang mirip
JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

Dewasa ini pada krisis ekonomi di Indonesia, budidaya Jangkrik atau Liogryllus Bimaculatus sangat gencar, begitu juga dengan seminar-seminar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

PRODUKTIVITAS DUA JENIS JANGKRIK LOKAL Gryillus testaceus Walk. DAN Gryllus mitratus Burn. (Orthoptera: Gryllidae) YANG DIBUDmAYAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi perah merupakan salah satu jenis sapi yang dapat mengubah pakan

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nutrisi yang sesuai sehingga dapat dikonsumsi dan dapat dicerna oleh ternak yang

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus)

BAB I PENDAHULUAN. (tagmata) yaitu: kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Pada bagian

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

PENGARUH JENIS PAKAN TERHADAP PRODUKSI TELUR JANGKRIK (Gryllus miratus) ARTIKEL RINI FITRIANI NIM

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

Ransum Ternak Berkualitas (Sapi, Kambing, dan Domba)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

PRAKTIKUM III PENGENALAN BAHAN PAKAN TERNAK (FEEDS STUFF)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Pertumbuhan Kelinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi makanan. Sehingga faktor pakan yang diberikan pada ternak perlu

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

PENGETAHUAN BAHAN PAKAN. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

SUBTITUSI DEDAK HALUS PADA PAKAN JANGKRIK KALUNG (Gryllus bimaculatus)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

MATERI. Lokasi dan Waktu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan 20 ekor Itik Rambon Betina, 4 ekor Itik

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

TINJAUAN PUSTAKA. Nangka memiliki nama latin artocarpus heteropyllus sedangkan dalam

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung dikategorikan sebagai kota yang sedang berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

Pakan ternak. Dibutuhkan oleh ternak untuk : 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan 3. Produksi 4. Mengganti sel yang rusak pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

TINJAUAN PUSTAKA. nabati seperti bungkil kedelai, tepung jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

BAB I PENDAHULUAN. Clarias sp (ikan lele) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk konsumsi adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budidaya ayam arab di Indonesia semakin pesat hal ini

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. akan pangan hewani berkualitas juga semakin meningkat. Salah satu pangan hewani

Transkripsi:

15 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Jangkrik Jangkrik merupakan serangga atau insekta berukuran kecil sampai besar yang berkerabat dekat dengan belalang dan kecoa karena diklasifikasikan ke dalam ordo Orthoptera. Jangkrik juga merupakan hewan yang aktif pada malam hari dan berdarah dingin. Klasifikasi jangkrik adalah filum Arthopoda, kelas Hexapoda (Insecta), ordo Orthoptera, sub ordo Ensifera, famili Gryllidae (Jangkrik), sub famili Gryllinae(Jangkrik lapang/rumah), genus Gryllus, spesies Gryllus bimaculatus (Jangkrik Kalung), Gryllus mitratus (Jangkrik Cliring) dan Gryllus testaceus (Jangkrik Cendawang) (Sukarno, 1999). Morfologi tubuh jangkrik Kalung sama dengan jangkrik-jangkrik pada umumnya yaitu terdiri atas tiga bagian utama kepala, toraks (dada) dan abdomen (perut) serta setiap spesies jangkrik memiliki ukuran dan warna yang beragam (Borror et al., 1992). Jangkrik kalung memiliki kulit dan sayap luar berwarna hitam atau agak kemerahan dan pada bagian punggung (pangkal sayap luar) terdapat garis kuning sehingga menyerupai kalung (Widiyaningrum, 2001). Jangkrik jantan dan betina dewasa dapat dibedakan dari ada atau tidaknya ovipositor pada ujung abdomen yang mencirikan jangkrik betina. Meskipun secara umum ukuran-ukuran tubuh jangkrik jantan lebih besar, jangkrik betina memiliki bobot badan lebih tinggi daripada jantan (Herdiana, 2001). 15

16 Perkembangbiakan Jangkrik Jangkrik termasuk serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Siklus hidupnya dimulai dari telur kemudian menjadi jangkrik muda (nimfa) dan melewati beberapa kali stadium instar terlebih dahulu sebelum menjadi jangkrik dewasa(imago) yang ditandai dengan terbentuknya dua pasang sayap (Borror et al., 1992). Jangkrik dapat ditemui hampir disemua tempat, terutama pada daerah dengan dikisaran suhu 20 32 o C dengan kelembaban 65 85%, bertanah gembur atau berpasir serta memiliki banyak tumbuhan semak belukar (Sukarno, 1999). Jankrik dewasa siap kawin pada usia ± 45 hari yang ditandai dengan telah lenyapnya sayap. Jangkrik jantan akan ngengkrik dengan suara nyaring yang merupakan isyarat bahwa jangkrik tersebut siap untuk membuahi betina, sedangkan jangkrik betina yang siap untuk dibuahi dan mengetahui isyarat tersebut akan mencari sumber suara dan mendekatinya. Dalam melakukan perkawinan, jangkrik jantan akan mengambil posisi dibawah dan jangkrik betina diatas. Setelah terjadi pembuahan, tujuh hari kemudian telur telur didalam perut jangkrik betina telah tua dan jangkrik telah siap bertelur (Sukarno, 1999). Reproduksi Jangkrik Menurut Youdeowei (1974),sistem reproduksi serangga betina terdiri atas sepasang ovarium yang berwarna krem dan sepasang ovarial, terletak di punggung bagian tengan diatas saluran pencernaan. Jangkrik betina memiliki ovipositor sebagai 16

17 alat kelamin luar. Ovipositor brbentuk silindris dan meruncing seperti jarum dan berperan sebagai saluran untuk mengeluarkan telur(ros et al.,1982). Jangkrik jantan memiliki sepasang testis berwarna putih krem yang terletak di atas saluran pencernaan. Masing-masing testis terdiri dari beberapa folikel yang berhubungan tipis memanjang ke belakang sampai mencapai saluran ejakulator. Sepasang kelenjar asesori yang terdiri dari seminali vesicle dan pembuluh yang berbelit cukup panjang terdapat di atas saluran ejakulator (Youdeowai, 1974). Alat genital jantan disebut clasper yang berfungsi sebagai alat kopulasi yang memindahkan sperma ke saluran alat genital betina (Budi, 1999). Hasil penelitian Widyaningrum (2001) menyatakan bahwa perbandinganjantan dan betina yang baik dalam budidaya indukan adalah 1:5. Jumlah indukanbetina yang terlalu banyak akan berakibat telur yang dihasilkan infertil akibat tidakdibuahi. Sridadi dan Rachmanto (1999) menyatakan bahwa tanda-tanda jangkrik telah birahi adalah bulu punggung tampak mengkilat dan ovipositor pada betina telah panjang, kaku, berwarna hitam dan ujung abdomen sebelah bawah telah berbentuk seperti kantong. Jangkrik jantan yang siap kawin memiliki tanda-tanda sayapnya sudah lengkap, sudah mengerik, suaranya keras dan gerakannya lincah, seekor jangkrik betina mampu melakukan perkawinan hingga beberapa kali(multiple mating) dengan jantan yang berbeda beda dengan jantan dalam spesiesnya (Sukarno, 1999). Menurut Kumala (1999) dalam waktu 7 10 hari setelah perkawinan jangkrik betina mulai betelur. Induk betina akan mencari tenpat yang lembab dan gembur untuk 17

18 meletakkan telurnya. Pada spesies Gryllus bimaculatustelur akan menetas pada hari ke 10-12 setelah ditelurkan (Tomioka et al., 1991). Menurut Widyaningrum (2001) telur yang berkualitas baik memiliki daya tetas yang tinggi, yaitu di atas 95%, sedangkan yang berkualitas rendah daya tetasnya di bawah 50%. Induk dapat memproduksi telur dan daya tetasnya tinggi ± 80-90 %. Apabila diberikan makanan yang begizi tinggisetiap peternak mempunyai ramuan - ramuan yang khususdiberikan pada induk jangkrik antara lain bekatul jagung, tepung ikan, kuning telur bebek (Wiarto,2010). Pakan ternak jangkrik Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam pemeliharaan jangkrik secaraintensif. Dilihat dari kehidupan jangkrik di alam,komposisi pakan sayuran/nabati lebihbanyak dari pada hewani. Untuk pakan pada temak jangkrik budidaya dapat dibagi atas duajenis yaitu pakan kering dan pakan basah (Udjianto, 1999). Jangkrik tergolong hewan pemakan tumbuhan (herbivora) dan umumnyamemakan dedaunan, sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak air. Hal inidisebabkan jangkrik tidak minum air seperti kebanyakan hewan. Makanan tersebutantara lain krokot, sawi, kol, bayam, daun singkong, wortel, gambas dan daun muda.jangkrik lebih menyukai bagian tanaman yang muda seperti daun dan pucuk tanaman(paimin et al., 1999). 18

19 konsentrat Jangkrik juga diberi pakan tambahan berupa konsentrat selain pakan hijauanyang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan. Jangkrik yang diberi pakan buatandapat tumbuh lebih cepat dibandingkan jangkrik yang diberi tumbuh-tumbuhan saja(praditya, 2003). Jangkrik yang diberi pakantambahan pada kadar protein 20%- 22% berproduksi lebih baik daripada yang diberipakan tambahan pada kadar protein 16%-18%(Lumowo,2001). Dedak Halus Dedak halus merupakan hasil ikutan penggilingan padi yang jumlahnya sekitar 10% dari padi yang digiling. Pemanfaatan dedak sebagai bahan pakan ternak sudah umum dilakukan. Dedak padi mempunyai kandungan energi dan protein yang cukup baik. Kandungan gizi dedak padi sangat bervariasi tergantung dari jenis padi dan macam mesin penggiling yang digunakan. Satu hal yang perlu diingat bahwa pada saat dedak sulit didapat, seringkali dedak dicampur dengan sekam yang telah digiling. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas atau nilai gizi dedak tersebut, yang diindikasikan dengan tingginya kandungan serat kasar dedak campuran tersebut. Creswell (1987) melaporkan bahwa hasil analisis dari 4 sampel dedak padi yang berasal dari Indonesia memiliki kandungan protein kasar dengan kisaran 12,7-13,5%, lemak 10,6-13,6% dan serat kasar 8,2-12,2%. Kandungan nutrisi dedak padi dapat dilihat pada Tabel 1. 19

20 Tabel 1. Kandungan nutrisi dedak padi (Bahan Kering) Nutrisi Kandungan Protein Kasar (%) 12 Serat Kasar (%) 13` Lemak Kasar (%) 12 Kalsium (%) 0,12 EM(kkal/kg) Posphor(%) 1.650 0,21 Sumber: Hartadi et al(1997). Bungkil Kedelai Bungkil kedelai mengandung protein dan kaya akan lisin tetapi metioninnya rendah. Ketersediaan bungkil kedelai di Indonesia memang tidak ada, umumnya diimpor dari beberapa negara seperti Amerika dan India. Kandungan nutrisi bungkil kedelai dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan nutrisi bungkil kedelai (Bahan Kering) Nutrisi Kandungan Protein Kasar (%) 43,8 Serat Kasar (%) 4,40 Lemak Kasar (%) 1,50 Kalsium (%) 0,32 Posfor (%) 0,65 Sumber: Hartadi et al (1997). Tepung Ikan Mudjiman (2004), melaporkan bahwa tepung ikan (Fish meal) merupakansalah satu bahan baku untuk pakan ternak karena kandungan protein yang tinggi.protein 20

21 dalam tepung ikan tersusun oleh asam amino esensial yang kompleksdiantaranya asam amino lisin dan methionin, serta mengandung mineral kalsium,fospor,vitamin B kompleks khususnya vitamin B12 dan asam lemak esensial dariomega-3 HUFA (higher unsaturated fatty acid).hartadi et al. (1997) melaporkan kandungan tepung ikan adalah sebagai berikut: energy metabolisme sebesar 2820 Kkal/kg, protein 52,6%, lemak 6,8%, serat kasar 2,2%, kalsium 5,11% dan phosphor 2,88%. kandungan nutrisi tepung ikan yaitu bahan kering sebesar 92%, protein kasar 61%, lemak 10%, serat kasar 0,5%, Kalsium 1,23% dan Phospor 1,63%.Tepung ikan yang bermutu baik kandungan protein 60-70%, lemak 6 14 %, kadar air 4 12%, dan kadar abu 6 18% (Murtidjo,2001). Tepung Jagung Penggunaan limbah tanaman jagung sebagai pakan dalam bentuk segar adalah yang termudah dan termurah tetapi pada saat panen hasil limbah tanaman jagung ini cukup melimpah maka sebaiknya disimpan untuk stok pakan pada saat musim kemarau panjang atau saat kekurangan pakan hijauan. Di daerah Indonesia bagian Timur, jerami jagungselain diberikan dalam bentuk segar, dapat dikeringkanatau diolah menjadi pakan awet seperti pelet, cubes dandisimpan untuk cadangan pakan ternak (Nuliket al.,2006). Komposisi kimia jagung adalah bahan kering (BK) 84-86%, protein kasar (PK) 8-10%, serat kasar (SK) 2-4%, BETN 68-80% dan TDN 75-80%. Daun Singkong (Manihotutilissima) Daun singkong merupakan salah satu pakan yang disukai jangkrik. Kelebihan yang dimiliki daun singkong adalah kandungan air yang relatif rendah jika 21

22 dibandingkan dengan pakan sayuran jangkrik lainnya. Kandungan air yang tidak terlalu tinggi ini dapat mengurangi kemungkinan jangkrik terkena diare. Ditinjau dari segi nutrisi, kandungan zat gizidaun singkong lebih baik daripada rumput gajah, bahwa daun singkong mengandung protein, lemak, kalsium dan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput gajah yang dipotong pada umur ± 40 hari. Kandungan protein daun singkong umumnya berkisar antara 20-36% dari bahan kering. Kisaran ini disebabkan perbedaan varietas, kesuburan tanah dan komposisi campuran daun dan tangkai daun. Dilihat dari tingginya kandungan proteinkasar, daun singkong termasuk pakan sumberprotein.disamping itu daun singkong mengandungprovitamin A yang cukup tinggi (Jalaludin dan Saw Yin,1972). Berdasarkan Mansy (2002), pemberian kombinasi konsentrat dan daun singkong pada jangkrik lokal maupun menghasilkan produktivitas yang cukup baik. Kandungan nutrisi daun singkong dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kandungan nutrisi daun singkong (Bahan Kering) Nutrisi Protein Kasar(%) Serat Kasar (%) Lemak Kasar (%) Kalsium EM (kkl/kg) Fosfor (%) Sumber: Mansy (2002) Kandungan 6,21 4,62 0,74 0.81 2.919,23 0,27 Jangkrik tidak minum seperti kebanyakan hewan lainnya melainkan memperoleh air dari makanannya. Jangkrik menyukai daun muda yang banyak 22

23 mengandung air sebagai pengganti air minum seperti sawi, kubis, bayam, kangkung, daun singkong dan lain-lain. Kekurangan air dalam tubuh hewan akan mengurangi nafsu makan dan feed intake. Jangkrik lebih memilih mengkonsumsi air yang terkandung dalam sayuran (Tillman et al., 1991). Kol (Brassica oleraceae L) Kol atau yang disebut juga dengan kubis, merupakan salah satu sayuran yang banyak ditemukan di Indonesia.Kol termasuk jenis capitata, yaitu sayuran yang memanfaatkan daunnya yang membentuk bulat padat. Sayuran kol sendiri merupakan sayuran yang berasal dari wilayah Eropa yang sudah tersebar luas di berbagai belahan bumi. Sekitar empat ratus jenis varietas kol dibudidayakan di seluruh dunia.kandungan yang terdapat pada kol adalah sebagai berikut :Vitamin A, vitamin Bkompleks, zat besi, kalium, ripoflavindan asam folat(yana, 2014). Kandungan nutrisi kol dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kandungan nutrisikol (Bahan Kering) Nutrisi Kandungan Protein Kasar (%) 1,7 Serat Kasar (%) 0,9 Lemak Kasar (%) 0,2 Kalsium (%) 64 Posphor(%) 26 Sumber :Ika Stia dan Yenni Maria Ulfa (2005) 23

24 Mortalitas Induk Aryani (2002) menyatakan bahwa jangkrik kalung berperilaku sangat agresif dan cenderung suka berkelahi sehingga tingkat mortalitasnya tinggi. Mortalitas dapat disebabkan oleh kesalahan dalam pemeliharaan (Tim PPPI, 1999). Kanibalisme dapat terjadi apabila dalam suatu populasi terdapat jangkrik yang kuat (besar) dan ada yang lemah (kecil). Jangkrik yang kuat dan besar biasanya memangsa yang lemah (Paimin,1999). Lama Penetasan Lama penetasan ditentukan atas dasar berapa lama waktu yang dapat dicapai untuk menghasilkan telur. Telur telur jangkrik dipanen dengan cara menyaring media telur dengan air (Maharani, 2004). Produksi Telur Menurut Widiyaningrum (2001). Produksi telur (butir/ekor/hari) yang ditentukan dari jumlah telur hasil pemanenan pada setiap perlakuan dibagi dengan banyaknya jumlah induk betina per perlakuan kemudian dilakukan perhitungan kumulatif sampai akhir masa produksi (Maharani, 2004). Daya Tetas Telur Telur dengan kualitas yang baik umumnya memiliki daya tetas yang tinggi yaitu diatas 95%, telur yang berkualitas rendah memiliki daya tetas rendah dibawah 50% bahkan tidak menetas sama sekali (Sukarno,1999). 24

25 Kelembaban relatif yang dibutuhkan yang dibutuhkan untuk penetasan telur jangkrik berkisar antara 65% - 85% dengan suhu udara 26 0 C. Umumnya telur telur jangkrik tidak menetas secara bersamaan, karena peletakan telur dilakukan secara bertahap (Sridadi dan Rachmanto,1999). 25