BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengupayakan pembangunan nasional di berbagai bidang, salah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bidang yang harus diutamakan oleh setiap

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini signifikan pendidikan merupakan institusi utama dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta mampu bersaing dan beradaptasi dengan laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk mensukseskan pembangunan khususnya di dunia Industri. Sebagaimana terdapat dalam Undang Undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 menyatakan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara, Dengan demikian, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang dapat berlangsung di sekolah dan di luar sekolah. Lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menghasilkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memiliki daya saing yang tinggi serta mampu mengikuti perkembangan zaman, hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia 1

2 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 menyatakan: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan menengah kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan tingkat menengah sesuai dengan bidangnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 dan penjelasan Pasal 15 tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan merupakan salah satu sub sistem pendidikan dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan kejuruan dapat dilaksanakan di lingkungan persekolahan, pendidikan luar sekolah, maupun pelatihan-pelatihan kerja industri. Pendidikan kejuruan pada lingkungan persekolahan dilaksanakan melalui Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini sesuai dengan misi pengembangan Dikmenjur (2001); Pertama, mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan menengah kejuruan yang adaptif, fleksibel, dan berwawasan global. Kedua, mengintegrasikan pendidikan dan pelatihan menengah kejuruan yang berwawasan mutu dan keunggulan, profesional dan berorientasi masa depan. Ketiga, mewujudkan pelayanan prima dalam upaya pemberdayaan sekolah dan

3 masyarakat. Keempat, mengembangkan iklim belajar yang berakar pada norma dan nilai budaya bangsa Indonesia. Pendidikan kejuruan memiliki tujuan institusional untuk menciptakan manusia-manusia yang terampil dan siap pakai ditengah-tengah masyarakat yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki ketrampilan tingkat menengah sesuai dengan bidangnya masing-masing, lulusan SMK termotifasi untuk bekerja di industri sebagai tenaga kerja menengah, di samping itu juga keterbatasan penerimaan pegawai negeri mengakibatkan lulusan SMK termotifasi untuk bekerja di industri sebagai teknisi menengah. Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 Pasal 15, Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) sebagi bagian dari pendidikan menegah di dalam Sistem Pendidikan Nasional mempunyai tujuan khusus sebagi berikut : 1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. 2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuaan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4 4. Memberikan peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Berdasarkan tujuan SMK di atas dapat dikatakan bahwa lulusan SMK diharapkan menguasai materi pelajaran baik secara teori maupun secara praktek, supaya dapat mandiri dengan penerapan ilmu yang diperolehnya sesuai dengan bidang nya di lapangan kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa SMK diupayakan agar benar-benar menguasai ilmu yang telah disampaikan disekolah maupun di luar sekolah dan juga terampil sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari. Agar para lulusan dapat memilik kualifikasi sesuai dengan tujuan SMK di atas, maka siswa harus dibekali dengan sejumlah pengetahuan yang tertuang dalam berbagai materi diklat pada mata diklat yang dipelajari. Tidak hanya harus terampil dalam bekerja, lulusan SMK juga dituntut agar mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri atau yang sering disebut berwirausaha, namun tujuan ini belum sepenuhnya tercapai. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapennas) jumlah pengangguran usia muda di Indonesia mencapai 19,9 persen dengan rincian 50 persen adalah lulusan SD dan SMP, 30% lulusan SMA/SMK, dan 20% lulusan perguruan tinggi, padahal jumlah wirausahawan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan yakni hanya 1,26% dari jumlah penduduk Indonesia, padahal jumlah idealnya minimum harus 2%. Hal ini juga terlihat jelas pada siswa SMK Swasta Teladan bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa, dimana dari hasil wawancara langsung dengan kepala unit produksi bapak Drs. J. Panjaitan, M.Div yang dilakukan pada tanggal 3 desember 2013 menyatakan bahwa jumlah siswa alumni SMK Swasta Teladan

5 bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa yang menciptakan lapangan kerja sendiri selama dua tahun ter akhir rata rata tiap tahun nya hanya 6% dari jumlah tamatan atau rata rata hanya satu sampai dua orang, yang melanjut ke perguruan tinggi sekitar 3 orang, kebanyakan tamatan dari SMK Swasta Teladan Medan lebih memilih untuk menjadi pekerja dari pada membuka lapangan pekerjaan sendiri, padahal jumlah lapangan pekerjaan di Indonesia masih sangat sedikit mengingat jumlah wirausahawan yang tidak mencapai jumlah yang diharapkan, untuk itu minat berwirausaha siswa SMK Swasta Teladan perlu dikembangkan agar mengurangi ketergantungan alumni SMK Swasta Teladan menjadi buruh. Ada banyak faktor faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa diantaranya adalah hasil belajar dan kemandirian belajar nya. Untuk meningkatkan minat berwirausaha seorang siswa, seharusnya penguasaan materi akan mata diklat teknologi mekanik sangat berpengaruh, karena mata diklat ini merupakan mata diklat kompetensi dasar yang dipelajari di kelas X yang pastinya merupakan dasar dalam program keahlian Teknologi dan Rekayasa, sehingga siswa yang memiliki penguasaan materi akan mata diklat ini akan semakin tertarik untuk mengaplikasikannya di dunia industri khususnya di dunia usaha pengecoran logam Kelemahan sumber daya lulusan SMK sebagian besar dikarenakan kurangnya penguasaan kompetensi dan sub kompetensi yang diberikan di SMK (Suara Merdeka, 2001). Adapun mata diklat di SMK dapat digolongkan dalam tiga golongan yaitu: mata diklat normatif, mata diklat adaptif, dan mata diklat produktif. Dari ketiga mata diklat ini mata diklat adaptif merupakan mata diklat

6 pendukung untuk mata diklat produktif dan di antara mata diklat Produktif inilah terdapat mata diklat Teknologi Mekanik. Teknologi mekanik merupakan salah satu mata diklat yang sangat potensial dalam dunia industri maupun dalam bidang wirausaha, dengan mempelajari mata dilkat teknologi mekanik, diharapkan siswa SMK mampu menguasai tentang teknik teknik pengecoran logam, pelapisan logam, pengujian logam, penggunaan alat ukur, penggunaan perkakas tangan, menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja sehingga mata diklat ini bisa dijadikan modal dalam membuka wirausaha khusus nya dalam industry pengecoran logam. Kemampuan dan keterampilan Teknologi Mekanik siswa SMK Swasta Teladan Medan sekarang ini memang jauh dari yang diharapan, dimana yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah apabila Tujuan Instruksional Khusus (TIK)-nya dapat tercapai, namun pada kenyataannya hasil belajar teknologi mekanik siswa SMK Swasta Teladan Medan dapat dikatakan rendah dimana nilai rata rata kelasnya hanya mencapai 73,65 Walaupun telah lama disadari bahwa belajar memerlukan keterlibatan secara aktif orang yang belajar namun kenyataannya masih menunjukan kecenderungan yang berbeda. Dalam proses pembelajaran masih tampak adanya kecenderungan meminimalkan peran dan keterlibatan siswa, dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa lebih banyak pasif, mereka lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan serta sikap yang mereka butuhkan. Sehingga untuk

7 meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan tersebut tentunya dipengaruhi oleh kemandirian belajar siswa itu sendiri. Menurut Surya (2003:114), kemandirian belajar adalah proses menggerakan kekuatan atau dorongan dari dalam diri individu yang belajar untuk menggerakan potensi dirinya mempelajari objek belajar tanpa ada tekanan atau pengaruh asing di luar dirinya. Dengan demikian kemandirian belajar lebih mengarah pada pembentukan kemandirian dalam cara-cara belajar. Dengan demikian kemandirian belajar seharusnya dapat mempengaruhi minat berwirausaha siswa, karena dengan belajar mandiri akan mengembangkan keinginan siswa untuk belajar berwirausaha. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Hubungan Hasil Belajar Teknologi Mekanik dan Kemandirian Belajar dengan Minat Berwirausaha pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknologi dan Rekayasa SMK Swasta Teladan Medan Tahun Ajaran 2013/2014 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat banyak faktor yang mempengaruhi minat ber wirausaha siswa, hal ini dapat ditinjau dari berbagai komponen proses belajar mengajar seperti siswa, guru, sarana dan prasarana, media dan masih banyak komponen lainnya. Dari banyaknya masalah-masalah yang dihadapi, secara spesifik dapat diidentifikasi sebagai berikut:

8 1. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar Teknologi Mekanik? 2. Faktor faktor apa saja yang mempengeruhi kemandirian belajar? 3. Apakah siswa memiliki minat berwirausaha? 4. Apakah hasil belajar teknologi mekanik mempengaruhi minat berwirausaha? 5. Apakah kemandirian belajar mempengaruhi minat berwirausaha? 6. Apakah kemandirian belajar mempunyai hubungan dengan hasil belajar teknologi mekanik? 7. Apakahn hasil belajar teknologi mekanik dan kemandirian belajar secara bersama-sama mempunyai hubungan dengan minat berwirausaha? C. Pembatasan Masalah Dalam identifikasi masalah ditemukan berbagai masalah tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan mempertimbangkan kemampuan penulis, biaya, keterbatasan waktu dan luasnya cakupan masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah penelitian. Maka penulis membatasi permasalahan ini hanya pada : 1. Hasil belajar teknologi mekanik yang diambil dari siswa kelas X Program Keahlian Teknologi dan Rekayasa SMK Swasta Teladan Medan Tahun Ajaran 2013/2014 2. Kemandirian belajar mata pelajaran teknologi mekanik yang dilakukan siswa kelas X Program Keahlian Teknologi dan Rekayasa SMK Swasta

9 Teladan Medan Tahun Ajaran 2013/2014 baik di jam sekolah maupun di luar jam sekolah 3. Minat berwirausaha siswa kelas X Program Keahlian Teknologi dan Rekayasa SMK Swasta Teladan MedanTahun Ajaran 2013/2014 dalam membuat usaha industri pengecoran logam D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara hasil belajar Teknologi Mekanik dengan minat berwirausahasiswa kelas X program keahlian Teknologi dan Rekayasa SMK Swasta Teladan Medan tahun ajaran 2013/2014? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemandirian belajar dengan minat berwirausaha siswa kelas X program keahlian Teknologi dan Rekayasa SMK Swasta Teladan Medan tahun ajaran 2013/2014? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara hasil belajar Teknologi Mekanik dan kemandirian belajar secara bersama dengan minat berwirausaha siswa kelas X program keahlian Teknologi dan Rekayasa SMK Swasta Teladan Medan tahun ajaran 2013/2014?

10 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1. Untuk mengetahui hubungan antara hasil belajar Teknologi Mekanik dengan minat berwirausaha siswa kelas X program keahlian Teknologi dan Rekayasa SMK Swasta Teladan Medan tahun ajaran 2013/2014 2. Untuk mengetahui hubungan antara kemandirian belajar dengan minat berwirausaha siswa kelas X program keahlian Teknologi dan Rekayasa SMK Swasta Teladan Medan tahun ajaran 2013/2014 3. Untuk mengetahui hubungan hasil belajar Teknologi Mekanik dan kemandirian belajar dengan minat berwirausaha siswa kelas X program keahlian Teknologi dan Rekayasa SMK Swasta Teladan Medan tahun ajaran 2013/2014? F. Manfaat Penelitian Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat berupa : a. Manfaat secara teoritis 1. Memberikan informasi tentang hubungan hasil belajar Teknologi Mekanik dan kemandirian belajar dengan minat berwirausaha siswa kelas X program keahlian Teknologi dan Rekayasa SMK Swasta Teladan Medan tahun ajaran 2013/2014.

11 2. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan pertimbangan bagi guru teknologi mekanik dalam usaha meningkatkan kemandirian belajar dan minat berwirausaha siswa kelas X program keahlian teknologi dan rekayasa di SMK Swasta Teladan Medan 3. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis 1. Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan minat berwirausaha, khususnya pada siswa kelas X program keahlian teknologi dan rekayasa SMK Swasta Teladan Medan. 2. Sebagai bahan masukan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang. 3. Sebagai masukan maupun bekal bagi peneliti yang kelak akan terjun menjadi guru khususnya pada kompetensi keahlian teknologi dan rekayasa