BAB 2 GAMBARAN UMUM DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI USU 2.1. Sejarah Ringkas Tentang Departemen Teknik Industri FT-USU Program Studi Teknik Industri didirikan tahun 1965 bersamaan dengan berdirinya Program Studi Teknik Elektro dan berada di lingkungan Fakultas Teknik Sumatera Utara. Sesuai dengan surat Keputusan Menteri P&K No.0174/0/1983 tanggal 14 Maret 1983 dan No. 0535/0/1983 tanggal 8 Desember 1983 nama Program Studi Teknik Industri berubah menjadi Program Studi Teknik dan Manajemen Industri. Selanjutnya sesuai dengan keputusan Mendikbud No. 0218/U/1995 tertanggal 25 Juli 1995 Program Studi Teknik dan Manajemen Industri berubah kembali menjadi Program Studi Teknik Industri hingga saat ini. 2.2. Visi dan Misi (USU) 2.2.1. Visi (USU) Visi (USU) yakni University for Industry, dimana berkomitmen untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat akademik yang profesional dalam menerapkan, mengembangkan pengetahuan ilmiah, teknologi dan seni, serta berdaya saing yang tinggi. Visi ini dapat diwujudkan apabila
disertai dengan peran keilmuan teknik industri yang mampu berfikir secara sistematis dalam mewujudkan visi tersebut. 2.2.2. Misi departemen Teknik Industri FT-USU Berdasarkan Laporan Evaluasi Diri Teknik Industri FT-USU (2008), misi Departemen Teknik Industri FT-USU adalah sebagai berikut: a. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif dan optimal dengan kemandirian fakultas. b. Melaksanakan penelitian dan berorientasi pada upaya pengembangan ilmu dan teknologi industri. c. Berperan aktif mengembangkan sistem informasi Teknik Industri yang handal dan mengembangkan metode pemecahan masalah keteknikan. 2.3. Tujuan Departemen Teknik Industri FT-USU Pendidikan S-1 Departemen Teknik Industri FT-USU bertujuan: a. Menghasilkan Sarjana Teknik yang berjiwa Pancasila dan memiliki integritas kepribadian yang tinggi. b. Menguasai dasar-dasar ilmiah sehingga mampu berfikir, bersikap dan bertindak sebagai ilmuwan. c. Bersikap terbuka, tanggap terhadap perbahan dan kemajuan ilmu dan teknologi khususnya dibidang Teknik Industri dan terhadap masalah yang dihadapi masyarakat pada umumnya.
d. Menghayati pembangunan dibidang keteknikan sebagai bagian dari pembangunan nasional. e. Memahami dan mampu menggunakan hasil-hasil penelitian untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi upaya-upaya keteknikan. 2.4. Struktur Organisasi Departemen Teknik Industri FT-USU Departemen Teknik Industri FT-USU saat ini telah mendapatkan sertifikasi ISO 9000:2000 dan struktur organisasi departemen telah dikembangkan sesuai dengan kemajuannya. Struktur organisasi departemen dapat dilihat pada Gambar 2.1 sedangkan uraian tugas dan tanggung jawab dari setiap jabatannya dapat dilihat pada Tabel 2.1. 2.5. Kurikulum Teknik Industri FT-USU Departemen Teknik Industri telah menyusun kurikulum teknik industri berbasis kompetensi. Kurikulum ini dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa agar lulusannya memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Kurikulum Departemen Teknik Industri FT-USU dibagi dalam 4 (empat) bagian dengan jumlah 144 SKS. Secara lengkap kurikulum departemen dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Ketua Dept. Teknik Industri FT-USU Sekretaris Dept. TI FT-USU M.Representatif AdmInistrasi Program Studi Document Control Pendidikan Keuangan Pelayanan Mahasiswa Umum/Arsip Koord.Bid. Ergonomi & Peranc.Sist Kerja Koord.Bid. Manajemen Rekayasa & Produksi Koord.SAP+ Kul+Ujian & Evaluasi Dosen Koord.Prog. Ekstension Koord. Program D-IV Koord. Konsultasi Bisinis Koord. Pengemb. Lab Koord. Kerja Praktek Koord. Tugas Sarjana Koord. Pustaka & Publikasi/ Jurnal Koord.Bid.Rek. Sist. Manufaktur Kepala Lab Sist. Produksi Kepala Lab. Pengukuran & Statistik Kepala Lab. TLP & Pemindahan Bahan Kepala Lab. Proses Produksi Kepala Lab. Komputasi Kepala Lab. Core Kepala Lab. Teknik Keselamatan Kerja & LH Kepala Lab.Studio Audio Visual Meng. Teknik Kepala Lab. Ergonomi & Perancangan Kerja Gambar 2.1. Struktur Organisasi Departemen Teknik Industri FT-USU
Struktur Body of Knowledge Disiplin Pengetahuan Teknik Industri (Biles, 1991) frame work kurikulum Departemen Teknik Industri FT-USU dapat dilihat pada Gambar 2.2. dan 2.3. Tabel 2.1. Kurikulum Departemen Teknik Industri No. Kriteria Mata Kuliah Komponen Mata Kuliah I Mata Kuliah Pengembangan 1. Pendidikan Kewarganegaraan 2. Agama 3. Etika 1. Kalkulus I dan Analisa Geometrik I 2. Fisika Dasar 3. Kimia Dasar 4. Praktikum Fisika 5. Praktikum Kimia Dasar 6. Kalkulus I dan Analisa Geometrik II 7. Aljabar Linier II Mata Kuliah Keilmuan dan 8. AnalisaNumerik Keterampilan 9. Kimia Industri 10. Integral dan Persamaan Differensial Biasa 11. Dasar Optimasi 12. Fisika Lanjut 13. Pengetahuan Bahan 14. Teori Probabilitas 15. Rangkaian Listrik dan Elektronika 16. Thermodinamika III Mata Kuliah Perilaku Berkarya 1. Ilmu Ekonomi 2. Prakt. Proses Manufaktur 3. Riset Operasi I 4. Riset OperasiII 5. Analisa Biaya 6. Permodelan dan Simulasi Sistem 7. Ergonomi 8. Analisa Perancangan Kerja 9. Prakt. Ergonomi dan APK 10. Otomasi Sistem Produksi 11. Pengendalian Kualitas 12. Prakt.Statistik 13. Ekonomi Teknik 14. Perancangan Organisasi 15. Perancangan Perkakas dan Alat Bantu 16. Tata Letak Pabrik 17. Perencanaan dan Pengendalian Produksi 18. Manajemen Proyek 19. Perencanaan Eksperimen
Tabel 2.1. (Lanjutan) No. Kriteria Mata Kuliah Komponen Mata Kuliah 20. Sistem Produksi 21. PilihanI 22. Pilihan II 23. Pilihan III 24. Pilihan IV 25. Rancangan Teknik Industri I 26. Rancangan Teknik Industri II 27. Prakt. Rancangan Teknik Industri 28. Psikologi Industri 29. Manajemen Teknologi 30. Manajemen Pemasaran 31. Prakt. Sistem Produksi IV Mata Kuliah Keahlian Berkarya 1. Menggambar Teknik 2. Prakt. Menggambar Teknik 3. Proses Manufaktur 4. Pengantar Teknik Industri 5. Logika Pemrograman 6. Prakt. Logika Pemrograman 7. Statistik Industri 8. Elemen Mesin 9. Kerja Praktek 10. Metodologi Penelitian 11. Tugas Akhir 12. Mekanika Teknik 13. Satuan Operasi 14. Konversi Energi 15. Studi Kelayakan V Mata Kuliah Berkehidupan Bersama 16. Prakt. Tata Letak Pabrik 1. Kewirausahaan dan Pengembangan Bisnis 2. Bahasa Indonesia 3. Bahasa Inggris 2.6. Lulusan Teknik Industri USU Sampai saat ini jumlah mahasiswa Program Studi Teknik Industri yang masih aktif berjumlah 400 orang, yang terdiri dari 194 orang merupakan mahasiswa angkatan 1996-2000 dan 206 orang merupakan mahasiswa angkatan 2001-2003. Calon Mahasiswa Program Studi Teknik Industri berasal dari lulusan SMU dan
SMU Sederajat yang penerimaannya melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan Panduan Minat dan Prestasi (PMP). Staf pengajar yang berkualitas S2-S3 sampai saat ini 94,4 % dari total staf sebanyak 35 orang. Akreditasi yang diperoleh Program Studi Teknik Industri FT-USU adalah A (Grade A) sejak tahun 2004. Sejak tahun 2001 Program Studi Teknik Industri telah memiliki satu Jurnal Sistem Teknik Industri yang terakreditasi dengan SK No. 52/DIKTI/KEP/2002. Dukungan Perpustakaan terutama Jurnal dan Text book untuk basis pengajaran tersedia diruang Teknik baca Industri. Walaupun dalam kondisi terbatas namun juga telah tersedia laboratorium Sistem Produksi, laboratorium Ergonomi & PSK, laboratorium Proses Manufaktur, laboratorium Tata Letak Pabrik, laboratorium Pengukuran dan Statistik, laboratorium Menggambar Teknik, laboratorium Logika Pemrograman dan laboratorium Rancangan Teknik Industri dan ini terus akan dikembangkan. Industrial Engineering function Production Engineering Operational Science Ergonomics Industrial Engineering General Engineering Science Science Behavioral and Life Science Physical Science mathemathics Social Science Sumber: Biles (1991) Gambar 2.2. Struktur Body of Knowledge Disiplin Pengetahuan Teknik Industri
Profil-profil teknik industri utama : System approach Efficiency & vproductivity Think Technical, Global Quality View Computing Method & Measurement Ergonomic Cost reduction Business Profitability Partnership-Network Production Continuous Improvement Communication with the orther disciplines Sound Decission Making Change Process Design Planning Improvement Operational Analisys Teachung & Learning Process Lecture Tutorial Discussion Seminar Presentation Problem Solving Case Study Games/Simulasi Coputer Aided Learning Laboratorium Kompetensi Sarjana Teknik Kompetensi Umum (EEDP-Dikti) (a-o) Kerja praktek Kunjungan kerja Kuliah Tamu/Dosen Tamu Magang Kelompok Mata Kuliah MKK MKPK MKKB MKDB MKBB Mathemati cs/ Basic Sciences Engineering Principles & Information Technology Kelompok Pengetahuan Erg.Design & Project Professional Engineering Practise Engineering Discipline Specialication General Studies Sumber: Sinulingga (2008) Gambar 2.3. Frame Work Kurikulum Teknik Industri 2.7. Kompetensi Lulusan Teknik Industri Disiplin ilmu teknik industri sebagai salah satu elemen dari ilmu keteknikan memiliki karakteristik yang jelas dan berbeda dengan disiplin ilmu lainnya walaupun cukup banyak mata pelajaran dasar keteknikan yang telah dicakup dalam disiplin ilmu tersebut. Berdasarkan penyusunan kompetensi Teknik Industri FT-USU, hakekat
pendidikan teknik industri di FT-USU adalah melahirkan sarjana teknik industri yang memiliki kompetensi tentang pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai berikut: a. Mampu mengidentifikasi masalah-masalah khususnya dalam bidang kerekayasaan melalui penguasaan pengetahuan engineering dan sosial terkait serta memiliki wawasan mengenai sistem integral (yang meliputi unsur mesin/peralatan, material, manusia, energi dan informasi) dari permasalahan tersebut. b. Mampu memecahkan permasalahan sistem integral dengan memanfaatkan pengetahuan khusus dan keterampilan matematika, fisika dan sosial bersama-sama dengan metode analisis dan perancangan untuk merancang, menginstalasi dan mengevaluasi dan memprediksi hasil/kinerja yang dapat diharapkan. c. Mampu menemukenali metode alternatif yang layak (feasible) dalam pemecahan masalah sistem integral dan memilih salah satu terbaik (optimum) melalui penerapan metodologi, alat dan prinsip-prinsip optimasi. Kemampuan para lulusan pendidikan Teknik Industri seperti diuraikan di atas jelas tercakup dalam karakteristik yang spesifik kemampuan yang dituntut pada lulusan pendidikan keteknikan lain seperti dijelaskan oleh ABET (The Accreditation Board for Engineering and Technology) diambil dari Sinulingga (2008), bahwa karakteristik kemampuan para lulusan keteknikan adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan dalam menggunakan pengetahuan matematika, sains dan keteknikan (engineering). b. Kemampuan merancang dan melakukan percobaan di samping menginterpretasikan data. c. Kemampuan merancang sistem, komponen sistem atau proses untuk memenuhi kebutuhan tertentu. d. Kemampuan melakukan fungsi dalam tim yang bersifat multifungsi. e. Kemampuan mengidentifikasi, memformulasi, dan memecahkan masalahmasalah keteknikan. f. Memahami dengan baik tanggung jawab dan etika profesional. g. Kemampuan berkomunikasi secara efektif. h. Kemampuan memahami pengaruh pemecahan masalah keteknikan dalam konteks sosial dan global. i. Memahami secara baik tentang perlunya belajar sepanjang hidup. j. Kemampuan memahami isu-isu terkini. k. Kemampuan menggunakan metode, keterampilan dan peralatan keteknikan modern yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah-masalah keteknikan. Karakteristik kemampuan di atas memperlihatkan bagian-bagian yang juga bersifat umum. Empat item yaitu f, g, i dan j adalah kemampuan yang juga harus dimiliki oleh para lulusan pendidikan dalam bidang ilmu lainnya. Khusus tentang karakteristik kemampuan para lulusan pendidikan teknik industri, kemampuan
merancang yang dijelaskan pada butir-butir b dan c secara eksplisit ialah merancang sistem kompleks secara integral (integrated complex system design) yang terdiri dari unsur manusia, material, peralatan dan informasi. 2.8. Profesi Teknik Industri Terminologi bidang profesi secara umum dipahami sebagai sebuah bidang keahlian spesifik yang dikuasai orang-orang tertentu yang telah memiliki pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang utuh dalam bidang keahlian tersebut. Jika pengertian tersebut digunakan sebagai acuan dalam menilai profesi teknik industri maka akan timbul keraguan apakah teknik industri yang bidang garapan ilmiahnya tidak seutuhnya berada dalam lingkup bidang engineering tetapi merambah ke bidang lain masih dapat disebut sebuah profesi. Pro dan kontra akan berkepanjangan jika kata profesi tidak dijelaskan secara definitif bukan sekedar penjelasan pengertian. Menurut Dale Yolder (1976), suatu pekerjaan dapat disebut sebuah profesi apabila pekerjaan tersebut memiliki unsur dan karakteristik sebagai berikut: a. Pekerjaan tersebut memiliki sistematic body of knowledge yaitu know what, know how dan know why. Dasar keilmuan pekerjaan tersebut terlihat secara jelas, dan bagaimana melakukan dan mengapa demikian juga dapat dijelaskan secara ilmiah. b. Dasar kewenangan pada pekerjaan tersebut adalah keunggulan dalam pengetahuan dan keterampilan yang diakui oleh para pengguna (authority based upon knowledge wich is recognized by client) bukan karena faktor
lain di luarnya. Dengan demikan, kompetensi dalam pekerjaan yang diakui oleh para pengguna pekerjaan tersebut merupakan hal pokok. Kompetensi yang diakui hanya dapat dimiliki seseorang melalui proses yang panjang yang meliputi pendidikan, latihan dan pengalaman lapangan. Kompetensi tidak mungkin dimiliki hanya melalui pendidikan dan latihan saja. c. Pekerjan tersebut memiliki kode etik (code of ethics). Kode etik suatu pekerjaan mengatur hubungan antara profesional dan pengguna atau klien pekerjaan tersebut dan antar profesional itu sendiri. Oleh karena itu, kode etik akan berfungsi sebagai pengendali para profesional dalam melaksanakan pekerjaannya. d. Pelaksanaan pekerjaan tersebut mengandung risiko hukuman sosial (social sanction) dan pengakuan (recognition). Seorang profesional yang melanggar kode etik pekerjaan setelah melalui prose pembuktian yang baku tidak mungkin terhindar dari hukuman yang telah diatur secara utuh melalui mekanisme tertentu. Demikian juga jika seorang angota profesi melakukan prestasi nyata yang memenuhi kriteria yang diterapkan maka profesi akan memberikan penghargaan/pengakuan tertentu. e. Para profesional dalam pekerjaan tersebut membentuk organisasi profesi sebagai wadah pembinaan sekaligus membangun budaya profesi (culture sustained by organization) serta menjaga norma-norma dan etika organisasi.
Kurikulum inti yang merupakan persyaratan minimal knowledge teknik industri yang dikelompokkan dalam mata kuliah dasar umum berisikan mata kuliah yang jelas memperlihatkan pembentukan sikap dan kepribadian dan mata kuliah dasar khusus yang berisikan industrial engineering subjects yang terdiri dari mata kuliah basic science, basic engineering, economic dan method engineering jelas memperlihatkan pembentukan keahlian teknik industri. Kelompok mata kuliah lain yaitu mata kuliah keahlian berisikan aplikasi cara berfikir sistemik dan terpadu yang menjadi ciri khas dari teknik industri. Uraian di atas memperlihatkan bahwa disiplin teknik industri jelas memiliki body of knowledge yang sistematik, yang mengandung aspek know what, know how dan know why. Berdasarkan uraian di atas, maka pendidikan teknik industri yang berhasil melahirkan sarjana-sarjana teknik industri yang profesional haruslah mengikuti sistematika seperti Gambar 2.4. Subjek Aplikasi Disiplin Ilmu Teknik Industri Dasar Teknik Industri H U M A N I O R A Dasar-dasar engineering Ilmu Dasar dan Sains Sumber: Sinulingga (2008) Gambar 2.4. Struktur Ilmu dan Pendidikan Teknik Industri
Ilmu dasar dan sains yang meliputi matematika dan fisika dasar diberikan pada tahun pertama pendidikan teknik industri dengan tujuan memberikan dasar keilmuan kepada peserta didik sehingga mereka mudah memahami dasar-dasar engineering. Penguasaan yang kuat terhadap dasar engineering yang diberikan pada tahun kedua sangat penting karena dasar engineering menjelaskan sistem dan proses engineering seperti sistem dan engineering design dan lain-lain yang mencirikan para lulusan seorang sarjana teknik. Pada tahun ketiga, setelah memahami secara kuat dasar engineering, maka dasar-dasar ilmu teknik industri yang meliputi antara lain teori-teori optimasi, rekayasa faktor manusia (human factor engineering) dan pengetahuan ekonomi yang relevan diberikan. Pada tahun terakhir, pengetahuan peserta didik diperkaya dengan mata pelajaran mengenai aplikasi disiplin ilmu teknik industri seperti: perencanaan dan pengendalian produksidan simulasi sistem. Peserta didik juga ditanamkan seacara mendalam pola fikir sistemik dan sistem terpadu sehingga para lulusan mampu menunjukkan ciri khas teknik industri dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada tahap akhir, wawasan para calon sarjana teknik industri juga dikembangkan untuk kemudahan mereka membangun team work dengan orang-orang dari profesi lain. Kemampuan bekerja dalam tim yang beranggotakan orang-orang berbeda disiplin ilmu telah menjadi sebuah kebutuhan karena perubahan global telah memunculkan permasalahan yang semakin kompleks. Tidak ada satu profesi yang mampu menyelesaikan permasalahan kompleks secara optimal tanpa melalui kerja
tim multi disiplin. Seperti halnya dengan profesi dengan disiplin ilmu engineering lain, profesi teknik industri juga terkait dengan etika profesi engineering.