Simulasi Pengiriman Dan Penerimaan Informasi Menggunakan Teknologi Spread Spektrum

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK Dan QPSK Dengan Menggunakan Software

SAINTEKBU Jurnal Sains dan Teknologi Vol.1 No. 2 Desember RANCANG BANGUN SIMULASI SISTEM KOMUNIKASI SPREAD SPECTRUM (Perangkat Lunak)

William Stallings Data and Computer Communications 7 th Edition. Bab 9 Spektrum Yang di/tersebar

APLIKASI RANGKAIAN TERINTEGRASI DIRECT DIGITAL SYNTHESIZER (DDS) SEBAGAI PEMBANGKIT SINYAL FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM (FHSS)

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital 8-QAM, 16-QAM, dan 64-QAM dengan Menggunakan Software

Simulasi Pengiriman Dan Penerimaan Informasi Menggunakan Teknologi Spread Spektrum. Dosen Pembimbing:

Code Division multiple Access (CDMA)

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

Seminar Nasional Informatika 2009 (semnasif 2009) ISSN: UPN Veteran Yogyakarta, 23 Mei 2009

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

Introduction to spread spectrum (SS) Alfin Hikmaturokhman,MT

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

KINERJA SISTEM MULTIUSER DETECTION SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI M-QAM

BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN SIMULASI

Jakson Petrus M.B., S.Kom

Kuliah 5 Pemrosesan Sinyal Untuk Komunikasi Digital

Realisasi Kode Prima Untuk Mengatur Loncatan Frekuensi (Frequency Hop) Dalam Sistem FH-CDMA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Implementasi Direct Sequence Spread Spectrum pada DSK TMS320C6416T

Implementasi Direct Sequence Spread Spectrum pada DSK TMS320C6416T

Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)

Gambar 2.1 Skema CDMA

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Tabel PS/NS untuk Up dan Down Counter 3 bit. 23

MODULASI SPREAD SPECTRUM UNTUK PENINGKATAN PERFORMANSI SISTEM KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN TNI-AL

Spread Spectrum (FHSS) pada

Satuan Acara Perkuliahan Arjuni Budi P.

BAB II DASAR TEORI. sesuai dengan sinyal pemodulasinya. Modulasi ada dua macam, yaitu modulasi

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.

Gambar 1. Blok SIC Detektor untuk Pengguna ke-1 [4]

Perancangan Zero Forcing Equalizer dengan modulasi QAM berbasis perangkat lunak

PERBANDINGAN FHSS dan DSSS (Teknologi Spread Spectrum) Abas Ali Pangera STMIK AMIKOM Yogyakarta

TUGAS KOMUNIKASI DIGITAL CODE DIVISION MULTIPLE ACCES

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.481 SISTEM TELEMETRI

UNJUK KERJA FREQUENCY HOPPING PADA KANAL SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK YANG MENGALAMI RAYLEIGH FADING INTISARI

KINERJA TEKNIK SINKRONISASI FREKUENSI PADA SISTEM ALAMOUTI-OFDM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Rangkuman chapter 9. Kelompok: Indra Aditya( ), Eka Murni Pratiwi( ), Firli Suryawan Sabri(1516

ANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD

INTERFERENSI BLUETOOTH TERHADAP THROUGHPUT WLAN IEEE B

Realisasi Optical Orthogonal Codes (OOC) Menggunakan Kode Siklik Yang Dapat Dipermutasi

Pengantar Jaringan Nirkabel (Wireless Networks)

Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

REALISASI SISTEM KEYLESS CAR ENTRY BERBASIS DIRECT SEQUENCE SPREAD SPECTRUM ABSTRAK

Komunikasi Nirkabel Ad Hoc pada Kanal VHF dengan Memanfaatkan Platform SDR. Pembimbing : Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA

ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF

Dasar Sistem Transmisi

FREQUENCY HOPPING-SPREAD SPECTRUM (FHSS) SUATU TEKNIK PENGAMANAN KOMUNIKASI PADA PERANG ELEKTRONIKA (ELECTRONIC WARFARE)

STUDI BIT ERROR RATE UNTUK SISTEM MC-CDMA PADA KANAL FADING NAKAGAMI-m MENGGUNAKAN EGC

SISTEM TRANSMISI MULTICARRIER ORTHOGONAL CDMA Sigit Kusmaryanto

Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA Dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

ABSTRAK. 2. PERENCANAAN SISTEM DAN TEORI PENUNJANG Perencanaan sistem secara sederhana dalam tugas akhir ini dibuat berdasarkan blok diagram berikut:

Realisasi Column Wise Complementary Codes Pada Sistem CDMA ABSTRAK

Gambar 7. Tabel 1. Sub bagian di dalam FC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

PERBANDINGAN TEKNIK MODULASI DSSS DAN FHSS PADA SISTEM JARINGAN WIRELESS LAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. perang ataupun sebagai bagian dari sistem navigasi pada kapal [1].

Analisa Metode Pengolahan Sinyal Multi Data Rate pada DS-CDMA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR TABEL...ix

Apa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??

Realisasi Optical Orthogonal Codes (OOC) dengan korelasi maksimum satu Menggunakan Kode Prima Yang Dimodifikasi

KINERJA SISTEM MUD-PIC MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI QPSK

PERANCANGAN DAN ANALISIS PENGIRIMAN DATA DIGITAL BERBASIS VISIBLE LIGHT COMMUNICATION

ANALISA PERFORMA SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION DALAM CONVOLUTIONAL CODE PADA SISTEM MULTICARRIER DS CDMA. Disusun Oleh: Nama : Rendy Santosa

ANALISIS KINERJA SPHERE DECODING PADA SISTEM MULTIPLE INPUT MULTIPLE OUTPUT

Perbandingan rate kode konvolusi dan aplikasinya pada cdma

ANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN)

SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2008 (SNATI 2008) ISSN: Yogyakarta, 21 Juni 2008

Jurnal JARTEL (ISSN (print): ISSN (online): ) Vol: 3, Nomor: 2, November 2016

Kata kunci : Spread spectrum, MIMO, kode penebar. vii

SPREAD SPECTRUM RAHMAD FAUZI, ST, MT. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

Analisa Kinerja Kode Konvolusi pada Sistem Successive Interference Cancellation Multiuser Detection CDMA dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

Kinerja Sistem Komunikasi Satelit Non-Linier BPSK Dengan Adanya Interferensi Cochannel.

TEKNIK KOMUNIKASI SERAT OPTIK SI STEM KOMUNIKASI O P TIK V S KO NVENSIONAL O LEH : H ASANAH P UTRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI MULTIPATH FADING RAYLEIGH MENGGUNAKAN TMS320C6713

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST. Websites :

Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

VISUALISASI KINERJA PENGKODEAN MENGGUNAKAN ALGORITMA VITERBI

OPTIMASI PARAMETER PARAMETER LAPISAN FISIK UNTUK EFISIENSI ENERGI PADA JARINGAN SENSOR NIRKABEL

Pemilihan Komponen Pembentuk Frequency Synthesizer Untuk Radio Frequency Hopping

Kinerja Spectrum Sensing Dengan Metode Cyclostationary Feature Detector Pada Radio Kognitif

PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI WIRELESS LOCAL AREA NETWORK

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Transkripsi:

Simulasi Pengiriman Dan Penerimaan Informasi Menggunakan Teknologi Spread Spektrum Ria Puasasi 1, Aries Pratiarso 2, Arifin 3 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3 Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60111 e-mail : riapuasasi@student.eepis-its.edu e-mail : aries@eepis-its.edu e-mail : arifin@eepis-its.edu Abstrak Pada proyek akhir ini akan dibuat Simulasi pengiriman dan penerimaan sinyal informasi yang dapat mendiskripsikan proses kerja teknik teknik spread spectrum secara lebih jelas dan terarah sehingga para praktisi dapat benarbenar jelas memahami gambaran proses kerja dari pengiriman dan penerimaan teknik Direct Sequence Spread Spectrum, Frequency hopping Spread Spectrum dan Spread Spectrum metode Hibrid. Pada pembuatan software simulasi ini menggunakan bahasa pemprograman MATLAB agar dapat menampilkan grafik hasil proses pengiriman dan penerimaan dari ketiga teknik spread spectrum tersebut. Penelitian ini membuat program pada tiap-tiap blok transmitter dan receiver pada setiap teknik Direct Sequence Spread Spectrum, Frequency hopping Spread Spectrum dan Spread Spectrum metode Hibrid. Pengujian sampai sebatas keakuratan program pada masing masing blok. Dari pengujian dikatakan sukses apabila sinyal yang diterima disisi transmiter sama dengan sinyal yang dikirim pada sisi receiver dan telah sesuai dengan teori. Keyword: MATLAB,DSSS,FHSS,Hybrid 1. PENDAHULUAN Kebutuhan akan Sistem Komunikasi yang dapat mengatasi masalah interferensi, dapat menjamin kerahasiaan informasi yang dikirim dan dapat beroperasi pada tingkat S/N (Signal to Noise Ratio) yang rendah atau tahan terhadap pada derau yang besar. Dalam sistem komunikasi sekarang ini, dimana penggunaan frekuensi sudah cukup padat sehingga interferensi dan noise dari transceiver lain cukup besar. Dalam sistem komunikasi radio kita juga sering mendengar adanya penyadapan pembicaraan pada handphone oleh pesawat radio lain. Namun dengan sistem Spread Spektrum ketakutan yang dialami pada sistem komunikasi di atas akan dapat di atasi karena data yang dipancarkan pada sistem spread spectrum adalah data acak yang dikenal noise. Jadi jika penerima tidak mengetahui kode yang digunakan untuk melebarkan data maka penerima hanya akan menerima sinya noise saja. Pada proyek akhir ini, akan dibuat sebuah system yang dapat menggambarkan aliran data pengiriman informasi dari transmitter hingga sampai receiver sesuai blok diagram system komunikasi direct sequence spread spectrum, frekuensi hopping spread spectrum, dan metode hybrid. Sistem yang dibuat yaitu berupa perangkat lunak (software). Perangat llunak atau software yang dibuat, diharapkan dapat menggambarkan bentuk sinyal (visualisasi) dari setiap blok komunikasi yang dilalui oleh sinyal informasi, sehingga kita dapat mengetahui secara pasti aliran perjalanan sinyal informasi mulai dari sisi pengirim sampai dengan pada penerima. Hal ini dapat memudahkan dalam mempelajari sistem komunikasi dengan menggunakan teknologi spread spektrum. 2. TEORI PENUNJANG Direct sequence spread spectrum Direct sequence spread spectrum merupakan jenis spread spectrum yang paling luas dikenal dan paling banyak digunakan, karena sistem ini dikenal paling mudah implementasinya dan memiliki data rate yang tinggi. Sebagian besar peralatan atau piranti LAN nirkabel yang ada di pasaran sekarang ini menggunakan teknologi DSSS. DSSS merupakan suatu metode untuk mengirimkan data dimana sistem pengirim dan penerima keduanya berada pada set frekuensi yang lebarnya adalah 22 MHz. Saluran yang lebar ini memungkinkan piranti untuk memancarkan lebih banyak informasi pada data rate yang lebih tinggi dibanding FHSS system yang ada sekarang.

Gambar 2.1 Blok Diagram transmitter dan receiver dari system DSSS Frequency hopping Spread Spectrum Pada system frekuensi Hopping, carrier mengubah frekuensi, atau hops, tergantung pada pseudorandom sequence.pseudorandom sequence merupakan daftar dari beberapa frekuensi dimana carrier akan melompat pada interval waktu yang dispesifikasikan sebelum terjadi berulang-ulang. Transmitter menggunakan sequence hop untuk memilih transmisi frekuensi. dikalikan dengan data terspreading dan hasilnya dimodulasi kemudian sinyal tersebut ditransmisikan melalui udara. Pada sisi receiver sinyal yang diterima di akuisi dengan frekuensi sintetiser yang dipicu oleh PN code yang berada hasil akuisi kemudian dikalikan langsung dengan PN code receiver sehingga menjadi data dispreading atau data informasi kembali. Gambar 2.3 Blok Diagram Transmitter dari system Hibrid Gambar 2.3 Blok Diagram Receiver dari system Hibrid 3. PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SOFTWARE Gambar 2.2 Blok Diagram transmitter dan receiver dari system FHSS METODE HIBRID Antara teknologi FHSS dan DSSS keduany a memiliki kelebihan dan kekurangan, Spread spectrum dengan metode hibrid adalah metode penggabungan keduanya yakni data digital /informasi di-xor-kan dengan PN Code sehingga menjadi data ter spreading, selanjutnya PN code tersebut dipakai untuk pemicu frekuensi sintetiser mengubah- ubah frekuensi. frekuensi tersebut Perancangan pada pembuatan software teknik Direct Sequence Spread Spectrum, Frequency hopping Spread Spectrum dan Spread Spectrum metode Hibrid akan dimulai dengan pembuatan program di MATLAB pada masing- masing teknik spread spectrum sesuai dengan blok-blok diagramnya baik di sisi pengirim maupun di sisi penerima. Selanjutnya akan dicari BER dari masing msing teknik modulasi tersebut yang kemudian program tersebut akan ditampilkan lewat MATLAB GUI Berikut ini adalah interface DSSS, FHSS dan HIBRID dengan matlab GUI.

Pengujian DSSS ( Direct Sequence Spread Spectrum ) Pengaturan Pertama Gambar 4.1 Tampilan pengaturan pada DSSS pertama Pada Tampilan konfigurasi pertama: 1. Kita Memilih tipe kode PN pertama dank ode PN yang kedua pada sisi transmitter dan receiver diatur sama nilainya. misalnya dipilih PN pertama = 435 dan PN pasangan goldcodenya = 747. biner nya, misalnya Sinyal informasinya adalah 01000011 transmitter dan hasil sinyal padda sisi receiver dapat dilihat dalam gambar 4.2 dan gambar 4.3: Gambar 4.2 Tampilan hasil sinyal transmitter DSSS Gambar 4.3 Tampilan hasil sinyal receiver DSSS Dari perbandingan hasil sinyal pada sisi receiver didapatkan sinyal input sama dengan sinyal output. Hal ini dikarenakan pemilihan tipe PN code sama antara PN code transmitter dan PN code receiver sehingga didapatkan BER=0 karena tidak ada bit yang eror.

Pengaturan Kedua Gambar 4.4 Tampilan pengaturan pada DSSS kedua Pada Tampilan konfigurasi kedua: 1. Kita Memilih tipe kode PN pertama dan kode PN yang kedua pada sisi transmitter dan receiver diatur berbeda nilainya. misalnya pada transmitter dipilih PN 1 = 435 dan PN pasangan goldcodenya = 747. Pada reciver PN1 = 435 dan Pn pasangannya = 703 2. Selanjutnya data informasi biner nya tetap sama dengan pengaturan pertama, Sinyal informasinya adalah 1 0 0 1 1 1 1 0 transmitter dan hasil sinyal padda sisi receiver dapat dilihat dalam gambar 4.5 dan gambar 4.6: Gambar 4.5 Tampilan hasil sinyal transmitter2 DSSS Gambar 4.6 Tampilan hasil sinyal receiver2 DSSS Dari perbandingan kedua hasil sinyal pada sisi transmitter dan hasil sinyal pada sisi receiver didapatkan sinyal input transmitter tidak sama dengan sinyal output receiver. Hal ini dikarenakan pemilihan tipe PN code tidak sama antara PN code transmitter dan PN code receiver sehingga didapatkan BER=0.5 karena ada 4 bit yang eror dari 8 bit jumlah datanya.

Pengujian FHSS ( Frequency Hopping Spread Spectrum ) Pengaturan Pertama Gambar 4.8 Tampilan hasil sinyal transmitter FHSS Gambar 4.7 Tampilan pengaturan pada FHSS pertama Pada Tampilan konfigurasi pertama: 1. Kita Memilih tipe kode PN pertama dank ode PN yang kedua pada sisi transmitter dan receiver diatur sama nilainya. misalnya dipilih PN pertama = 435dan PN pasangannya = 747. biner nya, misalnya Sinyal informasinya adalah 0 1 0 0 0 0 1 1 sis receiver untuk melihat hasil sinyal receiver dapat dilihat dalam gambar 4.8 dan gambar 4.9: Gambar 4.9 Tampilan hasil sinyal receiver FHSS Dari perbandingan kedua hasil sinyal pada sisi receiver didapatkan sinyal input pada transmitter sama dengan sinyal output receiver. Hal ini dikarenakan pemilihan tipe PN code yang sama antara PN code transmitter dan PN code receiver sehingga didapatkan BER=0 karena tidak ada bit yang eror.

Pengaturan Kedua Gambar 4.11 Tampilan hasil sinyal transmitter2 FHSS Gambar 4.10 Tampilan pengaturan pada FHSS kedua Pada Tampilan konfigurasi kedua: 1. Kita Memilih tipe kode PN pertama dan kode PN yang kedua pada sisi transmitter dan receiver diatur tidak sama nilainya. misalnya pada transmitter dipilih PN pertama = 435 dan PN pasangannya = 747. Dan pada receiver dipilih PN pertama = 545 dan PN pasangannya 747 biner nya, misalnya Sinyal informasinya adalah 0 1 0 0 0 0 1 1 receiver dapat dilihat dalam gambar 4.11 dan gambar 4.12: Gambar 4.12 Tampilan hasil sinyal receiver2 FHSS Dari perbandingan kedua hasil sinyal pada sisi receiver didapatkan sinyal input tidak sama dengan sinyal output. Hal ini dikarenakan pemilihan tipe PN code transmitter sama dan PN code receiver dipilih sama sehingga didapatkan BER=0.5 karena ada 4 bit yang eror dari jumlah data informasi 8 bit.

Pengujian Hybrid method ( DS-FH ) Pengaturan Pertama Gambar 4.13 Tampilan pengaturan pada HIBRID pertama Pada Tampilan konfigurasi pertama: 1. Kita Memilih tipe kode PN pertama dan kode PN yang kedua pada sisi transmitter dan receiver diatur sama nilainya. Misalnya pada transmiter dipilih PN pertama = 435 dan PN pasangannya = 703. Pada receiver PN pertama = 435 dan PN pasangannya = 703 biner nya, misalnya Sinyal informasinya adalah 0 1 1 1 1 0 1 1 receiver dapat dilihat dalam gambar 4.14 dan gambar 4.15: Gambar 4.14 Tampilan hasil sinyal transmitter HIBRID Gambar 4.15 Tampilan hasil sinyal receiver HIBRID Dari perbandingan kedua hasil sinyal pada sisi receiver didapatkan sinyal input sama dengan sinyal output. Hal ini dikarenakan pemilihan tipe PN code yang sama antara PN code transmitter dan PN code receiver sehingga didapatkan BER = 0 karena tidak ada bit yang eror.

Pengaturan Kedua Gambar 4.16 Tampilan pengaturan pada HIBRID kedua Pada Tampilan konfigurasi pertama: 1. Kita Memilih tipe kode PN pertama dan kode PN yang kedua pada sisi transmitter dan receiver diatur tidak sama nilainya. misalnya pada transmitter dipilih PN pertama = 435 dan PN pasangannya = 703. Pada receiver PN pertama = 543 dan PN pasangannya = 703 biner-nya, misalnya Sinyal informasinya adalah 01000011 receiver dapat dilihat dalam gambar 4.17 dan gambar 4.18: Gambar 4.17 Tampilan hasil sinyal transmitter2 HIBRID Gambar 4.18 Tampilan hasil sinyal receiver2 HIBRID Dari perbandingan kedua hasil sinyal pada sisi receiver didapatkan sinyal input tidak sama dengan sinyal output. Hal ini dikarenakan pemilihan tipe PN code tidak sama antara PN code transmitter dan PN code receiver sehingga didapatkan BER=0.75 karena ada 6 bit yang eror dari jumlah data informasi 8 bit.

4. KESIMPULAN Dari pembahasan perencanaan dan pembuatan Software Simulasi Pengiriman Dan Penerimaan Informasi Menggunakan Teknologi Spread Spektrum yaitu pada bab-bab sebelumnya maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada Simulasi Pengiriman Dan Penerimaan Informasi Menggunakan Dirrect Sequence Spread Spektrum akan terjadi Processing gain yang tinggiakibat penggabungan sinyal dengan data rate yang tinggi sehingga meningkatkan tahanan sinyal terhadap interferensi. 2. Pada Simulasi Pengiriman Dan Penerimaan Informasi Menggunakan Frequency Hopping Spread Spektrum dengan menggunakan teknik FHSS, sinyal informasi yang mempunyai bandwidth terbatas dapat di tebarkan pada frekuensi BW transmisi yang jauh lebih besar. sehingga sangat sulit untuk dapat dideteksi dan diganggu oleh penerima yang tidak dikehendaki (lawan) 3. Pada Simulasi Pengiriman Dan Penerimaan Informasi Menggunakan Spread Spektrum metode Hibrid mempunyai keunggulan lebih karena metode ini adalah penggabungan DS dan FH, sehingga bebas interferensi dan tidak bias dideteksi oleh pihak lain. 5. REFERENSI [1]. A. Wautier and S. Ammari, Rake Receiver Sensitivity to Spreading Sequence, Vehicular Technology Conference, Spring 2001, pages 2001-2005. [2]. A.J. Viterbi, CDMA: Principles of Spread Spectrum Communication, Addison-Wesley, 1995. [3]. J. B. Dabney and T. L. Harman, Mastering Simulink, Prentice Hall, 2004.Engineering and Computer Science, Hochschule Ostwestfalen - Lippe, Lemgo, Germany, 2009. [4]. John G Proakis and Masoud Salehi, Contemporary Communication System Using MATLAB, 2000. [5]. K. Cheun, Performance of Direct-Sequence Spread Spectrum RAKE receivers with Random Spreading Sequences, IEEE Trans. Comm., September 1997. [6]. Pangera, Abas Ali, Perbandingan Frekuensi Hopping Spread Spectrum dan Direct Squence Spread Spectrum. Proyek Akhir, STMIK AMIKOM Yogyakarta. 2009 [7]. Pérez, S.; Rabadán, J.; Delgado, F.; Velázquez, J & Pérez, R. (2003). Design of a synchronous Fast Frequency Hopping Spread Spectrum transceiver for indoor Wireless Optical Communications based on Programmable Logic Devices and Direct Digital Synthesizers, Proceedings of XVIII Conference on Design of Circuits and Integrated Systems, pp. 737-742, ISBN 84-87087-40-X, Ciudad Real, Spain, November, 2003. [8]. Pratiarso, Aries, Sistem Komunikasi Spread Spectrum, Materi kuliah, 2003 [9]. Rustamaji, Elan Djaelani, Aplikasi Rangkaian Terintregasi Direct DigitalSynthetizer (DSS) Sebagai Pembangkit Sinya Frekuensi Hopping Spread Spectrum (FHSS). Proyek Akhir, ITENAS. 2008 [10]. Simon, M.; Omura, J.; Scholtz, R. & Levitt, B. (1994). Spread Spectrum Communications Handbook, McGraw-Hill Professional, ISBN 0071382151, USA [11]. Yulindon,Afrizal Yunanef,Rika Anosa,dan Temisia Ruza, Perancangan Dan Implementasi teknik modulasi digital Menggunakan BPSK,2006.