BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Suku Bunga 1. Definisi Suku Bunga Suku Bunga adalah pendapatan (bagi kreditur) atau beban (bagi debitur) yang diterima atau dibayarkan oleh kreditur atau debitur (Madura,2003). dalam kamus lengkap ekonomi (2003:693), suku bunga adalah kompensasi yang dibayar peminjam dana kepada yang meminjamkan. Bagi peminjam, suku bunga merupakan tingkat pertukaran dari konsumsi sekarang untuk konsumsi masa mendatang. Biasanya di ekpresikan sebagai persentase pertahun yang dibebankan atas uang yang pinjam atau dipinjamkan. Selain itu Menurut Kasmir:(2014) bunga bank diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah ( yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada pihak bank( nasabah yang memperoleh pinjaman). Dalam penelitian, suku bunga yang dipakai adalah suku bunga SBI, dimana definisi SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek yang diskonto. Oleh karena itu, data tingkat suku bunga SBI yang diperoleh harian akan diubah menjadi periode bulanan dengan rumus sebagai berikut: 15
Rata-rata tingkat suku bunga SBI = Jumlah tingkat suku bunga periode harian 1 bulan Jumlah periode waktu satu tahun Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang di berikan kepada nasabah yaitu sebagai berikut : a. Bunga Simpanan Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Contoh : bunga tabungan, bunga deposito, jasa giro. b. Bunga Pinjaman Bunga yang diberikan kepada peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Contoh : bunga kredit. 2. Teori- teori mengenai suku bunga a. Teori Suku Bunga Klasik Menurut kaum klasik, suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian yang menyebabkan tabungan yang tercipta pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama yang dilakukan oleh pengusaha. Beranjak dari teori ekonomi mikro, teori klasik mengatakan bahwa tingkat suku bunga merupakan nilai balas jasa dari modal. Dalam teori klasik, stok barang modal dicampur-adukan dengan uang dan keduanya dianggap mempunyai hubungan substitusif. Semakin 16
langka modal, semakin tinggi suku bunga. Sebaliknya, semakin banyak modal semakin rendah tingkat suku bunga (Nasution,2001). b. Teori Suku Bunga Keynes Keynes mempunyai pandangan yang berbeda dengan klasik. Tingkat suku bunga itu merupakan suatu fenomena monete. Artinya, tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang(ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi, sepanjang uang ini mempengaruhi tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi dengan demikian akan mempengaruhi Gross National Product (Nopirin,1992). c. Teori Suku Bunga Hicks Hicks mengemukakan teorinya bahwa tingkat suku bunga berada dalam kesimbangan pada suatu perekonomian bila tingkat suku bunga ini memenuhi keseimbangan sektor moneter dan sektor rill. Pandangan ini merupakan gabungan dari pendapat klasik dan keynes, dimana mashab klasik mengatakan bahwa suku bunga timbul karena uang adalah produktif artinya bila seseorang memiliki dana maka mereka dapat menambah alat produksinya agar keutungan yang diperoleh meningkat. Jadi uang dapat meningkatkan produktivitas sehingga orang ingin membayar bunga. Sedangkan menurut Keynes bahwa uang bisa produktif dengan metode spekulasi dipasar uang 17
dengan kemungkinan memperoleh keuntungan, dan keuntungan inilah sehingga orang ingin membayar bunga. 3. Faktor faktor yang mempengaruhi suku bunga Menurut Kasmir:(2014) faktor faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar sebagai berikut. a. Kebutuhan Dana Lembaga keuangan mengalami kekurangan dana, sementara permohonan pinajaman meningkat. Maka yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga. Peningkatan bunga simpanan secara otomatis akan pula meningkatkan bunga pinjaman. Dana yang ada pada simpanan banyak sementara permohonan simpanan sedikit, maka bunga simpanan akan turun. b. Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga deposito ratarata 16% pertahun, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga deposito kita naikan diatas bunga pesaing misalnya 17% pertahun. Namun sebaliknya untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah bunga pesaing. 18
c. Kebijakan Pemerintah Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas minimal atau maksimal bunga simpanan maupun bungan pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. d. Target Laba yang diinginkan Merupakan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh bank.jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, pihak bank harus berhati-hati dalam menentukan persentase laba atau keuntungan yang diinginkan e. Jangka Waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka pendek maka bunganya relatif lebih rendah. f. Kualitas Jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. g. Reputasi Perusahaan Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan 19
nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan resiko kredit macet dimasa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. h. Produk yang Kompetitif Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran. untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. i. Hubungan baik Biasanya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua, yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. j. Jaminan pihak ketiga Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala resiko yang dibebankan kepada penerima kredit.biasanya pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap bank, sehingga bunga yang dibebankan berbeda. 4. Fungsi Suku Bunga a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam 20
suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain. c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berati, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian. (Sunariyah,2004:81) B. Inflasi Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatny a hargaharga secara umum dan terus menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Inflasi juga sering dikaitkan dengan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruhmempengaruhi.(id.wikipedia.org). Ismail:(2012) teori inflasi menganggap adanya kecenderungan penurunan nilai uang di masa datang. Maka menurut paham ini mengambil tambahan dari uang yang dipinjam merupakan sesuatu yang logis sebagai kompensasi penurunan nilai uang selama dipinjamkan. Thamrin Abdullah dan Francis Tantri:(2012) Inflasi secara sederhana dapat diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus 21
menerus. kenaikan dari satu atau dua jenis barang saja dan tidak bisa disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas (mengakibatkan kenaikan harga ) pada barang lain. Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang menunjukan suatu kecendrungan akan naiknya harga barang-barang secara umum, yang berarti terjadinya penurunan nilai uang (Rimsky,2005:16). Pengertian-pengertian tersebut sangatlah sejalan dengan pengertian inflasi yang sebutkan oleh bank indonesia. BI mendefenisikan inflasi adalah kecendrungan harga- harga yang meningkat secara umum dan terus menerus (www.bi.go.id) Berdasarkan pengertian pengertian diatas, terdapat kesamaan persepsi mengenai inflasi, bahwa yang disebut dengan inflasi adalah suatu kenaikan harga-harga yang terjadi secara umum, artinya terjadi pada jenis barang dan juga terjadi secara meluas yang mana harga-harga tersebut tidak hanya terjadi disuatu daerah saja tetapi berdampak pada seluruh daerah yang ada diseluruh wilayah negara tersebut. 1. Macam macam Inflasi Pengolongan berdasarkan atas parah tidaknya inflasi.maka berdasarkan hal tersebut dapat dibedakan menjadi : a. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun) b. Inflasi sedang (antara 10%-30% setahun) c. Inflasi berat (antara 30%-100% setahun) d. Hiper inflasi (diatas 100% setahun) 22
2. Penggolongan berdasarkan sebab-musabab awal dari inflasi Atas dasar ini dapat dibedakan dua macam inflasi, yaitu : a. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. b. Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi, ini disebut cost inflation. 3. Penggolongan berdasarkan asal dari inflasi, disini dapat dibedakan menjadi : a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri(domestic inflation) b. Inflasi yang bersal dari luar negeri (imported inflation) Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panenan yang gagal dan sebagainya. Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga di lua negeri atau di negara- negara langganan berdagang negara kita. (Thamrin Abdullah dan Francis Tantri,2012:62) 4. Sebab Terjadinya Inflasi Inflasi bisa terjadi karena beberapa sebab. Penyebab inflasi tersebut adalah : a. Inflasi Tarikan Permintaan Inflasi ini terjadi pada masa perekonomianberkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi 23
kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa sehingga menimbulkan inflasi (Sadono,2008:333). b. Inflasi Desakan Biaya Inflasi desakan biaya terjadi dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran adalah sangat rendah (Sadono,2008:334). c. Inflasi Diimpor Inflasi diimpor atau Imported Inflation merupakan kenaikan yang sangat dipengaruhi oleh tingkat harga-harga yang terjadi pada barang-barang tersebut akan sangat berdampak terhadap kenaikan harga barang barang di dalam negeri (Sadono,2008:336). 5. Pengaruh Tingkat suku Bunga Terhadap Inflasi Suku bunga memang memegang peranan yang penting dalam pengendalian inflasi. Hal ini disebabkan karena tingkat konsumsi masyarakat yang cenderung konsumtif terutama pada saat saat tertentu seperti saat lebaran, natal, dan tahun baru. Pada saat ini biasanya sering terjadi kenaikan barang dan jasa yang diakibatkan karena tingkat permintaan barang dan jasa meningkat melebihi penawaran barang dan jasa tersebut. Hubungan antara tingkat suku bunga dapat dilihat dari kesamaan Fisher (Fisher Equation) yang menunjukan bahwa tingkat suku bunga dapat berubah karena dua alasan yaitu tingkat bunga rill yang berubah atau tingkat inflasi yang berubah (mankiw,2008). Jika terjadi inflasi maka akan 24
menurunkan suku bunga rill yang mengindikasikan adanya hubungan antara inflasi dan suku bunga rill. Artinya ketika terjadi kenaikan inflasi tingkat suku bunga akan menurun dan sebaliknya ketika penurunan inflasi maka tingkat suku bunga akan meningkat. C. Nilai Kurs Rupiah 1. Pengertian Nilai Kurs Rupiah Menurut wikipedia bahasa Indonesia, nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah : sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Kurs menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. Kurs atau nilai tukar adalah harga harga dari mata uang luar negeri (Dornbursch, 2008). Kurs valuta asing adalah salah satu alat pengukur lain yang digunakan dalam menilai kekuatan suatu perekonomian. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta asing adalah neraca perdagangan nasional (Sugeng, 2010). Neraca perdagangan yang mengalami defisit cenderung untuk menaikkan nilai valuta asing. Dan sebaliknya apabila neraca pembayaran kuat (surplus dalam neraca keseluruhan) dan cadangan valuta asing yang dimiliki negara terus menerus bertambah jumlahnya, nilai valuta asing akan bertambah murah. Maka perubahan-perubahan kurs valuta asing dapat dipergunakan sebagai salah satu ukuran untuk menilai kestabilan dan perkembangan suatu perekonomian. 25
2. Jenis-jenis transaksi ataupun jual beli valuta asing : a) Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu. b) Middle rate (kurs tengah), yaitu kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank Central pada suatu saat tertentu. c) Buying rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu. d) Flat rate (kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank notes dan traveler chaque, dimana dalam kurs tersebut telah diperhitungkan promosi dan biaya lain-lain. D. Deposito 1. Defenisi Deposito Deposito adalah simpanan dana pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan antara deposan dengan bank. Menurut Undang-undang No 10/1998 pasal 1 ayat 7, deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpanan dengan bank. (Kasmir,2008:93) 26
2. Jenis-jenis Deposito Pada umumnya deposito dapat digolongkan menurut jangka waktu menuju maturity. Beberapa penggolongan deposito tersebut adalah sebagai berikut: a. Deposito Berjangka Adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank. b. Deposito Berjangka Harian (Deposito On Call) Adalah simpanan pihak lain atau nasabah pada bank yang hanya dapat ditarik dengan syarat penarikannya melalui pemberitahuan dan mempunyai jangka waktu harian yang dikendaki oleh deposan. (Kasmir,2008:98) c. Sertifikat Deposito Surat berharga yang sifatnya atas unjuk dan merupakan surat pengakuan hutang dari bank, dan surat berharga ini dapat diperjualbelikan dalam pasar uang. Pengertian surat berharga atas unjuk adalah bahwa pada saat sertifikat deposito tersebut jatuh tempo untuk diserahkan / ditunjukkan pada bank, maka bank wajib untuk membayar sebesar nilai yang tercantum pada sertifikat deposito tersebut. (Kasmir,2008:96) 27
Tabel 2.1 Perbedaan Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito Deposito Berjangka Sifatnya atas nama Tidak dapat diperjualbelikan / dipindah tangankan Bunga dibayar pada saat jatuh waktu Nilai nominal ditentukan deposan Penyimpanan dapat berbentuk rupiah atau uang asing Sertifikat Deposito Sifatnya atas unjuk Dapat diperjualbelikan / dipindah tangankan Bunga dibayar pada saat pembukuan Nilai nominal ditentukan oleh bank Penyimpanan hanya dalam bentuk rupiah Sumber : www.id.wikipedia.org 3. Perhitungan Bunga dan Pajak b. Pembayaran bunga deposito setelah dikurangi pajak penghasilan, dan dibayarkan sesuai atas instruksi dari deposan. c. Saat ini penetapan suku bunga deposito diberikan sesuai dengan tingkat suku bunga penjaminan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. d. Penetapan suku bunga deposito ditetapkan oleh bank. Rumus menghitung bunga dan pajak deposito : Nominal Penempatan x Bunga/100 x Jumlah hari dalam sebulan(30 hari) x pajak (20%) Jumlah hari dalam setahun (365 hari) 28
4. Denda Deposito Adalah merupakan suatu kewajiban bagi deposan, apabila deposito berjangka yang belum jatuh tempo dicairkan oleh deposan. Adapun macammacam denda deposito adalah: a. Denda Penalty, denda yang dikenakan oleh bank kepada deposan yang melakukan pencairannya belum jatuh tempo, besarannya tergantung dari bank yang menentukan, dikali nilai nominal deposito. b. Denda Bunga, denda yang dikenakan oleh bank kepada deposan yang melakukan pencairannya belum jatuh tempo, yaitu bunga harian selama pengendapan dana tersebut tidak dibayarkan. 5. Syarat-syarat membuka Deposito a. Mengisi formulir pembukaan deposito b. Memenuhi persyaratan identitas: 1. Perorangan : KTP/SIM untuk warga negara Indonesia serta KITAS/Passport untuk WNA 2. Perusahaan : Akta, SIUP, TDP, NPWP, dan identitas pengurus yaitu KTP/SIM untuk warga negara Indonesia serta KITAS/Passport untuk WNA. c. Memenuhi setoran awal minimum 29
E. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat masalah pengaruh suku bunga,inflasi terhadap deposito berjangka yaitu sebagai berikut : Peneliti, Tahun Penelitian, dan Judul Penelitian Ariana Nurus Shalihati (2012) Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Umum, Tingkat Bagi Hasil, Likuiditas Bank Syariah, Inflasi dan Ukuran Bank Umum Syariah terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Variabel Metode Analisis Hasil Penelitian suku bunga, inflasi, nilai tukar, dan deposito berjangka analisis regresi linear berganda Bahwa secara parsial tngkat suku bunga deposito umum, tingkat bagi hasil dan ukuran Bank Syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Deposito Mudharabah. Likuiditas menunjukkan pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Deposito Mudharabah, sedangkan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. 30
Ina Aminah Zuhriah (2013) Pengaruh tingkat Suku Bunga, Bagi Hasil, dan Inflasi terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Tingkat Bunga, Hasil, Inflasi Suku Bagi analisis regresi linear berganda bahwa Suku Bunga, Bagi Hasil dan Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri. Rian Pasaleori (2009) Pengaruh Promosi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Deposito pada PT Bank Sulsel Cabang Makassar Promosi, Tingkat Suku Bunga analisis regresi linear berganda Menemukan bahwa promosi dan tingkat suku bunga secara bersama tidak berpengaruh terhadap deposito PT Bank Sulsel Cabang Makasar Suramaya Suci Kewal (2011) Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, kurs dan pertumbuhan PDB terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Sugeng Raharjo (2010) yang berjudul Pengaruh inflasi, nilai kurs rupiah dan tingkat suku bunga terhadap harga saham di bursa efek Indonesia Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Pertumbuhan PDB dan IHSG. Inflasi, nilai kurs rupiah, dan tingkat suku bunga dan harga saham. observasi nonparticipant dan teknik analisis yang digunakan analisis jalur. analisis regresi linear berganda Hanya kurs yang berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG, sedangkan tingkat inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDB tidak berpengarh terhadap IHSG. Inflasi memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Kurs dan suku bunga tidak berpengaruh positif terhadap harga saham di BEI. Namun hasil uji F menunjukkan bahwa inflasi, kurs dan suku bunga berpengaruh terhadap harga saham di bursa 31
saham indonesia sebagai simultance F. Kerangka Pemikiran dan Model Konseptual Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis. Berikut disajikan kerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam kerangka penelitian seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut : Variabel Independen Varibel Dependen Suku Bunga H 1 Inflasi H 2 H 3 Deposito Berjangka Nilai Kurs Rupiah Gambar 2.1 Model Konseptual 32
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas penulis ingin menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel X 1 (Tingkat suku bunga) X 2 (Inflasi)dan X 3 (Nilai kurs rupiah) Terhadap Y (Deposito Berjangka). G. Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris. 1. Pengaruh suku bunga terhadap pertumbuhan deposito berjangka Turun dan naiknya suku bunga deposito mempengaruhi minat para investor untuk menempatkan dananya di bank. Bila suku bunga naik maka permintaan nasabah untuk mendepositokan uang mereka meningkat. Tetapi bila suku bunga mengalami penurunan maka permintaan akan deposito juga akan menurun. Jika untuk bank kecil hal ini akan sulit, jika mereka menurunkan bunga depositonya maka mereka akan kehilangan deposan. Karena suku bunganya rendah, kebanyakan investor cenderung mencari aset investasi yang bunganya lebih tinggi. Menurut penelitian Ariana Nurus Shalihati (2012) yang berjudul Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito Umum, Tingkat Bagi Hasil, Likuiditas Bank Syariah, Inflasi dan Ukuran Bank Umum Syariah terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia menjelaskan bahwa secara parsial tngkat suku bunga deposito umum berpengaruh positif dan signifikan terhadap Deposito Mudharabah. 33
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan bulanan seluruh bank umum syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada periode Juni 2010 hingga Desember 2010. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling, sehingga diperoleh sampel sebanyak 63 data observasi. Untuk menguji hipotesis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Dependen) digunakan uji t dan uji F dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa secara parsial tingkat suku bunga deposito umum, tingkat bagi hasil, dan ukuran bank syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap deposito mudharabah. Likuiditas (FDR) menunjukkan pengaruh negative dan tidak signifikan terhadap deposito mudharabah, sedangkan inflasi berpengaruh negative dan signifikan terhadap deposito mudharabah pada bank umum syariah di Indonesia. 2. Pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan deposito berjangka Inflasi adalah suatu gejala-gejala kenaikan harga barang-barang yang sifatnya umum dan terus-menerus. Ketika inflasi meningkat menyebabkan harga barang-barang naik, sedangkan pendapatan rill masyarakat menurun. Hal ini berpengaruh pada tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat pula namun tidak diimbangi dengan jumlah pendapatan yang meningkat, sehinga bisa berpengaruh pada kemampuan saving masyarakat yang kaitannya pada investasi. 34
Ketika jumlah uang cash yang beredar di masyarakat berkurang, pertumbuhan inflasi memang akan tertekan. Namun disisi lain juga beresiko menekan pertumbuhan ekonomi. Misalnya, jika para bank tidak memberi pinjaman modal ke pengusaha karena mereka lebih suka menyimpan dananya di BI, maka para pengusaha tentunya akan kesulitan mengembangkan usahanya, dan pada akhirnya akan menekan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Karena itulah, jika kemudian tingkat inflasi telah terkendali, maka BI bisa menurunkan kembali BI ratenya, agar dana yang tadinya diendapkan bisa kembali dikucurkan ke masyarakat, untuk menumbuhkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Menurut penelitian Ina Aminah Zuhriah (2013) yang berjudul Pengaruh tingkat Suku Bunga, Bagi Hasil, dan Inflasi terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri Menjelaskan bahwa Suku Bunga, Bagi Hasil dan Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri. 3. Pengaruh nilai kurs terhadap pertumbuhan deposito berjangka Selisih Kurs adalah salah satu faktor yang mempengaruhi minat seseorang untuk mendepositokan dananya. Kurs merupakan rasio pertukaran dua mata uang atau disebut juga sebagai nilai tukar mata uang. Di Indonesia mata uang resmi yang digunakan adalah Rupiah. Nilai tukar ini memegang peranan penting dalam penentuan investasi seorang investor. Ketika nilai tukar berfluktuasi maka akan mempengaruhi naik turunnya harga saham sehingga menyebabkan menurunnya permintaan 35
saham. Apabila nilai selisih kurs sangat tinggi kebanyakan investor lebih memilihke investasi lainnya seperti deposito. Selisih kurs ini terjadi karena adanya perubahan kurs antara tanggal transaksi dengan tanggal penyelesaian transaksi. Menurut penelitian terdahulu oleh Sugeng Raharjo (2010) yang berjudul Pengaruh inflasi, nilai kurs rupiah dan tingkat suku bunga terhadap harga saham di bursa efek Indonesia Menjelaskan bahwa inflasi memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Kurs dan suku bunga tidak berpengaruh positif terhadap harga saham di BEI. Dari Uraian di atas maka hipotesis yang penulis kemukakan adalah: H 1 :Tingkat Suku Bunga berpengaruh terhadap Deposito Berjangka Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jakarta Metro Tanah Abang. H 2 :Inflasi berpengaruh terhadap Deposito Berjangka Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jakarta Metro Tanah Abang. H 3 :Nilai Kurs rupiah berpengaruh Negatif terhadap Deposito Berjangka Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Jakarta Metro Tanah Abang. 36