LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

UJI TOKSISITAS AKUT MONOCROTOPHOS DOSIS BERTINGKAT PER ORAL DILIHAT DARI GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT BALB/C

Kata kunci: perlemakan hati, rosela, bengkak keruh, steatosis, inflamasi lobular, degenerasi balon, fibrosis

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK ETHANOL BUAH STRAWBERRY

PENGARUH EKSTRAK DAUN Apium graviolens TERHADAP PERUBAHAN SGOT/SGPT TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR KARBON TETRAKLORIDA

PENGARUH PARASETAMOL DOSIS ANALGESIK TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS HATI TIKUS WISTAR JANTAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS HEPAR SELAMA 28 HARI (Studi pada tikus wistar)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

ABSTRAK. Stefany C.K, Pembimbing I : Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes. Pembimbing II: Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK.

ABSTRAK. Kata kunci: Hepar, Parasetamol, Propolis

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB V HASIL PENELITIAN

ABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.) TERHADAP MUKOSA GASTER PADA MODEL MENCIT SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ASETOSAL

PENGARUH PARASETAMOL DOSIS ANALGESIK TERHADAP KADAR SERUM GLUTAMAT OKSALOASETAT TRANSAMINASE TIKUS WISTAR JANTAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS HEPAR SELAMA 28 HARI (Studi pada tikus wistar)

EFEK CENDAWAN ULAT CINA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Maria Caroline Wojtyla P., Pembimbing : 1. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt 2. Hartini Tiono, dr.

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

GAMBARAN MIKROSKOPIS GINJAL TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI ETANOL DAN SOFT DRINK

EFEK VITAMIN-E TERHADAP KADAR ALKALI PHOSPHATASE SERUM PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY YANG DIBERIKAN PARACETAMOL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Hartini Tiono, dr., M.Kes

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TIMBAL (Pb) PADA UDARA JALAN TOL TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR DAN KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DARAH MENCIT BALB/C JANTAN

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN EKSTRAK FLAXSEED

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP FUNGSI HATI TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI MONOSODIUM GLUTAMAT

ABSTRAK. EFEK SARI KUKUSAN KEMBANG KOL (Brassica oleracea var. botrytis DC) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS KOLON PADA MENCIT MODEL KOLITIS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Animal Care Universitas Negeri

EFEK HEPATOPROTEKTOR EKSTRAK TEMPE KEDELAI PADA. MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PENGARUH PEMBERIAN TEH HITAM TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT MENCIT BALB/C ARTKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. berat badan, dan sindrom restoran Cina, pada sebagian orang. 2, 3

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK DAUN DEWA (Gynura divaricata) TERHADAP KADAR SGOT DAN SGPT

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

ABSTRAK. EFEK ANTIDIARE EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

ABSTRAK. Aldora Jesslyn O., 2012; Pembimbing I : Penny Setyawati M, dr., Sp.PK, M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes.

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

PENGARUH PEMBERIAN METHANIL YELLOW PERORAL DOSIS BERTINGKAT SELAMA 30 HARI TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT BALB/C

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kesakitandan angka kematian terutama pada negara

PENGARUH EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP. KERUSAKAN STRUKTUR HISTOLOGIS HEPAR MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL

BAB III METODE PENELITIAN. Anatomi, Ilmu Jiwa, dan Ilmu Farmakologi. dengan desain penelitian Post Test Only Control Group Design dimana

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

ABSTRAK. Kata kunci: HDL, ekstrak etanol, ekstrak protein, fraksi etil asetat, kedelai.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Christina., Pembimbing: 1. Laella K. Liana, dr., Sp.PA, M.Kes 2. Endang Evacuasiany, Dra., MS., AFK., Apt

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

Kata kunci: Kolesterol LDL, kolesterol HDL, daun jambu biji (Psidium guajava Linn.), tikus wistar

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

PENGARUH PROTEKTIF PEMBERIAN MADU PERSONDE TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI METANOL

KARYA TULIS ILMIAH. PERBEDAAN EKSTRAK BUAH DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP SEL PMN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA

BAB 4 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK RIMPANG JAHE (Zingiberis rhizoma) SEBAGAI ANALGETIK PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS-WEBSTER

TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN DAN DIARE PADA MENCIT MODEL KOLITIS YANG DIINDUKSI DSS

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri) TERHADAP HEPAR MENCIT BALB/C ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2006 HALAMAN PENGESAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

Kata kunci: salep ekstrak herba meniran, triamcinolone acetonide, penyembuhan luka

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (CINNAMOMUM BURMANNII) TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR, KADAR SGOT DAN SGPT DARAH MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI PARACETAMOL LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum EVAN SEBASTIAN GUNAWAN G2A00507 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN 2011

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KAYU MANIS (CINNAMOMUM BURMANNII) TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS HEPAR, KADAR SGOT DAN SGPT DARAH MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI PARACETAMOL Evan Sebastian Gunawan*, RB Bambang Witjahjo** ABSTRAK Latar belakang: Kayu manis (Cinnamonum burmanii) adalah rempah-rempah asli Indonesia yang telah banyak digunakan sebagai bumbu masakan maupun sebagai ramuan obat herbal tradisional. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa kayu manis memiliki khasiat hepatoprotektif terhadap ccl4 dan alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamonum burmanii) terhadap gambaran mikroskopis hepar, kadar SGOT dan SGPT darah mencit BALB/c yang diinduksi paracetamol. Metode: 30 ekor mencit BALB/c jantan dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok K (-): diberi saline. K (+): diberi paracetamol P1: diberi ekstrak kayu manis 200mg/kgBB/hari dan paracetamol. P2: diberi ekstrak kayu manis 400mg/kgBB/hari dan paracetamol. P3: diberi ekstrak kayu manis 800mg/kgBB/hari dan paracetamol. Kemudian dilakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT, terminasi dan pembuatan preparat hepar. Hasil: Terdapat perbedaan gambaran mikroskopis pada masing-masig kelompok perlakuan. Pemberian kayu manis dapat mencegah terjadinya gambaran degenerasi hidropik dan nekrosis pada sel hepar (p=0,0) yang diberi paracetamol namun tidak ditemukan perbedaan yang bermakna antar dosis pada masingmasing kelompok perlakuan dengan kayu manis. Pada kelompok P3 didapatkan sebukan sel limfosit pada pada sel-sel hepar yang menunjukkan terjadinya inflamasi pada hepar. Hasil analisa statistik uji SGOT (p=0,4) dan SGPT (p=1,0) tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna pada masing-masing kelompok perlakuan. Kesimpulan: Pemberian ekstrak kayu manis mampu mencegah terjadinya nekrosis sel hepar namun perubahan kadar SGOT dan SGPT darah tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Kata Kunci: Kayu manis, Paracetamol, Gambaran mikroskopis hepar, SGOT, SGPT. * Mahasiswa program pendidikan S-1 kedokteran umum FK Undip ** Staf pengajar bagian Histologi FK Undip

THE EFFECT OF CINNAMOMUM BURMANII EXTRACT ON PARACETAMOL INDUCED LIVER DAMAGE ON MALE BALB/C MICE ABSTRACT Background: Cinnamomum burmanii is Indonesian traditional spice that have been widely used as a cooking ingredients and herbal traditional products. It has been shown that Cinnamomum burmanii have hepatoprotective activity against ccl4 and alcohol administration. This study were designed to know the effect of cinnamonum burmanii extract administration on paracetamol induced liver damage on male BALB/c mice. Method: 30 male BALB/c mice were grouped into 5 group. Group K (-): were given saline. K (+): were given paracetamol P1: were given cinnamonum burmanii extract 200mg/kgBW/day and paracetamol. P2: were given cinnamonum burmanii extract 400mg/kgBW/day and paracetamol. P3: were given cinnamonum burmanii extract 800mg/kgBW/day and paracetamol. Then the blood was collected for SGOT and SGPT level measurement, the mice were terminated and the hepatic specimen was made. Result: There is a difference on liver microscopic structure on each groups. Administration of Cinnamonum burmanii extract can prevent hepatocyte cell necrosis and hydropic degeneration (p=0,0) which were given paracetamol but no significant difference between the dose on each cinnamomum group. On group P3 we found lymphocyte present suggesting hepatic inflammation. Statistic analysis of SGOT (p=0,4) and SGPT (p=1,0) level do not show significant difference between groups Conclusion: Administration of Cinnamonum burmanii extract may prevent hepatocyte necrosis but the change on blood SGOT and SGPT level do not show significant difference between groups. Keywords: Cinnamonum burmanii, Paracetamol, Liver Microscopic Structure, SGOT, SGPT.

PENDAHULUAN Paracetamol adalah salah satu jenis obat yang sering digunakan untuk mengobati demam dan nyeri ringan seperti sakit kepala dan nyeri otot. 1 Meskipun aman dikonsumsi pada dosis terapeutik, namun overdosis obat yang disebabkan oleh pemakaian jangka panjang ataupun penyalahgunaan masih sering terjadi. Overdosis paracetamol akan mengakibatkan terjadinya nekrosis sel hepar daerah sentrolobuler yang dapat menyebabkan gagal hepar akut.2 Kayu manis (Cinnamonum burmanii) adalah salah satu rempah-rempah yang banyak ditemukan di Indonesia dan telah digunakan sejak dulu sebagai bumbu masak serta ramuan obat herbal tradisional. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terhadap khasiat kayu manis menunjukkan bahwa kayu manis memiliki efek hepatoprotektif terhadap pemberian ccl43 dan alkohol4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kayu manis (Cinnamonum burmanii) terhadap gambaran mikroskopis hepar, kadar SGOT dan SGPT darah mencit BALB/c yang diinduksi paracetamol. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai efek hepatoprotektif pemberian ekstrak kayu manis terhadap kerusakan hepar yang diakibatkan pemberian paracetamol serta dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut. METODE Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan randomized post-test only control group design. Sampel penelitian

adalah mencit BALB/c dengan jenis kelamin jantan, umur 2 bulan 3 bulan, berat badan 25 35 gram, tidak terdapat kelainan anatomis Sebanyak 30 ekor mencit BALB/c sesuai kriteria diaklimatisasi di dalam 5 kelompok kandang dan lingkungan yang sama, diberi pakan standar dan air minum yang sama secara ad libitum selama satu minggu. Kemudian 30 ekor mencit tersebut dibagi secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan masing-masing kelompok ekor mencit. Kelompok kontrol negatif (K(-)), diberi larutan saline melalui sonde lambung selama 7 hari. Kelompok kontrol positif (K(+)), tidak diberikan perlakuan selama 7 hari kemudian diberi paracetamol 500mg/kgBB pada hari ke 15. Kelompok perlakuan 1 (P1), diberi ekstrak kayu manis melalui sonde lambung dengan dosis 200mg/kgBB selama 7 hari kemudian diberi paracetamol 500mg/kgBB pada hari ke 15. Kelompok perlakuan 2 (P2), diberi ekstrak kayu manis melalui sonde lambung dengan dosis 400mg/kgBB selama 7 hari kemudian diberi paracetamol 500mg/kgBB pada hari ke 15. Kelompok perlakuan 3 (P3), diberi ekstrak kayu manis melalui sonde lambung dengan dosis 800mg/kgBB selama 7 hari kemudian diberi paracetamol 500mg/kgBB pada hari ke 15. Kemudian 4 jam setelah pemberian paracetamol dilakukan pengambilan sampel serum darah untuk dilakukan pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT serta dilakukan terminasi untuk dilakukan pembuatan preparat hepar. Penilaian terhadap preparat hepar dilakukan dengan sistem penilaian sebagai berikut :

Nilai 1 2 3 4 Gambaran Mikroskopis hepar normal degenerasi parenkimatosa degenerasi hidropik nekrosis Data hasil penelitian yaitu gambaran mikroskopis hepar, kadar SGOT dan SGPT akan dilakukan analisis statistik menggunakan program SPSS. Data diuji normalitasnya menggunakan uji Saphiro-wilk. Kemudian dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik Kruskal-wallis dan Mann Whitney untuk melihat perbedaan antar kelompok. Perbedaan dianggap bermakna bila nilai p < 0,05. HASIL Hasil penilaian gambaran mikroskopis pada preparat hepar mencit Balb/c pada masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut : Tabel 1. Rerata skor histopatologis hepar berdasarkan kelompok perlakuan Kelompok Perlakuan K (-) P1 P2 P3 K (+) n Mean SD 1,0 0 2,5 0,5 2,2 0,8 2,0 0,9 3,5 0,5 Rerata nilai skor histopatologis hepar tertinggi didapatkan pada kelompok kontrol positif kemudian secara berurutan diikuti oleh kelompok perlakuan kayu manis dosis 200mg/kgBB (P1), kelompok perlakuan kayu manis dosis 400mg/kgBB (P2), kelompok perlakuan kayu manis dosis 800mg/kgBB (P3), dan kelompok kontrol negatif yang hanya diberi saline saja.

Hasil pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT darah pada mencit Balb/c pada masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut : Tabel 2. Hasil pemeriksaan kadar SGOT darah berdasarkan kelompok perlakuan Kelompok Perlakuan K (-) P1 P2 P3 K (+) n Median Min Max 72 328 804 291 5 1077 12 2 109 445 530 300 1 785 Hasil pemeriksaan kadar SGOT darah tertinggi didapatkan pada kelompok kontrol negatif kemudian secara berurutan diikuti oleh kelompok perlakuan kayu manis dosis 800mg/kgBB (P3), kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan kayu manis dosis 200mg/kgBB (P1), kelompok perlakuan kayu manis dosis 400mg/kgBB (P2). Tabel 3. Hasil pemeriksaan kadar SGPT darah berdasarkan kelompok perlakuan Kelompok Perlakuan K (-) P1 P2 P3 K (+) n Median Min Max 109 77 214 79 3 93 18 7 703 103 9 200 75 1 522 Hasil pemeriksaan kadar SGPT darah tertinggi didapatkan pada kelompok kontrol negatif kemudian secara berurutan diikuti oleh kelompok perlakuan kayu manis dosis 800mg/kgBB (P3), kelompok perlakuan kayu manis dosis

200mg/kgBB (P1), kelompok kontrol positif, dan kelompok perlakuan kayu manis dosis 400mg/kgBB (P2). Gambaran perbedaan kadar SGOT dan SGPT darah dilihat dalam bentuk grafik box-plot. Gambar 1. Grafik Box-Plot Kadar SGOT darah berdasarkan kelompok perlakuan Gambar 2. Grafik Box-Plot Kadar SGPT darah berdasarkan kelompok perlakuan

Hasil uji Saphiro Wilk menunjukkan bahwa data yang diperoleh memiliki distribusi nilai skor histopatologis hepar, kadar SGOT dan SGPT yang tidak normal (p<0,05) sehingga dilakukan uji statistik non parametrik Kruskal Wallis untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang bermakna pada masing-masing kelompok perlakuan. Dari hasil uji Kruskal Wallis didapatkan perbedaan yang bermakna pada masing-masing kelompok perlakuan terhadap skor histopatologis hepar (p=0,0) namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada masingmasing kelompok perlakuan terhadap kadar SGOT (p=0,4) dan kadar SGPT darah (p=1,0). Untuk melihat pada kelompok mana terdapat perbedaan skor histopatologis hepar yang bermakna dilakukan uji Mann Whitney Tabel 4. Hasil uji statistik skor histopatologis hepar antar kelompok perlakuan Perlakuan K (-) P1 P2 P3 K (+) K(-) 0,00* 0,01* 0,02* 0,00* P1 0,00* 0,42 0,30 0,02* P2 0,01* 0,42 0,73 0,01* P3 0,02* 0,30 0,73 0,01* K(+) 0,00* 0,02* 0,01* 0,01* - Nilai p <0.05 (*) menunjukkan perbedaan yang bermakna Dari hasil uji Mann Whitney didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol negatif (p<0,05) dan kontrol positif (p<0,05). Namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan P1, P2, dan P3 (p>0,05). Perbedaan gambaran mikroskopis hepar pada masing-masing kelompok perlakuan dapat dilihat pada gambar-gambar selanjutnya yang dianggap paling mewakili tiap kelompok perlakuan. Pada kelompok kontrol negatif yang hanya

diberikan perlakuan berupa larutan saline selama 1 minggu tanpa diberikan parasetamol didapatkan gambaran mikroskopis hepar yang normal. Sel hepar tersusun radier mengelilingi vena sentralis. Sitoplasma berwarna merah muda dengan inti biru violet. Gambar 3. Gambaran mikroskopis hepar kelompok kontrol negatif yang diberi larutan saline selama 1 minggu dengan perbesaran 400x Sel hepar normal Pada kelompok kontrol positif yang hanya diberikan perlakuan berupa parasetamol pada hari ke 15 didapatkan gambaran mikroskopis degenerasi hidropik sel-sel hepar dibagian sentrilobuler yang dekat dengan vena sentralis.

Gambar 4. Gambaran mikroskopis hepar kelompok kontrol positif yang diberi larutan parasetamol pada hari ke 15 dengan perbesaran 100x Degenerasi hidropik sel hepar Gambar 5. Gambaran mikroskopis hepar kelompok kontrol positif yang diberi larutan parasetamol pada hari ke 15 dengan perbesaran 400x Degenerasi hidropik sel hepar

Pada kelompok perlakuan yang diberikan perlakuan berupa larutan kayu manis dengan berbagai dosis selama 1 minggu yang kemudian diinduksi dengan parasetamol pada hari ke 15 didapatkan gambaran mikroskopis berupa degenerasi parenkimatosa yang reversibel pada sel-sel hepar. Perbedaan dosis terhadap gambaran degenerasi hepar tidak terlalu tampak bermakna, namun pada dosis P3 didapatkan gambaran sebukan-sebukan sel limfosit yang menunjukkan reaksi inflamasi pada sel hepar. Gambar. Gambaran mikroskopis hepar kelompok perlakuan 1 yang diberi larutan kayu manis 200mg/kgBB selama 1 minggu + parasetamol pada hari ke 15 dengan perbesaran 400x. Degenerasi parenkimatosa sel hepar

Gambar 7. Gambaran mikroskopis hepar kelompok perlakuan 2 yang diberi larutan kayu manis 400mg/kgBB selama 1 minggu + parasetamol pada hari ke 15 dengan perbesaran 400x Degenerasi parenkimatosa sel hepar Gambar 8. Gambaran mikroskopis hepar kelompok perlakuan 3 yang diberi larutan kayu manis 800mg/kgBB selama 1 minggu + parasetamol pada hari ke 15 dengan perbesaran 400x Sebukan sel limfosit

PEMBAHASAN Pada penelitian ini didapatkan bahwa pemberian paracetamol dengan dosis akut 500mg/kgBB dapat menimbulkan kerusakan sel hepar pada mencit BALB/c. Pengambilan darah dan terminasi dilakukan 4 jam setelah pemberian paracetamol karena berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya terdapat tingkat mortalitas yang cukup tinggi dalam waktu 24 jam setelah perlakuan, terutama pada kelompok kontrol positif. SGOT dan SGPT adalah indikator yang sensitif terhadap kerusakan sel hepar. Apabila terjadi kerusakan pada membran sel hepatosit, permeabilitas sel hepar akan meningkat kemudian enzim-enzim ini akan dilepaskan ke sirkulasi darah. Kerusakan sel hepar akibat overdosis paracetamol akan menyebabkan peningkatan kadar SGOT dan SGPT darah. 2,5 Pada hasil penelitian kadar SGOT dan SGPT darah tidak didapatkan perubahan yang bermakna antar kelompok perlakuan. Disini hasil penelitian tidak sesuai dengan teori sebelumnya dimana kadar SGOT dan SGPT tidak berkorelasi dengan gambaran struktur mikroskopis yang terlihat pada hepar. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya sampel darah yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan SGOT dan SGPT dimana darah yang didapatkan hanya sekitar 1cc setiap sampel. Selain itu mungkin disebabkan juga karena waktu pemberian perlakuan yang kurang lama atau tingkat stress yang tinggi pada hewan coba. Disini data kurang valid karena peneliti tidak melakukan penyaringan dengan memeriksa kadar SGOT dan SGPT darah sebelum memulai perlakuan.

Gambaran mikroskopis hepar yang dilihat menggunakan mikroskop menunjukkan perbedaan yang cukup bermakna. Pada kelompok kontrol negatif struktur sel-sel hepar masih terlihat bagus, sitoplasma berwarna merah muda dengan inti biru violet yang tersusun radier mengelilingi vena sentralis. Pada kelompok kontrol positif terlihat jelas terjadi degenerasi sel-sel hepar berupa degenerasi hidropik dan nekrosis yang terletak disekitar vena sentralis. Sedangkan pada kelompok perlakuan dengan kayu manis + paracetamol didapatkan gambaran degenerasi hidropik dan degenerasi parenkimatosa yang masih reversibel. Pada pemberian kayu manis dengan dosis 800mg/kgBB (P3) didapatkan gambaran sebukan limfosit pada sel hepar yang menunjukkan terjadinya inflamasi pada hepar, hal ini menunjukkan bahwa kayu manis juga memiliki efek toksik terhadap hepar. Oleh karena itu penggunaannya dalam dosis tinggi pada manusia perlu diperhatikan keamanannya. Berdasarkan gambaran mikroskopis hepar yang dilihat dapat disimpulkan bahwa pemberian kayu manis dapat menghambat kerusakan hepar akibat pemberian paracetamol. Namun bagaimana mekanisme terjadinya penghambatan tersebut masih belum dapat diketahui dari penelitian ini, oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian ekstrak kayu manis tidak berpengaruh terhadap kadar SGOT dan SGPT darah pada mencit BALB/c yang diberi paracetamol, pemberian ekstrak kayu manis berpengaruh dalam menghambat terjadinya degenerasi sel hepar pada mencit

BALB/c yang diberi paracetamol. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antar perlakuan dosis kayu manis, namun pada dosis 800mg/kgBB didapatkan gambaran sebukan limfosit yang menunjukkan terjadinya proses inflamasi di hepar. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui mekanisme penghambatan kayu manis terhadap paracetamol dan kandungan zat yang paling berperan. Perlu berhati-hati dalam penggunaan kayu manis dalam dosis tinggi. DAFTAR PUSTAKA 1. Furst DE, Ulrich RW. Non steroidal anti inflammatory drugs. In: Katzung BG, editors. Basic and Clinical Pharmacology. McGraw Hill, 2007. 2. Lee WM, Ostapowicz G. Acetaminophen : Pathology and clinical presentations of hepatotoxicity. In: Kaplowitz N, DeLeve LD, editors. Drug Induced Liver Injury. Informa Healthcare USA, 2007. 3. Moselhy SS, Ali HK. Hepatoprotective effect of cinnamon extracts against carbon tetrachloride induced oxidative stress and liver injury in rats. Biol Res. 2009;42(1):93-8. 4. Kanuri G, Weber S, Volynets V, Spruss A, Bischoff SC, Bergheim I. Cinnamon extract protects against acute alcohol-induced liver steatosis in mice. J Nutr. 2009 Mar;139(3):482-7. 5. Nelson SD, Bruschi SA. Mechanisms of acetaminophen induced liver damage. In: Kaplowitz N, DeLeve LD, editors. Drug Induced Liver Injury. Informa Healthcare USA, 2007.