BAB I PENDAHULUAN. perantara malaikat Jibril ke dalam hati Rasulillah Muhammad SAW bin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. bersifat universal dan komprehensif, manusia adalah mahluk sosial dalam

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB I PENDAHULUAN. makhluk yang berkodrat hidup dalam masyarakat. Sebagai makhluk sosial,

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Balai Pustaka, 1990) h Bulan Bintang, 1957) h Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk masalah jual beli dan sewa menyewa. Islam selalu

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. makhluk yang berinteraksi dengan masyarakat. Menurut Ahmad Azhar

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB III. A. Gambaran Umum Tentang BKS Binamaju Multikarsa Surabaya. 1. Sejarah Berdirinya BKS Binamaju Multikarsa Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB V PENUTUP. harta milik tidak sempurna di Veeva Rent Car n Motor Malang maka peneliti

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dalam surat al-maidah ayat 2, sebagai berikut: saling tolong menolong dalam hal kebaikan sejalan dengan kenyataan itu

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB I PENDAHULUAN. antar sesama manusia yang memiliki tujuan untuk menjaga hak-hak manusia,

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Allah menjadikan masing-masing manusia untuk bermuamalah kepada

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil bila petunjuk kehidupan yang lengkap ini dipisah-pisahkan antara

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan tersebut sangat. beragam baik primer, sekunder, maupun tersier, untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

1 Ahmad Faisol Amir, wawancara (Banjarsari, 17 Januari 2014)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian, hal ini disebabkan karena berhasil tidaknya suatu penelitian

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB IV. Hukum Islam di BKS. Binamaju Multikarsa, Surabaya. suatu jasa atau pekerjaan terlepas.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN PASAL 106 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI TANAH MILIK ANAK YANG DILAKUKAN OLEH WALINYA

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pemenuhan kebutuhan manusia tidak terlepas dari adanya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. perempuan, yang kemudian dijadikan bermacam-macam suku, bangsa agar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada kamar kos-kosan yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sepeda motor yang di jual di beberapa showroom, baik secara tunai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia secara keseluruhan, baik akidah, ibadah, akhlak maupun

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun demikian hidupnya

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-nya melalui perantara malaikat Jibril ke dalam hati Rasulillah Muhammad SAW bin Abdullah dengan lafadz yang berbahasa Arab dan makna-maknanya yang benar, untuk menjadi hujjah bagi Rasul atas pengakuannya sebagai Rasulallah, menjadi undang-undang bagi manusia yang mengikuti petunjuknya, dan menjadi qurbah di mana mereka beribadah dengan membacanya. Hukum yang terkandung dalam al-qur an itu ada tiga macam, yaitu: hukum-hukum i itiqa>diyyah, hukum khuluqiyah dan hukum amaliyah yang bersangkutan dengan sesuatu yang timbul dari mukallaf. 1 Dari klasifikasi al-qur an yang terbagi menjadi tiga, penulis berfokuskan pada al-qur an yang menyangkut hukum-hukum Ama>liyah. Disamping itu, hukum Ama>liyah terbagi menjadi dua yakni hukumhukum ibadah dan hukum-hukum muamalat. Islam menganjurkan kita agar saling tolong menolong dan saling bekerja sama agar kebutuhan setiap harinya bisa terpenuhi, karena manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa ada bantuan 1 Abdul Wahab al-khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, terj. Moh. Zuhri dan Ahmad Qarib (Semarang: Toha Putra Group, 1994), 18. 1

2 dari orang lain. Menurut Ahmad Azhar Basyir, bahwa dalam hidup bermasyarakat manusia selalu berhubungan satu sama lain. 2 Manusia masih perlu uluran tangan orang lain dan itu bukan hanya dengan meminta, akan tetapi dengan bermuamalah antara satu dan yang lainnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, QS. al-maidah ayat 2, yaitu: ث. Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-nya. 3 Kata Muâmalah berasal dari bahasa Arab (المعاملة) yang secara etimologi semakna dengan al mufa>ʻalah (saling berbuat). Kata ini menggambarkan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan setiap harinya. 4 Muâmalah merupakan interaksi atau hubungan timbal balik antara manusia dengan Tuhan-Nya, manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan hidupnya dan dengan dirinya sendiri. Salah satu dari bentuk muamalah sesama manusia adalah jual beli sehingga manusia dapat memenuhi tambahan kebutuhan untuk hidup di lingkungan sosial dengan baik. 2 Ahmat Basyir Azhar, Asas-Asas Hukum Mu amalah Hukum Perdata Islam, (Yogyakarta:UII Press 1982), 11. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: Dipenogoro, 2005), 141-142 4 Nasroen Harun, Fiqh Muamalah, (Jakarta, Gaya Media Pratama:2007), vii.

3 Dalam bertransaksi jual beli itu diharamkan untuk memakan harta orang lain dalam artian tidak boleh melakukan sebuah transaksi jual beli yang merugikan salah satu pihak, dalam Al-Qur an surat An-Nisa :29. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. 5 Dalam kehidupan sehari-hari manusia dihadapkan dengan beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi, di antaranya kebutuhan sandang, pangan dan lain sebagainya. Semua pendekatan untuk mencapai keinginan tersebut harus mempunyai hubungan antara tingkah laku manusia, ekonomi, politik, sosial dan rohani yang seharusnya dilaksanakan secara maksimal. 6 Demikian juga dalam melaksanakan kegiatan ekonomi masyarakat dituntun untuk membangun prinsip dalam kegiatan yang diantaranya adalah, pertama prinsip kewajiban untuk berbuat ihsa@n dan fastabiqu> alkhaira@t (berlomba-lomba dalam kebajikan), kemudian menegakkan al- adlu (keadilan), keadilan inilah yang membatasi manusia dari berbuat kesewengan-wenangan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk 5 Departemen Agama RI,, 122. 6 Muhammad Neijatullah Siadiqi, Kegiatan Ekonomi dalam Islam, (Jakarta, Bumi Aksara:1991), 1.

4 lingkungan hidup bermasyarakat, maupun untuk bangsa dan negara bahkan juga terhadap sang maha pencipta. Dengan kata lain keadilan dan berbuat adil harus ditegakkan walaupun terhadap diri sendiri, begitu juga terhadap orang lain. Jadi keadilan adalah pusat atau sentral kehidupan didunia. Dan disinilah penulis tekankan pada hukum-hukum Muâmalat khususnya tema akad (perjanjian). Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, QS Al-Qashash ayat 26, yaitu : Artinya: Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". 7 Prinsip-prinsip Mua@malah secara mendasar adalah untuk mewujudkan kemaslahatan umat manusia, dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang mengitari manusia itu sendiri. Sehingga hukum dasar Mua@malah adalah boleh sampai ditemukan dalil yang melarangnya. Prinsip lain dari Mua@malah yaitu menjunjung tinggi keadilan, jujur, tolong menolong, tidak saling mempersulit dan suka sama suka. 8 Di antara banyaknya perbuatan bermualamat di dalam ajaran Islam, maka muncul sebuah Praktik Overmacht dalam perjanjian borongan di Bukit Mas Binamaju Multikarsa, Surabaya. Bukit Mas 7 Departemen Agama RI,, 613 8 Nasroen Haroen, Fiqh Mua@malah, x.

5 sendiri memiliki arti yaitu Bukit Mas karena lokasi perusahaan tersebut terletak di kompleks Ruko Vila Bukit Mas, jl. Abdul Wahab Siamin, Surabaya selain itu penamaan tersebut juga untuk mempermudah mengingat nama perusahan tersebut. 9 Overmacht disini menjelaskan bahwa dalam sebuah perjanjian borongan terdapat pengecualian pembatalan janji yang dikarenakan oleh adanya keadaan yang tidak terduga atau dalam keadaan memaksa dikarenakan oleh gempa bumi, banjir bandang, kebakaran. 10 Perbuatan janji ini yang menimbulkan ketidakjelasan antara diperbolehkan atau tidak. Oleh karena itu penulis ingin mendalami tentang masalah Overmacht agar nantinya ada penjelasan tentang Overmacht dalam Hukum Islam. Sedangkan yang dijelaskan dalam KUH Perdata Pasal 1244-1245 tentang kejadian memaksa yaitu, berbunyi: Jika ada alasan untuk itu, si berutang harus dihukum mengganti biaya, rugi dan bunga apabila ia tak dapat membuktikan, bahwa hal tidak atau tidak pada waktu yang tepat dilaksanakannya perikatan itu, disebabkan suatu hal yang tak terduga, pun tak dapat dipertanggungjawabkan padanya, itu pun jika itikad buruk tidaklah ada pada pihaknya. Selanjutnya Pasal 1245 KUH Perdata berbunyi: Tidaklah biaya rugi dan bunga, harus digantinya, apalagi lantaran keadaan memaksa atau 9 Beni (staff BUKIT MAS Binamaju Multikarsa), Wawancara, Surabaya, 22 Maret 2014 10 Salim H. S., Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), 102

6 lantaran suatu kejadian tak disengaja si berutang berhalangan memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau lantaran hal-hal yang sama telah melakukan perbuatan yang terlarang. 11 Bukit Mas Binamaju Multikarsa melakukan sebuah perjanjian kerja dengan disertakan kontrak yang berisi tentang ketentuan-ketentuan proses borongan beserta jumlah pembagian keuntungan yang didapat antara pihak pertama dan pihak kedua, akan tetapi di dalam isi kontrak tersebut tidak dijelaskan tentang adanya keadaan memaksa atau Overmacht dikarenakan perjanjian tersebut tidak pernah dimasukkan di dalam klausul kontrak perjanjian borongan. 12 Oleh karena itu akan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang adanya perjanjian borongan dalam masalah Overmacht yang diduga telah terjadi kecurangan di dalam Bukit Mas. Binamaju Multikarsa. sehingga nantinya dapat membedakan antara perjanjian yang diperbolehkan dan perjanjian yang tidak diperbolehkan dalam borongan. B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah Dari permasalahan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Adanya praktik Overmacht secara sengaja di Bukit Mas Binamaju Multikarsa. 11 Subekti, Tjitrosudibio, Kitab Undang-undang Hukum Perdata, cet. Ke-37, Jakarta: Pradnya Paramita, 2006 12 Wawancara, Erni (staff BUKIT MAS. Binamaju Multikarsa), Wawancara, Surabaya, 22 Maret 2013

7 2. Munculnya akad saat perjanjian borongan. 3. Orang-orang yang terlibat dalam praktik Overmacht. 4. Tinjauan hukum Islam terhadap masalah Overmacht dalam perjanjian borongan di Bukit Mas Binamaju Multikarsa. Agar lebih jelas mengenai masalah yang akan diteliti, maka akan dibatasi masalahnya sebagaimana berikut: 1. Adanya Overmacht di Bukit Mas Binamaju Multikarsa. 2. Tinjauan Hukum Islam terhadap praktik Overmacht pada Bukit Mas Binamaju Multikarsa. C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana Overmacht pada Bukit Mas Binamaju Multikarsa? 2. Bagaimana tinjauan Hukum Islam terhadap praktik Overmacht pada Bukit Mas Binamaju Multikarsa? D. Kajian Pustaka Kajian pustaka pada penelitian ini pada dasarnya adalah untuk mendapatkan gambaran hubungan topik yang akan diteliti dengan peneliti lain sebelumnya sehingga diharapkan tidak ada pengulangan materi penelitian secara mutlak.

8 Sejauh ini penulis menemukan beberapa karya-karya ilmiah berupa buku maupun laporan penelitian, tentang pembatalan perjanjian, antara lain: 1. Bambang Ismail, dengan judul proposal Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Antara Petani Dengan KUD Teped Jaya di Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang (di tinjau dari Hukum Islam) 13, dengan permasalahan yang dibahas adalah pelaksanaan perjanjian jual beli yang dilakukan antara petani dan pihak KUD Teped Jaya di Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang, merupakan kebiasaan yang berlaku bagi para petani setiap kali akan mengerjakan sawahnya dan perjanjian tersebut tidak sesuai dengan Undang-undang Hukum Islam, karena syarat dan rukunnya belum terpenuhi. 2. Lenny Laiyyina Rahmat, dengan judul proposal Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perjanjian Kerja dan Pengupahan di Perusahaan Rokok CV. ULUNG Sumberrejo-Bojonegoro 14, dengan permasalahan yang dibahas mengenai perjanjian pengupahan yang tidak tertulis dalam kontrak kerja. Sedangkan yang membedakan dari beberapa judul di atas dengan kajian yang akan diteliti dengan judul Tinjauan Hukum Islam Terhadap 13 Bambang Ismail, Pelaksanaan Perjanjian Jual Beli Antara Petani Dengan KUD Teped Jaya di Kecamatan Tembelang Kabupaten Jombang (di tinjau dari Hukum Islam), (Fakultas Syariah Jurusan Muamalah Jinayah 1996) 14 Lenny Laiyyina Rahmat, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Perjanjian Kerja dan Pengupahan di Perusahaan Rokok CV. ULUNG Sumberrejo-Bojonegoro, (Fakultas Syariah Jurusan Muamalah 1999)

9 Overmacht Dalam Perjanjian Borongan (Studi Kasus di Bukit Mas Binamaju Multikarsa Surabaya). Perjanjian borongan yang menimbulkan dampak yang biasa disebut dengan keadaan memaksa (Overmacht) yang secara umum peristiwa ini sesuai dengan syarat dan rukunnya. Pada perusahaan Bukit Mas Binamaju Multikarsa melakukan perjajian borongan berupa pembuatan billboard beserta pemasangan. Dalam perjanjian borongan tersebut memiliki nilai kontrak sebesar Rp. 252.000.000,- yang sistem pembayarannya dilakukan setiap pemasangan papan billboard dengan rentang waktu 12 kali pemasangan seperti tertera dalam kontrak perjanjian borongan. Pada saat proses pembuatan billboard, terjadi musibah yaitu pemborong mengalami kebakaran pada material yang akan digunakan untuk pembuatan billboard. Semua bahan hangus terbakar dan tidak meninggalkan sisa. Pihak pemborong berusaha menjelaskan keadaan yang sedang menimpa dan meminta kejelasan tentang biaya ganti rugi yang akan ditanggung kepada perusahaan akan tetapi proses berjalan lamban. Yang menjadi masalah disini yaitu keadaan memaksa tersebut tidak disertakan dalam kontrak perjanjian borongan secara sengaja untuk meraup keuntungan dari peristiwa yang dialami oleh pemborong, dan pihak Bukit Mas Binamaju Multikarsa mengetahui atau memahami adanya praktik Overmacht dalam perjanjian borongan yang sedang terjadi. Dan ini menimbulkan kerugikan pada pihak borongan karena

10 ketidakjelasan nasib setelah mengalami keadaan memaksa (Overmacht) tersebut. E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas penulis mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mengetahui Overmacht di Bukit Mas Binamaju Multikarsa 2. Mengetahui pandangan hukum Islam khususnya dalam akad mengenai transaksi yang terjadi. F. Kegunaan Hasil Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis yaitu: 1. Sebagai sumbangan kepemikiran pada kepustakaan pemikiran hukum Islam dan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka menyelesaikan kasus-kasus yang serupa pada suatu saat terjadi ditengah-tengah masyarakat. Secara praktis yaitu: Memberikan masukan kepada pihak yang terkait mengenai mekanisme Overmacht, khusunya di Bukit Mas Binamaju Multikarsa, Surabaya yang menjadi objek penelitian.

11 G. Definisi Operasional Mengingat judul dalam penelitian ini adalah Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik Overmacht Dalam Perjanjian Borongan (studi kasus di Bukit Mas Binamaju Multikarsa, Surabaya). Untuk menghindari kesalahpahaman, maka istilah yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut: Hukum Islam adalah ketetapan yang telah ditentukan oleh Allah SWT berupa aturan dan larangan bagi umat muslim. Dalam proposal ini, yang dimaksud hukum Islam adalah hukum Islam yang berkaitan dengan transaksi perjanjian borongan. Overmacht adalah suatu keadaan ketika debitur tidak dapat melakukan prestasinya kepada kreditur, yang disebabkan adanya kejadian yang berada di luar kekuasaan, seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan lain-lain. 15 Dalam skripsi ini, yang dimaksud Overmacht adalah sebuah perikatan dimana salah satu pihak (pemborong) tidak dapat menyelesaikan kontraknya dikarenakan oleh sebab-sebab tertentu yang berada di luar kekuasaannya. Perjanjian Borongan adalah perjanjian atau perserikatan dimana pihak yang satu menghendaki hasil dari suatu pekerjaan yang disanggupi 15 Salim H. S., Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar Grafoka, 2009)

12 oleh pihak lainnya untuk diserahkan dalam jangka waktu yang ditentukan dengan menerima sejumlah uang sebagai hasil pekerjaan tersebut. 16 Dalam proposal ini, yang dimaksudkan perjanjian borongan adalah kerjasama atau perserikatan yang terjadi antara dua pihak antara Bukit Mas Binamaju Multikarsa dan Pemborong untuk menyelesaikan suatu pekerjaan borongan. H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian pada proposal ini merupakan penelitian lapangan. Yang dimaksud penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dalam kehidupan sebenarnya. 17 2. Data yang dikumpulkan Data yang dikumpulkan untuk menjawab beberapa permasalahan yang telah dijadikan rumusan masalah yaitu tentang Overmacht dalam perjanjian borongan. Hal ini difokuskan terhadap pelaku bisnis dalam perjanjian borongan. 3. Sumber Data a. Sumber Primer Sumber data primer adalah sumber data yang berasal dari kesaksian seseorang atau pengakuan seseorang, yaitu yang berhubungan dengan para pelaku bisnis yaitu dengan staff 16 F. X., Djumialdji, perjanjian Borongan, (Jakarta: PT. Rinneka Cipta, 1995), 3 17 Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 28.

13 Bukit Mas Binamaju Multikarsa dan pemborong dalam perjanjian borongan di perusahaan Bukit Mas Binamaju Multikarsa Surabaya. b. Sumber Sekunder Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diambil dari buku atau literatur fiqih serta dokumen yang ada kaitannya dengan Overmacth dalah hukum Islam, diantaranya: 1) Bulu>ghul Mara>m (terj), karya Ibn H}ajar al- Asqalani 2) Kifayatul Akhyar (terj), karya Taqiyudin Abu Bakar ibn Muhammad 3) Fiqhus-Sunnah (terj), karya Sayyid Sabiq 4) Pengantar Hukum Islam, karya Tengku M. Hasbi ash- Shiddiqy 5) Ibnu Rusyd, Bidayat al-mujtahid, (terj). Imam Ghazali Said dan Ahmad Zaidun. 4. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik sebagai berikut: a. Observasi Observasi yaitu suatu penggalian data dengan cara mengamati, memperhatikan, mendengar dan mencatat terhadap

14 peristiwa, keadaan, atau hal lain yang menjadi sumber data 18. b. Wawancara Wawancara yaitu komunikasi secara langsung antara peneliti dengan responden yang terdiri atas penjual dan pembeli atau dalam kata lain terhadap orang yang menjadi pelaku transaksi. 19 Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah "wawancara tidak struktur, 20 dengan alasan agar peneliti lebih leluasa memperluas pertanyaan, sebab bisa jadi di lapangan ditemukan fakta-fakta baru yang bisa dikembangkan. Teknik ini dipakai untuk memperoleh data dari informan secara langsung, 21 yang dimaksud sebagai informan adalah subyek yang terlibat dalam pelaku bisnis yaitu dengan staff Bukit Mas Binamaju Multikarsa dan Pemborong c. Dokumentasi Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mencatat data yang sudah ada. Di antara kegiatannya adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya. 22 Metode dokumentasi ini akan digunakan untuk 18 Adi Riyanto, Metodologi Penelitian Social dan Hukum, (Jakarta: Granit, 2004), 70 19 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, (Surabaya:Airlangga University Press, 2001), 133 20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 227 21 Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), 213 22 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 231.

15 mengumpul-kan data berupa literatur, seperti kitab-kitab dan buku yang dijadikan sebagai referensi untuk menggali teori tentang hukum perjanjian dalam Islam. 5. Teknik Pengolahan Data Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan atau penulisan. Maka penulis menggunakan teknik pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut: a. Editing Yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian. b. Organizing Menyusun kembali data-data yang telah didapat dalam penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis. c. Penemuan Hasil Pada tahapan ini penulis menganalisis data-data yang telah diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah.

16 6. Teknik Analisis Data Data-data yang telah berhasil dikumpulkan, selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamanati dengan metode yang telah ditentukan. a. Analisis Deskriptif Analisis Diskriptif yaitu dengan cara menuturkan dan menguraikan serta menjelaskan data yang terkumpul, metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran tentang praktik Overmacht dalam hukum Islam b. Pola Pikir Deduktif Pola pikir deduktif yaitu untuk menarik kesimpulan secara benar, maka digunakan pola pikir deduktif, yaitu proses pendekatan yang berangkat dari kebenaran umum mengenai materi suatu teori dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan. 23 Artinya, setelah praktik Overmacht dalam perjanjian borongan dianalisis dari hukum Islam, maka kemudian mencari sebuah kesimpulan yang logis. 23 Saifuddin Anwar, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 40.

17 I. Sistematika Pembahasan Dalam penyusunan proposal ini penulis membagi lima bab yang sistematis. Bab-bab ini merupakan bagian dari penjelasan dari penelitian ini sebagaimana yang diuraikan dalam rangkaian sebagai berikut: Bab Satu merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab Dua merupakan landasan teori yang memuat : pengertian perjanjian, syarat dan rukun perjianjian, dasar hukum perjanjian, asas perjanjian, dan macam-macam perjanjian. Sedangkan penjelasan mengenai Overmacht meliputi pengertian, syarat dan dasar hukum. Bab Tiga merupakan data dari hasil penelitian mengenai Overmacht dalam perjajian borongan pada Bukit Mas Binamaju Multikarsa. Dalam bab ini penulis membagi dalam beberapa pokok pembahasan, yaitu: pandangan umum tentang lokasi penelitian dan sejarah yang termuat didalamnya tentang dasar pendirian perusahaan, jobdisc beserta sistem kerjasama dalam perjanjian borongan yang terjadi di Bukit Mas Binamaju Multikarsa Surabaya. Bab Empat merupakan analisis hukum Islam terhadap Overmacht dalam perjanjian borongan di Bukit Mas Binamaju Multikarsa.

18 Bab Lima merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran. Dengan demikian bab kelima ini merupakan sarana untuk membantu menjawab pertanyaan yang telah dijadikan suatu rumusan masalah.