BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoga Sidik Permana, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

2016 PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Negara, karena anak-anak yang cerdas sebagai bibit unggul diharapkan kelak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan dengan sengaja dan teratur

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

I. PENDAHULUAN. penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta dengan akreditasi A,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) paripurna, manusia yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia,

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pendidikan adalah tercapainya prestasi belajar siswa yang baik. siswa, guru, orang tua siswa maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan suatu keharusan dalam produktivitas, efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan pondasi pokok dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu bangsa dalam hal pemeliharaan dan perbaikan kehidupan masyarakat. Hal ini karena pendidikan memegang peranan penting untuk meningkatkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut laporan Education Index yang dipublikasi Pearson Education oleh The Economist dan Intelligence Unit 2014 tercantum bahwa pencapaian pendidikan dan keterampilan kognitif secara keseluruhan peringkat Indonesia berada pada peringkat terendah yaitu peringkat ke-40 dari 40 negara di dunia. Ini mencerminkan bahwa mutu pendidikan dan kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan prestasi belajar siswa, karena dengan melihat hasil belajar siswa maka dapat tersirat tingkat ketercapaian tujuan dari proses pembelajaran. Beberapa faktor yang terlibat dalam tercapainya prestasi belajar yang optimal diantaranya adalah kurikulum, guru, orangtua, dan siswa itu sendiri. Guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar karena guru yang secara langsung memberikan materi pelajaran kepada siswa. Dan siswa juga harus dapat mengikuti kegiatan dengan aktif, mengungkap gagasan-gagasan, serta mampu menyertakan segala aspek yang ada pada dirinya baik kecerdasan, minat, perhatian, motivasi, cara belajar, partisipasi belajar, dan disiplin belajar. Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) merupakan sekolah yang berupaya untuk menciptakan atau menyiapkan peserta didik agar mempunyai

2 prestasi yang baik dalam menghadapi dunia kerja. Sebagaimana tujuan SMA tersebut maka untuk pembagian kelasnya dibagi berdasarkan tingkat-tingkat prestasi yang sesuai dengan perencanaan SMA. Sebagai contoh terdapat pada kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. Untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia salah satunya adalah dengan cara adanya penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran. KKM ini ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. SMA Negeri 1 Kabanjahe dan SMA Negeri 1 merupakan sebagai lembaga pendidikan formal yang memiliki tujuan untuk menciptakan lulusan yang dapat siap menghadapi dunia kerja atau dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Kurikulum yang digunakan oleh SMA Negeri 1 Kabanjahe dan SMA Negeri 1 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yaitu yang menganut sistem mastery learning atau ketuntasan belajar. Hasil survei pendahuluan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 menganggap mata pelajaran akuntansi sebagai mata pelajaran yang sulit dipahami, rumit dengan hitungannya, dan sebagai sesuatu yang menakutkan.untuk itu, didalam proses belajar mengajar akuntansi dibutuhkan kemampuan guru untuk menggunakan metode mengajar yang bervariasi dan mudah dipahami sehingga dapat membangkitkan motivasi untuk berdisiplin belajar akuntansi yang pada akhirnya akan memunculkan partisipasi siswa dalam pembelajaran akuntansi.

3 Pada kenyataannya, masih terdapat banyak siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dan itu menunjukkan bahwa siswa tersebut masih kurang memiliki motivasi yang tinggi untuk mendorong dirinya untuk belajar. Dan juga disiplin dalam proses pembelajaran masih kurang, sehingga cara belajar siswa masih bebas dari pengendalian, pembinaan dan dorongan guru. Maka oleh karena itu partisipasi belajar siswa juga belum maksimal. No Tabel 1.1 Daftar Persentase (%) Siswa yang Mencapai KKM dan yang Tidak Mencapai KKM Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Semester Genap Tahun 2013/2014 Jumlah Mencapai KKM Tidak Mencapai KKM Kelas Siswa Jumlah % Jumlah % 1 XI IPS 1 66 44 66,66% 22 33,33% 2 XI IPS 2 67 40 59,70% 27 40,29% 3 XI IPS 3 35 22 62,85% 13 37,14% Jumlah 168 106 63,09% 62 36,90% (Sumber: Buku daftar nilai guru mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan Kelas XI IPS SMA Negeri yang telah diolah) Bila dilihat dari persentase nilai di atas, sebagian siswa kelas XI IPS memiliki prestasi belajar yang rendah, dari tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar yang diraih kurang optimal, karena masih berada jauh dari standar KKM. Kelas XI IPS 1, siswa yang berada di bawah nilai KKM sebesar 33,33% atau sebanyak 22siswa, kelas XI IPS 2 sebesar 40,29% atau sebanyak 27 siswa, dan kelas XI IPS 3 sebesar 37,14% atau sebanyak 13 siswa. Jadi, dari 168 siswa, hanya 63,09% atau 106 siswa yang

4 mendapat nilai UAS di atas KKM, dan 36,90% atau sebanyak 62 siswa berada di bawah standar nilai KKM. Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi masih ada yang dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh kedua sekolah tersebut untuk mata pelajaran akuntansi sebesar 75. Menurut bapak Antoni Suranta Sembiring, S.Pd selaku guru mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan ibu A.R. Sembiring selaku guru mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMA Negeri 1 masih ada yang tidak mencapai nilai KKM dikarenakan siswa tersebut belum mengerti materi yang diajarkan, tingkat ketelitian mereka pun sangat kurang. Sedangkan mata pelajaran akuntansi bersifat siklus, yang artinya apabila di awal materi siswa tidak mengerti, maka akan sulit untuk melanjutkan ke materi selanjutnya. 1.2 Identifikasi Masalah Untuk menjelaskan fenomena prestasi belajar akuntansi diatas, maka dilakukan pengkajian teori, khususnya teori belajar dari pandangan Behaviorisme. Dalam teori belajar psikologi Behaviorisme yang dikemukakan oleh Thorndike (dalam Dalyono, 2009 :30) mengemukakan bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguat (reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi behavioral dan stimulusnya. Tingkah laku para siswa merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa sekarang dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Kita dapat menganalisis kejadian tingkah laku dengan jalan mempelajari latar belakang penguatan (reinforcement) terhadap tingkah laku tersebut. Untuk mencapai prestasi belajar akuntansi yang baik tidaklah mudah. Banyak hal dan faktor yang bisa mempengaruhi terhalangnya pencapaian prestasi yang baik. Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Slameto (2010 : 54-72) bahwa:

5 Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu. Adapun faktor internal yang mempengaruhi belajar meliputi: faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian,partisipasi, minat, bakat, disiplin, motivasi,dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal meliputi: faktor keluarga yaitu cara orangtua mendidik, relasi antara anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orangtua, latar belakang kebudayaan: faktor sekolah yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajar, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah: dan faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Berdasarkan faktor ionternal dan eksternal tersebut, faktor internal yang dianggap dapat dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi yaitu motivasi belajar, disiplin belajar dan partisipasi belajar. Siswa yang melaksanakan kegiatan belajar secara teratur baik dalam mengerjakan latihan maupun tugas akan lebih terlatih sehingga akan terampil dalam mata pelajaran akuntansi. Dari keteraturan dalam belajar tersebut diharapkan akan meningkatkan prestasi belajar, maka dari situ siswa perlu memiliki sikap disiplin dalam belajar. Disiplin dalam belajar menurut Unaradjan. (2003:62) disiplin belajaryaitu upaya sadar dan bertanggung jawab dari seorang peserta didik yang mengatur, mengendalikan, dan mengkontrol tingkah laku dan sikap hidupnya agar membuahkan hal-hal positif baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Siswa dalam belajar tidak hanya memerlukan masukan-masukan dari luar siswa saja tetapi diperlukan adanya dorongan atau hasrat dari dalam diri siswa agar belajar penuh dengan semangat. Maka dari situ siswa memerlukan motivasi belajar. Menurut Sadirman (2007:73) motivasi merupakan daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar memiliki peran sangat penting

6 bagi siswa yaitu dapat menumbuhkan gairah, rasa senang dan semangat bagi siswa untuk belajar. Apabila seseorang mempunyai motivasi belajar yang tinggi, maka siswa tersebut memiliki dorongan dan energi untuk melakukan kegiatan belajar sehingga akan memperoleh hasil belajar yang tinggi. Dalam kegiatan belajar mengajar yang menjadi intinya adalah siswa, sedangkan guru melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa seoptimal mungkin, sehingga siswa tersebut mampu mengubah tingkah lakunya menjadi lebih baik dan siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Partisipasi siswa dalam belajar tidak bersifat dikhotomis, artinya ada atau tidak ada partisipasi, melainkan bersifat kontinum, artinya partisipasinya terentang dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi (Darsono, 2000:73). Guru yang berinteraksi dengan siswa secara akrab, dapat menyebabkan proses belajar mengajar itu akan lebih baik dan lancar. Juga siswa merasa dekat dengan guru, maka siswa akan berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran adalah sangat penting, karena dari sinilah guru dapat memberikan perhatian yang berbeda kepada mereka yang kurang berpartisipasi. Partisipasi siswa dalam belajar dapat ditunjukkan dengan keaktifannya dalam proses belajar mengajar, perhatian saat guru menerangkan di kelas, dan menanyakan apa yang menjadi ganjalan dalam pikirannya serta dapat berkomunikasi timbal balik dalam pembelajaran. Beberapa hasil penelitian tentang pengaruh motivasi belajar, disiplin belajar, dan partisipasi belajar terhadap prestasi belajar, yaitu penelitian dari Presilya (2012) menyebutkan bahwa siswa yang memiliki disiplin belajar yang tinggi akan memiliki gairah yang tinggi dalam kegiatan belajarnya sehingga dapat menghindarkan rasa malas untuk belajar yang pada akhirnya

7 dapat meningkatkan hasil belajar. Penelitian dari Palupi (2014) menyebutkan bahwa dengan motivasi, siswa juga mempunyai dorongan untuk terus belajar dan menghargai setiap detik pembelajaran yang diadakan disekolah, sehingga siswa dapat mencapai keberhasilan belajarnya dengan lebih mudah. Selanjutnya peneliti dari Santika (2011) menyebutkan bahwa dengan partisipasi, maka siswa akan lebih melibatkan dirinya untuk bergabung dalam hal pembelajaran seperti kerja kelompok dan aktif pada saat prose pembelajaran. Pada penelitian sebelumnya hanya meneliti satu variabel bebas saja, tetapi dalam penelitian ini tidak hanya meneliti sati variabel saja melainkan tiga variabel bebas yaitu motivasi belajar, disiplin belajar dan partisipasi belajar. Berdasarkan hal tersebut, judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah Pengaruh Motivasi, Disiplin, dan Partisipasi Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi (Penelitian Pada Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tahun Ajaran 2013/2014). 1.3 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, Peneliti merumuskan Masalah Penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. 2. Bagaimana gambaran Disiplin Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. 3. Bagaimana gambaran Partisipasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1.

8 4. Bagaimana gambaran Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. 5. Bagaimana pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. 6. Bagaimana pengaruh Disiplin terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. 7. Bagaimana pengaruh Partisipasi terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. 1.4 Maksud Dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data serta menganalisis mengenai Motivasi, Disiplin, dan Partisipasi Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui gambaran Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. b. Untuk mengetahiu gambaran Disiplin Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. c. Untuk mengetahui gambaran Partisipasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1.

9 d. Untuk mengetahui gambaran Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. e. Untuk mengetahui pengaruh Motivasi terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. f. Untuk mengetahui pengaruh Disiplin terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. g. Untuk mengetahui pengaruh Partisipasi terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kabanjahe dan kelas XI IPS SMA Negeri 1. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara teoritis maupun praktis. 1. Kegunaan Teoritis (akademik) a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran akuntansi. b. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya yang sejenis dan relevan. 2. Kegunaan Praktis a. Bagi Siswa Dapat mengetahui informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat, motivasi dan kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. b. Bagi Guru Dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan kualitas dan kreatifitas dalam pembelajaran akuntansi.

10 c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran di dalam kelas, peningkatan kualitas sekolah yang diteliti, dan bagi sekolah-sekolah lain. d. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam proses pembelajaran akuntansi.