BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sosial, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya. Salah satu masalah sosial yang

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

BAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bab 2 KONSEP ANAK JALANAN FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 11

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- bertanggung jawab atas Pengasuhan Anak, demi terwujudnya perlindungan dan kesejahteraan Anak. Setiap Anak berhak untuk diasuh oleh Orang Tuanya se

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berupa kebiasaan, nilai kesopanan, norma dan kesemuanya bermuara pada

INTERAKSI SOSIAL PADA PENGAMEN DISEKITAR TERMINAL TIRTONADI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. keperluan materil anak, pemberi kasih sayang dan bertanggung jawab

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

I. PENDAHULUAN. dalam kandungan. Anak sebagai sumber daya manusia dan bagian dari generasi muda, sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

I. PENDAHULUAN. melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak merupakan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya

PERLINDUNGAN HAK ANAK

2017, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235), sebagaimana telah beberapa kali diubah, tera

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

BAB IV ANALISIS MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI ANAK JALANAN ATAS EKSPLOITASI DAN TINDAK KEKERASAN

Call Center : 129 : tesa.bali Blog : tesabali.wordpress.com Twiter TESA 129 BALI 2

I. PENDAHULUAN. Perhatian terhadap diri dan hakikat anak sudah dimulai pada akhir abad ke- 19, dimana anak

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melakukan pemba

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. (2010 hingga 2014) sebanyak kasus anak terjadi di 34 provinsi dan

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

dengan timbulnya kesadaran dalam diri masyarakat, yang diharapkan dapat mencegah

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak dan perlindungannya tidak akan pernah

Wawancara bersama penyidik Unit Pelayanan Perempuan Dan Anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Arnisyah, 2014

BAB II PENGANGKATAN ANAK MENURUT PP NOMOR 54 TAHUN

KEBIJAKAN PERLINDUNGAN KHUSUS BAGI ANAK DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN ANAK, KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tindak kejahatan yang menjadi fenomena akhir-akhir ini

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

FENOMENA ANAK JALANAN DI INDONESIA DAN PENDEKATAN SOLUSINYA Oleh : Budi H. Pirngadi

PENGANGKATAN ANAK SECARA LANGSUNG DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN ANAK

IMPLEMENTASI PASAL 59 UU NO. 23 TAHUN 2002 MENGENAI PERLINDUNGAN ANAK JALANAN

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan terhadap anak merupakan tanggung jawab orang tua, keluarga,

MEKANISME PERLINDUNGAN DAN PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP ANAK. Grasia Kurniati, S.H, M.H, Wulansari, S.H, M.H. Tim Abdimas Pusat Studi Gender

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan rutin dari pelajar yang menginjak usia remaja. Tawuran antar pelajar

KATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sering kita jumpai dijalanan banyak anak-anak yang masih dibawah umur

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA, MEKANISME DAN STANDAR LAYANAN PERLINDUNGAN ANAK

TANYA JAWAB UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengangkatan anak merupakan suatu kebutuhan masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial, sejak dalam kandungan sampai dilahirkan anak. mempunyai hak atas hidup dan merdeka serta mendapat perlindungan baik

BAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yakni melindungi

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 110 / HUK /2009 TENTANG PERSYARATAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2006 NOMOR 6 SERI E NOMOR 2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Risdalina ISSN Nomor

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG SEKOLAH RAMAH ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan di segala bidang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa,

situasi bencana memberikan pendampingan hukum dan pelayanan (UUPA Pasal 3; Perda Kab. Sleman No.18 Tahun 2013, Pasal 3)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN EKSPLOITASI SEKSUAL DALAM PERSPEKTIF UNDANG- UNDANG NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. yang terlibat dalam kekerasan ataupun korban dari tindakan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG PENYELENGGARAAN PELINDUNGAN ANAK

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ANAK DALAM HUKUM PIDANA ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. cinta-kasih di antara umat manusia, khususnya para orang tua. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya memiliki banyak sekali potensi sumber daya manusia, hal ini sesuai

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBENUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PENYEDIA LAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR. A. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

BAB II. Pengaturan Tentang Tindak Pidana Eksploitasi Anak Dalam. Hukum Positif di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan yanag dapat dipidana, orang yang dapat dipidana, dan pidana. Istilah tindak pidana di

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

Lex Crimen Vol. IV/No. 3/Mei/2015

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah Indonesia telah menghasilkan kemajuan di beberapa sektor-sektor ekonomi namun selain itu tidak bisa dipungkiri pembangunan yang telah dilaksanakan menghasilkan beberapa hal yang kurang baik salah satunya adalah terciptanya kesenjangan sosial-ekonomi dalam masyarakat Indonesia. Satu sisi ada sebagian masyarakat yang mempunyai tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan yang tinggi, akan tetapi ada juga sebagian masyarakat Indonesia yang tingkat pendidikan dan pendapatannya masih rendah bahkan banyak dari masyarakat tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kesenjangan sosial ekonomi tersebut memunculkan permasalahan-permasalahan sosial ekonomi baik itu di pedesaan terlebih-lebih di perkotaan yang masalahnya relatif lebih komplek. Banyaknya permasalahan yang muncul di perkotaan salah satunya yaitu, munculnya fenomena anak-anak yang bekerja di jalanan yang semakin meningkat jumlahnya dengan membawa bentuk permasalah baik di dalam lingkungan anak jalanan itu sendiri maupun permasalahan dengan masyarakat sekitarnya (Kristiana, 2009:1). Survei Sosial Ekonomi Nasional ( SUSENAS) tahun 2000 menunjukkan bahwa salah satu faktor ketidakberhasilan pembangunan nasional dalam berbagai bidang itu antara lain disebabkan oleh minimnya perhatian pemerintah dan semua pihak terhadap eksistensi keluarga. Perhatian dan treadment yang terfokus pada 1

2 keluarga sebagai baris dan sistem pemberdayaan yang menjadi pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara relatif belum menjadi komitmen bersama dan usaha yang serius dari banyak pihak. Padahal masyarakat dan negara yang sehat, kuat, cerdas dan berkualitas dipastikan karena tumbuh dan berkembang dari dalam lingkungan keluarga yang sehat, kuat, cerdas dan berkualitas, dengan demikian masalah anak termasuk anak jalanan perlu adanya penanganan yang berbasis keluarga, karena keluarga adalah penanggung jawab. pertama dan utama masa depan anak-anak mereka, Sunusi (Kristiana, 2009:3). Salah satu permasalah sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin di Negara ini. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah pengamen jalanan, terutama di kota Medan. Pengamen jalanan timbul akibat adanya kemiskinan dan kesenjangan pendapatan di kota ini. Anak-anak pengamen jalanan juga terdapat di Simpang Pos Jl. Jamin Ginting Medan. Anak adalah generasi penerus bangsa yang akan menjamin kelangsungan eksistensi negara di masa depan sehingga potensi anak perlu dikembangkan secara maksimal. Anak perlu dilindungi dari berbagai tindak kekerasan dan diskriminasi agar hak-hak anak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan memperoleh pendidikan dapat terpenuhi dengan baik. Anak perlu dilindungi karena sangat rentan serta potensial menjadi korban kekerasan dan kesewenangan orang dewasa. Perlindungan diberikan agar mereka dapat tumbuh menjadi anak yang sejahtera, bahkan mereka perlu diberikan perlindungan khusus agar terhindar dari berbagai

3 tindakan dan situasi yang tidak menyenangkan.uu No. 23 tahun 2003 pasal 15 tentang perlindungan anak menyatakan bahwa : Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik maupun mental, anak yang menyandang cacat dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran. Berbicara tentang anak jalanan pada umumnya mereka berasal dari keluarga yang ekonomi lemah atau dapat dikatakan hidup mereka berada di bawah garis kemiskinan. Orang tua dari anak jalanan pada umumnya bekerja di sektor informal dan penghasilan yang sedikit sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga dan pendidikan anak yang mengakibatkan anak turun ke jalanan sebagai pilihan terakhir yang harus dijalani agar tetap dapat hidup dan memperoleh pendidikan. Fenomena anak pengamen jalanan ini merupakan dampak dari disorganisasi keluarga. Menurut Soerjono Soekanto (1990) disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit, karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban-kewajibannya yang sesuai dengan peranan sosialnya. Disorganisasi keluarga terjadi pada masyarakat-masyarakat sederhana, karena sebagian besar suami sebagai kepala keluarga gagal memenuhi kebutuhankebutuhan primer keluarganya. Anak-anak bekerja sebagai pengamen disebabkan oleh banyak faktor yaitu seperti faktor dari orang tua yang mewajibkan anak-anak ikut bekerja mencari nafkah untuk keluarga hal ini disebabkan karena mereka merupakan keluarga

4 yang serba kekurangan atau miskin dan dalam pemenuhan kebutuhan maka anakanak juga dilibatkan menjadi tulang punggung keluarga, selain itu faktor lain yang mengakibatkan anak bekerja sebagai pengamen karena adanya kesadaran dari diri anak itu sendiri bahwa jika ia menunggu dan mengharapkan penghasilan orang tua saja maka mereka tidak akan bisa bertahan hidup, selain itu ada faktor budaya dan ikut-ikutan dengan teman sebaya. Karena kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan maka kehidupan dan interaksi sosial anak yang bekerja sebagai pengamen berbeda dengan anak pada umumnya karena di usia mereka yang belum sepantasnya untuk dipekerjakan namun karena himpitan ekonomi anakanak ini harus bekerja. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul KehidupanAnak Pengamen Jalanan Di Simpang Pos Jl. Jamin Ginting Kelurahan Kwala Bekala Medan. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Kehidupan anak bekerja sebagai pengamen. 2. Latar belakang anak bekerja sebagai pengamen. 3. Interaksi sosial antara sesama anak-anak pengamen. 4. Kondisi ekonomi keluarga anak pengamen. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan uraian diatas agar pembahasan lebih terarah maka perlu pembatasan masalah, penelitian ini akan difokuskan pada KehidupanAnak

5 Pengamen Jalanan Di Simpang Pos Jl. Jamin Ginting Kelurahan Kwala Bekala Medan. 1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari pembatasan masalah diatas adalah: 1. Apa yang melatarbelakangi anak bekerja sebagai pengamen di Simpang Pos Jl. Jamin Ginting Kelurahan Kwala Bekala Medan? 2. Bagaimana interaksi sosial antara anak-anak yang bekerja sebagai pengamen di Simpang Pos Jl. Jamin Ginting Kelurahan Kwala Bekala Medan? 3. Bagaimana kondisi ekonomi keluarga anak yang bekerja sebagai pengamen di Simpang Pos Jl. Jamin Ginting Kelurahan Kwala Bekala Medan? 1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui latar belakang anak bekerja sebagai pengamen di Simpang Pos Jl. Jamin Ginting Kelurahan Kwala Bekala Medan. 2. Untuk mengetahui interaksi sosial antara anak-anak yang bekerja sebagai pengamen di simpang Pos Jl. Jamin Ginting Kelurahan Kwala Bekala Medan.

6 3. Untuk mengetahui kondisi ekonomi keluarga anak yang bekerja sebagai pengamen di Simpang Pos Jl. Jamin Ginting Kelurahan Kwala Bekala Medan. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan praktis : 1.6.1 Manfaat Teoritis 1. Menambah kajian tentang kehidupan anak bekerja sebagai pengamen. 2. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan anak yang bekerja sebagai pengamen kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat di Simpang pos Jl. Jamin Ginting Kelurahan Kwala Bekala Medan. 1.6.2 Manfaat Praktis 1. Sebagai refrensi tambahan khususnya yang menyangkut tentang kehidupan anak yang bekerja sebagai pengamen. 2. Untuk memperluas wawasan bagi masyarakat dan pembaca tentang kehidupan anak yang bekerja sebagai pengamen. 3. Sebagai sumber refrensi bagi peneliti berikutnya dalam melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.