BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Melihat kerugian yang terjadi yang akan ditimbulkan oleh korosi. ini maka berbagai usaha dilakukan untuk dapat mencegah korosi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir Ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

TUGAS AKHIR PENGARUH ELEKTROPLATING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS ALUMINIUM PADUAN

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. material lainnya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses. penyelesaian akhir sebelum digunakan. Proses ini disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN DAN WAKTU PELAPISAN NIKEL PADA ALUMINIUM TERHADAP KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KONSENTRASI NIKEL DAN KLORIDA TERHADAP PROSES ELEKTROPLATING NIKEL

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI RAPAT ARUS

STUDI PELAPISAN KROM DENGAN PROSES ELEKTROPLATING PADA HANDEL REM SEPEDA MOTOR DENGAN VARIASI WAKTU PENAHAN CELUP TERHADAP KETEBALAN LAPISAN

PENINGKATAN KETAHANAN KOROSI BAJA JIS S45C HASIL ELECTROPLATING NIKEL PADA APLIKASI MATERIAL CRYOGENIC

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH HEAT TREATMENT

STUDI PELAPISAN NIKEL DEKORATIF DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN PENGKILAT NATRIUM KLORIDA UNTUK HOME INDUSTRY KERAJINAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Aluminium digunakan secara luas, karena mempunyai sifat sifat seperti

PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

ANALISA PENGARUH AGING 400 ºC PADA ALUMINIUM PADUAN DENGAN WAKTU TAHAN 30 DAN 90 MENIT TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP KETEBALAN LAPISAN TEMBAGA PADA PROSES ELEKTROPLATING PLAT BAJA KARBON RENDAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB I PENDAHULUAN. perlu dapat perhatian khusus baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya karena

Ferric hydroxide [Fe(OH) 3 ] appears to be reddish-brown in colour. This corrosion product is periodically scoured by gas flow.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PENGERJAAN DINGIN TERHADAP KETAHANAN KOROSI AISI 1020 HASIL ELEKTROPLATING Zn DI MEDIA NaCl. Oleh : Shinta Risma Ingriany ( )

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir berikut ini : Pelat Baja Tipe SPHC JIS G Pembuatan Spesimen Uji

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK INDUSTRI KECIL PERALATAN RUMAH TANGGA DENGAN PELAPISAN LOGAM

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan logam memberikan manfaat yang sangat besar bagi. kehidupan manusia. Dengan ditemukannya logam, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. manufacturing dan automotive, maka banyak sekali inovasi-inovasi maupun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena logam mempunyai kelebihan dari usur-unsur yang. mempunyai sifat-sifat khusus seprti ulet, dapat menghantarkan panas

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu. sehingga tercipta alat-alat canggih dan efisien sebagai alat bantu dalam

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penguatan yang berdampak terhadap peningkatan sifat mekanik dapat

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Melimpahnya aluminium

Hasil Penelitian dan Pembahasan

VARIASI WAKTU HARD CHROMIUM PLATING TERHADAP KARAKTERISTIK STRUKTUR MIKRO, NILAI KEKERASAN DAN LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DAN BAJA LATERIT PADA LINGKUNGAN AIR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

TINGKAT LAJU KOROSI KNALPOT KENDARAAN TYPE C 100 PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN PURBALINGGA

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air

I. PENDAHULUAN. pipa saluran uap panas dari sumur-sumur produksi harus mendapat perhatian

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo

PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN WAKTU PELAPISAN TERHADAP KEKILAPAN, KEKERASAN DAN KEKASARAN PERMUKAAN ALUMINIUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri

Ir. Hari Subiyanto, MSc

I. PENDAHULUAN. Teknologi pelapisan logam dewasa ini banyak dikembangkan, kebutuhan

PENGARUH SUHU LARUTAN ELEKTROLIT DAN WAKTU PELAPISAN TEMBAGA PADA PLAT BAJA LUNAK TERHADAP NILAI KETEBALAN ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat

PENGARUH VARIASI WAKTU CELUP 4, 6 DAN 8 DETIK TERHADAP TEBAL LAPISAN DAN KEKASARAN TEMBAGA PADA PELAT BAJA KARBON SEDANG DENGAN PROSES ELEKTROPLATING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

ANALISA PENGARUH KROM BAJA ASSAB DF 3 TERHADAP BENTUK KOROSI PADA TEGANGAN LISTRIK DAN WAKTU ELEKTROLAPTING

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

ANALISIS LAJU KOROSI MATERIAL PENUKAR PANAS MESIN KAPAL DALAM LINGKUNGAN AIR LAUT SINTETIK DAN AIR TAWAR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam proses pembuatan komponen-komponen atau peralatan-peralatan permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat yang tinggi maupun ketahanan korosi yang tinggi. Logam merupakan bahan yang mendominasi sebagai bahan baku yang digunakan untuk membuat berbagai jenis peralatan baik yang sederhana sampai pada peralatan yang canggih. Maka konsekuensinya setiap industri dituntut untuk dapat memperhitungkan dan memilih jenis bahan logam yang sesuai dengan tuntutan konsumen serta kondisi pemakaiannya dapat terpenuhi. Seiring dengan waktu, mutu dari suatu logam akan menurun dimana salah satu penyebabnya adalah reaksi korosi. Korosi dapat menimbulkan kerugian ekonomis bahkan membahayakan manusia. Dari segi ekonomi, penyelesaian masalah korosi sangat mahal karena menyangkut umur, penyusutan dan efisiensi pemakaian suatu bahan peralatan dalam kegiatan industri. Pada tahun 1980, Institute Battele menaksir bahwa setiap tahun perekonomian Amerika Serikat rugi 70 millyar dolar akibat korosi. Milyaran dolar telah dibelanjakan setiap tahunnya untuk merawat peralatan perkantoran, kendaraan bermotor, mesin-mesin indutri serta peralatan elektonik lainnya agar konstruksinya dapat bertahan lebih lama. Korosi juga sangat memboroskan sumber daya alam dan korosi sangat tidak nyaman bagi manusia, dan mendatangkan maut. Tahun 1985 atap sebuah kolam renang berusia 13 tahun di Swiss telah runtuh, menewaskan 12 orang dan melukai banyak orang. Diperkirakan penyebabnya adalah korosi pada baja tahan karat terbuka yang menyokong 200 ton atap beton bertulang Kenneth (Trethewey, K.R., Chamberlalin, J., 1991). Salah satu logam yang dapat terkorosi adalah baja, komponen utama dari baja adalah besi (Fe) dengan karbon (C) sebagai paduan utamanya. Baja karbon merupakan suatu jenis logam yang cukup banyak digunakan dalam bidang teknik seperti kendaraan bermotor, alat olahraga, peralatan rumah tangga, peralatan 1

2 kantor dan lain sebagainya. Penggunaan baja karbon dapat disesuaikan dengan kebutuhan karena banyak sekali macamnya dengan jenis, sifat dan karakter yang berbeda-beda, dengan jumlah yang sangat banyak dan spesifikasi yang sangat presisi. Hanya saja mutu dari logam yang digunakan akan menurun akibat adanya suatu hubungan atau reaksi sehingga menyebabkan daya guna dari logam tersebut menjadi kurang maksimal, yang salah satunya adalah penurunan mutu logam yang disebabkan oleh reaksi korosi. Teori korosi elektrokmia menyebutkan bahwa proses korosi pada logam disebabkan karena logam tersebut mempunyai komposisi kimia yang tidak homogen, akibatnya ada perbedaan potensial yang dapat menimbulkan korosi galvanis, bila ada elektrolit seperti uap air dari udara Dexter, S. C., (1993). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas permukaan material dimana korosi biasanya bermula. Dalam bidang rekayasa material, cara itu dikenal dengan istilah perlakuan permukaan (surface treatment). Pada dasarnya perlakuan permukaan dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu pertama dengan menambah unsur lain/mengubah komposisi kimia, sedangkan yang kedua adalah dengan cara mengubah fasa atau struktur kristalnya melalui pemanasan pada temperatur tertentu kemudian diikuti dengan pendinginan cepat (quench) atau pendinginan lambat, tergantung fasa atau struktur kristal yang diinginkan (Sujitno, T., 2003). Deposit hasil plating krom-nikel pertama yang baik ialah oleh Bottger yang dilakukan pada tahun (1842). Proses komersial pertama dikembangkan tahun 1870 oleh Adam (Bapak plating nikel). Penggunaan asam borat baru diperkenalkan pada akhir abad lalu, kemudian khlorida digunakan untuk mencegah pasivitas anoda baru pada tahun 1906. Watts pada tahun 1916, menemukan formulasi bak plating yang baik. Usaha untuk meningkatkan ketahanan bahan terhadap laju korosi, karena ketahanan korosi merupakan suatu sifat intensif pada permukaan suatu bahan logam. Dengan mengacu kepada kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat korosi ini, kebutuhan penanggulangannya sangat diperlukan, walaupun dalam banyak hal korosi tidak dapat dihindarkan namun dapat dikendalikan.

3 Air laut merupakan lingkungan yang mengandung kadar chlorida yang cukup tinggi. Lingkungan yang seperti ini merupakan lingkungan yang sangat korosif terhadap baja dan baja paduan. Air laut umumnya mengandung 3,5 % garam-garam, sedangkan garam utamanya adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) terdiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Ion klorida termasuk ion agresif yang dapat menyerang lapisan pasif baja dan meningkatkan laju korosi. Salah satu jenis korosi yang sering terjadi ketika baja berada di lingkungan air laut adalah korosi sumuran. penelitian menyatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya korosi sumuran adalah ion-ion Cl - (Fontana.,M.G, 1987). Bettina, pada tahun 2000, telah berhasil melaksanakan penelitian pelapisan krom keras, dapat mencapai deposit krom 20-50 µm dengan kekerasan lebih dari 600 Hv, pada kandungan khromat 100-400 gram/liter, dan rata-rata endapan lapisan 1-1,5 µm/menit. Kvedaras, pada tahun 2006, melakukan penelitian kekuatan lelah dari pelat baja yang telah di krom, menggunakan objek baja yang di normalkan secara konstruksi dan dipilih komposisi kimia dengan kadar C = 0.49 %, Mn= 0.55 %, Si= 0.24 %, Cr= 0.6 %, Ni = 1.2 % dan Cu= 0.13 %. Spesimen dipersiapkan dengan diameter minimal 7.52 mm, panjang 20 mm kemudian pengujian fatique dengan frekuensi 3000 siklus/menit, diperoleh adanya peningkatan kekuatan fatik sebesar 17 % terhadap material dasarnya. Kemudian di uji mikrografi potongan melintang menggunakan neophot mikroskop dengan hasil ketebalan yang dicapai 10 µm. Namun belum adanya dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh tegangan listrik terhadap kekerasan dan ketahanan korosi dari logam yang dilakukan elektroplating krom.

4 1.2 Rumusan Masalah Material baja HQ 760 merupakan salah satu dari berbagai jenis material logam yang banyak digunakan untuk pembuatan komponen permesinan dan industri. Seiring dengan usia pakai dan kondisi lingkungan yang berbeda, baja HQ 760 akan mengalami penurunan mutu atau kualitas akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya (terkorosi). Air laut merupakan lingkungan yang mengandung kadar klorida yang cukup tinggi, lingkungan yang seperti ini sangat korosif terhadap baja dan baja paduan. Air laut umumnya mengandung 3,5 % garam-garam, sedangkan garam utamanya adalah klorida, Ion klorida termasuk ion agresif yang dapat menyerang lapisan pasif baja dan meningkatkan laju korosi dimana efek dari korosi ini akan sangat membahayakan serta merugikan. Proses elektroplating krom merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan laju korosi logam dan pelapisan khrom juga sudah sangat populer di dunia plating, berbagai barang rumah tangga, industri otomotif dan lain-lain. Dalam melakukan proses elektroplaing pada material logam, tidak lepas dari suatu masalah, baik masalah yang ditimbulkan oleh kualitas material yang akan diproses ataupun masalah yang ditimbulkan oleh proses elektroles dan elektroplaing itu sendiri. Berdasarkan uraian tersebut timbul suatu pertanyaan, sejauh mana pengaruh tegangan listrik pada proses elektroplating krom pada material logam khususnya pada material baja HQ 760. 1.3 Batasan masalah Banyak hal yang bisa terjadi pada proses elektroplating, agar penelitian ini lebih terfokus maka permasalahan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1. Pengujian yang dilakukan hanya uji kekerasan mikro vickers, uji korosi, dan uji struktur mikro. 2. Pengujian korosi dilakukan dengan metode sel tiga elektroda dengan media larutan dalam pengujian adalah air laut. 3. Pelapisan Nickel menggunakan rapat arus 2,5 A dan tegangan 5 volt dengan waktu celup selama 25 menit.

5 4. Pelapisan krom menggunakan rapat arus 2,5 A, dengan variasai tegangan : 5, 7,5, 10 dan 12,5 volt, dengan waktu celup selama 6 detik. 1.4 Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain : 1. Untuk mengetahui pengaruh variasi tegangan listrik pada proses elektroplating krom, terhadap ketebalan lapisan yang di hasilkan pada material baja HQ 760. 2. Untuk mengetahui pengaruh variasi tegangan listrik pada proses elektroplating krom, terhadap tingkat kekerasan material baja HQ 760. 3. Untuk mengetahui pengaruh variasi tegangan listrik pada proses elektroplating krom, terhadap besarnya laju korosi material baja HQ 760 di lingkungan air laut. 1.5 Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan ada beberapa manfaat yang bisa diambil, diantaranya sebagai berikut: 1. Untuk mendapatkan sifat material baja HQ 760 yang lebih baik, serta memiliki ketahanan korosi yang cukup tinggi sehingga lebih tahan lama dalam pemakaian. 2. Untuk mengembangkan pengetahuan dibidang pengolahan logam, khususnya dalam hal perlakuan permukaan, dengan metode elektroplating dan bahan pelapis krom guna memaksimalkan terhadap pemakaian logam itu sendiri.

6 1.6 Sistematika penulisan Untuk mempermudah para pembaca dalam membahas isi Tugas Akhir ini, maka sangat perlu bagi penulis untuk menjelaskan sistematikanya. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bagian awal meliputi: halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstraksi, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel, dan daftar lampiran. Bagian pokok isi dari Tugas Akhir ini diperinci dalam lima bab: Bab I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Dasar Teori Terdiri dari teori tentang korosi, pengertian korosi, mekanisme korosi, jenis-jenis korosi, faktor penyebab terjadinya korosi, pengendalian korosi, proses elektroplating, proses kromium, laju korosi dan spesifikasi baja karbon. Bab III Metodologi Penelitian Berisi tentang peralatan dan bahan penelitian dan tata cara penelitian, diagram alir penelitian, tempat penelitian, proses elektroplating krom dan penjelasan pengujian beserta prosedurnya. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berisi uraian tentang data hasil penelitian yang membahas tentang pengaruh variasi tegangan listrik proses elektroplating khrom pada baja karbon sedang (HQ 760) terhadap, ketebalan lapisan, kekerasan dan laju korosinya. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini sebagai penutup yang berisi kesimpulan yang didapat dari penelitian tersebut, saran dan bagian akhir yang berisi uraian daftar pustaka dan daftar lampiran.