BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patologi hutan dari Jerman (Handayanto & Hairiah, 2007). dikelompokkan menjadi ektomikoriza (ECM) dan endomikoriza/arbuscular

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)

Kompos, Mikroorganisme Fungsional dan Kesuburan Tanah

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting

TINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

TINJAUAN PUSTAKA. dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, yang mencerminkan adanya interaksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)

TINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan bulan-bulan kering untuk pembungaannya. Di Indonesia tanaman kopi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

TINJAUAN PUSTAKA. berubah kembali ke asal karena adanya tambahan substansi, dan perubahan bentuk

TINJAUAN PUSTAKA. ini kemudian disepakati oleh para pakar sebagai titik awal sejarah mikoriza.

TINJAUAN PUSTAKA. dapat bersimbiosis dengan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Namun pada

TINJAUAN PUSTAKA. Mykes (cendawan) dan Rhiza (akar). Kata mikoriza pertama kali dikemukakan

Gambar 2. Centrosema pubescens

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza merupakan asosiasi mutualistik antara jamur dengan akar

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah simbiosis mutualistik, hubungan antara fungi dan akar

POTENSI PEMANFAATAN MIKORISA VESIKULAR ARBUSKULAR DALAM PENGELOLAAN KESUBURAN LAHAN KERING MASAM

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit termasuk tanaman tahunan yang mulai menghasilkan pada umur 3

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tanaman monokotil tidak

II. TNJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk famili Meliaceae. Ada dua spesies yang cukup dikenal yaitu:

I. PENDAHULUAN. Berbagai upaya perbaikan tanah ultisol yang mendominasi tanah di Indonesia

MIKORIZA MATERI KULIAH BIOLOGI TANAH UPNVY. Mikoriza (Mycorrhizae): Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedelai Varietas Detam-1. Kegunaan utama kedelai hitam di Indonesia yaitu sebagai bahan baku

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Umum Kacang Tanah. Kacang tanah (Arachis hypogaea,l.) merupakan tanaman polong-polongan atau

TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah suatu struktur khas pada sistem perakaran yang terbentuk sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Kakao (Theobroma cacao L.) termasuk salah satu komoditas perkebunan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Tanaman Suren. Sistematika tumbuhan jenis surian atau suren menurut Dephut (2002) diklasifikasikan ke dalam:

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi dan Syarat Tumbuh Jagung

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula, etanol, vetsin dan

JENIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DI LAHAN GAMBUT DESA AEK NAULI, KECAMATAN POLLUNG, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza berasal dari bahasa Yunani yang secara harfiah berarti fungi akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nama mikoriza pertama kali digunakan oleh Frank pada tahun 1885 untuk menunjukkan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

TINJAUAN PUSTAKA. dirusak, baik melalui penebangan pohon, perladangan berpindah maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Status Cendawan Mikoriza Vesikular-Arbuskular (MVA) pada Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular merupakan suatu bentuk asosiasi antara fungi dan akar

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. dalam jumlah kecil melalui proses alami termasuk letusan gunung berapi dan

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

I. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan

TINJAUAN PUSTAKA. bekas tambang, dan pohon peneduh. Beberapa kelebihan tanaman jabon

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Syarat Tumbuh Tembakau Deli. Tembakau termasuk klas Dikotil, famili Solanaceae, genus Nicotiana dan

TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi Lahan Gambut. beserta vegetasi yang terdapat diatasnya, terbentuk di daerah yang topografinya

MIKORIZA & POHON JATI

MIKORIZA DAN PERANANNYA MIKORIZA LABORATORIUM PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT BANYUMAS

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Botanis Tanaman Pinus (Pinus merkusii) P. merkusii Jungh et De Vriese pertama kali ditemukan dengan nama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut (Pitojo, 2003):

I. PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk anorganik telah menjadi tradisi pada sistem. pertanian yang ada pada saat ini. Hal ini mulai dilakukan sejak

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah suatu organisme yang hidup secara simbiosis mutualistik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lamtoro atau yang sering disebut petai cina, atau petai selong adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat

PENDAHULUAN. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap trapping mikoriza. jagung pada tiga media tanam yaitu indigenous tanah Mediteran

TINJAUAN PUSTAKA. Tristaniopsis merguensis Griff.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) merupakan asosiasi antara fungi tertentu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kakao (Theobrome cacao L.) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari

ASOSIASI CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA KETAPANG

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika kenaf menurut Ben-Hill, et al. (1960) sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

Identifikasi Cendawan Mikoriza Arbuskula Dari Perakaran Tanaman Pertanian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum. L) dimanfaatkan sebagai bahan baku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia),

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sangat tergantung pada curah hujan, sehingga produktivitas tanaman di lahan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

SULISTIYOWATI A

BAB I PENDAHULUAN. allin dan allisin yang bersifat bakterisida (Rukmana, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk famili solanaceae dan

Transkripsi:

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) Mikoriza adalah asosiasi simbiotik antara akar tanaman dengan jamur (Hajoeningtijas, 2012). Istilah mikoriza (jamur akar) pertama kali diterapkan untuk asosiasi jamur dengan pohon pada tahun 1885 oleh A. B Frank, seorang ahli patologi hutan dari Jerman (Handayanto & Hairiah, 2007). Berdasarkan struktur dan cara jamur menginfeksi akar, mikoriza dikelompokkan menjadi ektomikoriza (ECM) dan endomikoriza/arbuscular mycorrhiza (AM). Ektomokoriza yaitu jamur yang menginfeksi tidak masuk ke dalam sel akar tanaman dan hanya berkembang di antara dinding sel jaringan korteks, akar yang terinfeksi membesar dan bercabang (Hajoeningtijas, 2012). Ektomikoriza memiliki hifa yang tampak membentuk struktur seperti jala di antara dinding sel jaringan korteks yang biasa disebut dengan hartig net (Widyastuti et al., 2005). Endomikoriza yaitu jamur yang menginfeksi masuk ke dalam jaringan sel korteks dan akar yang terinfeksi tidak membesar (Hajoeningtijas, 2012). FMA merupakan suatu bentuk simbiosis mutualisme antara jamur (myces) dengan akar (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi (Orlando, 2003). Jamur mikoriza mendapatkan penyediaan karbon tereduksi yang disediakan oleh tanaman. Tanaman mendapatkan manfaat yang diperoleh dari jamur mikoriza, yaitu: (i) akar mikoriza memacu serapan hara dan air dari tanah karena miselia eksternal 5

6 dapat menjelajah tanah yang lebih luas dibandingkan dengan akar yang tidak bermikoriza, (ii) jamur menyerap hara berkonsentrasi rendah lebih efisien dibandingkan akar yang tidak bermikoriza, (iii) Hifa jamur menghasilkan berbagai enzim hidrofilik yang melepaskan nitrogen dan fosfor dari senyawa organik yang sebelumnya tidak tersedia bagi tanaman (Handayanto & Hairiah, 2007). FMA dapat ditemukan hampir pada semua ekosistem, termasuk pada lahan masam (Kartika, 2006) dan alkalin (Swasono, 2006). Menurut Smith & Read (2008), FMA dapat berasosiasi dengan hampir 90% jenis tanaman. Tingkat populasi dan komposisi jenis FMA sangat beragam dan dipengaruhi oleh karakteristik tanaman dan faktor lingkungan seperti suhu, ph tanah, kelembapan tanah, kandungan fosfor dan nitrogen, serta konsentrasi logam berat (Daniels & Trappe, 1980). Struktur utama FMA adalah arbuskular, vesikula, hifa internal dan hifa eksternal. Arbuskula adalah struktur hifa yang bercabang-cabang seperti pohonpohon kecil di dalam korteks akar inang. Arbuskular berfungsi sebagai tempat pertukaran zat-zat metabolit primer antara fungi mikoriza dan akar tanaman (Brundrett et al., 1996). Vesikula adalah struktur berisi lipid yang berdinding tipis biasanya terbentuk dalam ruang antar sel. Fungsi utamanya sebagai penyimpanan, tetapi vesikula juga dapat berperan sebagai propagula reproduksi untuk jamur (Handayanto & Hairiah, 2007).

7 Gambar 2.1. Perbedaan struktur Arbuscular Endomycorrhiza (FMA) dan Ectomycorrhiza. Sumber: http://www.agroklub.com/sumarstvo/tlo-i-mikorizne-gljive/16246/. 2.1.1. Peran Mikoriza Menurut Aldeman & Morton (2006) infeksi mikoriza dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan kemampuannya memanfaatkan nutrisi yang ada dalam tanah, terutama unsur P, Ca, N, Cu, Mn, K, dan Mg. Munurut Mosse (2001), kolonisasi mikoriza pada akar tanaman dapat memperluas bidang serapan akar dengan adanya hifa eksternalyang tumbuh dan dan berkembang melalui bulu akar. FMA mempunyai kemampuan ganda yaitu sebagai biopestisida yang ramah lingkungan dan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman karena dapat meningkatkan pengambilan P melalui akar yang terinfeksi hifa FMA. Menurut Santoso (2009) hifa ekstrenal dari FMA dapat meningkatkan kemampuan tanaman dalam membantu penyerapan hara P dan mendapatkan air.

8 Menurut Nusantara et al. (2012), fungi mikoriza arbuskula memiliki empat peran fungsional sebagai berikut: 1. Bioprosesor mampu bertindak sebagai pompa dan pipa hidup karena mampu membantu tanaman untuk menyerap hara dan air dari lokasi yang tidak terjangkau oleh akar rambut. 2. Bioprotektor atau perisai hidup karena mampu melindungi tanaman dari cekaman biotika (patogen, hama, dan gulma) dan abiotika (suhu, kepadatan tanah, dan logam berat). 3. Bioaktivator karena terbukti mampu membantu meningkatkan simpanan karbon di rhizosfer sehingga meningkatkan aktivitas jasad renik untuk menjalankan proses biogeokimia. 4. Bioagregator karena terbukti mampu meningkatkan agregasi tanah. 2.1.2. Proses Simbiosis antara Fungi dan Akar Gambar 2.2.Skema Penyerapan Unsur P oleh Akar Bermikoriza Sumber : (Mosse, 1986 dalam Simanungkalit, 2006).

9 Rhodes & Gerdemann (1980) membagi proses bagaimana haradipasok ke tanaman oleh cendawan MA menjadi tiga fase: 1. Absorbsi hara dari tanah oleh hifa eksternal 2. Translokasi hara dari hifa eksternal ke miselium internal dalam akar tanaman inang 3. Pelepasan hara dari miselium internal ke sel-sel akar. Unsur P diangkut melalui hifa eksternal dalam bentuk polifosfat. Adanya granul polifosfat dalam vakuola hifa telah dibuktikan melalui elektron mikroskop (Cox et al., 1975). Peran agronomis yang paling utama mikoriza yang diterima hinggasaat ini adalah kemampuannya untuk meningkatkan serapan hara tanaman. Penyerapan P pada permukaan akar lebih cepat dari pergerakan fosfat kepermukaan akar, sehingga zona terkurasnya fosfat terjadi di sekitar akar. Hifa yang meluas dari permukaan akar membantu tanaman melintasi zonaini, sehingga dapat menyerap fosfat dari zona yang tidak dapat dicapai olehakar yang tidak bermikoriza. Smith dan Gianinazzi-Pearson (1988) mencatatpanjang hifa ini pada beberapa tanaman berkisar antara 0,71-14,20 m cm -1 akar. 2.2. Isolasi FMA Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba (Sutedjo et al., 1996). Penelitian isolasi spora Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) pada dasarnya menggunakan metode penyaringan basah dan dekantasi, yang selanjutnya diikuti sentrifusi dan penyaringan untuk memisahkan spora.sentrifusi juga bervariasi menggunakan gradien gula dengan konsentrasi gula yang berbeda.

10 Pewarnaan akar diperlukan untuk melihat dengan baik adanya kolonisasi FMA pada akarsebagai bukti terjadinya simbiosis tanaman inang dengan FMA. Berbagai zat warna dapat digunakan seperti methylene blue, tryphan blue, fuchsin acid, dan sebagainya (Simanungkalit et al., 2006). 2.3. Identifikasi FMA Identifikasi FMA dapat dilakukan berdasarkan morfologi sporanya, ataupun dengan menggunakan teknik molekuler. Taksonomi FMA yang dipakai sekarang berdasarkan morfologi sporanya. Perbedaan morfologinya ini dapat dilihat dari perkembangan spora, susunan spora, bentuk spora, ukuran spora, warna spora, pola lapisan dinding spora dan reaksi warnanya, ornamentasi pada dinding spora, isi spora, perkecambahan spora dan hifa (Simanungkalit et al, 2006). 2.4.Tomat 2.4.1 Klasifikasi Klasifikasi buah tomat Conqruist (1981) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Classis Ordo Familia Genus Species : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Solanales : Solanaceae : Lycopersicon : Lycopersicon lycopersicum (L)

11 2.4.2. Morfologi Tanaman tomat berbentuk perdu atau semak yang menjalar pada permukaan tanah dengan panjang mencapai ± 2 meter. Buah tomat memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, halus berlekuk, bulat telur-lonjong. Warna buah tomat merah, orange-merah atau kuning. Perbungaan pada tomat terdiri dari 5 sampai tak terhingga, tangkai bunga berukuran 7-15 mm, kelopak panjangnya 7-15 mm, kepala sari 5-10 mm panjangnya. Bunga tomat terletak terminal atau lateral. Percabangan 2-3 cabang, bunga tomat merupakan bunga sempurna. Buah memiliki biji yang banyak yang tersusun berkelompok saling melekat karena adanya lendir. Daun berbentuk oval, bagian tepi bergerigi, membentuk celahcelah yang menyirip serta agak melengkung ke dalam. Batang obtusangular, pada bagian nodus menebal (Backer & van den Brink, 1995). 2.4.3.Siklus Hidup Tanaman tomat adalah tanaman tahunan berumur pendek dengan masahidup 5-6 bulan. Siklus hidup tanaman tomat meliputi tahap biji, vegetatif, reproduktif, dan perkembangan buah (Lippman et al., 2008). Tanaman tomat dapat menghasilkan bunga dan menjadi buah mulai dari pangkal tanaman hingga pucuk tanaman selama masa pertumbuhan tanaman belum terhenti. Buah tomat dapat dipanen/dipetik pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam, tergantung pada varietasnya. Namun, pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sekaligus karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh buah tomat habis terpetik. Tanaman tomat yang sudah tidak produktif lagi harus dibongkar dan diganti dengan tanaman yang baru (Cahyono, 1998).