EVALUASI MANFAAT PROGRAM SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT (SLBM) DI KABUPATEN BANGKALAN. Andi Setiawan

dokumen-dokumen yang mirip
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 03/PRT/M/2015 TENTANG

2015, No Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, maka perlu dilakukan penyempurnaan petunjuk teknis Dana Al

SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. penerima program pembangunan karena hanya dengan adanya partisipasi dari

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xiiii. DAFTAR LAMPIRAN... xivi. 1.1 Latar Belakang...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN MADIUN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

BAB III ISU-ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat 18 responden laki-laki dengan persentase 43% dan 24 orang responden

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N

BAB III ISU STRATEGIS & TANTANGAN SEKTOR SANITASI KABUPATEN KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DALAM PENYELENGGARAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SD NEGERI SE-KECAMATAN MUNTILAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup

MAKSUD & TUJUAN ISU STRATEGIS & PERMASALAHAN AIR LIMBAH. Tujuan umum : KONDISI EKSISTING

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. variabel independent dan variabel (Notoatmodjo, 2003). Puskesmas Gubug pada tanggal Agustus 2010.

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

I. PENDAHULUAN. perumahan yang telah disediakan oleh pemerintah. Sehingga masyarakat dari

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional.

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KOMITE SEKOLAH DENGAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN KHUSUS TERHADAP KOMUNITAS ADAT TERPENCIL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu

UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN PARTISIPATIF DALAM PLPBK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. B. Jenis Penelitian. C. Populasi dan Sampel

DAFTAR ISI Julimawati, 2014 Partisipasi Masyarakat Dalam Menjaga Kualitas Lingkungan Permukiman Di Kecamatan Baleendah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KOTA

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 17 TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Kantor PT. Mandala finance tbk.penelitian ini

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

V. TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN

Transkripsi:

EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-8259 Desember 2014, Vol. 7 No. 2, hal. 219-228 EVALUASI MANFAAT PROGRAM SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT (SLBM) DI KABUPATEN BANGKALAN Andi Setiawan Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya email: sipil@untag-sby.ac.id Abstrak Program Masyarakat (SLBM) adalah salah satu program yang dilaksanakan di daerah dengan bantuan dari Pemerintah Pusat. Target Program Masyarakat (SLBM) adalah mengembangkan kemampuan masyarakat dan pemerintah daerah serta mempersiapkan mereka dalam menjalankan peran dan wewenang baru yang dilimpahkan kepada daerah, sehubungan dengan desentralisasi pemerintah melalui pembangunan prasarana dasar. Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) telah dilaksanakan di Kabupaten Bangkalan pada tahun 2010. Dengan berakhirnya program ini perlu dilakukan evaluasi sejauhmana manfaat Program SLBM di dalam pelaksanaannya membawa hasil sesuai tolok ukur yang telah ditentukan. Jenis penelitian Evaluasi Manfaat Program Masyarakat (SLBM) di Kabupaten Bangkalan adalah bersifat evaluatif dengan pengambilan sampel penelitian yang dilaksanakan pada penerima Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) Tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga variabel: keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan desa, kesadaran masyarakan untuk menghilangkan kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (BABS), dan Pengelolaan air limbah permukiman kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki hubungan yang kuat dan signifikan terhadap Keberhasilan Program Masyarakat (SLBM) di Kabupaten Bangkalan dimana masing-masing nilai korelasi yang dihasilkan lebih besar dari r tabel = 0,254. Kata kunci: Kesejahteraan, Kesehatan, Kelembagaan SDM I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan prasarana dan sarana air limbah permukiman di Indonesia pada saat ini belum mencapai kondisi yang diinginkan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah di lingkungan permukiman padat penduduk, kumuh dan rawan sanitasi di perkotaan dan perde-saan Pemerintah melalui Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP) menyediakan Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masya-rakat (SLBM). Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) telah dilaksanakan di Kabupaten Bangkalan pada Tahun 2010. Dengan telah dilaksanakannya program ini perlu dilakukan evaluasi manfaat dan dampak yang timbul bagi masyarakat khususnya pemberdayaan dalam proses perenca-naan, pelaksanaan, monitoring serta evaluasi dalam pemeliharaan dan manfaat hasil pembangunan. Karena itulah perlu diadakan kajian ini agar dapat mengevaluasi sejauhmana pelaksanaan-nya membawa hasil seperti yang diharap-kan pasca Program Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan desa pada Program Masyarakat (SLBM) terwujud? Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 219

2. Apakah kegiatan pengembangan sarana dan prasarana air limbah pada Program Masyarakat (SLBM) dalam rangka menghilangkan kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terwujud? 3. Apakah pengelolaan air limbah permukiman melalui pengembangan kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) terwujud? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menganalisa keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan desa dalam Program Masyarakat (SLBM)\ 2. Menganalisa manfaat Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) dalam rangka menghilangkan kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 3. Menganalisa peran masyarakat dalam pengelolaan air limbah permukiman melalui pengembangan kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masya-rakat ( SLBM ) Pemerintah melalui Peraturan Mentri Pekerjaan Umum Nomor:21/PRT/M2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP) menyediakan Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) yaitu salah satu program yang dilaksana-kan di daerah dengan bantuan dari Pemerintah Pusat. Target Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masya-rakat (SLBM) adalah mengembangkan kemampuan masyarakat dan Pemerintah Daerah untuk mempersiapkan mereka dalam menjalankan peran dan wewenang baru yang dilimpahkan kepada daerah, sehubungan dengan desentralisasi pemerintahan melalui pembangunan prasarana dasar. Untuk meningkatkan akses sanitasi terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yaitu dengan menyediakan sistem layanan sanitasi, baik berupa sistem pelayanan air limbah, persampahan dan drainase. Sistem tersebut diharapkan dapat dikerjakan secara mandiri oleh masyarakat melalui proses pemberdayaan masyarakat serta menggunakan teknologi tepat guna dan dapat dikelola secara mandiri oleh masyarakat, sehingga dibentuklah Program Masyarakat (SLBM) pada tingkat kabupaten. Komponen Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) dilakukan dengan 3 (tiga) tahap yaitu : - Tahap Pertama Kampanye penyadaran, penyiapan masyarakat dan pengembangan kapasitas masyarakat dan stakeholder; - Tahap Kedua Perencanaan, desain infrastruktur, pelaksanaan fisik dan supervisi - Tahap Ketiga Pengembangan dan penetapan mekanisme operasional dan pemeliharaan Sedangkan Tujuan Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) memiliki tujuan jangka panjang dan jangka menengah yaitu : 1. Tujuan jangka panjang adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat desa. 2. Tujuan jangka menengah adalah untuk Memberdayakan masyarakat Desa untuk berperan aktif dalam pembangunan daerah. Sasaran Program ini adalah : 1. Mengikutsertakan masyarakat dalam pembangunan desa; 2. Meningkatkan keterlibatan masyara-kat dalam Program Sanitasi Ling-kungan Berbasis Masyarakat (SLBM) yang bertujuan untuk menghilangkan kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (BABS); Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 220

3. Meningkatkan keterlibatan masyara-kat dalam pengelolaan air limbah permukiman kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Selain prinsip-prinsip tersebut diatas Program Masyarakat (SLBM) ini merupakan program pembangunan yang berbasis kepada masyarakat, dengan pendekatan melalui : 1. Pemberdayaan Masyarakat Dengan menekankan partisipasi aktif masyarakat dalam seluruh aspek implementasi kegiatan (tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemeliharaan) berdasarkan kesamaan kepentingan dan kebutuhan; 2. Keberpihakan Kepada yang Miskin Artinya orientasi kegiatan baik dalam proses maupun pemanfaatan, hasil ditujukan kepada penduduk miskin; 3. Otonomi dan Desentralisasi Masyarakat memperoleh kepercayaan dan kesempatan yang luas dalam kegiatan baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan maupun pemanfaatan hasilnya; 4. Partisipatif Masyarakat terlibat secara aktif dalam kegiatan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan maupun pemanfaatan dengan memberikan kesempatan secara luas partisipasi aktif; 5. Keswadayaan Masyarakat menjadi faktor utama dalam keberhasilan pembangunan, baik melalui keterlibatan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeliharaan kegiatan; 6. Keterpaduan Program Pembangunan Artinya program yang dilaksanakan memiliki sinergi dengan program pembangunan yang lain; 7. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Dalam rangka mendorong sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat dan stakeholder lainnya dalam penanganan permasalahan kemiskinan Pelaksanaan pembangunan fisik infrastruktur perdesaan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Musyawarah desa (Penentuan mekanisme pelaksanaan dan pembentukan KSM) 2. Pelaksanaan fisik infrastruktur harus selesai tidak lebih dari 3 (tiga) bulan 3. Infrastruktur yang dibangun harus sesuai dengan spesifikasi teknis 4. Masyarakat desa setempat mendapat prioritas untuk turut bekerja dalam pelaksanaan kegiatan terutama bagi penduduk miskin 5. Pennyediaan bahan material, alat angkut dan tenaga (tukang) diupayakan berasal dari daerah/desa setempat, kecuali bila tidak tersedia, dapat mengambil dari tempat lain 6. Dokumen pendukung pelaksanaan fisik dan keuangan diadministrasikan oleh KSM dengan baik, dan diserahklan kepada Kepala Desa pada saat pekerjaan selesai Evaluasi kegiatan yang dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan Program secara keseluruhan berdasar penilaian indikator-indikatornya adalah : 1. Ketepatan Sasaran Indikator yang dievaluasi diantaranya adalah penentuan lokasi, pengadaan konsultan pendamping, target sosialisasi, pemilihan/penetapan KSM. 2. Manajemen Program Indikator yang dievaluasi diantaranya adalah kesesuaian biaya, kualitas, tahapan pelaksanaan, kinerja pelaksanaan dan waktu 3. Partisipasi Masyarakat Indikator yang dievaluasi diantaranya adalah keterlibatan masyarakat dalam kegiatan serta peran masyarakat dalam pengelolaan air limbah permukiman. Indikator pencapaian hasil (juga disebut indikator kinerja) menentukan : a. Apakah kegiatan dan masukan proyek menghasilkan keluaran/output yang diharapkan? b. Apakah keluaran atau hasil kegiatan mencapai maksud/manfaat? Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 221

c. Apakah maksud/manfaat kegiatan ini memberikan sumbangan kepada keseluruhan tujuan kegiatan? III. METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Kegiatan Penelitian Tahapan penelitian menurut Arikunto (1989), dikelompokkan menjadi 5 (lima) bagian : (1) Tahap Pra-persiapan adalah bagaimana peneliti harus mengelola kegiatankegiatannya dalam menyusun proposal dan menetapkan penelitian dengan cara menyelenggarakan seminar atau meminta saran kepada orang lain yang tahu dan memahami permasalahan. (2) Tahap Persiapan adalah melengkapi personalia penelitian/pembantu mengurus perijinan, penyusunan serta menetapkan instrumen pengumpulan data. (3) Tahap Pelaksanaan antara lain adalah dengan ada dan bagaimana melaksanakan berbagai teknik pengumpulan data. (4) Tahap Pengolahan antara lain adalah bagaimana memantapkan peneliti dalam menulis teknik analisa data, persiapan pengolahan, melaksanakan pengolahan, pembahasan terhadap hasil analisa, menarik kesimpulan. (5) Tahap Penyusunan Laporan Penelitian Variabel penelitian yang akan diteliti adalah: Semakin berdayanya masyarakat desa di dalam pembangunan desa sebagai variabel (Y), dan variabel (x), terdiri dari : Ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan (X 1 ) Menghilangkan kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (BABS) (X 2 ) Pengelolaan air limbah permukiman kelembagaan dan Sumber Daya Manusia ( SDM ) (X 3 ). Sedangkan indikator kinerja yang merupakan tolak ukur keberhasilan program, Matrik Identifikasi Variabel, dan Indikator Kinerja Variabel (X 1 ) Ikut sertanya masyarakat desa di dalam pembangunan dengan 4 (empat) indikator yaitu : 1. Menguatnya partisipasi perempuan dan warga miskin di dalam proses Pengambilan keputusan 2. Meningkatnya kapasitas untuk memformulasikan dan mengadvokasikan kebutuhan dan keinginan mereka 3. Perempuan dan warga miskin diberdayakan untuk mengemukakan keinginan dan kepentingan mereka 4. Usaha-usaha Pemerintah daerah yang tepat, sesuai, dan efektif untuk pengentasan kemiskinan meningkat. Variabel (X 2 ) Menghilangkan kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (BABS); dengan 4 (empat) indikator yang terdiri dari : 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan pola hidup sehat 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pencemaran lingkungan 3. Menghapus kebiasaan masyarakat dalam Buang Air Besar Sembarangan 4. Meningkatkan kesehatan masyarakat Variabel (X3) Pengelolaan air limbah permukiman melalui pengembangan kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM); dengan 4 (empat) indikator yang terdiri dari : 1. Tumbuhnya rasa kepemilikan warga desa terhadap prasarana yang dibangun. 2. Dioperasikan dan dipeliharanya dengan baik infrastruktur perdesaan yang telah dibangun. 3. Sosialisasi tentang SLBM 4. Monitoring, evaluasi dan pemeliharaan infrastruktur perdesaan yang sudah dibangun dengan swadaya sendiri 3.2 Teknik Analisa Data a. Teknik Korelasi Spearman Rank. Teknik ini digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antar variabel, Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 222

dan melihat berapa besar pengaruh variabel X terhadap Variabel Y. b. Teknik Korelasi Product Moment c. Uji Signifikan dan Uji Hipotesa Dengan ketentuan sebagai berikut : Jika r hitung < r tabel, maka Ho diterima dan H 1 ditolak Jika r hitung > r tabel, maka Ho ditolak dan H 1 diterima d. Uji Validitas Item Kuesioner Untuk menentukan suatu item sudah dianggap valid apabila koefisien korelasi pada item tersebut positif dan lebih besar dari korelasi. Dari hasil perhitungan komputer dengan menggunakan bantuan program SPSS, di dapat nilai koefisien korelasi skor butir item dengan skor total butir item. IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Sebelum Program Pada waktu sebelum Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) dilakukan, kehadiran dan partisipasi masyarakat pedesaan di daerah penelitian hanya bersifat pasif. Hal ini disebabkan sistem perencanaan pembangunan yang dianut yaitu : - Perencanaan pembangunan yang bersifat top down (dari atas); hingga masyarakat tidak dilibatkan dari awal mempunyai aspirasi dan kebutuhan masyarakat. - Pelaksanaan Teknik Proyek tidak melibatkan masyarakat setempat karena bersifat proyek kontraktual. - Usulan kegiatan dari desa pada umumnya ditentukan oleh kepala desa/aparat desa, hingga tidak mengikutsertakan warga miskin. - Pembangunan fisik yang dilakukan kurang menyentuh kepentingan dan kebutuhan warga desa. - Belum adanya wadah kegiatan atau forum musyawarah pembangunan desa bagi warga dimana komponen komponen masyarakat terwakili didalamnya untuk secara bersama sama membicarakan tentang kebutuhan dan kepentingan warga. - Tidak adanya pemberdayaan bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan pembangunan yang terarah sebagai prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat tidak terjadi. - Kapasitas lembaga desa yang ada pada umumnya hanya sebatas simbol dengan kata lain pemberdayaan masyarakat desa di dalam pembangunan desa sangat minim. - Masih banyaknya masyarakat biasa Buang Air Besar Sembarangan (BABS) - Belum adanya pengelolaan air limbah permukiman secara kelembagaan 4.2 Tinjauan Setelah Pelaksanaan Program Untuk mengukur kecenderungan dan variasi tanggapan yang diberikan oleh responden dalam penelitian ini didasarkan pada distribusi frekuensi dengan terlebih dahulu menentukan nilai interval mengingat skor nilai untuk masing masing alternatif jawaban pada masing masing variabel dalam penelitian ini adalah minimal 1 dan maksimal 5, sedangkan variasi indikator untuk tiap variabel juga berbeda, maka dapat dihitung interval sesuai interval yang tercantum dalam perhitungan dengan menggunakan SPSS sebagai berikut : 4.3 Distribusi Frekwensi Ikut Sertanya Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (X 1 ) indikator yang terdiri dari : X 11. Menguatnya partisipasi perempuan dan warga miskin di dalam proses Pengambilan keputusan X 12. Meningkatnya kapasitas untuk memformulasikan dan mengadvokasikan kebutuhan dan keinginan mereka X 13. Perempuan dan warga miskin diberdayakan untuk mengemukakan keinginan dan kepentingan mereka Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 223

X 14. Usaha-usaha Pemerintah daerah yang tepat, sesuai, dan efektif untuk pengentasan kemiskinan meningkat. Tabel 1. Rekapitulasi Mean X 1 No Variabel Mean 1 X 11 4,13 2 X 12 4,16 3 X 13 4,32 4 X 14 4,16 Jumlah 16,77 Rata-Rata 4,19 Dari tabel diatas menandakan bahwa indikator variabel ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan desa adalah merupakan bahan pertimbangan yang sangat mendukung Manfaat Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) di Kabupaten Bangkalan, sehingga kecende-rungan pemerintah dan implementor dalam melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap kegiatan pemberdayaan mulai dari partisipasi, pengendalian/ pemantauan serta pelestarian dan pengembangan kegiatan dengan melibatkan masyarakat miskin dan keterlibatan perempuan telah baik, hal ini didukung oleh skor rata-rata (mean) 4,19 atau keberadaan pada limit 3,50 sd 4,50 atau pada kategori setuju/baik Menghilangkan kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (X 2 ) indikator yang terdiri dari : X 21. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melaksanakan pola hidup sehat X 22. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pencemaran lingkungan X 23. Menghapus kebiasaan masyarakat dalam Buang Air Besar Sembarangan X 24. Meningkatkan kesehatan masyarakat Tabel 2. Rekapitulasi Mean X 2 No Variabel Mean 1 X 21 4,52 2 X 22 4,43 3 X 23 4,19 4 X 24 3,87 Jumlah 17,01 Rata-rata 4,25 Dari tabel diatas menandakan bahwa indikator variabel kesadaran masyarakat dalam pembangunan desa adalah merupakan bahan pertimbangan yang sangat mendukung Manfaat Program Masyarakat (SLBM) di Kabupaten Bangkalan, sehingga kecenderungan pemerintah dan implementor dalam melibatkan masyarakat secara aktif dalam setiap kegiatan pemberdayaan mulai dari kesadaran akan kesehatan lingkungan dengan harapan tidak buang air besar sembarangan (BABS), hal ini didukung oleh skor rata-rata (mean) 4,25 atau keberadaan pada limit 3,50 sd 4,50 atau pada kategori setuju/baik Pengelolaan air limbah permukiman kelembagaan dan Sumber Daya Manusia ( SDM ) indikator yang terdiri dari : X 31. Tumbuhnya rasa kepemilikan warga desa terhadap prasarana yang dibangun. X 32. Dioperasikan dan dipeliharanya dengan baik infrastruktur perdesaan yang telah dibangun. X 33. Sosialisasi tentang SLBM X 34. Monitoring, evaluasi dan pemeliharaan infrastruktur perdesaan yang sudah dibangun dengan swadaya sendiri Tabel 3. Rekapitulasi Mean X 3 No Variabel Mean 1 X 31 4,13 2 X 32 4,15 3 X 33 4,25 4 X 34 4,08 Jumlah 16,61 Rata-Rata 4,15 Dari tabel diatas menandakan bahwa indikator variabel peran masyarakat dalam pengelolaan air limbah permukiman kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah merupakan bahan pertimbangan yang sangat mendukung Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 224

Manfaat Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) di Kabupaten Bangkalan, hal ini didukung oleh skor ratarata (mean) 4,15 atau keberadaan pada limit 3,50 sd 4,50 atau pada kategori setuju/baik 4.4 Uji Korelasi Melihat keeratan hubungan antara variabel X dengan variabel Y, hipotesa yang diajukan dapat secara langsung diuji dengan ketentuan apabila: r hit < r tab, maka Ho diterima dan H 1 ditolak r hit > r tab, maka Ho ditolak dan H 1 diterima Dari hasil perhitungan (lampiran correlations) dengan menggunakan bantuan program SPSS didapat hasil hasil sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Variabel Variabel Dependent Independent r hitung α X 1 0,621 0,000 X 2 0,270 0,000 X 3 0,883 0,000 Dari tabel hasil uji korelasi tersebut diatas, dapat dijelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen sebagai berikut: a. Korelasi antara variabel X 1 dan Variabel Y adalah sebesar 0,621 (r hit = 0,621). Dari tabel didapatkan bahwa N= 91, α = 1% dan r tabel = 0,254; maka dapat dikatakan bahwa nilai r diatas adalah signifikan, karena 0,621 > 0, 254. Karena r hit > r tab maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara Ikut Sertanya Masyarakat Dalam Pembangunan Desa dengan Manfaat Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bangkalan. b. Korelasi antara variabel X 2 dan variabel Y adalah sebesar 0,270 (r hit = 0,270). Dari tabel didapatkan bahwa N= 91, α = 1% dan r tabel = 0,254; maka dapat dikatakan bahwa nilai r diatas adalah signifikan, karena 0, 364 > 0,254. Karena r hit > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara Menghilangkan kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dengan Manfaat Program Masyarakat di Kabupaten Bangkalan. c. Korelasi antara variabel X 3 dan variabel Y adalah sebesar 0, 883 (r hit = 0, 883). Dari tabel didapatkan bahwa N= 91, α = 1% dan r tabel = 0,254; maka dapat dikatakan bahwa nilai r diatas adalah signifikan, karena 0, 883 > 0,254. Karena r hit > r tabel, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara Pengelolaan air limbah permukiman melalui pengembangan kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya Manusia ( SDM ) dengan Manfaat Program Program Masyarakat di Kabupaten Bangkalan. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Berdasarkan distribusi tanggapan yang diberikan oleh responden dalam penelitian ini menghasilkan skor rata-rata (mean) hasil tanggapan responden sebesar 4,19 berada pada interval 3,50-4,50 atau pada kategori baik/setuju, maka keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan desa dalam Program Masyarakat (SLBM) dapat dikategorikan terwujud, pada distribusi tanggapan X 1 (Ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan desa) indikator yang paling dominan adalah X 13 (perempuan dan warga miskin diberdayakan untuk mengemukakan keinginan dan kepentingan mereka) dengan skor sebesar 4,32. 2. Berdasarkan distribusi tanggapan yang diberikan oleh responden dalam penelitian ini menghasilkan skor rata- Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 225

rata (mean) hasil tanggapan responden 4,25 atau berada pada interval 3,50-4,50 atau pada kategori baik/setuju, maka kesadaran masyarakan untuk menghilangkan kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (BABS) setelah pelaksanaan Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) semakin menguat, pada distribusi tanggapan X 2 (menghilangkan kebiasaan masyarakat buang air besar sembarangan) indikator yang paling dominan adalah X 21 (program SLBM dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pola hidup sehat) dengan skor sebesar 4,52. 3. Berdasarkan distribusi tanggapan yang diberikan oleh responden dalam penelitian ini menghasilkan skor ratarata (mean) hasil tanggapan responden 4,15 atau berada pada interval 3,50-4,50 atau pada kategori baik/setuju, maka Pengelolaan air limbah permukiman kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) setelah Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) dapat dikategorikan terwujud, pada distribusi tanggapan X 3 (pengelolaan air limbah permukiman melalui pengembangan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia) indikator yang paling dominan adalah X 33 (masih perlu adanya sosialisasi tentang SLBM) dengan skor sebesar 4,25. 5.2. Saran 1. Guna meningkatkan pemberdayaan masyarakat di dalam mengikutsertaan masyarakat dalam pembangunan desa melalui Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) diharapkan untuk meningkatkan faktor Menguatnya Kapasitas/Kemampuan Masyarakat Dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan karena faktor ini memberikan nilai korelasi yang tertinggi dibandingkan dengan kedua faktor lainnya. 2. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menambah faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Program Masyarakat (SLBM) 3. Program Masyarakat (SLBM) dapat diteruskan dan dikembangkan karena memberikan manfaat dan dampak yang positif bagi masyarakat, khususnya dalam Menghilangkan kebiasaan masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (BABS). VI. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S., 1989, Manajemen Penelitian, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Jakarta Arikunto. S., 1993, Manajemen Penelitian, Reneka Cipta, Jakarta Arikunto. S., 1998, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Reneka Cipta, Jakarta. Cochran,W.G.,1991, Teknik Penarikan Sampel, Universitas Indonesia Press, Jakarta Djarwanto P,. 1996, Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian, Liberty, Yogyakarta Gouri K, Richard A Jhonson, 1977, Statistical Concepts ad Methods, John Willey&Son, Inc Kerlinger,F.N,.1995, Asas-asas Penelitian Behavioral, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Lucey, T., -, Quantitative Techniques : An Instructional Manual, Ed. II Muhajir, N., 1996, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta Nawawi, H., 1995, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 226

Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, 2010, Pedoman Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, 2010, Pedoman Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Infrastruktur, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya, 2010, Pedoman Petunjuk Pelaksanaan SubBidang Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM), Jakarta Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 227