XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM

dokumen-dokumen yang mirip
XX. TEKNISI LITKAYASA

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

III. PENGAWAS BENIH IKAN

X. GURU A. Dasar Hukum

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM

B. PENGERTIAN-PENGERTIAN

XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM

XIII. INSTRUKTUR A. DASAR HUKUM

II. PENGENDALI HAMA DAN PENYAKIT IKAN

XVIII. PENELITI A. DASAR HUKUM

XV. PRANATA KOMPUTER

I. PENGAWAS PERIKANAN

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM

IX. PENGENDALI DAMPAK LINGKUNGAN

XII. PENGAWAS SEKOLAH

XVI. AUDITOR A. DASAR HUKUM

XI. D O S E N A. DASAR HUKUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

MATERI BUKU. 3. Lampiran lampiran

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR: KEP. 1106/Ka/08/2001 NOMOR: 34 A Tahun 2001

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

2015, No Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka K

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

ADMINISTRASI JAB-FUNG PRANATA KOMPUTER

2014, No

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGANGKATAN, KENAIKAN PANGKAT/JABATAN, PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN PEMBERHENTIAN DALAM DAN DARI

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Dokter Gigi. Angka Kredit. Fungsional. Pelaksanaan.

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.114, 2009 DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan. Fungsional. Komputer. Angka Kredit.

JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 16/KEP/M.PAN/3/2001 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PERENCANA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

BAB I PENDAHULUAN Umum

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010

Setyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

- 5 - k. memfasilitasi

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

PEDOMAN PENETAPAN ANGKA KREDIT DAN KENAIKAN JABATAN/PANGKAT PENGAWAS MADRASAH

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA

Administrasi Untuk Pengusulan Jabatan Fungsional

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

Transkripsi:

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentian/ Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS; 8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional PNS; 9. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Perekayasa; 10. Keputusan Menteri Aparatur Negara Nomor 24/KEP/M.PAN/II/2003 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menpan Nomor KEP/193/M.PAN/11/2004 tentang Jabatan Fungsional Perekayasa dan angka kreditnya; 11. Keputusan Bersama Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 161/KA/BPPT/X/2005 dan 19B Tahun 2005; 12. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.07/MEN- KP/KP.430/2006 tentang Pemberian Kuasa Menandatangani Keputusan Tentang Pengangkatan, Pemindahan, Pemberhentian, dan Mutasi Kepegawaian Lainnya. B. PENGERTIAN - PENGERTIAN 1. Perekayasa adalah Pegawai Negeri Sipil pada instansi pemerintah yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan rancang bangun dan perekayasaan; 2. Perekayasaan adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk disain dan rancang bangun untuk menghasilkan sistem, model, nilai, produk dan atau proses produksi dengan mempertimbangkan perpaduan sudut pandang dan atau konteks tehnikal, fungsional, bisnis, sosial budaya dan estetika; 3. Angka kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi yang telah dicapai oleh Perekayasa dalam mengerjakan butir kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan, kenaikan pangkat dan jabatan fungsional Perekayasa; 4. Tim Penilai Angka Kredit adalah Tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas menilai prestasi kerja Perekayasa. 212

C. TUGAS POKOK, UNSUR, DAN SUB UNSUR KEGIATAN 1. Tugas Pokok Perekayasa adalah melakukan kegiatan rancang bangun/ perekayasaan; 2. Unsur dan Sub Unsur kegiatan yang dinilai angka kreditnya terdiri dari : a. Pendidikan, meliputi : 1) Pendidikan Sekolah dan memperoleh ijazah/gelar 2) Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang rancang bangun dan perekayasaan dan memperoleh STTPL (Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan). b. Kegiatan rancang bangun dan perekayasaan, meliputi : 1) Persiapan; 2) Perancangan; 3) Pembuatan produk rancang bangun/perekayasaan; 4) Membuat standar produk; 5) Pendayagunaan produk rancang bangun/perekayasaan; 6) Layanan teknologi pada proses produksi; 7) Penyebarluasan produk rancang bangun/perekayasaan. c. Pengembangan profesi, meliputi : 1) Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang rancang bangun/ perekayasaan; 2) Mengolah paten produk rancang bangun/perekayasaan. 3) Menyusun juknis pelaksanaan pengelolaan kegiatan perekayasaan; 4) Menterjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan lain di bidang rancang bangun/perekayasaan; d. Kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas Perekayasa, meliputi : 1) Mengajar/melatih pada bidang rancang bangun/perekayasaan; 2) Mengikuti kegiatan seminar/lokakarya/konferensi; 3) Menjadi Tim Penilai Jabatan Fungsional Perekayasa; 4) Menjadi anggota dalam organisasi profesi; 5) Memperoleh piagam kehormatan; 6) Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya. D. JENJANG JABATAN, GOLONGAN, ANGKA KREDIT, TUNJANGAN DAN BUP NO JENJANG JABATAN 1. Perekayasa Pertama 2. Perekayasa Muda 3. Perekayasa Madya 4. Perekayasa Utama GOL III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e ANGKA KREDIT 100 150 200 300 400 550 700 850 1.050 TUNJANGAN Rp BUP (THN) 278.000,- 56 660.000,- 56 1.094.000,- 60 1.230.000,- 65 213

E. PENGANGKATAN PERTAMA KALI 1. Pejabat yang berwenang a. Presiden, untuk pengangkatan Perekayasa Utama. b. Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk pengangkatan Perekayasa Madya. c. Kepala Biro Kepegawaian a.n Menteri Kelutan dan Perikanan untuk pengangkatan Perekayasa Pertama s.d. Perekayasa Muda. 2. Persyaratan PNS untuk dapat diangkat pertama kali dalam jabatan Perekayasa harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Adanya formasi untuk jabatan tersebut pada instansi yang bersangkutan; b. Berijazah serendah-rendahnya Sarjana (S1) / Diploma IV sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit kerja; c. Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda (III/a); d. Telah bekerja di bidang perekayasaan atau rancang bangun sekurangkurangnya 2 tahun; e. Sekurang-kurangnya 5 tahun sebelum Batas Usia Pensiun; f. Penentuan jabatan Perekayasa digunakan jumlah angka kredit yang berasal dari unsur utama; g. Lulus Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Perekayasaan; h. Setiap unsur penilaian dalam DP3 tahun terakhir sekurang-kurangnya bernilai baik; 3. Ketentuan dalam Pengangkatan Pertama kali a. Pengangkatan PNS ke dalam jabatan Perekayasa dapat dilakukan dengan memperhitungkan keseimbangan antara beban kerja dengan jumlah Pejabat Perekayasa sesuai jenjang jabatannya; b. Pengangkatan PNS dari jabatan lain kedalam jabatan fungsonal Perekayasa diatur sebagaimana pengangkatan pertama kali, dilengkapi dengan surat pemberhentian dari jabatan struktural maupun fungsional; c. Pangkat Perekayasa yang diangkat pertama kali adalah sama dengan pangkat terakhir sebagai PNS, sedangkan jenjang jabatannya ditentukan berdasarkan penetapan angka kredit yang diperoleh dari pendidikan, kegiatan perekayasaan dan rancang bangun, pengembangan profesi; d. Pengangkatan pertama kali ke dalam jabatan fungsional Perekayasa dapat dilakukan terhadap PNS yang telah dipersiapkan untuk mengisi kebutuhan Perekayasa pada unit kerja yang bersangkutan. 4. Tata Cara Pengangkatan Pertama Kali Pengangkatan pertama kali PNS ke dalam jabatan fungsional Perekayasa adalah sebagai berikut : a. PNS yang bersangkutan (calon Perekayasa) menyiapkan berkas usul pengangkatan dalam jabatan Perekayasa, yang terdiri dari : 1) Penetapan Angka Kredit (PAK); 2) Fotocopy keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang; 3) Fotocopy ijazah pendidikan terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang; 214

4) Fotocopy STTPP atau sertifikat di bidang Perekayasaan yang dilegalisir; 5) Fotocopy DP3 tahun terakhir. b. Berkas usul pengangkatan dalam jabatan Perekayasa disampaikan PNS yang bersangkutan kepada Pimpinan Unit Kerjanya untuk diperiksa atau diteliti kelengkapan dan kebenaran persyaratannya. c. Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan, mengusulkan PNS yang akan diangkat dalam jabatan Perekayasa, disertai dengan kelengkapan persyaratan pada huruf a kepada pejabat Unit Eselon I untuk diteruskan ke Biro Kepegawaian dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. d. Pejabat yang berwenang menerbitkan keputusan pengangkatannya ke dalam jabatan fungsional Perekayasa. e. Keputusan pengangkatannya, disampaikan oleh pejabat yang berwenang kepada Perekayasa yang bersangkutan melalui Pimpinan Unit Kerjanya sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. F. PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN 1. Pejabat yang berwenang a. Presiden, untuk pengangkatan Perekayasa Utama. b. Sekretaris Jenderal a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk pengangkatan Perekayasa Madya. c. Kepala Biro Kepegawaian a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk pengangkatan Perekayasa Pertama s.d. Perekayasa Muda. 2. Persyaratan a. Memenuhi syarat sebagaimana ketentuan pada pengangkatan pertama kali. b. Memiliki pengalaman melakukan kegiatan di bidang perekayasaan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun. c. Berusia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai Batas Usia Pensiun dari jabatan terakhir yang didudukinya. 3. Ketentuan pengangkatan dari jabatan lain a. Pangkat awal yang ditetapkan sesuai dengan pangkat terakhir yang dimiliki PNS yang bersangkutan, sedangkan jenjang jabatannya ditetapkan sesuai dengan penetapan angka kredit yang diperoleh dari pendidikan, kegiatan rancang bangun dan perekayasaan, pengembangan profesi, dan penunjang tugas perekayasaan. b. Pengangkatan jabatan fungsional Perekayasa harus memperhitungkan jumlah kebutuhan jumlah/formasi Perekayasa pada unit kerja yang bersangkutan. 4. Tata cara pengangkatan dari jabatan lain Tata cara pengangkatan PNS dari jabatan lain ke dalam jabatan Perekayasa, mengikuti tata cara pengangkatan pertama kali sebagaimana tersebut pada huruf E butir 4. 215

G. PENETAPAN ANGKA KREDIT 1. Pejabat yang berwenang a. Menteri Riset dan Teknologi atau pejabat lain yang ditunjuk untuk penetapan angka kredit Perekayasa Utama; b. Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan untuk penetapan kredit Perekayasa Pertama, Perekayasa Muda dan Perekayasa Madya. 2. Jadwal waktu Penetapan Angka Kredit (PAK) Penetapan Angka Kredit (PAK) dilakukan selambat-lambatnya akhir bulan Januari untuk kenaikan pangkat periode April, dan akhir bulan Juli untuk kenaikan pangkat periode Oktober tahun berjalan. Apabila pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit berhalangan sehingga tidak dapat menetapkan angka kredit (PAK) sampai batas waktu yang telah ditetapkan, maka tugas tersebut didelegasikan kepada pejabat lain yang setingkat lebih rendah. H. PENGUSULAN ANGKA KREDIT 1. Pejabat Pengusul. Usul penetapan angka kredit diajukan oleh : a. Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan atau pejabat lain serendahrendahnya eselon II yang membidangi kegiatan rancang bangun/ perekayasaan, kepada Menteri Riset dan Teknologi untuk penetapan angka kredit Perekayasa Utama. b. Pimpinan Unit Kerja/Kepala Unit Pelaksana Teknis yang membidangi kegiatan rancang bangun/perekayasaan kepada Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan untuk penetapan angka kredit Perekayasa Pertama s/d Perekayasa Madya. 2. Waktu Pengajuan DUPAK a. DUPAK disampaikan setelah menurut perhitungan, yang bersangkutan memenuhi jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi. b. DUPAK beserta lampirannya harus sudah diterima oleh Sekretariat Tim Penilai selambat-lambatnya awal bulan Januari untuk kenaikan pangkat periode April dan awal bulan Juli untuk kenaikan pangkat periode Oktober tahun berjalan. 3. Tata cara pengajuan DUPAK Perekayasa / Calon Perekayasa 1 Atasan 2 Tim Penilai 3 Langsung Instansi 6 Unit kerja 7 6 Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan 3a 4 Sekretariat Tim Penilai 3b Menteri Riset dan Teknologi 216

Keterangan : 1. Perekayasa/Calon Perekayasa menyampaikan DUPAK beserta lampiran persyaratan dan bukti fisik kepada pimpinan unit kerja/satuan organisasi untuk diteliti kelengkapan dan kebenarannya. 2. Pimpinan unit kerja/satuan organisasi dimaksud selanjutnya meneruskan DUPAK tersebut kepada Tim Penilai Instansi c.q Sekretariat Tim, untuk Perekayasa Pertama s/d Perekayasa Madya, sedangkan untuk Perekayasa Utama disampaikan kepada Tim Penilai Pusat. 3. Penetapan Angka Kredit Perekayasa Pertama s/d Perekayasa Madya ditandatangani Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan, sedangkan untuk Perekayasa Utama oleh Menteri Riset dan Teknologi (3b). 4. Realisasi Penetapan Angka Kredit, 4,5,6. I. KENAIKAN JABATAN 1. Pejabat yang berwenang menetapkan kenaikan jabatan a. Presiden untuk kenaikan jabatan menjadi Perekayasa Utama setelah mendapat pertimbangan Kepala BKN; b. Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan jabatan menjadi Perekayasa Madya; c. Kepala Biro Kepegawaian a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan jabatan Perekayasa Muda. 2. Persyaratan Pengusulan kenaikan jabatan Perekayasa dapat dilakukan setelah yang bersangkutan memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Memperoleh angka kredit minimal yang telah ditetapkan oleh Pejabat Penetap Angka Kredit untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi. b. Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam jabatan terakhir. c. Setiap unsur penilaian DP3 bernilai baik dalam satu tahun terakhir. 3. Tata cara Pengusulan Kenaikan Jabatan a. Pejabat Fungsional Perekayasa yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan jabatan, menyiapkan berkas persyaratan : 1) Fotocopy Keputusan Pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang. 2) Fotocopy Keputusan Jabatan terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang. 3) Penetapan Angka Kredit. 4) Fotocopy DP3 tahun terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang. b. Usul kenaikan jabatan Perekayasa, disampaikan oleh Pimpinan Unit Kerja yang bersangkutan kepada pejabat yang berwenang sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. c. Berdasarkan usulan tersebut, pejabat yang berwenang memproses dan menerbitkan keputusan kenaikan jabatan. d. Keputusan kenaikan jabatan disampaikan oleh pejabat yang berwenang kepada Perekayasa yang bersangkutan melalui unit kerjanya, sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku dengan tembusan kepada Kepala Unit Kerja/Instansi terkait. 217

J. KENAIKAN PANGKAT 1. Pejabat yang berwenang menetapkan kenaikan pangkat a. Presiden untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina Utama Muda IV/c s/d Pembina Utama IV/e, setelah mendapat pertimbangan Kepala BKN; b. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat menjadi Pembina IV/b, setelah mendapatkan persetujuan teknis Kepala BKN; c. Sekretaris Jenderal a.n. Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan jabatan menjadi Pembina IV/a, setelah mendapatkan persetujuan teknis Kepala BKN; d. Kepala Biro Kepegawaian a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat menjadi Penata III/c s/d Penata Tk. I III/d, setelah mendapatkan persetujuan teknis Kepala BKN. e. Kepala Bagian Mutasi a.n Menteri Kelautan dan Perikanan untuk kenaikan pangkat menjadi Penata Muda Tk.I, III/b, setelah mendapat persetujuan teknis Kepala BKN. 2. Persyaratan Perekayasa yang telah memenuhi syarat untuk kenaikan pangkat, menyiapkan berkas persyaratan sebagai berikut : a. Fotocopy Keputusan Pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang. b. Fotocopy Keputusan Jabatan terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang. c. Penetapan Angka Kredit asli. d. Fotocopy DP3 dalam 2 (dua) tahun terakhir yang dilegalisir pejabat berwenang; e. Telah memperoleh angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi pada tahun pertama dalam masa jabatan yang didudukinya, pada tahun berikutnya yang bersangkutan tetap diharuskan mengumpulkan angka kredit minimal 20% dari unsur utama; 3. Tata cara pengusulan kenaikan pangkat a. Berkas usul kenaikan pangkat Perekayasa secara hirarki disampaikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan cq. Kepala Biro Kepegawaian; b. Kepala Biro Kepegawaian atau pejabat lain yang ditunjuk memproses dan menyampaikan berkas usulan kepada : 1. Presiden dengan tembusan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk usul kenaikan pangkat menjadi Pembina Utama Muda IV/c s/d Pembina Utama IV/e; 2. Kepala Badan Kepegawaian Negara untuk usul kenaikan pangkat menjadi Penata Muda Tk.I, III/b s/d Pembina Tk.I, IV/b. c. Kenaikan pangkat hanya dapat dilakukan pada periode kenaikan pangkat sesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu 1 April dan 1 Oktober. Sedangkan untuk kenaikan jabatan dapat dilakukan setiap saat, tidak tergantung periode kenaikan pangkat. 4. Ketentuan kenaikan pangkat/jabatan a. Komposisi jumlah angka kredit kumulatif yang harus dipenuhi oleh Perekayasa untuk kenaikan jabatan/pangkat, sekurang-kurangnya 80% dari unsur utama dan sebanyak-banyaknya 20% dari unsur penunjang. 218

b. Perekayasa Madya dan Perekayasa Utama yang akan naik jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi diwajibkan memperoleh sekurangkurangnya 12 (dua belas) angka kredit dari kegiatan pengembangan profesi. c. Perekayasa yang memiliki angka kredit melebihi angka kredit untuk kenaikan pangkat pada tahun pertama dalam masa pangkat yang dimiliki, pada tahun berikutnya diwajibkan memperoleh angka kredit sekurangkurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan pelayanan penelitian dan perekayasaan, dan/atau pengembangan profesi. d. Perekayasa yang dibebaskan sementara karena tugas belajar, dapat dipertimbangkan kenaikan pangkatnya tanpa angka kredit dengan ketentuan : 1) Telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir; 2) Setiap unsur dalam DP3 bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir. K. PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, PEMBERHENTIAN DAN KETENTUAN - KETENTUAN LAIN 1. Pembebasan Sementara Perekayasa dibebaskan sementara dari jabatannya apabila : a. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi; b. Dalam jangka waktu satu tahun sejak diangkat dalam jabatan terakhir tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) bagi Perekayasa Utama pangkat golongan ruang IV/e; c. Dijatuhi hukuman disiplin PNS berupa berupa hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa penurunan pangkat berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1980; d. Diberhentikan sementara sebagai PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1966 atau; e. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan Perekayasa, termasuk yang menduduki jabatan struktural; f. Cuti di luar tanggungan negara kecuali untuk persalinan anak ke empat dan seterusnya; g. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. Perekayasa yang dibebaskan sementara karena dijatuhi hukuman disiplin, maka selama yang bersangkutan menjalani masa hukuman tersebut tetap diwajibkan untuk melaksanakan tugas pokoknya sebagai Perekayasa, tetapi prestasi kegiatan tersebut tidak dapat diberikan/ditetapkan angka kreditnya. 2. Pengangkatan Kembali a. Kriteria pengangkatan kembali 1) Perekayasa yang telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana tersebut pada butir 1 di atas, dapat diangkat kembali dalam jabatan semula sebagai Perekayasa; 219

2) PNS yang diangkat kembali dalam jabatan Perekayasa dapat menggunakan angka kredit terakhir yang dimiliki atau angka kredit terakhir ditambah angka kredit yang berasal dari prestasi di bidang perekayasaan yang diperoleh selama tidak menduduki jabatan Perekayasa setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. b. Tata cara pengangkatan kembali 1) PNS yang telah selesai menjalani pembebasan sementara melaporkan secara tertulis kepada pimpinan unit kerjanya dengan melampirkan : a) Penetapan Angka Kredit terakhir yang telah dimiliki atau Penetapan Angka Kredit terakhir yang telah ditambah angka kredit dari prestasi kegiatan perekayasaan yang diperoleh selama pembebasan; b) Fotocopi keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang; c) Fotocopi keputusan pembebasan sementara sebagai Perekayasa dan dilegalisir pejabat yang berwenang; d) Surat keterangan/keputusan/pernyataan telah selesai menjalani tugas diluar jabatan Perekayasa; e) Fotocopi ijazah/sttpp yang diperoleh disertai pengangkatan/ penugasan kembali pada unit kerja semula bagi yang telah selesai tugas belajar dan dilegalisir pejabat yang berwenang. f) Surat keterangan telah selesai menjalani hukuman disiplin. g) Fotocopi keputusan pengangkatan kembali sebagai Pegawai Negeri Sipil bagi yang telah selesai menjalani cuti di luar tanggungan Negara yang dilegalisir pejabat yang berwenang. 2) Berdasarkan laporan tersebut pimpinan unit kerja yang bersangkutan mengusulkan pengangkatan kembali Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan ke dalam jabatan Perekayasa, dengan melampirkan persyaratan sebagaimana butir 1), sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku; 3) Pejabat yang berwenang memproses dan menerbitkan keputusan pengangkatan kembali sesuai usulan dan ketentuan yang berlaku. 4) Keputusan pengangkatan kembali disampaikan kepada Perekayasa yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya dengan tembusan kepada unit kerja/instansi terkait. c. Ketentuan dalam pengangkatan kembali Prestasi kerja yang berkaitan dengan Perekayasa yang dikerjakan selama pembebasan sementara dihitung angka kreditnya, kecuali bagi yang dibebaskan karena dijatuhi hukuman disiplin. 3. Pemberhentian a. Alasan pemberhentian Perekayasa diberhentikan dari jabatan fungsionalnya apabila : 1) Dalam jangka waktu 1 tahun setelah pembebasan sementara bagi Perekayasa Pertama (III/a) s.d. Perekayasa Utama (IV/e) yang tidak dapat memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan 220

2) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap berupa pemberhentian sebagai PNS berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980; 3) Dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; 4) Berhenti dari PNS karena permintaan sendiri/pensiun; 5) Mengajukan permohonan berhenti sebagai Perekayasa. b. Tata cara pemberhentian 1) Pimpinan unit kerja mengusulkan pemberhentian sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku, dengan melampirkan : a) Fotocopi keputusan pangkat terakhir yang dilegalisir pejabat yang berwenang; b) Fotocopi keputusan pengangkatan dan atau pembebasan sementara dari jabatan Perekayasa; c) Surat keterangan dari Ketua Tim Penilai bahwa yang bersangkutan tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang dipersyaratkan dalam jangka waktu yang ditentukan setelah pembebasan sementara; d) Fotocopi keputusan hukuman disiplin yang dilegalisir pejabat yang berwenang. 2) Berdasarkan usulan tersebut pejabat yang berwenang memproses dan menetapkan keputusan pemberhentiannya dari jabatan Perekayasa; 3) Keputusan pemberhentian disampaikan kepada PNS yang bersangkutan melalui pimpinan unit kerjanya dengan tembusan kepada unit kerja/instansi terkait. 4. Pengalihan Jabatan Teknisi Litkayasa Penyelia (III/c) yang sudahmemperoleh ijasah Sarjana (S1)/Diploma IV (D4) dan masih tetap bertugas membantu pejabat Perekayasa di bidang kegiatan rancang bangun/perekayasaan dapat dialihkan jabatannya menjadi pejabat Perekayasa, dengan ketentuan : a. Yang bersangkutan berhenti dari jabatan fungsional Teknisi Litkayasa; b. Mengajukan permohonan menjadi Perekayasa; c. Lulus pendidikan dan pelatihan fungsional Perekayasa; d. Usia maksimal 5 tahun sebelum BUP; e. Angka kredit yang diperoleh selama menjadi Teknisi Litkayasa dari unsur melaksanakan kegiatan pelayanan, pengembangan profesi dan kegiatan yang menunjang kegiatan pelayanan dinilai 80% dari angka kredit terakhir yang dimiliki; f. DP3 dalam 1 tahun terakhir bernilai baik. 221