BAB I PENDAHULUAN. (Chaer, 2010: 22). Sehingga dalam bertutur tentu menggunakan bahasa dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi dan penghubung antar masyarakat sebagai

KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah interaksi sosial akan terjalin dengan baik jika syarat syarat tertentu

KESANTUNAN BERTUTUR DALAM PEMBELAJARAN KELAS VII SMP NEGERI 1 PENENGAHAN DAN IMPLIKASINYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian unsur patriotisme dalam film Sang Kiai akan dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Austin (dalam Nadar, 2009: 11) pada dasarnya pada saat seseorang

BAB II LANDASAN TEORI. seseorang menggunakan kata-kata kerja promise berjanji, apologize minta

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

(Skripsi) Oleh: TRI WAHYUNI

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengguna bahasa itu sendiri. saling memahami apa yang mereka bicarakan. Fenomena ini terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. umum dari komunikasi adalah percakapan. Percakapan menurut Levinson

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

(Skripsi) Oleh PUTRI AGISTIA SARI

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

I. PENDAHULUAN. akan lumpuh tanpa bahasa, walaupun sebenarnya manusia juga dapat berkomunikasi

PERBANDINGAN KESANTUNAN DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Sebuah Strategi Kesantunan antara Penjual kepada Pembeli)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangPenelitian. Manusia dalam kesehariannya selalu menggunakan bahasa. Dengan bahasa,

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Film The Great Gatsby adalah film visual 3D karya Baz Luhrmann yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

PELANGGARAN PRINSIP KESANTUNANLEECH DALAM DIALOG FILM MY STUPID BOSSKARYA UPI AVIANTODAN RELEVANSINYATERHADAP PENDIDIKAN KARAKTER DI SMA

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWAKELAS XI SMK DINAMIKA LAMPUNG UTARA. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan kita sehari-hari tidak pernah terlepas dari percakapan.

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia

KEARIFAN TINDAK TUTUR DALAM FILM TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAJI ABDUL MALIK KARIM AMRULLAH SUTRADARA SUNIL SORAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Naskah Drama merupakan genre sastra yang disejajarkan dengan puisi

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM WACANA SMS MAHASISWA PADA DOSEN PBSI DAN IMPLIKASINYA. Oleh

ABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,

BAB II KAJIAN TEORI. pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung. Menurut

III. METODE PENELITIAN. kesantunan berbahasa dalam percakapan. Penelitian kualitatif adalah prosedur

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB II LANDASAN TEORI. Show Campur-Campur di Stasiun Televisi ANTV memiliki dua penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STIKOM SURABAYA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Banyaknya masyarakat miskin di Indonesia menjadikan Indonesia negara

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM MENGUNGKAPKAN PERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki berbagai cabang disiplin ilmu. Cabang-cabang

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA DIALOG BUKU CATATAN SEORANG DEMONSTRAN SOE HOK GIE SUTRADARA RIRI REZA

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kedalam bentuk film bukanlah hal baru lagi di Indonesia. membantu dalam menggagas sebuah cerita yang akan disajikan dalam film.

REALISASI KESANTUNAN PRAGMATIK IMPERATIF KUNJANA RAHARDI DALAM RUBRIK SURAT PEMBACA PADA MAJALAHCAHAYAQU

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bertutur merupakan suatu kegiatan sosial. Bertutur merupakan realisasi dari berbahasa. Karena bahasa bersifat abstrak, sedangkan bertutur bersifat konkret (Chaer, 2010: 22). Sehingga dalam bertutur tentu menggunakan bahasa dalam proses penyampaian gagasan, pikiran, dan perasaannya. Seperti yang dikatakan oleh Allan dalam Rahardi (2008: 52) bertutur adalah kegiatan yang berdimensi sosial. Artinya sama dengan kegiatan sosial lainnya, dalam bertutur harus diperhatikan hal-hal yang dapat menjaga proses pertuturan dengan baik, sehingga semua dapat terlibat aktif dalam tuturan tersebut. Kemudian, menurut Allan dalam Rahardi (2008: 52) agar proses komunikasi penutur, dan mitra tutur dapat berjalan dengan lancar, mereka harus saling bekerja sama. Salah satu cara kerjasama dengan baik dapat dilakukan dengan perilaku santun dalam bertutur. Jika kesantunan bertutur dapat terjaga dengan baik, maka tuturan akan menjadi aktif dan harmonis. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti kesantunan bertutur, karena tuturan yang santun akan menjaga dan memperlancar proses berkomunikasi. Leech dalam Rusminto (2012: 111-112) membagi prinsip kesantunan menjadi 6 maksim. Dari keenam maksim tersebut, sering kita jumpai pemakaiannya dalam percakapan sehari hari. Maksim-maksim tersebut antara lain

2 (1) maksim kearifan (tact maxim), yaitu maksim yang memungkinkan orang lain merasa untung sebesar mungkin, (2) maksim kedermawanan (generosity maxim), yaitu maksim yang memungkinkan memberikan kerugian diri sendiri sebesar mungkin, (3) maksim pujian (approbation maxim), yaitu maksim yang memungkinkan memberikan pujian kepada orang lain sebesar mungkin, (4) maksim kerendahan hati (modesty maxim), yaitu maksim yang memungkinkan mengecam diri sendiri sebanyak mungkin, (5) maksim kesepakatan (aggrement maxim), yaitu maksim yang mengusahakan untuk menyepakati diri sendiri dengan orang lain sebanyak mungkin, (6) maksim simpati (sympathy maxim), yaitu maxim yang meningkatkan rasa simpati sebanyak-banyaknya antara diri sendiri dengan orang lain. Sedangkan, dalam menjaga tuturan agar tetap terlihat santun, penyampaian tuturan tersebut dapat menggunakan wujud kesantunan yang menyangkut ciri linguistik yang akan melahirkan kesantunan linguistik, dan wujud kesantunan yang menyangkut ciri nonlinguistik yang akan menghasilkan kesantunan pragmatik (Rahardi, 2005: 158). Kesantunan linguistik merupakan kesantunan yang menggunakan tuturan langsung. Kesantunan linguistik dapat ditandai dengan tuturan yang menggunakan ungkapan penanda kesantunan. Penanda kesantunan meliputi: tolong, mohon, silakan, mari, ayo, biar, coba, harap, hendaknya, hendaklah, -lah, sudi kiranya, sudilah kiranya, sudi apalah kiranya (Rahardi, 2005: 125). Kesantunan pragmatik merupakan kesantunan yang dituturkan secara tidak langsung. Jadi, apa yang diharapkan terjadi tidak sesuai dengan apa yang diungkapkan. Kesantunan pragmatik dibagi menjadi dua yaitu kesantunan pragmatik tuturan deklaratif dan tuturan interogatif. Kesantunan dengan

3 menggunakan tuturan deklaratif dapat dilakukan sebagai ekspresi kesantunan pragmatik suruhan, ajakan, permohonan, persilaan, dan larangan. Sedangkan kesantunan dengan menggunakan tuturan interogatif dapat dilakukan sebagai ekspresi dari kesantunan pragmatik perintah, ajakan, permohonan, persilaan, dan larangan. Segala bentuk interaksi sosial digambarkan dalam kehidupan bermasyarakat, penggambaran bentuk interaksi tersebut dapat kita lihat dalam layar kaca, khususnya film. Film merupakan suatu genre seni bercerita dengan menggunakan media audiovisual atau cerita yang disampaikan dengan menggunakan gambar bergerak dan didukung oleh suara atau audio (Zoebazary, 2010: 104). Film merupakan karya sastra yang divisualisasikan sehingga menjadi gambar hidup. Gambar hidup merupakan gambar yang bergerak dan membangun suatu cerita. Gambar hidup tersebut termasuk dalam menggambarkan kehidupan, khususnya kehidupan manusia. Penggambaran kisah suatu film dilakukan sutradara untuk menceritakan kisah masa lalu yang benar-benar terjadi, maupun kisah yang hanya fiktif belaka. Namun, kisah yang hanya fiktif belaka terkadang memiliki kesamaan cerita dari penontonnya. Berbagai film dengan berbagai genre dihasilkan oleh sineas muda Indonesia dan tak kalah saing dengan film-film yang terdapat di luar negeri, misalnya film yang bergenre drama sejarah, horor, laga, musikal, komedi, dan masih banyak lainnya. Penulis tertarik untuk menjadikan film sebagai objek kajian, karena dalam film menggambarkan kehidupan manusia sehari-hari dan dalam penceritaannya tidak terlepas dari dialog yang membangun suatu cerita. Dialog film merupakan tuturan kata-kata atau ucapan oleh pemeran/tokoh dalam suatu film. Dengan adanya

4 dialog, penonton dapat menginterpretasi cerita suatu film. Film sebagai seni yang dipertontonkan tidak hanya sebagai suatu tontonan melainkan suatu tuntunan. Dialog yang baik dengan didukung ekspresi yang tepat akan memudahkan penonton mengerti cerita suatu film. Berdasarkan definisi dialog film yang sudah dipaparkan, penulis tertarik meneliti dialog yang menaati maksim-maksim kesantunan. Kemudian penulis juga tertarik melakukan penelitian kesantunan bertutur secara linguistik dan secara pragmatik,. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek kajian penulis merupakan film Sang Kiai Karya Rako Prijanto yang berdurasi seratus tiga puluh enam menit. Film Sang Kiai merupakan film yang bergenre drama sejarah. Film Sang Kiai menceritakan kehidupan Hadratusy Syaikh K.H. Hasyim Asy ari, ulama besar tanah air sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU), dan beliau merupakan seorang pejuang kemerdekaan dari Jombang, Jawa Timur. Film ini mengisahkan tentang kependudukan Jepang yang ternyata tidak lebih baik dari Belanda. Film Sang Kiai menggambarkan tokoh dan perjuangan KH. Hasyim Asy ari di tengah umat pada periode 1942-1950. Film Sang Kiai merupakan Film Terbaik di ajang Festival Film Indonesia tahun 2013, selain itu Rako Prijanto juga menyabet gelar sutradara terbaik dalam film ini. Prestasi lainnya lagi yang diperoleh film ini adalah terpilihnya Adipati Dolken sebagai pemeran pendukung pria terbaik, kemudian M. Khikmawan Sentosa, M. Dohsan, dan Yusuf A. Pattawari sebagai penata suara terbaik untuk film ini. Film Sang Kiai juga menjadi perwakilan Indonesia di ajang Academy Awards 2014 kategori Film Berbahasa Asing Terbaik. Kajian mengenai kesantunan bertutur sebelumnya pernah dilakukan oleh Wini Arwila (2014) dengan judul skripsi Kesantunan Bertutur dalam Interaksi

5 Pembelajaran antara Guru dan Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 21 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013 dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, karena penelitian sebelumnya mengkaji kesantunan bertutur antara guru dan siswa ketika pembelajaran berlangsung, sedangkan kajian saat ini penulis lakukan pada Film Sang Kiai, dan mengimplikasikan kesantunan bertutur dalam Film Sang Kiai terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas XI. Kemudian, kajian sebelumnya dengan judul Ekspresi Maksim-Maksim Prinsip Sopan Santun dalam Dialog Film di Bawah Lindungan Ka bah Karya Hanny R. Saputra dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA dikaji oleh Siti Komsiyah pada tahun 2013. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Komsiyah meneliti ekspresi maksim-maksim kesantunan dalam Film Di Bawah Lindungan Ka Bah, sedangkan penelitian ini meneliti kesantunan bertutur yang meliputi kesantunan linguistik, kesantunan pragmatik, dan juga tuturan yang menaati maksim-maksim sopan santun dalam film Sang Kiai karya Rako Prijanto (2013) dan kemudian diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Gambaran film Sang Kiai yang mengisahkan semangat pemuda Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan melawan penjajah dengan spiritual keagamaannya dapat menjadi contoh untuk siswa yang merupakan generasi penerus bangsa untuk mencintai negaranya. Sopan santun dalam dialog film Sang Kiai yang ber-setting-

6 kan pesantren, serta ceritanya yang edukatif dan penuh inspiratif menjadikan penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap film ini. Kemudian, penulis mengimplikasikan kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Kiai pada silabus siswa SMA kelas XI. Di dalam silabus kelas XI, penulis merasa bahwa kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Kiai ini memiliki kaitan teoritis sehingga dapat menjadi referensi guru dalam membelajarkan bahasa Indonesia di dalam kelas. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengkaji lebih mendalam untuk melakukan penelitian dengan judul Kesantunan Bertutur Dialog Tokoh dalam Film Sang Kiai Karya Rako Prijanto dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, peneliti merumuskan masalah pada penelitian ini yaitu Bagaimanakah kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Kiai karya Rako Prijanto dan bagaimanakah implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Adapun rincian masalah tersebut adalah sebagai berikut. 1.2.1 Bagaimanakah tuturan yang menaati maksim-maksim kesantunan dalam dialog tokoh film Sang Kiai karya Rako Prijanto? 1.2.2 Bagaimanakah tuturan yang mengandung kesantunan linguistik dalam dialog tokoh film Sang Kiai karya Rako Prijanto? 1.2.3 Bagaimanakah tuturan yang mengandung kesantunan pragmatik dalam dialog tokoh film Sang Kiai karya Rako Prijanto?

7 1.2.4 Bagaimanakah implikasi kesantunan bertutur pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah mendeskripsikan kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang Kiai karya Rako Prijanto dan implikasinya pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Adapun rincian dari tujuan utama penelitian ini sebagai berikut. 1.3.1 Mendeskripsikan tuturan yang menaati maksim-maksim kesantunan dalam dialog tokoh film Sang Kiai karya Rako Prijanto. 1.3.2 Mendeskripsikan tuturan yang mengandung kesantunan linguistik dalam dialog tokoh film Sang Kiai karya Rako Prijanto. 1.3.3 Mendeskripsikan tuturan yang mengandung kesantunan pragmatik dalam dialoh tokoh film Sang Kiai karya Rako Prijanto. 1.3.4 Mendeskripsikan implikasi kesantunan bertutur pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara praktis dan teoritis. 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada ilmu bahasa khususnya dalam bidang pragmatik. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh bahasawan dalam melakukan tuturan, dengan

8 memperhatikan penggunaan maksim-maksim kesantunan dalam suatu tuturan serta kesantunan bertutur secara linguistik maupun secara pragmatik. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi yang sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan khususnya di bidang pragmatik dan diharapkan dapat membantu peneliti lain di dalam usahanya untuk menambah wawasan dan mengetahui hal-hal yang terungkap dalam kesantunan bertutur secara linguistik dan pragmatik, dan penggunaan maksim-maksim kesantunan. Selanjutnya bagi pendidik, agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam memahami kesantunan dalam tuturan dari sebuah film. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup sebagai berikut. 1. Sumber data penelitian ini adalah dialog tokoh dalam film Sang Kiai karya Rako Prijanto, yaitu tuturan yang mengandung maksim kesantunan serta kesantunan yang dilakukan secara linguistik maupun pragmatik, kemudian dikaji berdasarkan konteks yang dilakukan dalam setiap adegan tokoh dalam film Sang Kiai. 2. Kajian kesantunan bertutur meliputi kajian tuturan yang menaati maksimmaksim kesantunan yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Kemudian kajian kesantunan linguistik meliputi tuturan yang ditandai dengan ungkapan penanda kesantunan linguistik. Terakhir kajian kesantunan pragmatik yang di dituturkan secara deklaratif dan interogatif.