BAB II KAJIAN PUSTAKA. meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah cabang dari IPA yang secara khusus mempelajari tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

I. PENDAHULUAN. proses. Secara definisi, IPA sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. Standar kompetensi mata pelajaran IPA pada satuan pendidikan SD berisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

2015 PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai hak untuk memenuhi kebutuhannya

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. inovatif oleh pihak-pihak terkait, mulai dari tingkat pusat, daerah, maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah,

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarah Inayah, 2013

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),

II. TINJAUAN PUSTAKA. merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang diharapkan. Sadar pentingnya ketrampilan proses sains pada anak akan semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB I PENDAHULUAN. rendah dimana nilai siswa 50 sementara nilai yang diharapkan adalah 60 ke atas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari memiliki

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kumpulan elemen atau komponen yang saling terkait

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran materi IPA, seorang guru dan seorang siswa. diharapkan menyenangi materi ini, karena menyenangi mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. khusus berusaha untuk memantapkan penanaman nilai-nilai dari masyarakat.

BAB II KAJIAN TEORI. Pembelajaran merupakan proses komunikasi du arah, mengajar dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, kebanyakan siswa tidak diajarkan bagaimana untuk belajar

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

Bab II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Materi Pembelajaran IPA Untuk menanggapi kemajuan era global dan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kurikulum sains termasuk IPA terus disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Agar tidak tertinggal dan untuk terus menyelaraskan dengan perkembangan jaman maka kita dituntut untuk terus memajukan ilmu pengetahuan tersebut. Sehubungan dengan hal itu, sains memegang peran yang cukup signifikan dalam peningkatan kualitas sumber daya teknologi karena di dalamnya dipelajari berbagai sumber, asal, pemberdayaan serta pemanfaatan teknologi baik yang berasal dari alam maupun rekayasa manusia. 1. Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana obyeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun. Ilmu alam mempelajari aspek-aspek fisik & non manusia tentang Bumi dan alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni.

8 2. Fungsi IPA di Sekolah Dasar Dalam kehidupan sehari-hari IPA berfungsi sebagai media untuk menguasai konsep dan manfaat IPA serta memberikan bekal pengetahuan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 3. Tujuan Pembelajaran Adapun tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut : Untuk menekankan pemahaman tentang pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Untuk membangun imajinasi dan rasa ingin tahu siswa dan agar bisa bersikap positif menanggapi kemajuan sains dan teknologi. Untuk meningkatkan kompetensi siswa untuk menyelidiki alam sekitarnya, memecahkan masalah dan membuat kesimpulan. Ikut serta dalam memelihara dan menjaga lingkungan alam. 4. Ruang Lingkup Di tingkat sekolah dasar (SD), ruang lingkup mata pelajaran IPA meliputi beberapa aspek diantaranya: Pemahaman konsep dan penerapannya dalam kehidupan. Penyelidikan atau penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreatifitas, dan pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah sebagai kerja ilmiah. Pemahaman konsep dan penerapannya.

9 2.2 Hakikat Pemahaman dalam Pembelajaran 1. Pengertian Pemahaman Pemahaman bermakna mengerti atau mengetahui. Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia pemahaman berarti suatu proses perbuatan, cara memahami sesuatu agar mengerti benar atau mengetahui benar (depdikbud Balai Pustaka, 1989). Sedangkan dalam dunia pendidikan pemahaman bermakna kemampuan memahami arti sesuatu bahan pelajaran seperti menafsirkan, menjelaskan, meringkas atau menerangkan suatu pengertian (Ali. M, 1992). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan dalam mendapatkan jalan keluar terhadap suatu masalah. Oleh sebab itu seorang guru diharapkan membantu anak didiknya untuk bisa mengerti tentang ciri-ciri suatu obyek sehingga nantinya anak didik tersebut mampu menjelaskan tentang obyek yang dikenal atau diketahuinya. 2. Pentingnya Pemahaman dalam Pembelajaran Tujuan utama pembelajaran adalah keberhasilan yang maksimal pada peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan. Keberhasilan tersebut meliputi pemahaman materi pembelajaran yang pada umumnya diukur dengan nilai. Berhasil tidaknya seorang peserta didik dapat dilihat dari nilai yang diperolehnya setelah melalui tes atau uji coba. Suatu pembelajaran bisa dikatakan berhasil bilamana tujuan instruksionalnya berhasil dicapai, oleh karena itu untuk mengetahuinya guru perlu mengadakan tes yang diberikan di akhir pembelajaran. Penilaian keberhasilan itu sendiri didasarkan pada konsep 3 ranah, yakni kognitif, afektif dan psikomotorik dengan mengacu pada tujuan pembelajaran sebagai feed back bagi guru dalam perbaikan perencanaan selanjutnya.

10 3. Cara meningkatkan Pemahaman Usaha yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman pada anak didiknya tentang materi yang telah diajarkan diantaranya : Membuat rencana pembelajaran sesuai materi yang akan diberikan beserta tujuan instruksionalnya. Menggunakan metode yang sesuai dengan materi pembelajaran. Menciptakan suasana yang untuk memancing motifasi dan kreatifitas anak didik. Memberi motifasi pada siswa agar lebih aktif, kreatif dan lebih rajin belajar. Memberi kesimpulan dan evaluasi secara garis besar tentang materi yang telah diajarkan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. 2.3 Pembelajaran Aktif dan Inovatif 1. Strategi Pembelajaran Dalam proses balajar mengajar tentunya ada tujuan yang harus dicapai. Oleh sebab itu, untuk pencapaian tujuan tersebut kita perlu menyampaikan materi yang terdiri dari berbagai konsep tepat pada sasaran yakni membuat siswa mengerti dan paham betul tentang apa yang mereka dapatkan. Sehubungan dengan hal itu diperlukan pula suatu pendekatan dan strategi tertentu. Pendekatan yang dimaksud diantaranya seperti pemecahan masalah, latihan soal, praktik, hafalan dan mungkin dengan pendekatan yang lainnya. Andi Hakim Nasution menuturkan bahwa dalam suatu pengajaran yang berkaitan dengan suatu materi kurikulum tertentu prinsip keterlaksanaan dipenggaruhi oleh

11 empat komponen pokok yaitu pembawa materi, penyaji materi, pendekatan dan penerima materi ( 1988 : 243 ). Pengaturan materi kurikulum tersebut dinamakan strategi belajar mengajar. 2. Media pembelajaran Media pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang bertujuan untuk membantu keberhasilan proses pembelajaran. Dick dan Carey mengungkapkan bahwa pemilihan media pembelajaran berdasarkan pada empat faktor yakni ketersediaan sumber setempat; adanya dana, tenaga dan fasilitas; kepraktisan, keluwesan, dan ketahanan; serta efektifitas biaya dalam waktu lama ( 1978). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemilihan media juga harus memperhatikan kemampuan pengadaan media yakni berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan dan waktu yang harus dihabiskan dengan media ynag sedang digunakan. Oleh sebab itu pemilihan media hendaknya disesuaikan dengan tujuan, kemampuan, kepraktisan, ketepatgunaan dan kefektifan waktu yang digunakan. Pengertian Media Pembelajaran : Media Gambar Media adalah suatu cara atau alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Demikian pula media gambar. Media gambar adalah media visual diam yang berupa gambar cetak diam yang pembuatannya melalui proses pencetakan yang bertujuan membantu memperjelas objek materi yang dibahas dalam pembelajaran.

12 Media gambar menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol atau gambar grafis yang biasa digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang. Gagne mengungkapkan bahwa media yang berupa berbagai jenis komponen dalam lingkungan pendidikan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (AECT, 1977). Berikut ini adalah saran-saran yang dapat digunakan guru untuk mengarah pada prosedur pembelajaran yang terarah yang dapat membantu mengoptimalkan siswa dalam belajar : 1. Siapkan semua strategi, metode dan peralatan yang akan digunakan di dalam ruang kelas sebelum memulai pembelajaran. 2. Buatlah formasi letak tempat duduk siswa sesuai dengan kompetensi siswa. Kemudian manfaatkan pertemuan pertama dengan siswa untuk perkenalan atau pembukaan atas materi yang akan dibahas. Secara spesifik tunjukkan cara-cara belajar IPA yang baik, kemudian buatlah kesepakatan terkait aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh peserta didik, misal siswa yang tidak mengerjakan diberi sangsi. 3. Mulailah proses belajar mengajar dengan materi yang ringan tetapi menantang yang dapat merangsang siswa turut aktif berfikir. Kemudian masuk pada materi yang akan kita ajarkan dengan senantiasa melibatkan

13 siswa dalam proses belajar mengajar. Misalkan senantiasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang kita ajarkan. 4. Selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu serta dengan salam yang menghangatkan, yaitu salam penuh kasih dan hormat. 5. Pada saat membuka pelajaran hendaknya mengulas sejenak materi sebelumnya agar siswa senantiasa ingat tentang materi tersebut. Dan isilah proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang relevan serta menjelaskan materi sejelas mungkin hingga anak didik betul-betul paham. 6. Ajaklah anak didik untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran misalnya dengan cara meminta siswa untuk menyebutkan contoh-contoh sumber daya alam yang bisa dinikmati manusia. 7. Sebelum menutup pelajaran berilah kesimpulan secara garis besar terhadap materi yang telah dibahas. 3. Prosedur Pembelajaran Aktif Proses pembelajaran di kelas dapat dipandang sebagai tiga bagian kegiatan yang terurut, yaitu: a. Prosedur Mengaktifkan Siswa Belajar IPA Pada Awal Pembelajaran Dimensi pertama dalam peristiwa belajar IPA adalah membangun sikap dan persepsi positif terhadap belajar dan IPA sebagai obyek belajar. Kesiapan mental untuk terlibat dalam pembelajaran mutlak dicapai dalam mengaktifkan siswa belajar IPA, hal yang harus dilakukan guru pada awal pembelajaran adalah membangunkan minat, membangunkan rasa ingin tahu, dan merangsang siswa untuk berfikir. Bila minat siswa, rasa ingin tahu siswa telah bangkit, serta siswa

14 telah terangsang untuk berfikir ini berarti siswa telah siap secara mental untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran IPA, dan bila terjadi sebaliknya berarti secara mental siswa belum siap terlibat dalam pembelajaran. Menurut Silberman (2006:100-102), mengawali kegiatan pembelajaran aktif dengan prosedur sebagai berikut: 1. Tentukan rentang waktu yang pasti untuk kegiatan awal pembelajaran. 2. Ucapkan salam pembuka yang menghangatkan siswa. 3. Sediakan daftar pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran. Seperti materi IPA, misalnya: 1. Kata-kata untuk didefinisikan, 2. Soal-soal sederhana dari materi yang dibahas, 3. Pertanyaan tentang aplikasi IPA sederhana dalam kehidupan sehari-hari. b. Prosedur Mengaktifkan Siswa Belajar IPA Pada Inti Pembelajaran Telah dikemukakan di atas bahwa pendidikan IPA di segala jenjang dimaksudkan untuk membangun pengetahuan, keterampilan dan sikap terkait dengan pengetahuan alam sekitar. Pembelajaran aktif dalam pendidikan IPA dapat berlangsung dalam proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif). Kondisi ini terjadi jika siswa dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang secara harus mendesak mereka untuk berfikir, bekerja, dan merasakan. Berdasarkan pendapat di atas, upaya yang harus dilakukan guru untuk mengaktifkan siswa belajar IPA adalah:

15 1. Mengkondisikan situasi belajar IPA menjadi kegiatan siswa mengupayakan pemecahan masalah atau mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, baik masalah atau pertanyaan yang diajukan guru maupun siswa; 2. Mendorong ketertarikan siswa untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan melalui pemecahan masalah atau mencari jawaban atas pertanyaan; 3. Mendesak siswa secara halus untuk bergerak mengkaji atau menilai suatu jawaban pertanyaan, suatu pendapat (gagasan), atau suatu penyelesaian masalah. Guru dapat menggunakan berbagai strategi dengan berbagai teknik untuk membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan inti yakni dengan mengamati penggunaan media realita dan juga merangsanag mereka untuk berpikir aktif dengan melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berikut ini adalah strategi yang dapat digunakan guru untuk membuat siswa aktif belajar dalam materi sumber daya alam : 1. Menstimulir rasa ingin tahu siswa Prosedur : 1. Ajukan pertanyaan atau masalah yang kompleks (sukar) atau yang mempunyai beberapa kemungkinan jawaban untuk menstimulasi keingintahuan siswa tentang materi yang akan diajarkan. 2. Pertanyaan yang disajikan haruslah merupakan pertanyaan yang menurut guru ada beberapa siswa yang mengetahui jawabannya atau bagian dari jawaban. Pertanyaan dapat berupa pertanyaan sehari-hari, cara melakukan sesuatu, definisi, cara kerja (prosedur).

16 3. Doronglah siswa untuk berfikir, membuat skema atau diagram, dan membuat dugaan umum yakni denagn menggunakan frase seperti coba tebak atau coba jawab, coba sebutkan. 4. Sebagai variasi, buatlah siswa berpasangan dan membuat dugaan secara kolektif. 5. Gunakan pertanyaan itu untuk mengarahkan siswa kepada apa yang hendak diajarkan. Anda perlu memastikan bahwa siswa lebih menaruh perhatian terhadap pelajaran dibanding biasanya. 2. Menstimulir siswa untuk belajar mandiri Prosedur : 1. Bagikan kepada siswa bahan ajar, disertai beberapa pertanyaan atau masalah yang berurutan dari yang sederhana sampai yang kompleks. 2. Perintahkan siswa untuk mempelajari bahan ajar secara mandiri atau berpasangan. 3. Perintahkan siswa untuk menggaris bawahi pada materi yang belum mereka pahami. Anjurkan untuk menggaris bawahi kata-kata tentang materi tersebut sebanyak mungkin, misal sumber daya alam ; benda yang terbuat dari kayu dan lain sebagainya. 4. Perintahkan siswa untuk mengemukakan pertanyaan secara tertulis, misalnya dengan membuat pertanyaan tentang frase atau kata yang mereka garis bawahi diantaranya : a. apakah sumber daya alam? b. apakah contoh benda yang terbuat dari kayu? c. apa saja SDA dari logam? dan seterusnya.

17 5. Berikan penjelasan sebagai sarana pemantapan dari jawaban atas pertanyaan siswa. 6. Perintahkan siswa menyelesaikan masalah dalam bahan ajar secara mandiri atau berpasangan. 7. Perintahkan siswa untuk mengemukakan jawaban masalah. Berikan kesempatan siswa lain memberikan komentar atau mengemukakan kemungkinan jawaban lain. 8. Berikan pemantapan jawaban atas pertanyaaan tersebut. c. Prosedur Mengaktifkan Siswa Belajar IPA Pada Kegiatan Penutup Pembelajaran Pada kegiatan menutup pembelajaran dapat dimanfaatkan guru untuk: 1. memotivasi siswa untuk mempelajari ulang bahan ajar dan atau menyelesaikan tugas rumah secara mandiri atau kelompok, 2. menyimpulkan secara garis besar materi yang telah dibahas, 3. memberikan informasi bahan ajar untuk pertemuan berikutnya, 4. mendapatkan penilaian dari siswa guna perbaikan proses pembelajaran, 5. memberikan salam penutup. Cara yang baik untuk membelajarkan membuat ikhtisar bahan ajar adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat ikhtisar dan menyajikan ikhtisar kepada siswa lain. contohya, sebagai berikut: a. Apa judul materi yang baru saja dipelajari? b. Tuliskan definisi atau kesimpulan yang baru saja dipelajari secara terurut!

18 2.4 Kerangka Pemikiran Dengan menggunakan media gambar dan realita maka seorang siswa akan selalu mengingat materi yang telah mereka terima dalam pembelajaran karena pembelajaran yang menyenangkan, sehingga dengan cara ini materi yang dibahas akan selalu berkesan dalam pemikirannya dan konsep yang harus dikuasai siswa akan mudah diterimanya hal ini sesuai dengan prinsip learning by seeing the actual object/ media gambar, yang menyatakan bahwa pembelajaran akan cepat dikuasai siswa dengan siswa tersebut ikut melihat atau mengamati media yang relevan dengan materi dalam pembelajaran. 2.5 Hipotesis Tindakan Dalam berbagai model penelitian untuk menemukan kebenaran ilmiah, memakai hipotesis, yaitu penelitian analisis verifikatif, namun ada pula yang non hipotesis, seperti penelitian deskriptif, yang terdiri dari deskriptif developmental dan deskriptif eksploratif dan lain-lain. Dari uraian pada kajian teori yang telah dipaparkan maka dapat disusun hipotesis tindakan sebagai berikut: 1. Ada peningkatan aktifitas dan prestasi belajar siswa melalui media gambar terhadap pelajaran IPA materi sumber daya alam pada siswa kelas IV SDN 2 Kemiling Permai Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung tahun pelajaran 2012 / 2013

19 2. Penggunaan media gambar berdampak positif dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mata pelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam bagi siswa kelas IV SDN 2 Kemiling Permai Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung?