BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Mengkonsumsi tablet Fe sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu penentu kualitas sumber daya manusia adalah gizi seimbang. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

ABSTRAK. x + 70 halaman, 6 tabel, 7 diagram, 2 gambar, 8 lampiran

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan dengan 4 item jawaban. Berikan tanda (X ) pada salah satu jawaban yang paling benar.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan terdepan. Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama mengenai gizi yang terjadi di Indonesia antara lain yaitu

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) wanita dengan usia tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

Jangan buang waktu, tenaga dan biaya anda sia-sia. Solusi mencari KTI Kebidanan tercepat dan terlengkap di internet hanya di

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

HUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang. Masalah kesehatan yang dihadapi negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terdapat ibu hamil merupakan perdisposis anemia difisiensi di Indonesia. 1 Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor, di samping faktor sektor kesehatan sepert pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lain. Status derajat kesehatan masyarakat tercermin melalui angka morbiditas, mortalitas dan status gizi. 2 Masalah-masalah kesehatan yang dihadapi bangsa indonesia pada sekarang ini adalah masih tingginya angka kematian ibu, penyakit infeksi, penyakit degeneratif dan masalah gizi. Empat masalah gizi utama di indonesia yang belum teratasi, salah satunya adalah anemia. Anemia masih merupakan masalah pada wanita indonesia sebagai akibat kekurangan zat besi dan asam folat dalam tubuh. Masalah yang rawan kekurangan zat besi adalah pada ibu hamil. 3 1

2 Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 dilaporkan sebesar 50,5%. Ibu hamil yang mengalami anemia memiliki risiko kematian hingga 3,6 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami anemia. Anemia juga memiliki kontribusi yang tinggi terhadap kematian di Indonesia dengan persentase mencapai 50-70%. Selain itu, ibu hamil yang menderita anemia dapat berdampak terhadap janin, seperti bayi lahir prematur, risiko bayi berat lahir rendah (BBLR), kelainan janin, serta meningkatnya risiko gawat janin. Kegiatan suplementasi besi merupakan penanggulangan anemia yang paling banyak dilakukan, di samping upaya lain seperti fortifikasi bahan makanan dengan zat besi dan pendidikan gizi lewat strategi komunikasi, informasi, dan edukasi. 4 Upaya pemerintah dalam mengatasi anemia defisiensi besi ibu hamil yaitu terfokus pada pemberian tablet tambahan darah (Fe) pada ibu hamil. Departemen Kesehatan masih terus melaksanakan progam penanggulangan anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan membagikan tablet besi atau tablet tambah darah kepada ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. Suplemen besi folat lebih dikenal sebagai Tablet Tambah Darah (TTD). Berdasarkan Depkes (2007), cakupan pemberian TTD sudah mencapai angka 92,2%, namun ternyata prevalensi anemia masih cukup tinggi. Penyebab utama ketidakberhasilan kegiatan tersebut adalah rendahnya kepatuhan populasi target dalam konsumsi TTD. Kurangnya kepatuhan konsumsi TTD disebabkan oleh berbagai persepsi masyarakat mengenai rasa dan efek samping dari konsumsi TTD. Prevalensi anemia besi ibu hamil yang tinggi dapat disebabkan oleh tingkat kepatuhan minum tablet besi yang rendah. Frekuensi

3 minum dan jumlah tablet Fe merupakan faktor dari pasien yang mempengaruhi tingkat kepatuhan. Hasil survei kesehatan nasional (Surkesnas) tahun 2004 menunjukkan bahwa kepatuhan minum pil besi makin tinggi seiring dengan makin tingginya pemeriksaan ANC dan meningkatnya sosial ekonomi rumah tangga. 2,5,4 Penanggulangan anemia gizi merupakan salah satu kegiatan pokok pada program UPGK (Upaya Perbaikan Gizi Keluarga) yakni dengan memberikan tablet besi kepada kelompok sasaran (ibu hamil). Pencapaian cakupan distribusi tablet besi Propinsi Sumbar tahun 2009 (78,3 %). Untuk tahun 2010 target cakupan untuk Propinsi Sumbar adalah sebesar 95 %. Namun pencapaian cakupan tablet besi hanya sebesar 77,7 %. Pencapaian tertinggi pada kota Padang Panjang (101,9 %) dan terendah pada Kab. Mentawai (51,6 %). Sedangakan kota Solok menempati peringkat kedua yaitu (97,4 %). 6 Taylor (1991) seperti yang dikutip Bart (1994) mengatakan ketidakpatuhan sebagai suatu masalah medis yang berat. Derajat ketidakpatuhan bervariasi sesuai dengan apakah pengobatan tersebut kuratif atau preventif, jangka panjang atau jangka pendek. Sackeet dan Snow (1976) menemukan bahwa kepatuhan terhadap sepuluh hari jadwal pengobatan sejumlah 70-80% dengan tujuan pengobatan adalah mengobati, dan 60-70% dengan tujuan pengobatannya adalah pencegahan. Kegagalan untuk mengikuti program pengobatan jangka panjang, yang bukan dalam kondisi akut, dimana derajat ketidakpatuhannya ratarata 50% dan derajat tersebut bertambah buruk sesuai waktu. 7 Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Solok 2011, persentase ibu yang mendapatkan tablet Fe1 cukup tinggi, diantaranya: di puskesmas Tanah

4 Garam 96,58%, di Puskesmas Karambia Tabu Kampai (KTK) 96,46%, di Puskesmas Tanjung Paku 97,98%, di Puskesmas Nan Balimo 92,12%. Sedangkan persentase ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe3 adalah: di Puskesmas Tanah Garam 106,61%, Puskesmas Karambia Tabu Kampai (KTK) 93,89%, Puskesmas Tanjung Paku 94,55%, Puskesmas Nan Balimo 79,39%. Dilihat dari data bahwa distribusi tablet Fe cukup tinggi. Meskipun cakupan tinggi, namun bertentangan dengan keadaan di lapangan. Angka anemia masih tinggi. Berikut data ibu hamil yang anemia : di puskesmas Tanah Garam terdapat 55% ibu hamil yang anemia. Sedangkan di Puskesmas Karambia Tabu Kampai (KTK) 12%, Puskesmas Tanjung Paku 22% orang dan Puskesmas Nan Balimo 11%. Dari Puskesmas yang ada di Kota Solok, Puskesmas Tanah Garam merupakan Puskesmas yang tingkat prevalensi anemianya tinggi yaitu dari 290 ibu hamil yang diperiksa Hb, terdapat 192 ibu hamil yang mengalami anemia. Berarti, jumlah ibu yang anemia adalah 66,2 % dari jumlah ibu yang hamil yang diperiksa Hb nya. 8,9 Penelitian Sudiyati (2008), dari 20 orang ibu hamil yang mendapat tablet besi untuk satu bulan (30 tablet) setelah diwawancarai, hasilnya adalah 10 orang tidak menghabiskan tablet besi dan hanya meminum kurang dari atau sama dengan 20 tablet, 5 orang meminum antara 20-25 tablet, 5 orang meminum 25-30 tablet. Alasan tidak menghabiskan tablet besi antara lain: lupa, tidak ada anggota keluarga yang mengingatkan, tidak tahu manfaat tablet besi, merasa tidak memerlukan vitamin lagi karena sehat, takut bayinya lahir terlalu besar, tidak diberitahu oleh petugas kesehatan akan pentingnya tablet besi, mual setelah minum tablet besi, BAB jadi berwarna hitam. 10

5 Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok tahun 2012 1.2 Perumusan Masalah Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan, sikap, peran petugas kesehatan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok tahun 2012? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok tahun 2012. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Diketahui distribusi frekuensi Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi 1.3.2.2 Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu hamil tentang tablet zat besi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok tahun 2012. 1.3.2.3 Diketahui distribusi frekuensi sikap ibu hamil tentang konsumsi tablet zat besi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok tahun 2012.

6 1.3.2.4 Diketahui distribusi frekuensi peran petugas kesehatan pada ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok tahun 2012. 1.3.2.5 Diketahui distribusi frekuensi dukungan keluarga ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok tahun 2012. 1.3.2.6 Diketahuinya hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet Zat Besi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok tahun 2012. 1.3.2.7 Diketahuinya hubungan sikap dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet Zat Besi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok tahun 2012. 1.3.2.8 Diketahuinya hubungan peran petugas dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet Zat Besi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok tahun 2012. 1.3.2.9 Diketahuinya hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi Tablet Zat Besi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam Kota Solok tahun 2012.

7 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi ibu hamil Dapat menambah pengetahuan ibu mengenai pentingnya mengkonsumsi suplemen tablet zat besi secara teratur sesuai anjuran petugas kesehatan dalam rangka pencegahan kejadian anemia ibu hamil. 1.4.2 Bagi Petugas Puskesmas Khusus pengelola program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memberikan masukan materi dalam penyusunan perencanaan program penanggulangan masalah anemia ibu hamil dimasa yang akan datang agar lebih efisien dan efektif serta tepat sasaran sesuai dengan penyebabnya. 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Dapat memberikan informasi mengenai kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi. 1.4.4 Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang kesehatan masyarakat sehingga dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang di dapat selama di bangku perkuliahan.