BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam Mata Pelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Simpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang wajib dilaksanakan dari jenjang sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia selalu ditandai dengan proses belajar. Proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kemampuan

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nadia Keti Dwiguna, 2013

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Secara tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia yang didalamnya terdapat

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB 1 PENDAHULUAN. ide, gagasan, pengalaman, dan pendapat dalam bentuk tulisan. Kegiatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB II KAJIAN TEORITIS Kedudukan Pembelajaran Menyimpulkan Isi Bacaan dalam KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan gambar seri merupakan salah satu standar kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan pernyataan Nurgiantoro (Ambarita, 2008: 39) bahwa, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi. Ketika seseorang ingin

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) khususnya pada aspek menulis adalah siswa harus mampu mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk karangan (naratif, deskriptif, ekspositif) (Depdiknas, 2007: 9). Berdasarkan standar kompetensi tersebut, kompetensi menulis dijabarkan menjadi beberapa Kompetensi Dasar (KD), yaitu (1) menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk karangan naratif; (2) menulis hasil observasi dalam bentuk karangan deskriptif; (3) menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf ekspositif (Depdiknas, 2007: 5-9). Menulis merupakan salah satu dari pokok bahasan Bahasa Indonesia, yang bertujuan memberikan bekal keterampilan dan kemampuan kepada siswa untuk mengomunikasikan ide atau pesan. Selanjutnya, menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno, 2008:13). Hal itu berarti menulis adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, ide, dan informasi dalam bentuk bahasa tulis. Kegiatan menulis tersebut memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi dan pesan secara lisan maupun tulisan) dan berpikir, serta menyalurkan kreativitas

dalam mengungkapkan ide, gagasan serta pesan dalam bentuk bahasa tulis. Selanjutnya menurut Supriyadi dkk (2002:225), menulis itu memiliki tujuan artistik (nilai keindahan), tujuan informatif, yaitu memberi informasi kepada pembaca, dan tujuan persuasif, yakni mendorong atau menarik perhatian pembaca agar mau menerima informasi yang disampaikan oleh penulis. Salah satu tujuan menulis adalah memberikan informasi yang sebenarnya berdasarkan urutan waktu tertentu. Berdasarkan tujuan menulis tersebut, maka salah satu karangan yang menginformasikan pesan sesuai kejadian yang sebenarnya dengan kronologi waktudisebut dengan narasi. Narasi adalah karangan atau tulisan yang secara khusus menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan atau tindakan yang terjadidalam suatu rangkaian waktu. Sementara menurut Semi (2007:103), narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, urutan, langkah, atau rangkaian terjadinya suatu hal. Wibowo (2001:59) narasi adalah bentuk tulisan yang menggarisbawahi aspek penceritaan atas suatu rangkaian peristiwa yang dikaitkan dengan kurun waktu tertentu, baik secara objektif maupun imajinatif. Menulis narasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu, narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris adalah narasi yang menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa. (Keraf, 2010:136). Artinya, bahwa narasi ekspositoris merupakan suatu narasi yang hanya mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa yang telah ada.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMA Kampus FKIP UHN Pematangsiantar untuk ketuntasan secara klasikal pada materi menulis belum tercapai. Hal ini dibuktikan dengan belum mencapai KKM. Hasil tes yang dilakukan oleh guru diperoleh data ketuntasan sebagai berikut : Tahun Pelajaran 2015/2016 Tabel 1 Nilai Ujian Kelas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas X SMA Kampus FKIP UHN Pematangsiantar Materi Nilai Ratarata Nilai Terendah Karangan Narasi 55,8 50,1 70,8 Karangan Eksposisi 72,4 60,8 83,6 Karangan Deskriptif Nilai Tertinggi 75,8 67,5 88,4 Data tersebut menunjukkan bahwa siswa belum mampu untuk menulis karangan narasi secara khusus karangan narasi ekspositoris. Menurut pengamatan peneliti hal yang paling urgen menjadi faktor penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa di kelas X SMA Kampus FKIP UHN Pematangsiantar antara lain (1) Guru pada umumnya hanya menerangkan hal-hal yang berkenaan dengan teori menulis, (2) Guru jarang melakukan latihan menulis sehingga siswa tidak terbiasa untuk menuangkan gagasannya, (3)Guru kurang memanfaatkan penggunaan media pada saat pemberian tugas menulis (4) Model pembelajaran guru tidak tepat, (5) Gurukurang memberikan bimbingan pada saat penulisan karangan, (6) Guru kurangmemfasilitasi siswa dalam menuangkan kreativitas dan ide ke dalam tulisan, (7) Guru kurang optimal dalam memotivasi siswa dalam menulis, dan (8) Kosakata yang dimiliki siswa masih rendah sehingga siswa tidak mampu menuangkan gagsannya dalam bentuk karangan.

Hal senada juga diutarakan oleh pendapat Yayan E. (http://www.pikiranrakyat. com/cetak/ 2006/1205/23/1104.htm, diakses 23 Juni) yang menyatakan bahwa saat ini keterampilan berbahasa siswa khususnyaketerampilan menulis masih memprihatinkan. Hal ini dibuktikan dengan masihbanyaknya hasil karya tulis siswa dengan penggunaan kosakata yang kurang tepat,kurang kreatif, dan sulit dipahami. Hal yang sama tampak pada penelitian Darminto (2010:1) yang menyatakan bahwa kemampuan menulis karangan narasi siswa masih rendah karena kurang menguasai kosakata dan kalimat efektif. Hasil tes yang diadakan untuk menulis karangan narasi diperoleh data ketuntasan yakni kelas VA=56%, kelas VB=72%. Data ini membuktikan bahwa ketuntasan belajar secara klasikal untuk KKM 75 dan persentasi 85% belum tercapai. Untuk dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa maka peneliti mencoba mencari beberapa solusinyayakni dengan mengubah metodepembelajaran dan memberikan latihan menulis secara maksimal agar kosakata siswa dapat meningkat. Dalam hal ini peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran brainstormingdengan memanfaatkan media gambar. Sejalan dengan penelitian Dedi Kurniawan (2012) dengan judul Penerapan MetodeBrainstorming Melalui Pengajaran Remedial Untuk Meningkatkan Keaktifan danhasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Di Kelas IV SD Negeri 35 KotaBengkulu. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan metodebrainstorming hasil belajar siswa meningkat. Hal ini

dibuktikan dengan data yang menunjukkan nilai rata-ratasiswa sebelum penelitian yaitu 5,7. Setelah menerapkan metode brainstormingnilai rata-rata siswa menjadi 5,86 pada siklus I dan meningkat menjadi 7,01 padasiklus II. Brainstorming adalah metode pembelajaran dengan bentuk diskusi dalam rangkamenghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semuapeserta. Berbeda dengan diskusi, yang mana gagasan dari seseorang ditanggapi(didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh pesera lain, padapenggunaan metode curah pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. Metode pembelajaran brainstorming merupakan suatu cara mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, yaitu dengan melontarkan suatu masalah atau topik di kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73). Padahakikatnya, kegiatan pembelajaran adalah suatu proses komunikasi. Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. Agar tidak terjadi kesalahan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media, khususnya media gambar. Menurut Gerlach & Ely dalam Azhar (2013: 3) Media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Media gambar merupakan

salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan menulis, siswa dituntut untuk mengembangkan penalarannya mengenai gambar tersebut. Peranan media sangatlah penting, yaitu sebagai alat bantu atau sarana yang dapat digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Memanfaatkan media gambar membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman yang berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak yaitu dengan menyajikan warnawarna yang sesuai dengan kesenangan dan perkembangan mereka sehingga memicu berpikir secara konkret, yaitu anak yang berusia 7-12 tahun. Dimana anak usia SD berada pada tahapan operasional konkret (konkreto prerasional), dengan karakteristik yang pertama adalah senang bermain, karakteristik yangkedua adalah senang bergerak, karakteristik yang ketiga adalah anak senang bekerja dalam kelompok, dan karakteristik yang keempat adalah senang merasakan/memperagakan sesuatu secara langsung (Sumantri, 2006: 63-64). Sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kemampuan menulis meningkatdilakukan oleh Joko Purnomo (2009) dengan judul penelitian Penerapan MetodeInkuiri Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa DenganMenggunakan Media Gambar Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IVSekolah Dasar Negeri 17 Kota Bengkulu. Penelitian menunjukkan bahwa denganmenggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Halini menunjukkan nilai rata-rata siswa sebelum penelitian yaitu 5,8. Setelahmenggunakan media gambar nilai rata-rata siswa menjadi 6,6 pada siklus I danmeningkat menjadi 8,3 pada siklus II.

Penggunaan media gambar merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam bentuk tulisan. Serta didukung juga dengan metode pembelajaran brainstorming yang membantu siswa untuk dapat menuangkan gagasan serta ide secara langsung tanpa adanya tanggapan. Penggunaan metode pembelajaran dan pemanfaatan media bukanlah masalah tunggal dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa.penguasaan kosakata sebagai salah satu unsur bahasa yang memegang peranan penting dalam kegiatan menulis. Penguasaan kosakata adalah kemampuan atau kemahiran memahami perbendaharaan kata-kata yang dimiliki seseorang baik secara bentuk, isi, serta dalam penggunaannya terhadap bahasa. Melalui kata-kata, kita dapat mengekspresikan pikiran, gagasan, sertaperasaan terhadap orang lain. Hal ini diperkuat dengan pendapat Tarigan (1985:2) mengatakan bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang jelas bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki, siswa akan dengan mudah untuk menulis. Siswa yang mempunyai kosakata yang banyak akan lebih mudah menuangkan idenya dalam bentuk tulisan dibandingkan dengan siswa yang kosakatanya sedikit. Penguasaan kosakata siswa pada umumnya setiap tahun harus meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Bintz (2011:45) mengidentifikasi bahwa Children learn vocabulary at the rate of approximately 2.000 to 4.000 words at year or an average rate of seven words at day. Siswa belajar kosakata sekitar 2.000 sampai 4.000 kata per tahun atau tingkat rata-rata tujuh kata per hari.

Berdasarkan teori Bitz tersebut guru dituntut dapat meningkatkan penguasaan kosakata siswa agar siswa mampu memahami kosakata yang baik. Menulis merupakan salah satu cara untuk meningkatkan penguasaan kosakata. Dengan terbiasa menulis maka siswa terlatih untuk mengembangkan tulisannya dengan memberikan pihan kata yang relevan dengan topik tulisan. Sebaliknya, keberhasilan penguasaan kosakata yang banyak dapat mengembangkan pola pikir siswa menjadi kritis, kreatif, mampu menuangkan ide, ataupun gagasannya baik secara tertulis maupun secara lisan. Hal ini sejalan dengan penelitian Yuni (2010 : 1) yang dilakukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Pura Kabupaten Langkat menyatakanmasih banyak siswa yang kurang mampu menulis sebuah karya sastra yang baik misalnya dalam menulis naskah drama. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya penguasaan kosakata atau perbendaharaan kata sehingga siswa tidak mampu menciptakan sebuah drama yang baik. Hasil Penelitian Yuni juga menyatakan bahwa penguasaan kosakatasiswa masih kurang sehingga tidak mampu menulis karangan narasi. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Metode Brainstorming Melalui Media Gambar Dan Penguasaan Kosakata Terhadap Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Siswa Kelas X SMA Kampus FKIP UHN Pematangsiantar T.A 2015/2016.

B. Identifikasi Masalah Peneliti mengidentifikasi beberapa persoalan yang terkait dengan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris. Pada penelitian ini permasalahan yang diidentifikasi yakni : 1. Kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa masih rendah.. 2. Metode pembelajaran guru tidak tepat dalam mengajarkan materi menulis karangan narasi ekspositoris. 3. Guru masih sering menerapkan metode konvensional dalam pembelajaran menulis 4. Guru masih kurang dalam memanfaatkan penggunaan media pada saat mengajarkan materi menulis. 5. Penguasaan kosakata siswa masih rendah. C. Pembatasan Masalah Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan siswa dalam menuliskarangan narasi. Namun pada penelitian ini tidak semua masalah yang ada pada identifikasi masalah di atas dijadikan sebagai bahan penelitian karena keterbatasan dana (ekonomi), waktu, yang dimiliki oleh peneliti. Maka pembatasan masalah pada penelitian ini yaitu : (1) Karangan narasi ekspositoris adalah rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar dengan memperhatikan tahap-tahap kejadian yang disajikan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas

pengetahuan atau pengertian pembaca, tidak peduli apakah disampaikan secara tertulis atau secara lisan. (2) Metode pembelajaran pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode brainstorming dengan media gambar dan metode konvensional yang diimplementasikan pada siswa kelas X SMA Kampus FKIP UHN Pematangsiantar. (3) Penguasaan kosakata dalam hal ini adalah penguasaan makna ungkapan atau idiom, sinonim, antonim, denotasi, dan konotasi. D. Rumusan Masalah Masalah perlu dirumuskan dengan jelas dan lengkap dalam ruang lingkupnya agar sesuai dengan tujuan penelitian. Mengenai rumusan masalah ini, Arikunto (2010:22) menyatakan bahwa, Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi, dan dengan apa. Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa yang diajarkan dengan metode brainstorming berdasarkan media gambar lebih tinggi daripada kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa yang diajarkan dengan metode konvensional? 2. Apakah kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa yang memiliki kosakata tinggi lebih tinggi daripada kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa yang memiliki kosakata rendah?

3. Apakah terdapatinteraksi antara metode pembelajaran dengan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa? E. Tujuan Penelitian Dalam suatu wacana penelitan harus ada tujuan yang diharapkan.dengan adanya tujuan tertentu, maka kegiatan yang dilakukan dapat terarah dan dapat dilaksanakan secara efektif. Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa yang diajarkan dengan metode brainstorming berdasarkan media gambar lebih tinggi daripada kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. 2. Kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa yang memiliki kosakata tinggi lebih tinggi daripada kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa yang memiliki penguasaan kosakata rendah. 3. Interaksi antara metode pembelajaran dan penguasaan kosakata terhadap kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa. F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian, diharapkan hasil penelitian tersebut memiliki manfaat. Demikian juga halnya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi dunia pendidikan. Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Secara Teoretis a. Sebagai bahan referensi tentangmetode brainstorming dan penguasaan kosakata dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa. b. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan tentang menulis karangan narasi ekspositoris dan kosakata serta dapat mengembangkan teori pembelajaran menulis menggunakan metode brainstorming. c. Sebagai kerangka acuan bagi peneliti yang relevan dimasa yang akan datang. 2. Manfaat Secara Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, siswa, dan peneliti. a. Bagi Guru 1. Memberikan solusi dalam perbaikan pembelajaran untuk mengaktifkan siswa belajar menulis karangan narasi ekspositoris. 2. Sebagai wahana memperoleh informasi tentang upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi ekspositoris. b. Bagi Siswa 1. Memberikan nuansa baru dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya belajar menulis karangan narasi ekspositoris.

2. Adanya perbaikan kualitas pembelajaran. Siswa merasakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan. c. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai penggunaan metode brainstorming, penguasaan kosakata dan pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris.