LAPORAN PRARANCANGAN PABRIK ASAM SULFAT DARI SULFUR DAN UDARA DENGAN PROSES KONTAK KAPASITAS TON PER TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
Sulfur dan Asam Sulfat

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK DIKLOROBUTANA DARI TETRAHIDROFURAN KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

PRARANCANGAN PABRIK ASAM SULFAT DENGAN PROSES KONTAK ABSORPSI GANDA KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

Prarancangan Pabrik Sodium Dodecyllbenzene Sulphonate dengan Proses Sulfonasi Oleum 20% Kapasitas ton/tahun.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK FERRO SULFAT HEPTAHIDRAT DARI BESI DAN ASAM SULFAT DENGAN KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN D

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRATE DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

PENDAHULUAN. 1.1 Bahan Baku. a. Katalis

PABRIK ASAM SULFAT DENGAN PROSES DOUBLE CONTACT ABSORBER

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Perkloroetilen dari Propana dan Klorin Kapasitas ton/tahun BAB I

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN BUTANOL PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Monoethylamin dari Ethanol dan Amoniak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Etanolamin dengan Proses Non Catalytic Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Menggunakan Katalis Asam, Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK METIL METAKRILAT DARI ASETON SIANOHIDRIN 1 DAN METANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUEN DARI TOLUEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON / TAHUN

1 Prarancangan Pabrik Sodium Nitrat dari Sodium Klorida dan Asam Nitrat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PABRIK CAUSTIC SODA DARI LIMESTONE DAN SODA ASH DENGAN PROSES CONTINUOUS DORR CAUSTICIZING PRA RENCANA PABRIK

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

Prarancangan Pabrik Metil Merkaptan dari Metanol dan Hidrogen Sulfida dengan Kapasitas ton /tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PABRIK AMMONIUM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI PRA RENCANA PABRIK

AMONIUM NITRAT (NH4NO3)

PRARANCANGAN PABRIK SIKLOHEKSANA DENGAN PROSES HIDROGENASI BENZENA KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

cukup diperlukan di Indonesia sebagai negara yang sebagian devisanya diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Bab I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Sulfat dari Sulfur dan Udara Kapasitas ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol Dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

Tugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Transkripsi:

LAPORAN PRARANCANGAN PABRIK ASAM SULFAT DARI SULFUR DAN UDARA DENGAN PROSES KONTAK KAPASITAS 225.000 TON PER TAHUN Oleh : Dosen Pembimbing : 1. Rois Fathoni ST, MSc 2. Akida Mulyaningtyas ST, MSc JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008 i

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia di Indonesia cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan akan bahan baku maupun bahan penunjang akan meningkat pula. Asam sulfat merupakan salah satu bahan penunjang yang sangat penting dan banyak dibutuhkan industri kimia, antara lain untuk industri pupuk (pembuatan super fosfat, ammonium sulfat), pengolahan minyak bumi, pharmasi, kertas dan pulp. Mengingat arti pentingnya asam sulfat, maka kebutuhan negara dapat dijadikan tolak ukur kemajuan industri negara tersebut. Dengan semakin berkembangnya industri kimia di Indonesia, maka permintaan akan asam sulfat pada tahun-tahun mendatang juga akan bertambah. Oleh karena itu, pabrik asam sulfat perlu didirikan di Indonesia dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Dapat menghemat devisa negara, dengan adanya pabrik asam sulfat di dalam negeri maka impor dapat dikurangi dan jika berlebih bisa untuk diekspor. 2. Pendirian pabrik asam sulfat diharapkan akan mendorong berdirinya industri hilir yang menggunakan asam sulfat sebagai bahan baku dan bahan penunjang, sehingga akan mendorong perkembangan industri di Indonesia. 3. Pendirian pabrik ini akan membuka lapangan kerja baru, sehingga dapat mengurangi masalah pengangguran. 1

2 1.2. Penentuan Kapasitas Produksi Proyeksi kebutuhan asam sulfat di Indonesia dengan Data Biro Pusat Statistik (BPS), dimana market merespon positif dan bersifat kondisional sesuai politik. Tabel 1.1. Data Ekspor Impor Asam Sulfat No Tahun Jumlah Ekspor (kg) Jumlah Impor (kg) 1 1995 37.086 30.470.501 2 1996 7.854 50.709.699 3 1997 202.768 81.569.043 4 1998 762.355 156.496.730 5 1999 25.949.758 53.778.508 6 2000 41.158.476 35.432.701 7 2001 417.162 314.580 8 2002 542.471 435.120 9 2003 1.754.819 985.212 (BPS, 2002-2003) Ketersediaan bahan baku Bahan baku pembuatan asam sulfat yaitu sulfur, dapat diperoleh dari kawah pegunungan situbondo Jawa Timur. Kapasitas 1. Proses kontak absorbsi tunggal produknya lebih baik dibandingkan proses kamar timbal, baik dilihat dari sisi produk maupun emisi gas buang, dengan kata lain proses kimia yang ramah lingkungan. 2. Bahan baku belerang berasal dari Jawa Timur yaitu pegunungan Ijen. Pabrik yang memproduksi asam sulfat di Indonesia masih dapat dihitung dengan jari, yaitu : a. PT. Liku Telaga di Gresik Jatim, kapasitas produk 325.000 ton/tahun. b. PT.Petrokimia Gresik Jatim, kapasitas produk 678.000 ton/tahun.

3 c. PT.Aktif Indo Indah di Rungkut Surabaya, kapasitas produk 15.000 ton/tahun. d. PT.Budi Acid Jaya di Lampung Utara, kapasitas produk 60.000 ton/tahun. 1.3. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik merupakan faktor yang mendukung dalam perkembangan pabrik selanjutnya. Lokasi yang dipilih untuk pendirian pabrik asam sulfat dari bahan baku belerang ini adalah di Situbondo Jawa Timur. Hal ini berdasarkan beberapa faktor sebagai berikut : 1. Sumber Bahan Baku Penyediaan bahan baku belerang didapatkan dari unit penambangan belerang di daerah kawah pegunungan Ijen daerah Jawa Timur. 2. Letak Pasar Karena produk ini termasuk intermediet atau antara, maka lokasi pabrik harus terletak dengan lokasi yang memudahkan distribusi produk ke pasar, baik dalam negeri maupun luar negeri. Situbondo merupakan kawasan pantura (pantai utara), maka tak dapat kita pungkiri banyak pondok pesantren salaf atau tradisional banyak berkembang pesar disana, sehingga mengenai keamanan dapat terkendali. Letak pabrik di daerah timur dalam pulau Jawa sebetulnya banyak keuntungan terutama dalam segi penjualan atau distribusi produk ke luar negeri (ekspor), yakni ke negara Kanguru (Australia) maupun Negara luar lain. 3. Utilitas Dalam hal penyediaan air, Situbondo dilewati Sungai Sampean yang berasal dari anak sungai Pace yang bermata air dari pegunungan Iyan dan pegunungan Ijen dan sungai Panggang yang berasal dari daerah Banyuwangi yang mempunyai debit

4 air cukup besar dengan fluktuasi antara musim hujan dan musim kemarau relatif kecil. Sedangkan untuk penyediaan bahan bakar, bahan bakar dipasok dari Surabaya. 4. Situbondo merupakan ibukota kabupaten yang membawahi 15 ibukota kecamatan yang jauh dari keramaian, kota telah dipersiapkan oleh pemerintah, sehingga faktor-faktor lain seperti tenaga kerja, iklim, karakteristik tempat atau lingkungan, dampak sosial serta hukum telah diperhitungkan. 5. Situbondo merupakan kota kecil yang yang sedang berkembang, sehingga mudah mendapatkan tenaga kerja yang murah dan Situbondo dekat dengan bengkel-bengkel besar yaitu Surabaya. Dari kelima point diatas direncanakan pabrik asam sulfat dengan proses kontak absorbsi tunggal akan didirikan di daerah Panarukan Situbondo Jawa Timur, pabrik ini direncanakan menempati areal seluas 20.000 m 2. 1.4. Tinjauan Pustaka Asam sulfat (H 2 SO 4 ) merupakan cairan yang bersifat korosif, tidak berwarna, tidak berbau, sangat reaktif dan mampu melarutkan berbagai logam. Bahan kimia ini dapat larut dengan air dengan segala perbandingan, mempunyai titik lebur 10,31 o C dan titik didih pada 336,85 o C tergantung kepekatan serta pada temperatur 300 o C atau lebih terdekomposisi menghasilkan sulfur trioksida. Asam sulfat (H 2 SO 4 ) dapat dibuat dari belerang (S), pyrite (FeS) dan juga beberapa sulfid logam (CuS, ZnS, NiS). Pada umumnya asam sulfat diproduksi dengan kadar 78%-100% serta bermacam-macam konsentrasi oleum. Secara garis besar tahapan proses kontak yang terjadi diuraikan sebagai berikut : 1. Pencairan belerang padat di melt tank 2. Pemurnian belerang cair dengan cara filtrasi

5 3. Pengeringan udara proses 4. Pembakaran belerang cair dengan udara kering untuk menghasilkan sulfur dioksida (SO 2 ) 5. Reaksi oksidasi lanjutan SO 2 menjadi SO 3 dalam empat lapis bed konverter dengan menggunakan katalis V 2 O 5 6. Pendinginan gas 7. Penyerapan SO 3 dengan asam sulfat 93%-98,5% Adapun reaksi yang terjadi adaalah sebagai berikut (Fairlie, 1951) : S + O2 SO 2 + 31.148 kkal 1 SO 2 + 1/2 O 2 SO 3 + 70.960 kaal 2 SO 3 + H 2 O H 2 SO 4 + 23.490 kkal.3 Reaksi 1. Terjadi dalam tangki pembakar, dimana belerang dikabutkan dan direaksikan dengan udara kering. Reaksi 2. Terjadi dalam converter atau reaktor dengan katalis V 2 O 5 Reaksi 3. Terjadi dalam tanki pengencer, gas belerang trioksida diserap dengan asam sulfat (93%-98,5%) Katalisator yang dapat digunakan untuk reaksi pembentukan belerang trioksida antara lain Pt, V 2 O 5, Fe 2 O 3, Cr 2 O 3, Mn 2 O 3 dan Mn 3 O 4.katalisator yang baik adalah Pt dan V 2 O 5, tapi yang paling banyak dipakai adalah Vanadium Pentoksida, karena : V 2 O 5 lebih murah harganya Pt lebih sensitiv terhadap racun V 2 O 5 daya tahan terhadap suhu tinggi lebih baik Konversi relativ lebih tinggi` (Fairlie, Sherve, Kirk Othmer)

6 1.4.1. Macam-macam Proses Pembuatan asam Sulfat Proses pembuatan asam sulfat ada 2, yaitu : 1. Proses Kamar Timbal (Pb) Pada tahun 1746, Roebuck dari Birmingham Inggris, memperkenalkan proses kamar timbal. Proses ini menarik, namun sudah kuno. Gas SO 2 dan NO dimasukkan ke menara Glover bersamaan dengan gas-gas dari menara Gay Lussac, gas yang keluar dari menara Glover dimasukkan ke dalam kamar timbal dan disemprotkan dengan air sehingga menghasilkan asam sulfat 60-67%. Hasil ini sebagian dikembalikan ke menara Glover yang akan menghasilkan asam 77%. Asam ini sebagian dimasukkan ke dalam menara Gay Lussac untuk menyerap gas-gas NO dan NO 2 (katalisator). Gas yang terserap ini dimasukkan kembali ke menara Glover kamar timbal berbentuk silindris volumenya cukup luas. Permukaan dalamnya dilapisi timbal tipis dan disekat-sekat agar panas dapat ditransfer dengan baik, dinding bagian luar diberi sirip-sirip. Sehingga di dalam menara ini terjadi pengembunan uap asam sulfat. Menara Gay Lussac berfungsi untuk memungut kembali katalisator gas NO dan NO 2 di kamar timbal dengan menggunakan asam sulfat 77%. Penyerapan dilakukan pada suhu rendah antara 40-60 C. Menara Glover bertugas memekatkan hasil asam sulfat dari kamar timbal. Pemekatan panas ini perlu panas dan ini dapat diambil dari panas yang dibawa GHP (gas hasil pembakaran) belerang (400-600 C). (Sherve, 1967) 2. Proses Kontak Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Peregrine Philips, seorang negarawan Inggris, yang patennya mencakup aspekaspek penting dari proses kontak yang modern, yaitu dengan melewatkan campuran sulfur dioksida dan udara melalui katalis,

7 kemudian diikuti dengan absorbsi sulfur trioksida di dalam asam sulfat 98,5 99%. Pada tahun 1889 diketahui bahwa proses kontak dapat ditingkatkan dengan menggunakan oksigen berlebihan di dalam campuran gas reaksi. Proses kontak sekarang telah banyak mengalami penyempurnaan dalam rinciannya dan dewasa ini telah menjadi suatu proses industri yang murah, kontinyu dan dikendalikan otomatis. Sampai tahun 1900, belum ada pabrik dengan proses kontak yang dibangun di Eropa, di mana terdapat kebutuhan terhadap oleum dan asam konsentrasi tinggi untuk digunakan pada sulfonasi, terutama pada industri zat warna. Dalam periode 1900 sampai 1925, banyak pabrik asam sulfat dengan proses kontak telah dapat bersaing dengan proses kamar pada segala konsentrasi asam yang dihasilkan. Sejak pertengahan tahun 1920- an, kebanyakan fasilitas yang baru dibangun dengan menggunakan proses kontak dengan katalis hidrogen biasanya berupa zat padat, antara lain Pt, V 2 O 5 dan Fe 2 O 3. Katalis ini berpori-pori sehingga cocok untuk pembuatan asam sulfat, karena memiliki bidang kontak yang besar. Udara yang digunakan untuk membakar belerang dibersihkan dahulu dengan asam sulfat dalam menara absorber, hasil pembakaran dibersihkan dalam Waste Heat Boiler kemudian dimasukkan ke dalam konverter bersama O 2, gas hasil konverter atau reaktor dimasukkan ke dalam menara penyerap atau absorber. Penyerap yang digunakan adalah asam sulfat 98,5%. (Sherve, 1967)

8 1.4.2. Seleksi Proses Ada beberapa proses pembuatan asam sulfat antara lain dapat dilihat pada tabel 1.2. sebagai berikut : Tabel 1.2 Perbandingan Proses Kontak dan Proses Kamar Timbal Keterangan Proses kontak Proses kamar timbal Konversi 98,5 99 % 77 79% Biaya produksi Rendah Tinggi Kualitas produk Lebih pekat Kurang pekat Proses produksi Satu kali proses dalam Dua kali proses dalam meningkatkan meningkatkan konsentrasi konsentrasi asam asam Katalis Vanadium Pentoksida NO dan NO 2 Setelah dibandingkan antara proses kontak dengan proses kamar timbal, maka untuk perancangan pabrik asam sulfat ini dipilih Proses Kontak dengan pertimbangan : a. Konversi yang tinggi dan kualitas produk lebih pekat. b. Biaya produksi lebih murah. c. Umur katalis dapat mencapai 10 tahun dalam pemakaian normal. d. Proses produksi satu kali proses dalam meningkatkan konsentrasi asam. 1.4.3. Kegunaan Produk Di bidang industri, asam sulfat merupakan produk kimia yang paling banyak dipakai, sehingga memperoleh julukan the lifeblood of industry. Asam sulfat penting sekali terutama dalam produksi: Pupuk Plastik Kilang minyak Pharmasi Serabut buatan Baterai Bahan kimia industri Bahan ledak

9 Semikonduktor Kertas dan pulp (www.genchemcorp.com) Karet sintetis dan alami Cat dan pigmen 1.4.4. Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk Bahan Baku a. Sulfur Tabel 1.3.Sifat Fisika Sulfur Titik didih 444,6 o C Entalpi penguapan, j/g 278 (400ºC) Densitas pada 140 o C 1,7865 g/ml (cair) Viskositas pada 120 o C 0,0017 Pa.s Panas laten penguapan 200 o C 308,6 J/g (Sander, 1983) Sifat-sifat kimia sulfur : 1. Dengan udara membentuk sulfur dioksida Reaksi : S + O 2 SO 2 2. Dengan asam klorida dan katalis Fe akan menghasilkan hidrogen sulfida. b. Udara Fase : gas Komposisi : 20,9% O 2 ; 79,1% N 2 Kapasitas panas : 7,035 cal/gmol C (32 C) Berat molekul : 28,84 g/gmol Berat jenis : 1,5.10-3 gr/cc (25 C) c. Air Proses (H 2 O) Fase : cair Berat molekul : 18 g/gmol Berat jenis : 1 gr/cc (25 C) Kekentalan : 1 cp (25 C)

10 d. Sulfur dioksida Sifat-sifat fisika sulfur dioksida ditunjukkan pada tabel berikut ini Tabel 1.4.Sifat fisika sulfur dioksida Berat molekul Titik leleh 64,06 g/gmol (-) 75,5ºC Titik didih (-) 10ºC Densitas standar 2,93 kg/m 3 Volume molar 21,9 L/mol Panas spesifik pada 100ºC 662 J/ (kg K) Panas spesifik pada 300ºC 754 J/ (kg K) Panas spesifik pada 500ºC 816 J/ (kg K) Cp/cv (15ºC) 1,29 (Sander, 1983) Sifat kimia sulfur dioksida : 1. Dengan klorin dan air membentuk asam klorida dan asam lainnya. Reaksi : Cl 2 + 2H 2 O + SO 2 2HCl + H 2 SO 4 2. Dengan hidrogen sulfida membentuk air dan sulfur Reaksi : 2H 2 S + SO 2 2H 2 O + 3S e. Sulfur Trioksida Tabel 1.5.Sifat Fisika Sulfur Trioksida Berat molekul Titik leleh 80,06 g/gmol 3,57ºC Titik didih 16,86ºC Densitas standar 44,8 kg/m 3 Panas penguapan pada titik didih (Sander, 1983) Sifat kimia sulfur trioksida : 1.Dengan air membentuk asam kuat Reaksi : SO 3 + H 2 O H 2 SO 4 528 J/g 2. Dengan udara lembab sulfur trioksida membentuk uap putih tebal dengan bau yang menyengat.

11 Produk Asam Sulfat Sifat sifat asam sulfat ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 1.6.Sifat Fisika Asam Sulfat Berat molekul 98,08 g/gmol Titik leleh 10,31 C Titik didih 336,85 C Densitas standar 45 C 1,8 g/cc Kadar 98,50 % Warna Tidak berwarna Bentuk Cair ( Sander, 1983) Sifat kimia asam sulfat : 1. Dengan basa membentuk garam dan air. Reaksi : H 2 SO 4 + 2 NaOH Na 2 SO 4 + H 2 O 2. Dengan alkohol membentuk eter dan air. Reaksi : 2C 2 H 5 OH + H 2 SO 4 C 2 H 5 OC 2 H 5 + H 2 O + H 2 SO 4 1.4.5. Tinjauan Proses Secara Umum Proses pembuatan asam sulfat dengan proses kontak pertama mereaksikan sulfur cair dengan udara sehingga terbentuk gas sulfur dioksida. Selanjutnya dilakukan reaksi pembentukan sulfur trioksida yang dilakukan pada reaktor fixed bed multi bed pada tekanan 1,5 atm suhu 425 o C sampai 430 o C. Kondisi operasi reaktor adiabatik non isotermal. Produk keluar reaktor diumpankan pada absorber untuk menyerap gas sulfur trioksida, selajutnya diencerkan pada tangki pengencer untuk membentuk asam sulfat dengan penambahan air.