1 Felix E. Suyatno 2 Linda W. A. Rotty 2 Emma S. Moeis.

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN STATUS BESI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Di

Manado

Profil pasien penyakit ginjal kronik yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juni 2014 Juli 2015

GAMBARAN ANEMIA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI BLU. RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU. Dwifrista Vani Pali 2. Emma Sy. Moeis 3. Linda W. A.

PREVALENSI DAN JENIS ANEMIA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS REGULER LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

Gambaran hasil produk kalsium dan fosfor pada pasien penyakit ginjal kronik stadium V di Ruang Hemodialisis RSUP Prof. Dr. R. D.

KARAKTERISTIK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD KABUPATEN KOTABARU ABSTRAK

Hubungan anemia dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang sedang menjalani hemodialisis reguler

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan lambat. PGK umumnya berakhir dengan gagal ginjal yang memerlukan terapi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

B A B I PENDAHULUAN. pembangunan dalam segala bidang. Pertumbuhan ekonomi yang baik,

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI HEMODIALISA RUANG DAHLIA BLU RSUP PROF. DR. R. D.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 15,2%, prevalensi PGK pada stadium 1-3 meningkat menjadi 6,5 % dan

NASKAH PUBLIKASI TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KELUARGA PASIEN HEMODIALISIS MENGENAI GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb.

Hubungan infeksi hepatitis virus c kronik dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis reguler

I. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

HUBUNGAN ANTARA LAMA MENJALANI HEMODIALISIS DENGAN DEPRESI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUP. PROF. Dr. R. D.

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH HEMODIALISIS PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR BALI

PENGARUH PENGGUNAAN ASAM FOLAT TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE

Hubungan Kejadian Anemia dengan Penyakit Ginjal Kronik pada Pasien yang Dirawat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP dr M Djamil Padang Tahun 2010.

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2007) dan Burden of Disease, penyakit ginjal dan saluran kemih telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

Profil tumor solid pada pasien rawat inap di Bagian KSM Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari 2013-Desember 2014

Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah salah satu penyakit dengan risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

PENINGKATAN NILAI PARAMETER STATUS BESI RETICULOCYTE HEMOGLOBIN EQUIVALENT SETELAH PEMBERIAN SUPLEMEN BESI INTRAVENA PADA PASIEN HEMODIALISIS REGULER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSENTASE KEBERHASILAN OPERASI CIMINO DAN AV-SHUNT CUBITI PADA PASIEN HEMODIALISA DI RSUP PROF KANDOU PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran. Oleh:

Kata Kunci: Gambaran faktor keturunan, diabetik nefropati

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang bersifat progresif dan irreversibel yang menyebabkan ginjal kehilangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian ilmu penyakit dalam yang menitikberatkan pada

Gambaran kadar kalsium pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non dialisis

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal adalah organ vital yang berperan penting dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga diperlukan penanganan dan pencegahan yang tepat untuk

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK. Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya

BAB I PENDAHULUAN. dan 8 16% di dunia. Pada tahun 1999 berdasarkan data Global burden of

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Transfusi darah adalah salah satu praktek klinis yang umum dilakukan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

Skor APRI pada subyek penyakit ginjal stadium 5 hemodialisis dengan hepatitis B dan hepatitis C

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini mampu

KORELASI ANTARA PENURUNAN LAJU FILTRASI GLOMERULUS DENGAN BERATNYA ANEMIA PADA PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD DR. SAYYIDIMAN MAGETAN SKRIPSI

Hubungan derajat dehidrasi dengan kadar hematokrit pada anak penderita diare di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

EFEKTIVITAS BIAYA DIALISIS DI INDONESIA

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK DI INSTALASI PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

PROFIL GULA DARAH SEWAKTU (GDS) DAN GULA DARAH PUASA (GDP) PASIEN STROKE DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DI RAWAT INAP DI BAGIAN NEUROLOGI

1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan 2 Alwin Monoarfa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PERKALIAN PRODUK KALSIUM DAN FOSFAT SERUM DENGAN PENYAKIT ARTERI PERIFER PADA PASIEN HEMODIALISIS REGULER OLEH :

GAMBARAN JENIS ANEMIA MENGGUNAKAN MEAN CORPUSCULAR HEMOGLOBIN (MCH) PADA GAGAL GINJAL KRONIK

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUP

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SEBELUM DAN SESUDAH HEMODIALISIS PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR BALI

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER KETIGA DI RSUP H. ADAM MALIK TAHUN Oleh : SUJITHA MUNAIDY

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel,

BAB 1 PENDAHULUAN. gagal untuk mempertahankan metabolism dan keseimbangan cairan dan elektrolit,

STATUS BESI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG SEDANG MENJALANI HEMODIALISIS DI BLU RSU.Prof.Dr.R.D KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. atau fungsi ginjal yang berlangsung 3 bulan dengan atau tanpa disertai

BAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 Gambaran anemia defisiensi besi pada pasien penyakit ginjal kronik stadium V yang menjalani hemodialisis di Instalasi tindakan hemodialisis RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 1 Felix E. Suyatno 2 Linda W. A. Rotty 2 Emma S. Moeis 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado 2 Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Email: felix.erlangga@gmail.com Abstract: Chronic kidney disease (CKD) is a pathophysiological process with varied etiology, results in progressive decrease of renal function, and generally ends up with renal failure. Data from Indonesian Association of Nephrology (PERNEFRI) in 2012 showed that 83% of all patients who underwent hemodialysis were with end-stage renal disease (ESRD) which is the terminal stage of CKD. In patients with CKD, there can be a wide variety of complications; one of them is anemia. This study aimed to obtain the overview of iron deficiency anemia of stage V CKD patients who were treated with hemodialysis in hemodialysis center of Prof. Dr. R. D. Kandou Central General Hospital Manado. This was a descriptive study with a cross sectional approach conducted from October to December 2015 in Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital. Variables were age, sex, laboratory result, duration of hemodialysis, and the diagnosis of iron deficiency anemia. The results showed that there were 39 samples; females were 21 patients (53.8%). The largest age group was >60 years with 16 patients (41%). The degree of anemia mostly found was the moderate degree with 26 patients (66.7%). Five patients (12.8%) were diagnosed with iron deficiency anemia. Conclusion: In this study, the most common degree of anemia was moderate, followed by severe and slight anemia consecutively. Iron deficiency anemia cases were 12.8%. Keywords: chronic kidney disease, iron deficiency anemia, serum iron, transferrin saturation Abstrak: Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologik dengan etiologi beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Data dari Perkumpulan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) tahun 2012 menyatakan bahwa 83% dari seluruh pasien yang menjalani hemodialisis ialah pasien end stage renal disease (ESRD) yang merupakan stadium terminal PGK. Pada pasien PGK, dapat terjadi berbagai macam komplikasi, salah satunya ialah anemia Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran anemia defisiensi besi pada pasien PGK stadium V yang menjalani hemodialisis di Instalasi Tindakan Hemodialisis RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan potong lintang berdasarkan data primer pada Bulan Oktober Desember 2015. Variabel penelitian yang digunakan yaitu umur, jenis kelamin, hasil laboratorium, lama menjalani hemodialisis, dan diagnosis anemia defisiensi besi. Hasil penelitian memperlihatkan 39 sampel dengan distribusi sampel terbanyak ialah perempuan sebanyak 21 orang (53,8%), golongan umur terbanyak > 60 tahun sebanyak 16 orang (41%), derajat anemia terbanyak ditemukan ialah anemia derajat sedang sebanyak 26 orang (66,7%), dan terdapat 5 orang (12,8%) yang terdiagnosis anemia defisiensi besi. Simpulan: Pada penelitian ini ditemukan anemia derajat sedang yang terseing, diikuti anemia derajat berat dan ringan. Terdapat 12,8% pasien dengan anemia defisiensi besi. Kata kunci: penyakit ginjal kronik, anemia defisiensi besi, serum iron, saturasi transferin 146

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. 1 Penyakit ginjal kronik didefinisikan sebagai adanya kerusakan ginjal, dimanifestasikan dengan ekskresi albumin yang abnormal atau penurunan fungsi ginjal, terdapat penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) dan berlangsung lebih dari tiga bulan. 1-3 Berdasarkan National Institute Diabetes, Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), insidens terjadinya PGK tahun 2000 2008 pada usia 24 64 tahun adalah kurang dari 0,5%, sedangkan insidens dari PGK pada usia diatas 65 tahun mengalami peningkatan antara tahun 2000 dan 2008, dari 1,8% menjadi 4,3%. 4 Insidens penyakit ginjal di negara-negara berkembang diperkirakan sekitar 40-60 kasus perjuta penduduk per tahun. 1 Penelitian di India menggambarkan bahwa prevalensi PGK (menggunakan CKD-EPI) mencapai 17,2% pada tahun 2007. 5 Penyakit ini perlu mendapat perhatian tersendiri mengingat peran ginjal yang sangat vital bagi kelangsungan homeostasis tubuh. Untuk mengatasi masalah di atas dapat dilakukan berbagai terapi, salah satu diantaranya adalah dengan hemodialisis. Saat ini, hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang paling banyak digunakan di Indonesia dan telah terbukti berhasil memperpanjang kehidupan pasien dengan PGK stadium akhir. Pada terapi tersebut fungsi ginjaldalam membersihkan dan mengatur kadar plasma darah digantikan oleh mesin. Proses tersebut cukup efektif untuk menjaga homeostasis tubuh pasien, tetapi harus dilakukan secara rutin dan berkala oleh pasien (berkisar antara 1-3 kali seminggu). 6 Data dari Perkumpulan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) pada tahun 2012, 83% dari seluruh pasien yang menjalani hemodialisis adalah pasien End State Renal Disease (ESRD) yang merupakan stadium terminal dari PGK, turun 4% dari data satu tahun sebelumnya yaitu 87%. 7,8 Pada pasien PGK, dapat terjadi berbagai macam Suyatno, Rotty, Moeis: Gambaran anemia defisiensi... komplikasi, salah satunya adalah anemia. 1,5,7,9 Anemia terjadi pada 80-90% pasien PGK yang mengalami hemodialisis. Anemia pada PGK terutama disebabkan oleh defisiensi hormon eritropoietin. Defisiensi besi merupakan penyebab anemia kedua terbanyak pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis. Anemia defisiensi besi pada pasien PGK terutama disebabkan oleh asupan nutrisi yang kurang, gangguan absorbsi, perdarahan kronik, inflamasi atau infeksi, serta peningkatan kebutuhan besi selama koreksi anemia dengan terapi Eritropoietin Stimulating Agent (ESA). 5,10 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran anemia defisiensi besi pada pasien PGK stadium V yang menjalani hemodialisis di Instalasi Tindakan Hemodialisis RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan pendekatan potong lintang berdasarkan data primer dari penelitian selama dua bulan serta data sekunder dari rekam medik di Instalasi Tindakan Hemodialisis RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Semua pasien PGK stadium V yang menjalani hemodialisis di Bagian Penyakit Dalam Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Periode Oktober - Desember tahun 2015. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah hasil laboratorium dan rekam medik pasien rawat jalan PGK di Instalasi Tindakan Hemodialisis RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Variabel Penelitian yang diteliti yaitu: umur, jenis kelamin, frekwensi menjalani hemodialisis, lama menjalani hemodialisis, dan hasil laboratorium (hemoglobin, MCV, MCH, MCHC, serum iron, saturasi transferin, TIBC, dan diagnosis anemia defisiensi besi Pengumpulan data dilakukan dengan melihat catatan rekam medik penderita dengan diagnosis PGK stadium V dan menjalani hemodialisis di Bagian Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou 147

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 Manado periode Oktober Desember tahun 2015, kemudian dilakukan anamnesis kepada pasien maupun keluarga. Data yang sudah ada dilengkapi dengan data dari pemeriksaan laboratorium pasien. Penyajian data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diagram. HASIL PENELITIAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Instalasi Hemodialisis Dahlia RSUP Prof. R. D. Kandou Manado periode Oktober 2015-Desember 2015 didapatkan 39 sampel, yang terdiri dari 18 orang lakilaki (46,2%) dan 21 orang (53,8%) perempuan. sampel (97,4%) melakukan hemodialisis sebanyak 2 kali dalam seminggu dan hanya 1 sampel yang tercatat melakukan hemodialisis sebanyak 3 kali dalam seminggu. Rerata waktu yang dibutuhkan untuk tindakan hemodialisis ialah 4 jam 9 menit, dimana 29 (74,4%) sampel membutuhkan waktu 4 jam, 8 (20,5%) sampel membutuhkan waktu 4,5 jam, dan 2 (5,1%) sampel melakukan hemodialisis selama 5 jam untuk sekali hemodialisis (Gambar 2). Gambar 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Rerata umur sampel ialah 54,33 tahun, dengan umur minimum 24 tahun dan umur maksimum 75 tahun. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat 16 sampel (41%) berumur >60 tahun, 13 sampel (33,3%) berada pada kelompok umur 46-60 tahun, 20,5% berumur 30-45 tahun, dan sisanya berada dalam kelompok umur <30 tahun (Tabel 1). Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur (tahun) < 30 2 5,2 30 45 8 20,5 46 60 13 33,3 >60 16 41,0 Dari penelitian ini didapatkan 38 148 Gambar 2. Distribusi Sampel Berdasarkan Waktu Tindakan Nilai Hb rata-rata pada sampel adalah 8,7 g/dl, dengan nilai minimum 6,4 g/dl dan nilai maksimum 11,0 g/dl. Pada penelitian yang dilakukan, didapati 11 (28,2%) sampel mempunyai kadar Hb < 8,0 g/dl, 26 (66,7%) sampel mempunyai kadar Hb 8,0-10,9 g/dl, dan 2 (5,1%) sampel mempunyai kadar Hb 11 g/dl (Tabel 2). Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin dan Derajat Anemia Berdasarkan Hb Pada Sampel Jenis kelamin Jumlah Derajat Lakilaki anemia Perempuan N (%) Ringan 0 2 2 5,1 Sedang 12 14 26 66,7 Berat 6 5 11 28,2 Total 18 21 31 100 Terdapat 5 sampel yang mempunyai MCV 80 fl, 6 sampel mempunyai MCV > 95 fl, dan 28 sampel mempunyai MCV sebesar 81 95 fl. Nilai rerata MCV pada sampel 90,5 fl, dengan nilai minimum 75 fl dan nilai maksimum 102 fl (Gambar 3). Rerata nilai MCH didapatkan sebesar 29,8

Suyatno, Rotty, Moeis: Gambaran anemia defisiensi... pg, dengan nilai minimum 24 pg, dan nilai maksimum 34 (Tabel 3). Untuk kadar MCHC pada sampel mempunyai rerata sebesar 32,8%, dengan nilai minimum 31% dan nilai maksimum 35% (Tabel 4). Terdapat 28 sampel dengan saturasi transferin normal, 5 sampel dengan saturasi transferin rendah dan 6 sampel dengan saturasi transferin >55% (Tabel 6). Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Nilai Saturasi Transferin Gambar 3. Distribusi Sampel Berdasarkan MCV Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan MCH MCH (pg) < 27 3 7,7 27-34 36 92,3 Tabel 4. Distribusi Sampel Berdasarkan MCHC MCHC (%) < 32 8 20,5 32 36 31 79,5 Status besi sampel menunjukkan bahwa 26 sampel (66,7%) mempunyai nilai serum iron 50-158 µg/dl, 3 sampel (7,6%) mempunyai nilai serum iron >158 µg/dl dengan nilai maksimum 213 µg/dl, dan 10 sampel (25,6%) mempunyai nilai serum iron <50 µg/dl dengan nilai minimum 29 µg/dl (Tabel 5). Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Nilai Serum Iron Serum Iron (µg/dl) < 50 10 25,6 50-158 26 66,7 > 158 3 7,7 149 Saturasi Transferi < 20 5 12,8 20-55 28 71,8 > 55 6 15,4 Nilai TIBC pada sampel berdasarkan tabel 14 menunjukkan bahwa 21 sampel (53,8%) mempunyai TIBC <240 µg/dl, 18 sampel (46,2) pasien mempunyai TIBC antara 240-350 µg/dl, sedangkan tidak ditemukan peningkatan TIBC >350 pada sampel (Tabel 7). Tabel 7. Distribusi Sampel Berdasarkan nilai TIBC TIBC (µg/dl) < 240 21 53,8 240-350 18 46,2 > 350 0 0 Sesuai dengan algoritma yang diterapkan pada penelitian, didapatkan 5 sampel (12,8%) terdiagnosis anemia defisiensi besi. Nilai penanda anemia defisiensi besi pada sampel tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Distribusi sampel berdasarkan penanda diagnosa anemia defisiensi besi No Hb (g/dl) MCV (fl) MCHC (%) SI (µg/ dl) S. Trans ferin (%) 1 7 79,5 31,9 45 13,8 2 9,2 80 31,8 50 19,6 3 9,7 75,4 31,4 45 19,8 4 10 80 33 29 13,7 5 9,5 79 31 50 19,2

Jurnal e-clinic (ecl), Volume 4, Nomor 1, Januari-Juni 2016 BAHASAN Penelitian ini bersifat desktiptif dan dilakukan di RSUP Prof. R. D. Kandou Manado periode Oktober 2015 Desember 2015. Terdapat 39 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel dengan jenis kelamin laki laki berjumlah 18 orang (46,2%), sedangkan yang perempuan berjumlah 21 orang (53,8%). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Singh et al. 5 tahun 2013 dimana 61% dari keseluruhan sampel yang diteliti merupakan laki-laki. IRR tahun 2012 juga melaporkan bahwa jumlah pasien laki-laki yang menjalani hemodialisis tiap tahunnya lebih banyak dari pasien perempuan. Pada data umur sampel, mayoritas pasien berumur lebih dari 46 tahun. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Pura et al. 11 dimana didapatkan 79,2% pasien PGK berumur > 50 tahun. Hal ini terjadi karena faktor laju filtrasi glomerulus menurun dalam proses penuaan serta meningkatnya faktor risiko mengidap penyakit komorbid. Penurunan LFG menyebabkan semakin sedikit neuron yang berfungsi, termasuk fungsi dalam produksi hormon eritropoetin yang berakibat pada terjadinya anemia, walaupun penyebab pada anemia pada PGK sendiri multifaktorial. 12 Semua sampel pada penelitian menderita anemia. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Singh, 11 bahwa didapatkan 80-90 pasien PGK memiliki Hb yang rendah. Hal ini didukung oleh teori yang mengatakan bahwa pada PGK terjadi anemia akibat kurangnya produksi hormon eritropoetin, yang merangsang produksi sel darah merah di sumsum tulang. 13 Disamping itu, anemia pada pasien PGK sering diakibatkan oleh multifaktorial, diantaranya adalah akibat kekurangan nutrisi. 14 Pada penelitian ini didapati anemia dengan derajat berat pada 11 sampel, anemia dengan derajat sedang pada 26 sampel dan anemia derajat ringan pada 2 sampel. Sementara itu, mayoritas sampel menunjukkan nilai MCV, MCH dan MCHC yang normal yang mendukung teori bahwa sebagian besar anemia pada pasien PGK disebabkan oleh defisiensi eritropoetin, sehingga menyebabkan MCV, MCH dan MCHC berada dalam batas normal. Pada penelitian ini didapatkan nilai saturasi transferin paling banyak yang normal sebanyak 28 sampel (71,8%). Hal ini tidak berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Patambo et al. bahwa sampel dengan nilai saturasi transferin yang meningkat ialah yang terbanyak. 11 Terdapat 20 sampel yang memiliki nilai serum iron normal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yendriwati et al. 13 bahwa sampel dengan serum iron normal adalah yang terbanyak. Walaupun demikian, terdapat 16 sampel (41%) memiliki nilai serum iron yang menurun. 10 diantaranya dibawah 50 µg/dl. Dari 10 (25,6%) sampel tersebut 5 diantaranya memiliki nilai saturasi transferin dibawah 20% yang menandakan adanya defisiensi besi. Pada penelitian ini didapatkan bahwa sampel banyak yang memiliki nilai TIBC menurun lebih banyak daripada yang memiliki nilai TIBC rendah walaupun tidak signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nyoman et al. 12 bahwa sampel dengan nilai TIBC menurun lebih banyak dibandingkan nilai TIBC normal. TIBC yang menurun pada PGK dapat disebabkan karena meningkatnya feritin atau dapat terjadi pada anemia penyakit kronis yang terjadi inflamasi. Algoritma penegakan diagnosis anemia defisiensi besi pada penelitian ini menemukan terdapat 5 sampel (12,8%) yang terdiagnosis anemia defisiensi besi. Sesuai teori, salah satu penyebab defisiensi besi pada pasien PGK terjadi akibat penggunaan ESA, dimana ESA menstimulasi pembentukan sel darah merah dan membutuhkan serum besi sebagai salah satu bahan. 15 Oleh karena itu, penggunaan ESA harus dikontrol, salah satunya dengan memonitor status besi pasien. Hal lain yang dapat memengaruhi kadar besi pada pasien PGK adalah asupan nutrisi yang kurang, gangguan absorbsi, perdarahan kronik, dan inflamasi atau infeksi. 10 150

Suyatno, Rotty, Moeis: Gambaran anemia defisiensi... SIMPULAN Dari hasil penelitian dan bahasan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Yang terbanyak ditemukan ialah anemia derajat sedang, diikuti anemai derajat berat dan ringan. 2. Ditemukan 12,8% sampel dengan anemia defisiensi besi. SARAN Pada penelitian ini tidak dicatat terapi yang sedang dijalani pasien sehingga tidak diketahui faktor-faktor yang menyebabkan status besi pasien, oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk mencatat terapi atau penatalaksanaan anemia yang sedang dijalani pasien. Sebaiknya dilakukan perbandingan status besi terhadap pasien yang sudah melakukan terapi untuk mengatasi anemia dengan pasien yang belum melakukan terapi. Diharapkan pada pasien PGK yang menjalani hemodialisis untuk selalu memantau status besinya. DAFTAR PUSTAKA 1. Suwitra K. Penyakit ginjal Kronik. In: Sudoyo AW et al, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II (5th ed). Jakarta: Interna Publishing, 2009; p.1035-40. 2. Thomas R, Kanso A, Sedor JR. Chronic Kidney Disease and Its Complications. Prim Care. 2008;35(2):329 vii. 3. Baradero M, Dayrit M, Siswadi Y. Klien Gangguan Ginjal. Jakarta: EGC, 2009. 4. Arora P. Cronic Kidney Disease. 2015 Apr 07 [cited 2015 Sep 16]. Available from:http://emedicine.medscape.com/ article/238798-overview. 5. Singh AK, Farag YK, Mittal BV, Subramanian KK, Reddy SR, Acharya VN. Epidemiology and risk factors of chronic kidney disease in India results from the SEEK (Screening and Early Evaluation of Kidney Disease) study. BMC Nephrology. 2013;14:114-24. 6. Ibrahim K, Taboonpong S, Nilmanat K. Coping and quality of life among Indonesians undergoing hemodialysis. Thai J Nurs Res. 2009;13(2). 7. Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI). 5 th Annual Report of Indonesian Renal Registry, 2012 8. Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI). 4 th Annual Report of Indonesian Renal Registry. 2011 9. Stauffer ME, Fan T. Prevalence of Anemia in Chronic Kidney Disease in the United States. PLoS ONE. 2014;9(1): e84943. 10. Singh AK. Anemia of Chronic Kidney Disease. Clin J Am Soc Nephrol. 2008;3:3-6. 11. Pura L, Supriyadi S, Nugraha GI, Bandiara R, Soelaeman R. Hubungan laju filtrasi glomerulus dengan status nutrisi pada penderita penyakit ginjal kronik predialisis. MKB. 2009;41(1). 12. Ayu P. Nyoman, Suega Ketut, Widiana Gede. Hubungan antara Beberapa Parameter Anemia dan Laju Filtrasi Glomerulus pada Penyakit Ginjal Kronik Pradialisis. J Peny Dalam. 2010;11(3):140-8. 13. Yendriwati. Status besi pada penderita gagal ginjal kronik dalam menetukan diagnosa anemia [Tesis]. Medan: Program Pascasarjana Universitas Sumatra Utara; 2002. 14. Vijil JC. Anemia in Elderly with CKD. American Society of Nephrology 2009. 15. Dalimunthe N. Peningkatan Nilai Parameter Status Besi Reticulocyte Hemoglobin Equivalent setelah pemberian suplemen besi intravena pada pasien hemodialisis reguler. Medan: Universitas Sumatera Utara. 2012. 151