BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar

dokumen-dokumen yang mirip
SOSIALIASI ASURANSI Dalam Rangka Penggunaan Transaksi Non Tunai Dalam Asuransi TKI. Jakarta, Februari 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang. sedang membangun terutama bidang pendidikan dan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN ASURANSI MITRA BEASISWA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

BAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam

DIMAS WILANTORO NIM: C.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari masa ke masa pun selalu meningkat. Usaha seseorang untuk

Diajukan oleh; RAGOWO ADE KURNIAWAN C

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian dalam berbagai hal terhadap perkembangan kondisi dan aspirasi

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD

BAB I PENDAHULUAN. diiringi pembangunan disegala bidang yang meliputi aspek ekonomi, politik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan yang tidak kekal merupakan sifat alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. mendatang yang tidak bisa diprediksi tentang yang akan terjadi. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. informasi sudah merajai diberbagai bidang kehidupan manusia. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atan pertanggungan merupakan sesuatu yang sudah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

I. PENDAHULUAN. Perasuransian mempunyai peran yang besar dan penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. saat ini mempermudah masyarakat untuk mengalihkan risiko yang kemungkinan. kemudian hari kepada lembaga pengasuransian.

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

PELAKSANAAN PEMBAYARAN KLAIM RAWAT INAP TINGKAT LANJUTAN (RITL) BAGI PESERTA ASKES OLEH PT. ASKES KEPADA RSI. IBNU SINA PADANG YULI TRINIA

BAB I PENDAHULUAN. material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pembangunan

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Dalam menjalani hidup. keinginan untuk mengatasi ketidakpastian (uncertainty).

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan penyakit serta karena usia tua, yang dapat mengakibatkan

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. selama orang tersebut memiliki kepentingan tanpa memandang status,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu risiko. Risiko yang dihadapi oleh setiap orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

I. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal pasal 308

SKRIPSI ASURANSI JIWA. (Studi Tentang Pelaksanaan Link Assurance di PT. Prudential Life Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. suatu persetujuan yang menimbulkan perikatan di antara pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang asuransi. Mulai sejak zaman sebelum masehi yaitu pada masa kekaisaran

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena buruh merupakan permasalahan yang menarik dari dahulu.

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan

PELAKSANAAN ASURANSI TERHADAP DEBITUR SECARA TANGGUNG RENTENG DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 1278 KUH PERDATA

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Ada banyak kejadian dalam hidup yang tidak dapat diduga. Bahkan hal

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I` PENDAHULUAN. hidup daerah tersebut. Pembangunan juga merupakan usaha untuk. berkembang khususnya Indonesia masih menitikberatkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia selalu terdapat kejadian kejadian yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya selalu dihadapkan dalam dua hal, yaitu hal-hal baik dan hal-hal

Kata Kunci: Nasabah, Unit Link Assurance dan Kelakaan/Musibah.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan begitu cepat, dengan berbagai macam jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat menjamin secara mutlak dan memberi kebahagiaan bagi manusia namun

BAB I PENDAHULUAN. akan berkaitan dengan istri atau suami maupun anak-anak yang masih memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keluarnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Peransuransian.

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Asuransi dalam bahasa Belanda di sebut verzekering yang berarti pertanggungan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. dana yang besar. Kebutuhan dana yang besar itu hanya dapat dipenuhi. dengan memperdayakan secara maksimal sumber-sumber dana yang

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat, perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga. baik yang telah berdiri maupun yang baru akan berdiri.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupan mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu diperlukan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, manusia pasti akan menemui risiko-risiko dalam hidupnya.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB II LANDASAN TEORI. kondisi teori-teori yang mendukung di dalam mengkaji masalah wanprestasi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

FERY PRAMONO C

BAB I PENDAHULUAN. lain yang bersedia untuk menerima dan menanggung kerugian yang terjadi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola dasar Pembangunan Nasional meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan bangsa dan mewujudkan pembangunan nasional.dalam poladasar juga ditandaskan bahwa pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia 1. Pembangunan yang dilakukan bangsa Indonesia meliputi berbagai bidang kehidupan diantaranya idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.dalam era global dewasa ini, bidang ekonomi telah menempatkan diri dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.perkembangan Pembangunan tersebut dilakukan dengan menggunakan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ditunjukkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat 2.Oleh sebab itu perkembangan tersebut memaksa manusia baik secara individu atau kelompok untuk senantiasa berkompetisi dalam kaitannya dengan hidup dan kehidupan 1 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bahan Penataran dan Referensi Penataran, (Jakarta : Direktorat Jendral pendidikan,1992), hlm 76. 2 Sudarto, Hukum Pidana Dan Perkembangan Masyarakat, Kajian Terhadap Pembangunan Hukum Pidana, (Bandung : Sinar Baru Bandung, 1983), hlm. 27-28.

2 khususnya dalam kegiatan perekonomian yang semakin ketat dan berkompetisi dewasa ini. Kehidupan dan kegiatan manusia, pada hakekatnya mengandung berbagai hal yang menunjukkan sifat hakiki dari kehidupan itu sendiri. Sifat hakiki yang dimaksud disini adalah sifat tidak kekal yang selalu menyertai kehidupan dan kegiatan pada umumnya. Sifat tidak kekal tersebut, selalu meliputi dan menyertai manusia, baik secara pribadi, maupun ia dalam kelompok atau dalam bagian kelompok masyarakat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan 3. Jiwa dan kesehatan seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Adanya kenyataan bahwa setiap hari manusia selalu dihadapkan pada risiko jatuh sakit atau kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit. Sementara biaya berobat ke rumah sakit semakin lama semakin mahal sehingga sulit terjangkau oleh orang-orang dengan penghasilan biasa. Maka kebutuhan akan jenis asuransi yang dapat mengcover risiko kehilangan keuangan (financial loss) akibat tingginya biaya berobat ini menjadi semakin besar pula. Setiap orang dapat mengasuransikan dirinya, asuransi jiwa dan kesehatan bahkan dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga. Asuransi jiwa dan kesehatan dapat diadakan selama hidup atau selama jangka waktu tertentu yang 2001), hlm. 2 3 Sri Redjeki Hartono, Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi, (Jakarta : Sinar Grafika,

3 dtetapkan dalam perjanjian. Pihak-pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung dan tertanggung 4. Penanggung dengan menerima premi memberikan pembayaran, tanpa menyebutkan kepada orang yang ditunjuk sebagai penikmatnya. Hal ini untuk menghindari atau memperkecil adanya kemungkinan tidak diduga, oleh karena itu apabila mereka tidak melimpahkan risiko tersebut kepada perusahaan asuransi akan jauh lebih besar kemungkinan kerugian yang diderita dalam kehidupan pribadinya karena kehidupan manusia sejak lahir sampai meninggal selali dikelilingi suatu risiko akan menderita bermacam-macam kerugian sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak diduga sebelumnya. Salah satu subsistem yang terdapat dalam Sistem kesehatan ialah Subsistem Pembiayaan kesehatan, maka untuk dapat memahami dengan lengkap Sistem kesehatan, perlulah dipahami pula tentang Subsistem Pembiayaan kesehatan tersebut. Posisi, makna dan hakikat kesehatan adalah hak bagi seluruh warga negara dan investasi bagi bangsa negara untuk hari ini dan masa ke depan, oleh karena itu tentunya semua warga negara berhak atas kesehatannya, terlebih khusus bagi masyarakat. Maka di perlukan suatu sistem yang mengatur 4 Asuransi Jiwa, http://www.nauli.co.cc/2008/07/makalah-asuransi-jiwa.html (diakses tanggal 15 februari 2013)

4 pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga negara untuk tetap hidup sehat, dengan mengutamakan pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat 5. Pemerintah dalam memandang pelayanan jaminan kesehatan yang termandatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 h dan pasal 34 ayat (2) serta Undang-Undang No 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional telah mengamanatkan tentang sistem jaminan social yang bertujuan memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar terpenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Sejak tahun 2005, Pemerintah Indonesia telah mengembangkan program Askeskin yang kemudian diubah menjadi program Jamkesmas 6 Perubahan ini dimaksudkan sebagai pilihan untuk menata subsistem pelayanan kesehatan yang searah dengan subsistem pembiayaan kesehatan. Sistem jaminan kesehatan ini akan mendorong perubahan-perubahan mendasar seperti penataan standarisasi pelayanan, standarisasi tarif, penataan formularium dan penggunaan obat rasional, yang berdampak pada kendali mutu dan kendali biaya. hlm.26. 5 Azwar, Azrul., Pengantar Administrasi Kesehatan. (Jakarta : Bina Rupa Aksara, 1999), 6 Sejarah Perkembangan Asuransi Kesehatan, http://www.jari.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=20&itemid=45 (di akses pada tanggal 15 Februari 2013)

5 Setiap asuransi pasti ada manfaat, dan secara umum manfaat dari berasuransi adalah 7 : 1. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak. 2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya. 3. Transfer Risiko; Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (risiko) ke perusahaan asuransi 4. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti. 5. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang. 6. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa unit link. 7. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha. 7 Delapan Tujuan Berasuransi, http://www.media-asuransi.com/manajemen-resiko/8-tujuanber-asuransi.html (diakses tanggal 15 Februari 2013)

6 Sedangkan Fungsi Asuransi adalah : 1. Transfer Risiko dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup (risiko) ke perusahaan asuransi 2. Kumpulan dana Premi yang diterima kemudian dihimpun oleh perusahaan asuransi sebagai dana untuk membayar risiko yang terjadi. Pada dasarnya asuransi kesehatan adalah sebuah program dengan risiko ditanggung bersama (risk sharing) dalam bentuk premi dengan sistem kapitalis 8. Sistem jaminan kesehatan di Indonesia sejak dulu belum mampu menghasilkan output di mana masyarakat semakin sadar terhadap hak-hak informasi, transparansi pelayanan dan akuntabilitas kesehatan yang diperoleh. Hal ini diperparah dengan karakteristik pelayanan kesehatan yang cenderung mengalami fenomena asymetris of information yakni ketidakseimbangan informasi pelayanan kesehatan terhadap kebutuhan masyarakat sehingga realitas inilah sebagai salah satu faktor yang memicu kenaikan biaya pelayanan kesehatan 9. Selain itu di masyarakat Indonesia permasalahan yang sering timbul adalah bagaimana sebuah asuransi menindaklanjuti klaim-klaim yang timbul atas 8 Asuransi Kesehatan, http://www.jari.or.id,(diakses tanggal 17 Februari 2013) 9 Ibid.

7 pertanggungan yang diperjanjikan di polis antara penanggung dan tertanggung, sehingga memunculkan kekhawatiran di kalangan masyarakat tentang tanggung jawab dari perusahaan perusahaan asuransi yang ada di Indonesia saat ini 10. Untuk itulah hadir Agen Asuransi untuk dapat membantu masyarakat dalam hal ini disebut tertanggung dalam masalah penyelesaian klaim asuransi maupun penutupan asuransi 11. Agen Asuransi adalah suatu badan hukum yang dibentuk dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat akan suatu badan yang dapat membantu mereka dalam membeli produk asuransi dan mendampingi pada saat terjadi klaim, dimana masyarakat tertanggung sangat awam dengan kondisi dan persyaratan polis asuransi dan disisi lain pihak Perusahaan Asuransi sangatlah paham. Sehingga Pemerintah merasa perlu untuk membentuk Agen Asuransi melalui peraturan yaitu Undang undang Asuransi No. 2 tahun 1992, dengan tujuan melindungi kepentingan masyarakat luas. Fungsi dan peranan Agen Asuransi di belahan dunia lain sudah sangat berkembang dan hampir seluruh transaksi asuransi melalui Agen Asuransi. 10 Azwar, Azrul., Pengantar Administrasi Kesehatan. (Jakarta : Bina Rupa Aksara, 1999), hlm. 32. 11 Indonesia, Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Ketentuan Tentang Pialang Asuransi, Pasal 1 ayat (8).

8 Agen Asuransi dibentuk dalam badan hukum dan harus memiliki ijin dari Departemen Keuangan dengan Persyaratan cukup ketat dan diatur secara jelas dalam UU No. 2 tahun 1992, Setelah melihat uraian tersebut diatas maka penulis mengambil judul tentang : Tinjauan Yuridis Peranan dan Tanggung Jawab Agen Asuransi Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Perasuransian. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tadi, maka timbul beberapa permasalahan yang merupakan permasalahan pokok dalam penulisan ini yaitu : 1. Bagaimana hubungan hukum agen asuransi terhadap Penanggung dalam perjanjian Asuransi? 2. Bagaimana peran dan tanggung jawab agen asuransi menurut Undangundang Nomor 2 Tahun 1992 tentang perasuransian? C. Tujuan Penelitian 1 Untuk mengetahui hubungan hukum antara Agen Asuransi dengan Penanggung (Perusahaan Asuransi)sesuai dalam perjanjian keagenan yang disepakati antara penanggung dan tertanggung sehingga dapat melihat batasan hak dan kewajiban dari para pihak.

9 2 Untuk mengetahui peran dan batasan, hambatan, dan upaya hukum yang agen asuransi lakukan terhadap pengajuan klaim dan penutupan polis tertanggung. D. Definisi Operasional Asuransi adalah salah satu lembaga keuangan bukan bank yang diharapkan dapat mendukung suksesnya pembangunan nasional. Penegasan asuransi dari sudut pandang hukum, bahwa asuransi merupakan suatu perjanjian yang dibuat antar pihak penanggung jawab dengan tertanggungnya, diatur dalam Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD). "Agen Asuransi adalah sescorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa dalam memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung 12.". Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, Pasal 1 ayat (10) Perusahaan Pialang Asuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi Asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung 13.Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, (8) 12 Indonesia, Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Ketentuan Tentang Asuransi, Pasal 1 ayat 13 ibid, Pasal 2 ayat (7)

10 Penanggung, verzekeraar, asuradur, penjamin ialah mereka yang dengan mendapat premi, berjanji akan mengganti kerugian atau membayar sejumlah uang yang telah disetujui, jika terjadi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya, yang mengakibatkan kerugian bagi tertanggung, Jadi Penanggung adalah sebagai subyek yang berhadapan dengan (lawan dari), tertanggung. Dan yang biasanya menjadi penanggung adalah suatu badan usaha yang memperhitungkan untung rugi dalam tindakan-tindakannya 14 Perjanjian asuransi adalah perjanjian dengan syarat itikad baik yang sempurna, maksudnya ialah bahwa perjanjian asuransi merupakan perjanjian dengan keadaan kata sepakat dapat tercapai / negosiasi dengan posisi masingmasing mempunyai pengetahuan yang sama mengenai fakta, dengan penilaiansama penelaahannya untuk memperoleh fakta yang sama pula, sehingga dapat bebas dari cacat-cacat tersembunyi 15. 1). Insurable Interest (kepentingan yang dipertanggungkan); 2). Utmost Good Faith (kejujuran sempurna); 3). Indemnity adalah Dasar penggantian kerugian dari penanggungkepada tertanggung; 14 Emmy Pangaribuan, Pertanggungan Wajib dan Sosial, (Yogyakarta : Seri Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada,1980), hlm. 8. 15 Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Pembimbing Masa, 1963), hlm.4.

11 4).Subrogation adalah Apabila tertanggung sudah mendapatkan penggantian atas dasar Indemnity, maka si tertanggung tidak berhak lagi memperoleh penggantian dari pihak lain. Asuransi Kesehatan adalah suatu sistem pengelolaan dana yang diperoleh dari uang iuran secara teratur oleh anggota, suatu bentuk organisasi guna membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan anggota 16. Dari segi ekonomi asuransi kesehatan juga merupakan usaha bersama untuk menghindari adanya kesulitan ekonomi dari para anggotanya apabila mereka sakit, atau suatu usaha untuk memungkinkan seseorang membayar terlebih dahulu biaya kesehatannya atas dasar spekulasi dari sebagian atau seluruh biaya kesehatannya yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang. Sistem asuransi kesehatan bagi banyak negara merupakan bagian dari sistem jaminan sosial yang semakin lama semakin berkembang 17. Yang termasuk di dalam jangkauan asuransi sosial meliputi: 1). Tabungan hari tua; 2). Jaminan hari tua; 3). Jaminan kesehatan; 4). Jaminan kecelakaan; 5). Jaminan kematian. 16 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, (Jakarta : PT. Intermasa, 1986), hlm.12. hlm. 35. 17 Sri Rejeki Hartono, Asuransi dan Hukum Asuransi, (Semarang : IKIP Semarang Press, 1985),

12 E. Metodologi Penelitian Suatu penulisan, dalam hal ini penulisan skripsi, dapat dikatakan sebagai suatu penelitian ilmiah bilamana dilakukan, dengan menggunakan metodologi yang tepat sebelumnya. Menurut Soerjono Soekanto, metodologi pada hakekatnya memberikan pedoman tentang cara-cara seorang ilmuwan mempelajari, menganalisa, dan memahami lingkungan yang dihadapinya (Soerjono Soekanto, 2006:6) Dalam penulisan hukum ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan yang diteliti oleh penulis, maka metode penelitian hukum normatif. Metode penelitian hukum normatif atau metode penelitian hukum kepustakaan adalah metode atau cara yang dipergunakan di dalam penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada. 18 Tahapan pertama penelitian hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum obyektif (norma hukum), yaitu dengan mengadakan penelitian terhadap masalah hukum. Tahapan kedua penelitian hukum normatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum subjektif (hak dan kewajiban) 19. Dalam penelitian hukum ini penulis menjelaskan secara objektif mengenai dasar hukum serta 18 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan ke 11, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 13 14. 19 Hardijan Rusli, Metode Penelitian Hukum Normatif, Law Review,, 2006): 50

13 pengertian dan pelaksanaan serta tanggung jawab agen asuransi. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian normatif dengan pendekatan empiris.penelitian normatif adalah bentuk penelitian dengan melihat studi kepustakaan, sering juga disebut penelitian hukum doktriner, penelitian kepustakaan atau studi dokumen seperti buku-buku yang berkaitan dengan permasalahannya yaitu mengenai agen asuransi dalam penyelesaian pengajuan klaim atas nasabah polis. Selain itu pada penelitian ini dikenal juga sebagai penelitian lapangan (Field Research) adalah pengumpulan materi atau bahan penelitian yang harus di upayakan atau dicari sendiri karena belum tersedia. Kegiatan yang dilakukan dengan membuat pedoman wawancara. 2. Sifat penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang memberikan data seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau gejala lainnya. Menurut Soerjono Soekanto,maksud penelitian bersifat deskriptif ini adalah untuk mempertegas hipotesa-hipotesa agar dapat membantu memperkuat teori atau dalam kerangka menyusun teori baru. 3. Jenis Data Dalam penelitian ini data yang penulis gunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari masyarakat dengan wawancara (perlu narasumber/informan). Data sekunder

14 yaitu data yang sudah jadi yang pada umumnya dalam keadaan siap pakai, dapat dipergunakan dengan segera, bentuk dan isi data sekunder telah dibentuk oleh peneliti terdahulu, tidak terbatas pada waktu dan tempat. 4. Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data serta mengumpulkan semua bahan kemudian setelah terkumpul lalu di analisis. Yang pada akhirnya dalam penulisan skripsi ini seluruh data yang diperoleh kemudian di susun secara sistematis untuk selanjutnya di analisa dalam rangka mencapai kejelasan permasalahan yang di bahas. F. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini disajikan dalam 5 bab, yang masing-masing bab nya secara ringkas akan dijelaskan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Dalam bab ini di uraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, sistematika penulisan.

15 BAB II Tinjauan Hukum Tentang Perjanjian dan Perasuransian Memuat tentang perjanjian asuransi pada umumnya, hakekat suatu perjanjian, perikatan, pengertian asuransi, unsur-unsur dalam asuransi, prinsip dasar asuransi, perjanjian asuransi, tujuan asuransi, jenis-jenis asuransi BAB III Tinjauan Hukum Tentang Agen Asuransi Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Memuat tentang Jasa Keperantaraan Dalam KUHD, Perjanjian Melakukan Pekerjaan Dan Perjanjian Kuasa, Pialang / Broker Asuransi Menurut Undang- Undang No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, Agen Asuransi BAB IV Analisa Peranan dan Tanggung Jawab Agen Asuransi Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Perasuransian Dalam bab ini di uraikan mengenai Agen Asuransi Menurut Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1992, dan menganalisa Peran Dan Tanggung Jawab Agen Asuransi Menurut Undang-Undang no.2 Tahun 1992, Jenis Perjanjian Keagenan, Peranan Dan Tanggung Jawab Agen Asuransi Dalam Hubungan Perjanjian Asuransi.

16 BAB V Penutup Dari seluruh uraian tersebut diatas maka, disinilah kemudian ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dari kesimpulan-kesimpulan tersebut kemudian direkomendasikan dalam bentuk rumusan saran kepada masyarakat luas, serta peneliti selanjutnya.