18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur terletak pada posisi: 105 0 15' BT 106 0 0'BT dan 4 0 7'LS 5 0 7' LS. Kabupaten Lampung Timur memiliki luas wilayah kurang lebih 5.5,0 Km atau sekitar 15% dari total wilayah Provinsi Lampung (total wilayah Lampung seluas 5.76 Km ). Ibukota Kabupaten Lampung Timur berkedudukan di Sukadana. Secara administratif Kabupaten Lampung Timur berbatasan dengan: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rumbia, Seputih Surabaya, dan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah, serta Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang. - Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa, Provinsi Banten dan DKI Jakarta. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang, Ketibung, Palas, dan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bantul dan Metro Raya Kota Metro, serta Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung Tengah.
19 Topografi Dari segi tofografi, kabupaten Lampung Timur dapat dibagi menjadi lima daerah, yaitu: Daerah berbukit sampai bergunung terdapat di Kecamatan Jabung, Sukadana, Sekampung Udik, dan Labuhan Maringgai. Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit, dengan kemiringan antara 8% hingga 15% dan ketinggian antara 5000 meter diatas permukaan laut (dpl). Daerah dataran alluvial, mencakup kawasan yang cukup luas meliputi kawasan pantai pada bagian timur dan daerah-daerah sepanjang sungai way Seputih dan Way Pengubuan. Ketinggian kawasan tersebut berkisar antara 5 75 Meter dpl dengan kemiringan 0 %. 4. Daerah rawa pasang surut disepanjang pantai timur dengan ketinggian 0.5 1 meter dpl. 5. Daerah aliran sungai (DAS) yaitu, Seputih, Sekampung dan Way jepara. Iklim Iklim Kabupaten Lampung Timur berdasarkan Smith dan Ferguson termasuk dalam kategori iklim B, yang dicirikan oleh bulan basah selama 6 bulan yaitu Desember Juni dengan temperatur rata rata 4 4 0 C. Curah hujan merata tahunan sebesar 000 500 mm. Sedangkan menurut Oldeman (1979), iklim Kabupaten Lampung Timur temasuk tipe C dengan jumlah bulan basah 5 6 bulan dan bulan kering bulan.
0 4. Geologi Wilayah Kabupaten Lampung Timur dapat digolongkan dalam empat jenis struktur geologi, yaitu : Endapan permukaan yang sebagian besar terdapat di sepanjang timur terdiri dari dataran rawa dan pasang surut yang terbentuk mengandung liat marine, endapan sungai dan rawa, serta endapan pasir pantai. Batuan gunung api yang meliputi hampir seluruh wilayah Kabupaten Lampung Timur. Batuan-batuan ini membentuk tanah latasol dan padsolik yang memiliki tingkat kesuburan tanah rendah. Batuan sedimen, sebagian besar terdapat di bagian utara dan selatan wilayah Kabupaten Lampung Timur. 4. Batuan Beku, banyak terdapat di bagian selatan Kabupaten Lampung Timur. B. Gambaran Umum Desa Buana Sakti Desa Buana Sakti terletak di Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung. Desa Buana Sakti tersebut memiliki luas wilayah 950,18 Ha yang berbatasan dengan: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Sungai Way Sekampung. : Sungai Way Kandis. : Desa Margototo. : Desa Purwodadi Mekar. Desa Buana Sakti terdiri dari empat dusun yaitu Dusun Sidomukti, Dusun Sidomakmur, Dusun Sidoluhur, dan Dusun Sidowaras. Lokasi penelitian
1 terletak di Dusun Sidomukti dengan luas 164 ha. Dusun Sidomukti saat ini merupakan satu satunya yang menjalankan usaha budidaya lebah madu dari empat dusun yang ada. Selain itu juga, Dusun Sidomukti merupakan Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) di Kabupaten Lampung Timur yang diresmikan pada tahun 008. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Gambar Grafik perbandingan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur, 010/01 Jumlah penduduk di Desa Buana Sakti di berdasarkan monografi desa tahun 010/011 terdiri dari 775 jiwa ( 75 KK) dengan jumlah penduduk pria 189 jiwa dan wanita 186 jiwa. Hampir semua penduduk desa anaknya menikah diusia muda. Sehingga berdasarkan dapat diketahui bahwa tingkat pertumbuhan di Desa Buana Sakti dapat digolongkan tinggi dengan perbandingan antara jumlah wanita dan jumlah pria yang mendekati sama.
Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tabel Distribusi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa Buana Sakti Tahun 010/01 No. Mata Pencaharian Jumlah (Orang) 4. 5. Karyawan a. PNS b. ABRI c. Swasta Wiraswasta/Pedagang Tani Pertukangan Buruh Tani Total 8 5 45 17 17 10 1781 Sumber: Monografi Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur, 010/01 Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa penduduk yang ada di Desa Buana Sakti sebagian besar mata pencahariannya sebagai petani dengan jumlah 17 jiwa. Hal tersebut dapat dilihat dari keadaan lingkungan sekitar lokasi penelitian yang didominasi oleh lahan pertanian dan perkebunan palawija sehingga penerimaan yang diperoleh penduduk sebagian besar hanya berasal dari hasil panen pada setiap musim panen yaitu 6 bulan setelah penanaman. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa distribusi penduduk berdasarkan agama di Desa Buana Sakti hampir seluruhnya memeluk agama Islam dengan persentase 99,78% yaitu 770 jiwa dan sisanya memeluk agama kristen dengan persentase 0,% yaitu 5 jiwa.
4. Sarana dan Prasarana Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Buana Sakti dapat di lihat pada tabel sebagai berikut. Tabel Sarana dan prasarana yang ada di Desa Buana Sakti Tahun 010/01 No. Sarana dan Prasarana Jumlah 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 1 1 Taman Kanak Kanak Sekolah Dasar Lapangan Sepak Bola Lapangan Volly Lapangan Bulu Tangkis Jembatan Waduk Sepeda Gerobak Sepeda Motor Mobil Dinas Truk 4 6 660 17 47 Sumber: Monografi Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur, 010/01 Berdasarkan tabel diatas, sarana dan prasarana yang ada di Desa Buana Sakti sudah cukup tersedia untuk mempermudah masyarakat menjalankan aktivitas sehari hari dan untuk menjalankan usaha budidaya lebah madu dalam kegiatan perburuan lebah dan penjualan madu. Namun untuk kegiatan penjualan stup dan glodok belum ada sarana pengangkutan yang memadai. Hal tersebut terlihat dari jumlah sarana perhubungan mobil/truk yang sedikit. C. Karakteristik Usaha Budidaya Lebah Madu di Dusun Sidomukti Usaha budidaya lebah madu merupakan usaha pengembangan dan penjualan produk hasil budidaya lebah madu. Usaha budidaya lebah madu di Dusun
4 Sidomukti dimulai pada tahun 006 dengan nama Kelompok Karya Tani Sejahtera dan anggota 8 orang. Selanjutnya pada tahun 007 anggota bertambah menjadi 11 orang. Pada tahun 008 ada penambahan anggota lagi menjadi 0 orang dan pada tahun 010 sampai sekarang anggota bertambah menjadi orang. Penambahan anggota tersebut dikarenakan masyarakat mulai tertarik terhadap keuntungan yang diperoleh dari usaha budidaya lebah madu yang dilakukan. Usaha budidaya lebah madu saat ini menghasilkan produk berupa koloni dan madu. Koloni lebah madu tersebut berasal dari jenis Apis cerana Fabr. yang memang populasinya tersebar cukup banyak di Dusun Sidomukti dari pada jenis lebah madu lainnya. Petani lebah di Dusun Sidomukti memiliki posko penangkaran lebah seluas 6 Ha yang merupakan bantuan dari Dinas Kehutanan. Lokasi ini didominasi oleh pohon akasia (Accacia mangium) sebagai pakan lebah dengan jarak tanam m x m. Selain di posko yang dikelola oleh kelompok, petani lebah juga melakukan penangkaran di sekitar pekarangan rumah dengan jumlah stup atau glodok yang bervariasi. Sistem budidaya lebah madu di Dusun Sidomukti menggunakan glodok dan stup sebagai sarang atau rumah buatan untuk lebah madu. Glodok yang digunakan terbuat dari batang pohon kelapa ataupun pohon randu. Selain menggunakan glodok, petani lebah di Dusun Sidomukti sudah mulai menggunakan stup yang merupakan modifikasi dari glodok.
5 Bibit lebah diperoleh dari berburu, namun hanya sebagian petani lebah saja yang melakukan perburuan koloni sedangkan sebagiaan lainnya hanya menunggu lebah menghampiri glodok atau stup yang telah dipasang. D. Karakteristik Petani Sampel Karakteristik petani sampel merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan petani dalam melakukan usaha budidaya lebah madu. Adapun karakteristik patani sampel dalam penelitian ini meliputi: tingkat usia, jumlah tanggungan keluarga, pendidikan, luas kepemilikan lahan, lama usaha, jenis usaha, jumlah stup, dan jumlah glodok. Karakteristik petani sampel berdasarkan umur Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik petani sampel berdasarkan umur masuk ke dalam kelas umur berkisar 0 64 tahun dengan persentase 100%. Hal ini merupakan hal yang wajar dikarenakan usia tersebut masuk dalam usia produktif manusia untuk bekerja, sedangkan lebih dari 65 tahun ke atas manusia tidak produktif lagi untuk bekerja dikarenakan kondisi kesehatan tubuh yang mulai menurun. Karakteristik petani sampel berdasarkan jumlah tanggungan keluarga Tabel Karakteristik petani lebah berdasarkan jumlah tanggungan keluarga. No. Jumlah Tanggungan (Orang) 0 5 6 8 Total Jumlah Responden 5 17 1 Sumber: Monografi Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur, 010/01 Persentasi 1,7 % 74 % 4, % 100,0 %
6 Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa setiap kepala keluarga petani lebah rata rata memiliki tanggungan 5 orang dengan persentase 74%. Hal ini akan memberikan pengaruh terhadap penerimaan petani lebah. Karena semakin banyak jumlah tanggungan maka semakin besar penerimaan yang harus diperoleh petani lebah agar mampu memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya dan semakin banyak juga anggota keluarga yang berperan sebagai tenaga kerja. Karakteristik petani sampel berdasarkan luas kepemilikan lahan Tabel 4. Karakteristik petani lebah berdasarkan luas kepemilikan lahan. No. 4. 5. 6. Luas Lahan (Ha) <1,00 1,00 1,99,00,99,00,99 4,00 4,99 >4,99 Total Jumlah Responden 8 6 4 0 Persentasi 4,8 % 6,1 % 17,4 % 1,0 % 8,7 % 0 % 100,0 % Sumber: Data primer diolah tahun 01 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa rata rata petani lebah memiliki luas lahan <00 ha dengan persentase 4,8%. Lahan ini digunakan petani lebah untuk bertani sebagai usaha pokok dan ditanami akasia (Accacia mangium) serta jati (Tectona grandis) sebagai tanaman pagar.
7 4. Karakteristik petani sampel berdasarkan pendidikan Tabel 5. Karakteristik petani lebah berdasarkan pendidikan. No. Pendidikan Jumlah Persentasi Responden 4. 5. SD SMP SMA STM Tidak Sekolah Total 10 5 4 1 44 % 1,7 % 17,4 % 4, % 1,0 % 100,0 % Sumber: Monografi Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur, 010/01 Berdasarkan tabel 4 meunjukkan bahwa rata rata petani sampel adalah tamatan sekolah dasar (SD) dengan perentase 44%. Sedangkan program pendidikan dasar di Indonesia adalah wajib belajar sembilan tahun. Sehingga diketahui bahwa tingkat pendidikan petani lebah di Dusun Sidomukti masih tergolong rendah. Hal tersebut akan mempengaruhi pola pikir petani lebah dalam melakukan usaha budidaya lebah madu. Faktor ekonomi dan fasilitas sekolah yang ada merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi karena di Desa Buana Sakti hanya terdapat sekolah dasar dan harus menempuh jarak 7 km untuk menemukan SMP dan SMA terdekat. 5. Karakteristik petani sampel berdasarkan lama usaha Tabel 6. Karakteristik petani lebah berdasarkan lama usaha. No. Lama Usaha (Tahun) Jumlah Responden Persentasi 4. <1 1 4 5 6 Total 0 4 16 Sumber: Data primer diolah tahun 01 0 % 1,04 % 17,9 % 69,57 % 100,0 %
8 Usaha budidaya lebah madu yang dilakukan petani lebah di Dusun Sidomukti merupakan pekerjaan sampingan dengan persentase 100% dengan rata rata lama petani lebah melakukan usaha budidaya lebah madu tersebut sejak tahun 006 atau sekitar 6 tahun dengan persentase 60,9%. Hal ini menunjukkan bahwa petani lebah sudah memiliki pengalaman yang cukup lama dalam usaha budidaya lebah madu.