BAB I PENDAHULUAN. ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S-1) Komunikasi Bidang Studi Public Relations.

BAB I PENDAHULUAN. Analisis hukum kegiatan..., Sarah Salamah, FH UI, Penerbit Buku Kompas, 2001), hal. 40.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara resmi Peraturan dari Republik Rayat China tentang Sumber daya minyak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai beraneka ragam

BAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional

BAB I PENDAHULUAN. serta alasan penulis memilih obyek penelitian di PT. X. Setelah itu, sub bab

GOVERMENT LIAISON Peranannya dalam memudahkan proses bisnis Perminyakan dengan Pemerintah terutama dalam aktivitas Eksplorasi dan Exploitasi.

2 kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi dalam rangka pengelolaan Minyak dan Gas Bumi di darat dan laut di Wilayah Aceh dapat dilakukan jika keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.41 Tahun 1999 hutan memiliki fungsi

Boks 1 PELUANG DAN HAMBATAN INVESTASI DI PROPINSI RIAU. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era persaingan usaha yang ketat sekarang ini, bidang Hubungan

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

% Alokasi Biaya tidak langsung Kantor Pusat. Alokasi Biaya tidak langsung Kantor Pusat. Total Pengeluaran. Tahun

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sinergi antar Kementerian dan instansi pemerintah sebagai terobosan dalam pengembangan panasbumi mencapai 7000 MW di tahun 2025

Oleh Jum'at, 22 September :21 - Update Terakhir Jum'at, 22 September :34

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

2 Mengingat Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 T

Ini merupakan penandatanganan pemenang kontrak hasil tender Reguler Putaran I tahun 2005, ujar Dirjen Migas Luluk Sumiarso. Berdasarkan Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 1 Hal

BAB I PENDAHULUAN. sikap, dan perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedurprosedur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era persaingan yang semakin ketat, perusahaan perlu melakukan

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan, membantu

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan kepada pembeli dengan ketentuan jumlah, jenis, kualitas, tempat dan

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

bahwa dalam rangka menjaga tingkat produksi minyak dan gas bumi serta memberikan kepastian dalam pelaksanaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi

BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (BPMIGAS) BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (BPMIGAS) SURAT KEPUTUSAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) merupakan salah satu perusahaan. besar di Indonesia dengan pemasokan paling besar kepada Negara.

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4435) sebagaimana telah beberapa kal

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 44 TAHUN 2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Semakin hari kebutuhan ini makin

BAB I PENDAHULUAN. kelima di dunia, Indonesia menjadi surga bagi perusahaan-perusahaan multinasional

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 5 TAHUN 2008

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

PROFIL TENTANG KAMI RID

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUSAHAAN MINYAK DAN GAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Indonesia berdasarkan UUD 1945 Pasal 18 ayat (1) terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

Shell Meresmikan Terminal Bahan Bakar Minyak di Pulau Laut Kalimantan Selatan

MENTEW ENERGI DAM SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Partnership Governance Index

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS DAN INFRASTRUKTUR SELAT SUNDA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya

1. Contoh penghitungan besaran alokasi biaya tidak langsung Kantor Pusat dalam masa Eksplorasi:

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Hasnur Group yang awalnya bergerak pada bidang angkutan sungai tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Humas memegang peranan penting dalam setiap organisasi, baik pada

Reformasi Sistem Tata Kelola Sektor Migas: Pertimbangan untuk Pemerintah Jokowi - JK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1995 TENTANG PENGEMBANGAN PROYEK NATUNA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

SNI Standar Nasional Indonesia. Pengawasan eksplorasi bahan galian BSN. ICS Badan Standardisasi Nasional

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

WILAYAH PERTAMBANGAN DALAM TATA RUANG NASIONAL. Oleh : Bambang Pardiarto Kelompok Program Penelitian Mineral, Pusat Sumberdaya Geologi, Badan Geologi

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu sektor energi vital dalam rangka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dari total penerimaan Negara Bukan Pajak Rp 385 trilyun 1, atau dapat. hukum agar tidak merugikan kepentingan negara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG STANDARDISASI SARANA, PRASARANA DAN PELAYANAN LINTAS BATAS ANTAR NEGARA

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial, baik sebagai individu ataupun kelompok akan selalu berkomunikasi. Sehingga disadari ataupun tidak, komunikasi telah menjadi bagian dan kebutuhan hidup manusia. Melalui komunikasi, manusia dapat melakukan berbagai aktivitas. Dan di era modern ini semakin disadari bahwa keberhasilan suatu usaha atau kegiatan sangat dipengaruhi atau ditunjang oleh komunikasi yang baik. Dalam industri usaha hulu minyak dan gas bumi, komunikasi juga memainkan peranan penting dan signifikan, mulai dari tingkat terendah hingga tingkat tertinggi, baik di daerah maupun di pusat. Adapun fungsi-fungsi yang erat kaitannya dengan komunikasi adalah fungsi yang berada di garis depan perusahaan seperti Public Relations (Hubungan Masyarakat), Goverment Relations (Hubungan Pemerintahan/Kelembagaan) serta Security (Pengamanan). Di era reformasi sekarang ini, khususnya terkait dengan otonomi daerah, dimana pemerintah daerah memiliki otoritas lebih dan independen, permasalahan atau hambatan yang muncul justru berasal dari pemerintah setempat. Sebagian besar Kepala Daerah (Bupati) serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) terkesan memiliki kewenangan yang sangat besar dalam menentukan peraturan daerahnya sehingga ada berbagai peraturan daerah dan perijinan yang tidak sejalan dengan kebijakan dari pemerintah pusat. Umumnya hal tersebut 1

2 disebabkan kurangnya pemahaman yang baik dan benar tentang kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi serta adanya persepsi yang keliru tentang perusahaanperusahaan kontraktor asing yang sebetulnya merupakan mitra kerja pemerintah Indonesia. Mayoritas masalah atau hambatan yang timbul dalam industri hulu minyak dan gas bumi adalah masalah perijinan seperti: ijin tumpang tindih lahan dengan wilayah hutan atau perkebunan (Departemen Kehutanan/Perhutani/Dinas Perkebunan), ijin memasuki wilayah perbatasan daerah administrasi (antar kabupaten, provinsi) ataupun ijin memasuki wilayah laut dari instansi TNI Angkatan Laut, dan sebagainya. Dan mayoritas semua urusan perijinan tersebut bermuara pada instansi atau lembaga pemerintah. Adanya hambatan atau masalah-masalah tersebut menimbulkan rasa tidak aman dan tidak nyaman bagi perusahaan karena merasa tidak mendapatkan dukungan seperti yang dijanjikan pemerintah Indonesia. Kontraktor yang kecewa bukan tidak mungkin pada akhirnya memilih mundur dan menarik investasinya dari Indoneseia. Bila hal ini terjadi, maka itu berarti kerugian bagi negara dan rakyat Indonesia. Sebagai informasi, berdasarkan data dari BPMIGAS bahwa pada tahun 2011, industri hulu minyak dan gas bumi adalah penghasil devisa Negara Republik Indonesia dan secara konsisten menyumbang antara 20 sampai 30 persen dari total penerimaan negara, seperti yang dipublikasikan pada website BPMIGAS tertanggal 10 Oktober 2011 (lampiran 1). Sebagai salah satu industri strategis Negara, maka berdasarkan Keputusan Presiden No 63 tahun 2004 aset

3 industri ini ditetapkan sebagai Objek Vital Nasional atau disingkat Obvitnas (lampiran 2). Sesuai dengan definisinya maka objek vital merupakan sebuah objek yang memiliki nilai strategis yang besar bagi kepentingan Negara sehingga apabila objek tersebut terganggu, akan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan bahkan mengganggu kepentingan nasional. Industri minyak dan gas bumi selain sebagai objek vital nasional juga dikenal sebagai industri yang menggunakan teknologi tingkat tinggi (High Techonology), membutuhkan biaya yang sangat tinggi (High Cost) dan memiliki resiko yang sangat tinggi ( High Risk). Sehingga bagi setiap perusahaan ( kontraktor) nasional maupun internasional (asing) yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, harus mengikuti tender atau lelang yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi (DIRJEN MIGAS) di bawah pengawasan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Setelah perusahaan memenangkan suatu Wilayah Kerja Tambang (WK P ) maka selanjutnya menjadi mitra kerja pemerintah atau disebut Kontraktor Kontrak Kerja Sama (selanjutnya disebut K3S) dan berada di bawah pengawasan pemerintah yaitu Badan Pengawas Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau dikenal dengan BPMIGAS. CNOOC SES Limited dengan induk perusahaan di China, merupakan salah satu K3S dengan Wilayah Kerja Pertambangan (disebut WKP) dibeberapa area seperti Blok South East of Sumatera (SES) di perairan Kepulauan Seribu, Blok Batanghari di Kabupaten Jambi, Blok South of Palung Aru di Perairan laut Aru dan Blok West Madura di laut Madura.

4 Memahami kondisi yang ada di Indonesia saat ini, dalam menjalankan kegiatannya, manajemen CNOOC SES Ltd, memberikan dukungan bagi setiap usaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan para stakeholder. Pihak manajemen berupaya terus menerus untuk menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah sipil maupun militer selaku external stakeholder utama dan juga masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan namun masih sering timbul hambatan yang mengganggu kelancaran dan keamanan aktivitas perusahaan yang dapat berdampak pada penurunan produktivitas perusahaan. Sering terjadi bahwa hambatan signifikan justru berasal dari stakeholder utama yaitu pemerintah sipil maupun militer /POLRI, baik di pusat maupun daerah terutama terrkait pengurusan perijinan. Hal ini timbul karena kurangnya pemahaman stakeholder tentang industri hulu minyak dan gas yang merupakan objek vital nasional. Selain itu, adanya otonomi daerah dengan berbagai peraturan daerah yang terkadang tidak sejalan dengan undang-undang, keputusan-keputusan atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat sehingga menimbulkan kebingungan, penundaan pekerjaan, dan jenis-jenis hambatan lainnya. Situasi ini membuat manajemen menyadari bahwa perlu menjaga hubungan atau relasi yang baik baik dengan publik perusahaan dan disinilah fungsi utama dari Public Relations yaitu menjadi perantara hubungan antara manajemen perusahaan dengan publik internal maupun eksternal guna membentuk dan meningkatkan citra positif perusahaan.

5 Untuk itu manajemen perlu memberikan dukungan pada fungsi Public Relations agar dapat melakukan peranannya dengan optimal, diantaranya peran sebagai konsultan atau penasehat bagi manajemen dalam mendefinisikan masalah atau memantau implementasi kebijakan perusahaan, menjadi fasilitator pemecahan masalah, baik di internal maupun eksternal perusahaan. Disamping itu Public Relations juga harus dapat melakukan peranannya sebagai fasilitator komunikasi antara perusahaan / organisasi dengan publik internal maupun eksternal seprti menyampaikan kebijakan perusahaan yang harus diketahui publik agar terjalin kesepahaman kedua belah pihak sehingga tujuan perusahaan mendapatkan dukungan dari publiknya. Peranan lainnya dari Public Relations adalah sebagai teknisi komunikasi melalui kegiatan komunikasi pendukung operasional perusahaan seperti programprogram publikasi, iklan, sosial dan sebagainya. Berdasarkan kenyataan ini, maka manajemen CNOOC SES Ltd memutuskan untuk memberikan dukungan dan perhatian pada Departemen General Affairs & Legal yang membawahi Public Relations. Dukungan tersebut bukan hanya dalam bentuk kewenangan dalam mengembangkan program kerja dan anggaran tetapi juga dukungan pada sumber daya manusia dimana pejabat Head of Government & Public Relations dibantu oleh dua (2) personil yang berbeda yaitu :

6 1. Junior Officer Internal/External Relations yang lebih fokus pada bidang Public Relations, mendukung kegiatan-kegiatan publikasi dan kemasyarakatan. 2. Officer Government Relations yang difokuskan pada pengurusan perijinan dengan stakeholder pemerintah, baik di pusat dan daerah, sipil dan militer. Dengan adanya pemisahan kedua fungsi tersebut, diharapkan agar masingmasing pejabat atau praktisi yang berwenang dapat lebih fokus dengan stakeholder terkait, sehingga dapat bekerja secara optimal, efektif dan efisien guna menunjang kelancaran kegiatan perusahaan. Untuk diketahui bahwa dalam kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, setiap Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) atau disebut dengan Blok, merupakan suatu perusahaan atau Badan Usaha Tetap tersendiri, dengan manajemen yang terpisah dari blok lainnya. Sehingga dalam hal ini, untuk wilayah Blok Madura, CNOOC yang bermitra dengan Husky mendirikan perusahaan yang disebut dengan Husky CNOOC Madura Limited, dan sesuai dengan kesepakatan dan perjanjian kerjasama, maka CNOOC adalah pihak yang melakukan operasionalisasi atau dikenal dengan sebutan Operator Blok. Terkait dengan struktur organisasi, nampaknya ada kesepakatan tidak tertulis bahwa pada situasi atau keadaan tertentu dan khusus, apabila Husky CNOOC Madura Limited tidak memiliki praktisi atau fungsi yang dapat menangani suatu kegiatan operasional terutama permasalahan di lapangan, maka personil CNOOC SES Limited dapat diminta atau diperbantukan. Hal ini nampak

7 pada proyek atau kegiatan di blok Madura yang berada dibawah perusahaan Husky CNOOC Madura Limited. Terkait dengan kegiatan pada proyek survei seismik 3D dan pengeboran Blok Madura, masalah perijinan tersebut seharusnya berkaitan dengan fungsi dan peran Government Relations Officer, dimana jabatan atau personil penanggung jawab sudah ada dalam struktur organisasi CNOOC SES Limited. Akan tetapi fakta menunjukkan bahwa sejak awal perencanaan proyek atau kegiatan eksplorasi Blok Madura, fungsi Government Relations tidak dilibatkan sama sekali. Akibatnya pencegahan atau antisipasi masalah tidak berjalan optimal. Dan yang menjadikan hal ini khusus dan temuan yang menarik adalah baik manajemen Husky CNOOC Madura Limited maupun CNOOC SES Limited sepakat menugaskan Senior Head of Security untuk menyelesaikan hambatan tersebut. Dari beberapa catatan kejadian yang berhasil diperoleh peneliti menunjukkan bahwa sering terjadi Departemen Sekuriti khususnya Senior Head of Security ditugaskan untuk menyelesaikan masalah perijinan yang timbul pada saat eksekusi atau operasional di lapangan akan atau sedang berjalan. Bahkan pada beberapa peristiwa atau kasus, fungsi sekuriti bukan hanya sekedar menyelesaikan konflik yang timbul akan tetapi turut ambil bagian dalam penyelesaian atau mendapatkan dukungan di tingkat elite pemerintah melalui pendekatan lobi dan negosiasi pada networking yang ada. Dengan berjalannya waktu dan aktivitas perusahaan yang meningkat, maka makin banyak pula hambatan atau kendala yang terjadi. Dan dalam

8 beberapa kasus terkait perijinan instansi pemerintah, baik sipil maupun militer, permasalahan tersebut dapat diatasi atau diselesaikan oleh Senior Head of Security dari CNOOC SES Limited dan bukan oleh fungsi Government Relations. Hal ini menjadi perhatian sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada manajemen eksekutif sehingga akhirnya Senior Head of Security sering ditugaskan untuk menyelesaikan proses perijinan dengan instansi pemerintah terkait, diantaranya: a. Pengurusan Ijin Penggunaan Daerah Latihan TNI Angkatan Laut dalam rangka mendukung kegiatan eksplorasi di perairan laut Madura. b. Menjembatani proses kunjungan kehormatan kepada pemerintah Maluku dalam rangka persiapan dimulainya kegiatan operasional di Blok Palung Aru; c. Penyelesaian masalah imigrasi dan legal terkait penggunaan paspor khusus dan ijin tinggal warga negara Cina yang ditugaskan di CNOOC SES Limited di Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti melihat ada temuan menarik yang terjadi di perusahaan CNOOC SES Limited. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa Senior Head of Security sering ditugaskan untuk mengatur dan melakukan komunikasi persuasif dan pendekatan kepada instansi pemerintah. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menjalin dan meningkatkan hubungan baik dengan pemerintah, mengurus dan menyelesaikan masalah atau hambatan perijinan penunjang operasional kegiatan khususnya yang dapat berdampak langsung pada

9 produktivitas perusahaan. Fakta ini menunjukkan bahwa Senior Head Security melaksanakan fungsi dan peran Government Relations yang berhubungan dengan pemerintah dan bukan praktisi dari fungsi terkait. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan mengenai Senior Head of Security yang melakukan fungsi dan peran Government Relations, maka peneliti merumuskan bahwa masalah penelitian adalah : Bagaimana Implementasi fungsi dan peran Government Relations CNOOC SES Limited? (Studi deskriptif pada fungsi dan peran Senior Head of Security CNOOC SES Limited dalam menyelesaikan ijin penggunaan daerah latihan TNI- Angkatan Laut guna mendukung kegiatan survei seismik 3D dan pengeboran di Blok Madura). 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi fungsi dan peran Government Relations CNOOC SES Limited (Studi deskriptif pada fungsi dan peran Senior Head of Security CNOOC SES Limited dalam menyelesaikan ijin penggunaan daerah latihan TNI-AL guna mendukung kegiatan survei seismik 3D dan pengeboran di Blok Madura). 1.4 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan masukan positif atau manfaat:

10 1.4.1 Teoritis / Akademis : Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi jenjang pendidikan tinggi untuk melengkapi kurikulum komunikasi yang lebih spesifik (khusus) terkait cara atau pendekatan komunikasi dengan pemerintah; 1.4.2 Praktis: Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada pelaku / pejabat Government Relations di industri hulu minyak dan gas bumi untuk meningkatkan kemampuan kognitif serta komunikasi persuasif guna mendukung implementasi fungsi dan peranannya secara optimal. Sehingga di masa mendatang jabatan Government Relations dapat meningkat ke jenjang manajerial.