Apa Hukum Menukar Uang Receh Selain di Bank? Thursday, 16 August :38

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN. Daftar Alamat Lokasi Pasar Tengah Tanjung Karang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB 1 PENDAHULUAN. hasil baru dipraktekan dalam perekonomian di Indonesia. Antara sistem

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan Undang-Undang Perbankan yang berlaku yaitu UU No. 12 Tahun 1967,

BAB IV. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM dan UU NO.7 TAHUN 2011 TERHADAP PENUKARAN MATA UANG RUSAK

BAB I PENDAHULUAN. Rajagrafindo Persada, 2009, hlm.9. http/ pada 1 November 2014, 09.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Bangun Drajat Warga. SAW, dimana Baitulmal didirikan oleh Rasulullah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1976, hlm Jakarta, 1997, hlm. 5. Utama, Jakarta, 2011, hlm. 1496

Mam MAKALAH ISLAM. Shalat Berjamaah Berhadia Dalam Prespektif Masalah Madharat

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan bagian integral dari kehidupan kita sehari hari. Dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

MENYIAPKAN KEUANGAN SAAT MUDIK LEBARAN

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Daftar Pertanyaan untuk Pelaku Usaha

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan berkembangnya industri perbankan syariah yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas

SURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN

yang diberikan. Hal ini dimaksudkan agar seluruh jasa yang ditawarkan akan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/17/PBI/2008 TENTANG PRODUK BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. didirikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kebutuhan. Semakin tinggi taraf hidup dari tingkat sosial atau masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

SURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

SURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN

BAB I. Pendahuluan. Allah berfirman dalam Alquran tentang keharaman riba,

UANG A. Sejarah Uang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. umum dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Agama islam tidak hanya meliputi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Setiap manusia memiliki kebutuhan yang beragam dalam kehidupannya.

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DI PT.KERETA API INDONESIA (KAI) STASIUN HALL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pokok bank yaitu menghimppun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. syari ah riba dilarang sedangkan jual beli (al bay) dihalalkan. Dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan

BAB III APLIKASI PENYEWAAN MAKAM DELTA PRALOYO DAN DAMPAKNYA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 17/43/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN LAYANAN SYARIAH (OFFICE CHANNELING) PADA BTN UNIT USAHA SYARIAH (UUS)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi alasan mereka untuk mau berhubungan dan menjadi nasabah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir ini berdampak pada makin banyaknya bank-bank konvensional

Suasana Hangat Warnai Halal Bi Halal Civitas UNAIR

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya kajian dan publikasi prinsip-prinsip dan praktik-praktik mengenai

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah salah satu representasi aplikasi dari ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

FATWA MUI TENTANG TRADING FOREX

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. independen berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGARUH PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL TERHADAP MINAT NASABAH BERINVESTASI ( Survey Pada Bank Syari ah di Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

dari Bank adalah sebagai lembaga perantara dalam arus dana, baik dalam pasar uang

BAB I PENDAHULUAN. Bank juga sebagai lembaga keuangan memegang peranan yang penting dalam

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS SYIAH KUALA PADA SEMINAR & BEDAH BUKU BANK INDONESIA

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (BPRS). Menurut data statistik Oktober 2011 Bank Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara, Menurut Kasmir (2006:1) kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar. Tanpa adanya sistem pemasaran yang banyak bukan

BAB VI P E N U T U P. A. Kesimpulan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Praktek perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil, dilakukan di Indonesia

Ronny Kusnandar ISSN Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi, industri perbankan

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

Oleh: Umi Widyastuti, Nurhayati Indyastuti, Utami Puji Lestari. Abstract I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Istilah bank berasal dari kata Italia banco yang berarti kepentingan

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

BAB IV PENUTUP. transaksi menggunakan Rupiah logam sebagai berikut : Rp 1000,00 (seribu Rupiah) dan/atau Rp 1500,00 (seribu lima ratus Rupiah), dan

Transkripsi:

Kedatangan Hari Raya Idul Fitri 1433 H tinggal hitungan jari ke depan. Dengan penduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, Hari raya Idul Fitri atau lazim disebut dengan Lebaran di Indonesia bukan saja menghadirkan fenomena ritus spiritual, tapi juga fenomena budaya dan sosial. Banyak aspek budaya dan sosial yang mengemuka sebelum, selama, dan sesudah Lebaran berlangsung. Salah satunya adalah kebiasan mudik, saling memberi hadiah maupun uang, terutama kepada anak kecil, juga mengadakan silaturahmi dalam bentuk acara Halal bi Halal. Tradisi mudik barangkali tradisi khas masyarakat Indonesia yang jarang ditemui di negara-negara Muslim lainnya di dunia. Begitu pula dengan tradisi Halal bi Halal seusai Lebaran. Terkait dengan tradisi mudik, ada salah satu fenomena unik di Indonesia jelang Lebaran, yakni ramainya orang yang menukarkan uang kertas dengan nominal besar untuk dijadikan uang receh atau uang kertas dengan nominal lebih kecil. Umumnya, pecahan uang yang paling diminati adalah dengan nominal mulai dari Rp10 ribu, Rp5 ribu sampai pecahan uang dengan nominal Rp2 ribu. 1 / 5

Uang receh tersebut nantinya dipergunakan untuk menggembirakan anak-anak selama proses silaturahmi dan saling bermaafan di hari Lebaran. Tingginya minat masyarakat akan uang pecahan kecil membuat sejumlah orang yang ingin mengais sejumput keuntungan. Pada beberapa titik keramian seperti di daerah terminal, stasiun, maupun jalan-jalan besar lumrah dijumpai para penjaja uang receh yang melayani jasa penukaran uang. Para pelayan jasa tukar uang itu biasanya mengutip rata-rata Rp10 ribu sebagai imbal jasa dari penukaran uang kertas dengan nominal Rp100 ribu. Penukaran uang semacam itu sesungguhnya telah sejak lama dipraktikkan oleh para kondektur angkutan umum yang biasa menukarkan uang kertas dengan nominal Rp10 ribu untuk mendapatkan uang logam receh sebanyak Rp9 ribu. Kutipan uang sebesar Rp1.000 tersebut sudah sangat dimafhumi oleh para kondektur. Sikap MUI Fenomena penukaran uang receh disikapi lain oleh beberapa Majelis Ulama Indonesia (MUI) di daerah, terutama MUI Jawa Barat (Jabar), MUI Sumatra Barat (Sumbar), dan MUI Jombang. Ketiga lembaga keagamaan tersebut sejak tiga pekan terakhir gencar mengimbau masyarakat agar menghindari penukaran uang di pinggir jalan. Larangan tersebut didasarkan pada praktik penukaran yang diindikasi mengandung riba atau transaksi ekonomi yang haram hukumnya dalam Islam. "Itu termasuk riba yang mengambil keuntungan dari perdagangan yang tidak sah. Sehingga merugikan umat dalam hal ini konsumen," kata Salim Umar, Ketua MUI Jawa Barat Bidang Komisi Fatwa pada Selasa, 7 Agustus 2012, seperti dikutip vivanews.com. Selain praktik ribawi yang dikeluhkan Salim, uang bukanlah alat tukar atau pun komoditi yang boleh diperdagangkan. Dalam hemat Salim, transaksi penukaran dengan mata uang sejenis (rupiah) tidak bisa disamakan dengan transaksi penukaran uang ke mata uang negara lain 2 / 5

(perdagangan valuta). "Transaksi penukaran uang receh termasuk riba, karena misalnya satu lembar pecahan sepuluh ribu ditukar hanya dengan sembilan lembar pecahan seribu," tegas Salim Umar. Hal senada juga disampaikan oleh Gusrizal Gazahar, Ketua Bidang fatwa MUI Sumbar. Dimintai keterangan mengenai penukaran uang di pinggir jalan yang semakin marak jelang Lebaran, dia mengatakan bahwa praktik tersebut mengandung unsur riba karena jumlah uang yang ditukarkan dengan uang hasil tukaran tidak sama. "Jika uang ditukar dengan uang yang nilainya sama tetapi salah satu di antara penukarnya kurang atau lebih maka tidak diragukan terdapat unsur riba," kata Gusrizal di Padang, Selasa, 7 Agustus 2012, seperti dikutip kompas.com. Gusrizal juga menambahkan bahwa dalih yang mengatakan bahwa uang kutipan merupakan imbalan jasa tidak dapat diterima. Dikarenakan praktik transaksinya jelas tidak berkeadilan. Dia juga menghimbau agar setiap Muslim meninggalkan transaksi seperti itu karena dilarang oleh agama. Begitu pula pendapat KH Cholil Dahlan, Ketua MUI Jombang, yang mengatakan bahwa penukaran uang di pinggir jalan kental unsur riba sehingga hukumnya haram. Dia menceritakan kisah di dalam hadis yang mengungkap praktik seorang sahabat Nabi yang menukarkan kurma berkualitas jelek sebanyak dua timbangan dengan kurma kualitas bagus sebanyak satu timbangan. Mengetahui hal itu, Nabi Muhammad SAW langsung menegur karena sahabat tersebut telah melakukan praktik riba. Fenomena jasa penukaran uang tersebut tidak jauh beda dengan kisah sahabat nabi yang melakukan penukaran kurma jelek dengan kurma kualitas bagus tadi, kilah KH. Cholil Dahlan, seperti dikutip Tribunnews.com. 3 / 5

Respons Bank Indonesia Gusrizal mengapresiasi Bank Indonesia (BI) yang telah menyiapkan infrastruktur untuk memudahkan masyarakat melakukan transaksi penukaran uang pecahan kecil agar terhindar dari riba. BI memang secara proaktif melayani penukaran uang receh di bank maupun layanan bergerak. BI Padang, Sumbar, saja menyediakan uang untuk keperluan Lebaran senilai Rp1,8 triliun. "Uang yang akan ditukar itu mulai pecahan Rp1.000 sampai Rp20 ribu," kata Kasir Senior BI Padang Sumbar Pinto Satiyono, pada Senin, 6 Agustus 2012, seperti dikutip Okezone.com. Untuk kelancaran hal tersebut, BI Padang menggandeng BRI, BRI Syariah, BNI, Bank Mandiri, Bukopin, BTN, BCA, dan Bank Nagari. BI juga melayani nasabah di luar bank atau layanan bergerak. "Jasa pertukaran uang ini disiapkan di komplek Gor H Agus Salim Padang mulai 1-15 Agustus Selain itu disediakan mobil yang melayani jasa penukaran uang tapi mobil tersebut berpindah-pindah tempat," ungkapnya. Selain di Padang, kegitaan serupa juga dilakukan BI di Jakarta, yang dipusatkan di lapangan IRTI Monas antara tanggal 6-12 Agustus 2012. Pada hari terakhir, pelayanan ditutup pada pukul 12.00 WIB. Selain mengadakan pertukaran uang receh, BI juga mengadakan pelaksanaan penukaran e-mo ney. Dalam penukaran uang pada minggu lalu tersebut, turut hadir Deputi Gubernur BI, Ronald Waas. Dalam pelaksanaan semua kegiatan itu, BI tidak mengutip serupiah pun dari uang yang ditukarkan oleh konsumen. Hanya saja, setiap konsumen dibatasi hanya boleh menukar uang hingga Rp5 juta. Tanggapan dan Polemik Sampai detik ini, larangan untuk menukar uang receh di pinggir jalan memang masih sebatas imbauan. MUI pusat maupun pengurus MUI di daerah-daerah baru sebatas mengimbau status haram praktik penukaran uang dengan cara tersebut dan menyarankan agar penukaran 4 / 5

dilakukan di bank yang tidak terindikasi riba. Imbauan MUI ditanggapi beragam oleh pengguna jasa maupun penjaja jasa penukaran uang. Anis (50) yang biasa menjajakan jasa penukaran uang di kawasan Jalan Diponegoro Padang, Sumbar, mengaku hanya ingin membantu masyarakat jelang Lebaran. Ia tidak terlalu hirau dengan imbauan MUI. BI sendiri mengaku tidak bisa mengontrol banyaknya para penjual uang yang marak dan mengeruk peluang menjelang Lebaran. Ronald Waas mengungkapkan bahwa tidak ada Undang-Undang (UU) yang melarang hal tersebut. Namun, BI Jabar mendukung imbauan MUI Jabar kepada masyarakat agar meninggalkan praktik menukar uang di jalanan yang sarat riba. Kami setuju dan mendukung sikap atau pernyataan MUI tersebut.kami sendiri sudah melarang aktivitas tersebut dilakukan dijalan-jalan sekitar kantor BI.Masyarakat diharapkan mematuhinya, kata Lucky Fathul, Pimpinan BI Jabar, seperti dikuti hidayatullah.com. Fathul mengimbau agar masyarakat menukarkan uangnya di bank atau kantor BI saja, selain di loket-loket bergerak yang disediakan BI. Menurut Fathul, selain haram, jual beli tersebut juga banyak mudaratnya terutama bagi penukar. Kerugian tersebut antara lain penjual akan menaikan 10% dari uang yang ditukar warga. Kerugian lain yang disebut Fathul adalah kerawanan beredarnya uang palsu atau rusak, di mana BI tidak bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Juga, rentan terjadinya manipulasi uang (kurang hitungan). [AND/dari berbagai sumber] 5 / 5