BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

PENERAPAN PAKEM DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DI SD NEGERI DELITUA KABUPATEN DELI SERDANG. Suharni Surel:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dharma Kesuma, dkk, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan, pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang memiliki kedudukan sangat penting, di samping dua kerangka dasar lainnya, yaitu akidah dan syariah. Nabi Muhammad saw. mengisyaratkan kehadirannya di muka bumi ini membawa misi pokok untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia. Konsep tersebut menunjukkan bahwa fungsi dan tujuan setiap jenjang pendidikan berkaitan pembentukan karakter siswa sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Pendidikan di zaman modern ini diuji untuk menunjukkan kemampuannya memberikan jawaban dari berbagai macam persoalan kehidupan, diantaranya ialah persoalan krisis akhlak yang melanda bangsa Indonesia, khususnya generasi muda dan kemampuan seseorang untuk berperan dalam pembangunan nasional dengan aktif dan kritis melakukan tranformasi menuju dunia kehidupan lebih demokrasi dan berperikeadilan. 2 1 Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2 Ahmad Razzaqi, Mencetak Generasi Muslim Teladan, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2010), hlm. 85. 1

2 Pembangunan nasional yang selama ini dilaksanakan telah menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, meliputi bidang sosial budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, pertahanan dan keamanan, hukum dan aparatur, pembangunan wilayah dan tata ruang, penyediaan sarana dan prasarana, serta pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. 3 Namun, di samping banyak kemajuan yang telah dicapai ternyata masih banyak masalah yang belum sepenuhnya terselesaikan, termasuk kondisi karakter bangsa yang akhir-akhir ini mengalami pergeseran. Dhama Kesuma, berpendapat bahwa pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk, hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal. 4 Hal itu tecermin dari kesenjangan sosial-ekonomi-politik yang masih besar, kerusakan lingkungan di seluruh pelosok negeri, masih terjadinya ketidakadilan hukum, pergaulan bebas dan pornografi di kalangan remaja, kekerasan dan kerusuhan, korupsi yang merambah pada semua sektor kehidupan masyarakat. Saat ini banyak dijumpai tindakan anarkis, konflik sosial, penuturan bahasa yang buruk dan tidak santun, dan ketidaktaataan berlalu lintas. Masyarakat Indonesia yang terbiasa santun dalam berperilaku, melaksanakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah, mempunyai kearifan lokal yang kaya dengan pluralitas, serta bersikap toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah menjadi hegemoni kelompok-kelompok yang saling mengalahkan dan berperilaku tidak jujur. Semua itu menegaskan bahwa terjadi ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa yang menurut Abdul Madjid bermuara pada : 1. Disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa. 2. Keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilainilai esensi Pancasila. 3. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, 4. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa, 5. Ancaman disintegrasi bangsa 6. Melemahnya kemandirian bangsa. 5 3 Dharma Kesumo, Pendidikan Karakter; Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, (Bandung: Rosdakarya, 2011), hlm. 3 4 Ibid. 5 Abdul Majid, dan Dian Andiyani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 17.

3 Memperhatikan situasi dan kondisi karakter bangsa yang memprihatinkan tersebut, pemerintah mengambil inisiatif untuk memprioritaskan pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa seharusnya menjadi arus utama pembangunan nasional. Artinya, setiap upaya pembangunan harus selalu dipikirkan keterkaitan dan dampaknya terhadap pengembangan karakter. 6 Hal itu tecermin dari misi pembangunan nasional yang memosisikan pendidikan karakter sebagai misi pertama dari delapan misi guna mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, bermoral Pancasila, dan berakhlak mulia, yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Indonesia yang beragam, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bertoleran, bergotongroyong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, dan berorientasi ipteks. 7 Dalam konteks pendidikan di sekolah dasar kajian pendidikan karakter ini sangat penting sebab keberhasilan pendidikan berada pada jenjang pendidikan dasar, berhasil atau tidak pendidikan ditentukan oleh keberhasilan pendidikan di level bawah/dasar. Salah satu sekolah dasar yang telah menerapkan pendidikan karakter ialah SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal. Pendidikan karakter yang dikembangkan di SD Negeri 3 Ngareanak Singorojo Kabupaten Kendal utamanya adalah karakter santun yang diterapkan secara terintegrasi pada proses pembelajaran yang dilakukan dengan pengenalan nilai-nilai santun, memfasilitasi diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilainilai santun, dan penginternalisasian nilai-nilai santun ke dalam tingkahlaku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran di SD Negeri 3 Ngareanak Singorojo Kabupaten Kendal, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal karakter santun, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan 6 Nurul Zuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan; Menggagas Platfom Pendidikan Budi Pekerti Secara Kontekstual dan Futuristik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 19 7 Ibid, hlm. 20.

4 menjadikannya perilaku. Integrasi dapat dilakukan dalam substansi materi, pendekatan dan metode pembelajaran, serta model evaluasi yang dikembangkan. Tidak semua substansi materi pelajaran cocok untuk karakter santun yang akan dikembangkan, perlu dilakukan seleksi materi dan sinkronisasi dengan karakter santun yang akan dikembangkan. Sejalan fenomena di atas, SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal sebagai salah satu sekolah dasar yang merespon fenomena di atas, terus berpacu mengembangkan pendidikan karakter santun tersebut guna mengembangkan kualitas pendidikan agar lulusannya memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Berbagai hambatan atau kendala selalu muncul, namun seluruh elemen di SD Negeri 3 Ngareanak Singorojo Kendal berusaha menggali potensi untuk memecahkannya. Melalui cara seperti itu, sampai saat ini SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal tidak kehilangan relevansi program pembelajarannya, termasuk di dalamnya progam pendidikan karakter santun. Program pendidikan karakter santun di SD Negeri 3 Ngareanak Singorojo Kabupaten Kendal dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akidah mencakup sendi-sendi keimanan, penghayatan, dan kepercayaan seseorang terhadap dogma-dogma agama yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. 8 Upaya guru mengembangkan karakter santun yang terintegrasi melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013, beserta problematika dan pemecahannya, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah tersebut melalui penelitian deskriptif kualitatif berjudul : Pengembangan Karakter Santun melalui Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas V SD Negeri 3 Ngareanak Singorojo Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013. 8 BSNP, Standar Isi KTSP pada Sekolah Menengah Pertama, (Jakarta : Badan Standar Nasional, 2006), hlm. v.

5 B. IDENTIFIKASI MASALAH Beberapa masalah yang menjadi kendala penerapan pendidikan karekter di SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal yaitu : 1. Secara konseptual, pendidikan karakter santun di SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal tampaknya sudah cukup mapan. Namun dalam pelaksanaannya, hal itu mendapat tantangan yang sangat besar. Tantangan tersebut berasal dari lingkungan pendidikan itu sendiri maupun dari luar. Tantangan dari dalam berasal dari personal pendidikan dan perangkat lunak pendidikan (mind set, kebijakan pendidikan dan kurikulum). Tantangan dari luar berupa perubahan lingkungan sosial secara global yang mengubah tata nilai, norma, dan budaya masyarakat sekitar sekolah. Perubahan itu tidak dapat dikendalikan dan dibatasi karena berkembangnya teknologi informasi 2. Kompetensi dasar yang disusun dalam standart isi kurikulum di SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal tidak menuntut secara eksplisit pengembangan karakter santun peserta didik, yang dirumuskan secara eksplisit tentang pencapaian pembangunan karakter peserta didik dalam dokumen kurikulumnya. 3. Orientasi Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013 yang masih mementingkan aspek kognitif sehingga mengurangi kepekaan siswa terhadap nilai-nilai etika. 4. Lingkungan sekitar atau lingkungan sosial yang belum dioptimalkan sebagai media belajar siswa SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal. 5. Kompetensi guru yang perlu ditingkatkan berkaitan dengan aspek-aspek pendidikan karakter santun. 6. Evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang perlu dibenahi, dan 7. Faktor peserta didik yang perlu pembiasaan terhadap nilai-nilai pendidikan karakter.

6 C. PEMBATASAN MASALAH Deskripsi latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan mengingat faktor-faktor yang terkait pada proses belajar mengajar sangat kompleks, serta agar penelitian lebih terarah, maka masalahnya dibatasi berdasarkan aspek-aspek yang akan diteliti berkaitan penerapan pendidikan karakter santun di kelas V SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013, kendala yang dihadapi, dan upaya mengatasi kendala tersebut. D. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah implementasi pengembangan karakter santun melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Bagaimanakah problematika pengembangan karakter santun melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013? 3. Bagaimanakah solusi alternatif terhadap problematika pengembangan karakter santun melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013? E. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji : 1. Implementasi pengembangan karakter santun melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013 2. Problematika pengembangan karakter santun melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri 3 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013 3. Solusi alternatif terhadap problematika pengembangan karakter santun melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SD Negeri 3

7 Ngareanak Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013 F. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat besar 1. Secara Teoritis a. Memberikan sumbangan pemikiran mengenai pentingnya pendidikan karakter sopan santun pada anak melalui pembiasaan berjabat tangan. b. Menambah kompetensi penulis di bidang penelitian ilmiah berkaitan dengan pendidikan karakter santun. 2. Secara Praktis a. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan, wawasan dan penulis, khususnya dalam penelitian ilmiah. b. Bagi sekolah, merupakan bahan kajian atau sebagai pedoman dalam rangka meningkatkan karakter sopan santun dan kualitas akhlak siswa-siswi melalui pembiasaan berjabat tangan. c. Bagi masyarakat, sebagai sumbang pikir ilmiah yang dapat menambah wawasan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pendidikan karakter sopan santun sebagai bekal siswa-siswi menuju kehidupan bermasyarakat yang bermartabat dan berakhlakul karimah.