BAB I PENDAHULUAN. yang cukup tinggi karena sebagian besar kawasannya berupa perairan. Nontji (2002)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. infeksi setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Berdasarkan hasil Survei

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mencit terinfeksi E. coli setelah pemberian tiga jenis teripang ditunjukkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teripang (Holothuroidea) adalah golongan yang paling umum dijumpai (Nontji,

BAB I PENDAHULUAN. Teripang disebut juga mentimun laut (sea cucumber). Produk perikanan

BAB I PENDAHULUAN. penting salah satunya adalah teripang yang dikenal dengan nama lain teat fish, sea

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TIGA JENIS TERIPANG LOKAL PANTAI TIMUR SURABAYA TERHADAP HEPAR MENCIT (Mus musculus) SETELAH INFEKSI Escherichia coli

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMUNITAS ALAMI MENCIT

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting sehingga mampu menghadapi serangan zat asing seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial dengan keanekaragaman hayati yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Wasser, 2002). Polisakarida mempunyai kemampuan untuk meningkatkan sistem

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. Pengantar. A. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. patogen di lingkungan, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan di sekitar manusia mengandung berbagai jenis unsur patogen,

ulangan pada tiap perlakuan. Pada penelitian ini dilakuan sebanyak 6 kali ulangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Potensi teripang cukup besar karena Indonesia memiliki perairan pantai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati flora dan fauna. Kondisi iklim tropis dan berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menyerang masyarakat disebabkan oleh berbagai miroba (Sintia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Sistem imunitas didalam tubuh manusia merupakan satu kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bahan baku obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, 2010). Namun, sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. benda asing dan patogen di lingkungan hidup sekitar seperti bakteri, virus, fungus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta pemulihan kesehatan. Hal ini disebabkan karena tanaman banyak

BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG PENELITIAN. dengan defisiensi sekresi dan atau sekresi insulin (Nugroho, 2012). Organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflamasi merupakan reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dan melibatkan lebih banyak mediator

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit akibat tubuh tidak mampu melawan zat asing yang masuk ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. hewan adalah bakteri. Mikroorganisme tersebut memiliki peranan yang positif

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti kunyit, temulawak, daun sirih,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh dokter gigi untuk menghilangkan gigi dari dalam soketnya dan menyebabkan

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Imun. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyerang banyak orang sehingga menimbulkan wabah. Demam

Di seluruh dunia dan Amerika, dihasilkan per kapita peningkatan konsumsi fruktosa bersamaan dengan kenaikan dramatis dalam prevalensi obesitas.

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman hayati (mega-biodiversity) yang dimiliki perairan

BAB I PENDAHULUAN. (Harty,2003). Perlukaan sering terjadi di dalam rongga mulut, khususnya pada gingiva (Newman dkk, 2002). Luka merupakan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK TANAMAN PUTRI MALU (Mimosa pudica) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysentriae

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menular melalui makanan atau air yang terkontaminasi. 2 Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hormon insulin baik secara relatif maupun secara absolut. Jika hal ini dibiarkan

BAB 5 PEMBAHASAN. Mencit yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari Laboratorium

FISIOLOGI SISTEM PERTAHANAN TUBUH. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersusun seperti buah anggur. Dikenal dua spesies Staphylococcus, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari lautan yang menghasilkan berbagai macam hasil perikanan yang terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. supaya tidak terserang oleh penyakit (Baratawidjaja, 2000). keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik (Widianto, 1987).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah tanaman kembang bulan [Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray].

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebar luas di Indonesia, namun penelitian dan pemanfaatan lumut ini

BAB I PENDAHULUAN. pertiga bagian wilayahnya berupa lautan sehingga memiliki sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya laut yang cukup tinggi karena sebagian besar kawasannya berupa perairan. Nontji (2002) menyatakan Indonesia memiliki panjang pantai mencapai 81.000 km. Salah satu sumber daya laut yang dapat dimanfaatkan adalah teripang. Teripang termasuk dalam filum Echinodermata, kelas Holothuroidea (Nontji, 2002). Teripang memiliki nilai komersial yang lebih dibandingkan kelompok Echinodermata lain (Abraham et al., 2002). Teripang dimanfaatkan sebagai bahan pangan tradisional, yang dikonsumsi oleh masyarakat di negara-negara tropis dan subtropis seperti Cina, Hong Kong, Korea Selatan, Singapura dan Jepang. Di beberapa negara tersebut, ekstrak dari teripang jenis tertentu digunakan sebagai bahan obat tradisional (Ozer et al., 2004), namun, di Indonesia belum dieksplorasi lebih jauh, padahal teripang di Indonesia memiliki potensi untuk lebih dikembangkan pemanfaatannya karena berdasarkan Samad (2000), 10% dari sekitar 650 jenis spesies teripang yang ada di dunia berada di Indonesia. Teripang diketahui mengandung berbagai jenis bahan aktif yang sangat berguna bagi manusia (Nurjannah et al., 2009). Lebih dari 100 senyawa telah diisolasi dari teripang (Dong et al., 2008). Menurut Farouk et al. (2007), dengan kandungan gizi yang dimilikinya, teripang dapat menyembuhkan luka, digunakan

sebagai antikoagulan dan antitrombotik, menurunkan kadar kolesterol dan lemak darah, antikanker dan antitumor, antibakteri, imunostimulan, antijamur, antivirus, antimalaria dan antirematik. Selain itu, Gonzalez et al. (2006) juga menyatakan beberapa senyawa dapat menjaga fungsi hati, baik sebagai hepatoprotektor ataupun sebagai obat bila terjadi kerusakan. Mojica et al., (2005) menambahkan bahwa semua Echinodermata menunjukkan aktivitas antibakteri. Beberapa senyawa yang terkandung dalam teripang antara lain sterol, saponin, glikosida triterpen, lektin (Abraham et al., 2002; Kalinin et al., 1996; Moraes et al., 2004; Zou et al., 2004). Golongan glikosida triterpen menunjukkan bioaktivitas seperti antimikroba, antijamur, antiproliferasi, antioksidan dan imunomodulasi (Althunibat et al., 2009; Chen, 2003; Dong et al., 2008; Thanh et al., 2006). Glikosida triterpen memiliki peran yang kuat sebagai imunomodulator yaitu dengan menstimulasi aktivitas lisosom makrofag mencit (Aminin et al., 2008). Imunomodulator terbagi menjadi imunostimulator (meningkatkan fungsi dan aktivitas sistem imun) dan imunosupresor (menghambat dan menekan aktivitas sistem imun) (Baratwidjaja, 2006; Goldsby et al., 2003; Roitt et al., 1996; Wiedosari, 2007). Makrofag sebagai fagosit dalam menjalankan perannya akan berinteraksi dengan komplemen (Baratawidjaja, 1991). Aktivasi komplemen akan memberikan kemudahan merusak patogen melalui fagositosis sel-sel makrofag (Subowo, 2009). Berdasarkan Winarni (2009), spesies teripang yang tersebar di Pantai Timur Surabaya ada tujuh spesies, yaitu: Phyllophorus sp, Paracaudina australis, Colochirus quadrangularis, Holothuria sanctori, Holothuria sp., Holothuria forskali,

Holothuria turriscelsa, dan diketahui yang paling dominan menurut kelimpahan dan distribusinya berturut-turut adalah Paracaudina australis, Phyllophorus sp. dan Colochirus quadrangularis. Ketiga spesies tersebut mengandung glikosida triterpen yang diduga mampu berperan sebagai imunomodulator. Hal tersebut berdasarkan Winarni (2009) yang menyatakan bahwa Phyllophorus sp. secara kualitatif mengandung glikosida triterpen dan didukung dengan asumsi bahwa senyawasenyawa yang dikandung oleh organisme berkerabat dekat pada umumnya sama, habitat berpengaruh pada dominansi senyawa aktif (Gross & Konig, 2006 dalam Winarni et al., 2010). Hati (hepar) adalah organ tempat nutrien yang diserap dari saluran cerna. Peran hepar dalam sistem sirkulasi adalah untuk menampung, mengubah dan mengumpulkan metabolit, serta menetralisasi dan mengeluarkan substansi toksik (Bevelander & Ramalay, 1988). Pada hepar terdapat sinusoid vena yang dibatasi oleh dua jenis sel, yaitu sel endotel dan sel Kupffer, yang merupakan sel retikuloendotel yang mampu memfagositosis bakteri dan benda asing lain dalam darah (Guyton, 1976). Selain itu, peranan lainnya berupa pertahanan tubuh, penyembuhan kerusakan jaringan, metabolisme lipid dan penyedia faktor perkembangan sel-sel darah dalam sumsum tulang belakang (Subowo, 2009). Setiap saat tubuh manusia cenderung dikelilingi berbagai agen infeksius seperti jamur, bakteri dan virus. Kontak fisik pun terjadi secara normal seperti pada kulit. Namun perlu diketahui bahwa beberapa agen infeksius bahkan mampu menyebabkan penyakit yang serius bila masuk ke dalam jaringan. Dalam penelitian

ini agen infeksius yang digunakan adalah Escherichia coli. Escherichia coli termasuk bakteri gram negatif. Dzen et al. (2003) menyatakan bakteri ini merupakan salah satu bakteri patogen intestinal, secara alami terdapat dalam tubuh manusia atau disebut dengan flora normal pada saluran pencernaan yaitu usus besar. Pelczar & Chan (1988) menambahkan E. coli tidak berbahaya di dalam usus tetapi bila memasuki organ lain dapat menyebabkan sistisis (infeksi pada saluran kandung kemih) dan menyebabkan beberapa penyakit infeksi lainnya seperti luka infeksi, pneumonia, meningitis, serta septisemia. Menurut Purwoko (2007), bakteri patogen mampu menyerang seluruh bagian tubuh inang meskipun bakteri patogen tersebut hanya berkoloni di satu tempat saja. Bakteri yang menginvasi jaringan seperti hepar dan limpa akan menyebabkan perubahan gambaran histopatologi organ tersebut, biasanya disertai adanya koloni bakteri (Prasetyo, 2005 dalam Sunarno, 2007). Kerusakan jaringan karena masuknya mikroorganisme akan memicu suatu respon peradangan (inflammatory response) (Campbell et al., 2004). Selama proses inflamasi akan menyebabkan peningkatan pasokan darah, peningkatan permeabilitas kapiler dan bergeraknya leukosit (terutama fagosit polimorfonuklear dan monosit) dari sirkulasi menuju jaringan yang rusak (Baratawidjaja, 2006). Pemberian ekstrak teripang yang mengandung glikosida triterpen diketahui dapat meningkatkan aktivitas lisosom makrofag, sedangkan makrofag merupakan komponen pertahanan awal tubuh terhadap infeksi maka diharapkan dapat menurunkan jumlah bakteri yang mencapai hepar dan luasan area radang di jaringan hepar setelah infeksi E. coli.

1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah ekstrak tiga jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis, Phyllophorus sp. dan Colochirus quadrangularis) dapat meningkatkan respon imun berdasar pengaruhnya terhadap hepar mencit yaitu jumlah bakteri pada hepar dan luasan area radang di jaringan hepar setelah infeksi Escherichia coli? 2. Jenis teripang manakah yang mempengaruhi respon imun lebih baik pada hepar mencit setelah infeksi Escherichia coli? 1.3. Asumsi Penelitian Penelitian ini berdasarkan pada asumsi bahwa Paracaudina australis, Phyllophorus sp. dan Colochirus quadrangularis yang memiliki kandungan glikosida triterpen berpotensi sebagai imunomodulator. Pemberian ekstrak teripang diharapkan mampu menurunkan jumlah E. coli pada hepar dan luasan area radang di jaringan hepar. 1.4. Hipotesis Penelitian 1.4.1. Hipotesis kerja Jika kandungan ekstrak Paracaudina australis, Phyllophorus sp. dan Colochirus quadrangularis mampu berperan sebagai imunomodulator, maka pemberian ekstrak teripang diharapkan mampu menurunkan jumlah E. coli pada hepar dan luasan area radang di jaringan hepar.

1.4.2. Hipotesis statistik H 0 1 : Tidak ada pengaruh pemberian ekstrak teripang Paracaudina australis terhadap jumlah E. coli pada hepar. Ha1 : Ada pengaruh pemberian ekstrak teripang Paracaudina australis terhadap jumlah E. coli pada hepar. H 0 2 : Tidak ada pengaruh pemberian ekstrak teripang Phyllophorus sp. terhadap jumlah E. coli pada hepar. Ha2 : Ada pengaruh pemberian ekstrak teripang Phyllophorus sp. terhadap jumlah E. coli pada hepar. H 0 3 : Ada pengaruh pemberian ekstrak teripang Colochirus quadrangularis terhadap jumlah E. coli pada hepar. Ha3 : Ada pengaruh pemberian ekstrak teripang Colochirus quadrangularis terhadap jumlah E. coli pada hepar. H 0 4 : Tidak ada pengaruh pemberian ekstrak teripang Paracaudina australis terhadap luasan area radang pada jaringan hepar. Ha4 : Ada pengaruh pemberian ekstrak teripang Paracaudina australis terhadap luasan area radang pada jaringan hepar. H 0 5 : Tidak ada pengaruh pemberian ekstrak teripang Phyllophorus sp. terhadap luasan area radang pada jaringan hepar. Ha5 : Ada pengaruh pemberian ekstrak teripang Phyllophorus sp. terhadap luasan area radang pada jaringan hepar.

H 0 6 : Tidak ada pengaruh pemberian ekstrak teripang Colochirus quadrangularis terhadap luasan area radang pada jaringan hepar. Ha6 : Ada pengaruh pemberian ekstrak teripang Colochirus quadrangularis terhadap luasan area radang pada jaringan hepar. 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak tiga jenis teripang yang berasal dari Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis, Phyllophorus sp. dan Colochirus quadrangularis) dapat meningkatkan respon imun berdasar pengaruhnya terhadap hepar mencit yaitu jumlah bakteri pada hepar dan luasan area radang di jaringan hepar setelah infeksi E. coli. 2. Mengetahui jenis teripang mana yang dapat memberikan pengaruh lebih baik terhadap hepar mencit setelah infeksi E. coli. 1.6. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih mengeksplorasi pemanfaatan teripang lokal Pantai Timur Surabaya (Paracaudina australis, Phyllophorus sp. dan Colochirus quadrangularis) sehingga meningkatkan nilai komersialnya.