BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Perusahaan yang menjadi obyek penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan-perusahaan sektor industri farmasi yang listing di Bursa Efek Indonesia, dan subyek penelitian adalah laporan keuangan publikasi dari perusahaan-perusahaan tersebut untuk periode tahun 2005 sampai dengan 2009. Perusahaan-perusahaan industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ada 11 (sebelas) perusahaan, yaitu PT Bayer Indonesia Tbk (BYSB), PT Dankos Laboratories Tbk (DNKS), PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBI), PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), PT Schering-plough Indonesia Tbk (SCPI), PT Daria Varia Laboratories (DVLA), PT Indofarma Tbk (INAF), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), dan PT Merck Tbk (MERK) Pemilihan perusahaan dilakukan dengan menggunakan purposive sampling (sampel bertujuan), karena tidak semua industri farmasi dapat dijadikan obyek penelitian. Karakteristik pemilihan perusahaan tersebut adalah sebagai berikut: a. Semua industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Perusahaan yang dipilih masih listing di Bursa Efek Indonesia sejak awal periode tahun 2005 sampai dengan akhir periode tahun 2009. c. Melaporkan data keuangan perusahaan secara kontinyu selama periode penelitian, yaitu periode tahun 2005 sampai dengan periode tahun 2009. 40
41 d. Perusahaan yang dipilih memiliki akses yang mudah dan cepat untuk mendapatkan data laporan keuangannya secara lengkap. Berdasarkan kriteria tersebut, maka perusahaan industri farmasi yang dipilih menjadi obyek penelitian adalah sebanyak 6 (enam) perusahaan. Sedangkan 5 (lima) perusahaan lainnya tidak dipilih menjadi obyek penelitian dengan alasan sebagai berikut: a. 2 (dua) perusahaan sudah delisting di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Bayer Indonesia Tbk (BYSB) dan PT Dankos Laboratories Tbk (DNKS). b. 3 (tiga) perusahaan datanya tidak lengkap, yaitu PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), PT Schering-plough Indonesia Tbk (SCPI), dan PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk (SQBI). No. Tabel 3.1 Daftar Obyek Penelitian Nama Perusahaan Kode Saham 1 PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA 2 PT Indofarma Tbk INAF 3 PT Kimia Farma Tbk. KAEF 4 PT Kalbe Farma Tbk. KLBF 5 PT Merck Tbk. MERK 6 PT Tempo Scan Pacific Tbk TSPC
42 3.2 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Dengan mengacu pada tinjauan metodologi penelitian bidang bisnis secara umum, penelitian ini menggunakan pendekatan dalam penelitian yang meliputi: 1. Berdasarkan tingkat perumusan masalah, penelitian ini merupakan penelitian formal (formalized study), selama penelitian dimulai dengan perumusan hipotesis atau pernyataan dan mencakup prosedur-prosedur yang cermat dan rincian mengenai sumber data. 2. Berdasarkan metode pengumpulan data, penelitian ini bersifat observasi non partisipasi, selama data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan publikasi dari perusahaan-perusahaan yang menjadi obyek dari penelitian yang listing di Bursa Efek Indonesia. 3. Berdasarkan kemampuan penulis dalam mempengaruhi variabel, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto, selama peneliti hanya dapat melaporkan apa yang telah terjadi atau tidak terjadi dari data yang telah ada, sehingga penulis tidak dapat mengatur dan memanipulasi nilai variabel. 4. Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini adalah penelitian kausal, selama meneliti pengaruh profitabilitas terhadap harga saham perusahaan yang bersangkutan. 5. Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini adalah penelitian gabungan antara data time series (data diurutkan menurut waktu) dan data cross sectional (data lintas seksi) yang disebut dengan pooled data. Obyek penelitian yang
43 diamati tetap sama dengan periode tertentu, yaitu selama 5 tahun. Dengan demikian dimensi waktunya tidak terputus dan obyeknya sama. 6. Berdasarkan ruang lingkup topik bahasan, penelitian ini merupakan studi statistik. 7. Berdasarkan lingkungan penelitian, penelitian ini merupakan penelitian lapangan karena perusahaan-perusahaan sektor industri farmasi yang dijadikan obyek penelitian benar-benar ada dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3.3 Hipotesis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yakni meneliti pengaruh kinerja profitabilitas terhadap harga saham perusahaan-perusahaan sektor industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sehingga diperlukan suatu pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti, yang kebenarannya perlu diuji secara empiris. Hipotesis yang dirumuskan oleh penulis dalam pengujian penelitian ini adalah sebagai berikut: Hipotesis I Ho 1 : Secara simultan tidak ada pengaruh signifikan antara NPM, ROA dan ROE secara bersama-sama terhadap harga saham. Ha 1 : Secara simultan ada pengaruh signifikan antara NPM, ROA dan ROE secara bersama-sama terhadap harga saham
44 Hipotesis II Ho 2 : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara NPM, ROA dan ROE terhadap harga saham. Ha 2 : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara NPM, ROA dan ROE terhadap harga saham Hipotesis Minor dari hipotesis II, yaitu secara lebih rinci, hipotesis II dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hipotesis II.a Ho a : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara NPM dengan harga saham. Ha a : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara NPM dengan harga saham. Hipotesis II.b Ho b : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara ROA dengan harga saham. Ha b : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara ROA dengan harga saham. Hipotesis II.c Ho c : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara ROE dengan harga saham. Ha c : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara ROE dengan harga saham.
45 3.4 Variabel dan Skala Pengukuran Penelitian Yang menjadi variabel penelitian ini adalah : a. Variabel dependen Variabel dependen di dalam penelitian ini adalah rata-rata harga saham penutupan. Variabel ini diukur dengan melihat harga saham penutupan pada bulan Januari sampai dengan harga saham penutupan pada bulan Desember pada tahun yang sama, selama 5 tahun. b. Variabel independen Variabel independen di dalam penelitian ini meliputi variabel-variabel keuangan yang terdiri dari: Net Profit Margin (NPM) Return on Assets Return on Equity (ROA) (ROE) Mengukur kinerja profitabilitas: a. NPM adalah rasio antara laba bersih dibagi penjualan. EAT Net Profit Margin = Sales Rasio ini menunjukkan keuntungan netto per penjualan dalam prosentase. b. ROA adalah rasio antara laba bersih dibagi total aktiva rata-rata. Return On Assets = EAT Total Assets
46 Rasio ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto yang ditetapkan dalam prosentase. c. ROE adalah rasio antara laba bersih dibagi ekuitas rata-rata. EAT Return On Equity = Equity Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan yang ditetapkan dalam prosentase. 3.5 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan penelitian kepustakaan (library research) yang didapat melalui buku-buku di Perpustakaan dan melalui media internet. 3.6 Jenis Data Berdasarkan dimensi waktu penelitian ini adalah penelitian gabungan antara data time series (data diurutkan menurut waktu) dan data cross sectional (data lintas seksi) yang disebut dengan pooled data. Obyek penelitian yang diamati tetap sama dengan periode tertentu, yaitu selama 5 tahun. Dengan demikian dimensi waktunya tidak terputus dan obyeknya sama.
47 Sehingga data yang digunakan dalam penelitian yaitu data sekunder berupa laporan keuangan publikasi perusahaan sektor industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan data harga saham yang diperoleh penulis melalui kepustakaan dan media internet (www.idx.co.id dan www.duniainvestasi.com) 3.7 Metode Analisis Data Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran Profitabilitas Perusahaan Pengukuran profitabilitas perusahaan adalah dengan cara membandingkan profitabilitas perusahaan dengan profitabilitas industri pada tahun yang sama. Kriteria dari alat ukur ini yaitu: a. Jika rasio profitabilitas perusahaan bernilai negatif atau lebih kecil dari ratarata industri, berarti kinerja perusahaan tersebut tidak memuaskan (unsatisfied). b. Jika rasio profitabilitas perusahaan bernilai positif dan lebih besar dari ratarata industri, berarti kinerja perusahaan tersebut memuaskan (satisfied). 2. Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear adalah analisis statistika yang bertujuan untuk mempelajari hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X 1, X 2, X n ) dengan variabel dependen (Y).
48 Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Bentuk persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Dimana : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 Y X a = Variabel dependen, yaitu harga saham = Variabel independen, yaitu NPM, ROA dan ROE = Intersep (konstanta) b i = Kemiringan atau gradien atau slope ; i = 1,2,3 Nilai a dan b pada model persamaan regresi di atas dapat dicari melalui metode kuadrat terkecil (Least Square Method), tetapi untuk mempermudah analisis data, maka pengulis menggunakan alat bantu perhitungan dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) v.15.
49 3.8 Prosedur Dalam Melakukan Analisis Regresi Linear Berganda Prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan analisis regresi adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Jika nilai signifikansi K-S sudah di atas a = 0,05, artinya semua variabel terdistribusi secara normal maka analisis dapat dilanjutkan. Bila nilai signifikansi K-S masih di bawah 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Data mesti ditransform ke dalam bentuk logaritma (log) atau logaritma natural (ln), lalu dilakukan uji normalitas lagi. Bila signifikansinya sudah di atas 0,05 maka data sudah terdistribusi secara normal. Cara lain mendeteksinya adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi Normalitas. 2. Uji Asumsi Klasik Prosedur yang harus dilakukan dalam melakukan analisis regresi yaitu dengan melakukan uji asumsi klasik sebagai berikut:
50 a. Uji Multikolinearitas Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas di dalam model regresi adalah nilai Tolerance < 0,10 atau Nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 10. Jadi, jika nilai Tolerance > 0,10 atau Nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 maka tidak ada indikasi terdapat multikolinearitas. Jika terjadi multikolinearitas, maka dilakukan langkah yaitu mengeluarkan salah satu variabel. Misalnya variabel independent A dan B saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih variabel A atau B yang dikeluarkan dari model regresi. b. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi ini muncul karena observasi yang berturut-turut sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Penyebab utama timbulnya autokorelasi adalah kesalahan spesifikasi, misalnya terabaikannya suatu variabel penting atau bentuk fungsi yang tidak tepat. Diuji dengan Uji Durbin-Watson (D-W test).
51 Rumus: d = t= N t= 2 ( e t t= N t= 1 e e 2 t 2 t 1 ) Keterangan: e = nilai residual atau variabel gangguan pada model regresi N = jumlah pengamatan t = observasi pada waktu t Untuk ukuran sampel tertentu dan banyaknya variabel yang menjelaskan, diperoleh nilai kritis d L dan d U. Kriteria keputusan : Autokorelasi Inkonklusif Tidak terjadi Inkonklusif Autokorelasi Positif Autokorelasi Negatif 0 d L d U 2 4-d U 4-d L 4 Apabila d U < d < 4-d U berarti tidak terjadi autokorelasi. Apabila d < d L berarti terjadi autokorelasi positif. Apabila d > 4-d L berarti terjadi autokorelasi negatif. Bila nilai d berada di luar kriteria di atas, maka tidak ada keputusan dalam menentukan terjadinya autokorelasi (inkonklusif).
52 Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan (lihat angka F dan signifikansinya), menjadi tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi bisa diatasi dengan berbagai cara, antara lain: Melakukan transformasi data. Menambah data observasi. c. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan menguji apakah dala model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. Jika diagram pencar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. 3. Uji Tingkat Signifikansi a. Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinan adalah antara nol dan satu.
53 Apabila hanya terdapat satu variabel independen maka R 2 yang dipakai, tetapi apabila terdapat dua atau lebih variabel independen maka digunakan Adjusted R 2. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan nilai Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut: Ho : b 1 b 2 b 3 b 4 = 0 H 1 : b 1 b 2 b 3 b 4? 0 Artinya tidak terdapat pengaruh (alternatifnya terdapat pengaruh) yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai F hitung dapat dicari dengan menggunakan rumus: F hitung = (1 R 2 R 2 / k ) /( n k 1) Keterangan: R 2 = Koefisien determinasi n = Jumlah data atau kasus k = Jumlah variabel independen
54 Untuk menentukan nilai F-tabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k) dan (k-1) dengan kriteria uji yang digunakan adalah: Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel bebasnya. Hipotesis yang digunakan adalah H 0 : b i = 0; H1 : b i? 0 Artinya tidak terdapat (alternatifnya terdapat) pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai t statistik dapat dicari dengan rumus: t hitung = r n k 1 1 r 2 Keterangan: r = Koefisien korelasi parsial n = Jumlah data atau kasus k = Jumlah variabel independen
55 Untuk menentukan nilai t-statistik tabel ditentukan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dengan kriteria uji adalah: Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima