Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI TON/BULAN DI PT SEMEN PADANG INDARUNG SUMATERA BARAT

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015

EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

ANALISIS KETIDAKSTABILAN LERENG PADA KUARI TANAH LIAT DI MLIWANG PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO) TUBAN JAWA TIMUR

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

Artikel Pendidikan 23

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan

RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 2016

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

DAFTAR ISI. Halaman RINGKASAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Rezky Anisari (1) 1. PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

RANCANGAN BUKAAN TAMBANG BATUBARA PADA PIT JKG PT. BBE SITE KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, MENGGUNAKAN APLIKASI MINESCAPE 4.118

Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung Jl. Tamansari No. 1 Bandung

RENCANA TEKNIS PENIMBUNAN MINE OUT PIT C PADA TAMBANG BATUBARA DI PT. AMAN TOEBILLAH PUTRA SITE LAHAT SUMATERA SELATAN

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

RANCANGAN GEOMETRI LERENG AREA IV PIT D_51_1 DI PT. SINGLURUS PRATAMA BLOK SUNGAI MERDEKA KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

RENCANA TEKNIS PENATAAN LAHAN PADA BEKAS PENAMBANGAN BATU ANDESIT DI QUARRY 1 PT. HOLCIM BETON PASURUAN JAWA TIMUR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh: Lukman Yunianto Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta No.Hp: ,

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

TERHADAP RANCANGAN PUSH BACK

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT BATUBARA PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BUKIT ASAM. SITE MTBU TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan modal yang maksimal. Kebutuhan modal yang maksimal. menyebabkan perusahaan tambang berusaha agar kegiatan penambangan

Riki Rizki Ilahi 1, Eddy Ibrahim 2, Fuad Rusydi Swardi 3

Jalan Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang, 30139, Indonesia ABSTRAK

KAJIAN TEKNIS PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI TAMBANG BANKO BARAT PIT 3 BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK ABSTRACT

STUDI KASUS ANALISA KESTABILAN LERENG DISPOSAL DI DAERAH KARUH, KEC. KINTAP, KAB. TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK

EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE

KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA SEBESAR TON/BULAN PT

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 9 No. 2 Februari 2017

PERANCANGAN PENGUPASAN OVERBURDEN PADA QUARTER 4 TAHUN 2013 DI PIT S5 PT. CIPTA KRIDATAMA SITE RBH, INDRAGIRI HULU, RIAU

AUDIT ENERGI DI SEKTOR TRANSPORTASI AREA PERTAMBANGAN BATUBARA STUDI KASUS ANALISIS INDEKS BAHAN BAKAR (FUEL INDEKS) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. PT. ABC adalah perusahaan penyedia jasa pertambangan yang memiliki

Perencanaan Produksi dan Pentahapan Pengupasan Lapisan Penutup pada Bulan Maret - Desember 2015 di PT Cipta Kridatama Site Cakra Bumi Pertiwi

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.

BAB I PENDAHULUAN. PT. PACIFIC GLOBAL UTAMA (PT. PGU) bermaksud untuk. membuka tambang batubara baru di Desa Pulau Panggung dan Desa

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

Prasmoro Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

BAB V PEMBAHASAN. perencanaan yang lebih muda dikelola. Unit ini umumnya menghubungkan. dibuat mengenai rancangan tambang, diantaranya yaitu :

BAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada

BAB I PENDAHULUAN. penggalian, muat dan pengangkutan material. Semua kegiatan ini selalu berkaitan

ANALISIS KESERASIAN ALAT MEKANIS (MATCH FACTOR) UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

Kestabilan Geometri Lereng Bukaan Tambang Batubara di PT. Pasifik Global Utama Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan

Metode Tambang Batubara

BAB II TINJAUAN UMUM

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BACKHOE LIEBHERR R 996 PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI PIT JUPITER PT KALTIM PRIMA COAL

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

BAB IV DATA DAN PERHITUNGAN

PERENCANAAN PRODUKSI PENGUPASAN OVERBURDEN PADA TAMBANG BATUBARA PERIODE DI PIT INUL EAST PT KALTIM PRIMA COAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

MODEL TRANSPORTASI PENGANGKUTAN BATUBARA KE LOKASI DUMPING DENGAN METODE SUDUT BARAT LAUT DAN METODE BIAYA TERENDAH PADA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. alat-alat tersebut untuk mendapatkan harga besaran estimasi kapasitas alat yang paling

TECHNICAL PLAN HOARDING IN POST-MINING AREAS WITH BACKFILLING DIGGING SYSTEM IN PIT KELUANG COAL MINE IN SOUTH SUMATRA, PT BATURONA ADIMULYA

Aplikasi Teknologi Informasi Untuk Perencanaan Tambang Kuari Batugamping Di Gunung Sudo Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

DESIGN OF DISPOSAL AREA FOR MINNING PLAN OF INUL EAST PIT DURING JULI 2013 TO DESEMBER 2014 IN HATARI DEPARTEMENT AT PT KALTIM PRIMA COAL


BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kontruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.2, Tarogong Kidul, Garut

BAB III METODOLOGI DAN PEMBAHASAN START. Identifikasi masalah. Pengolahan data stockpile hingga menjadi model. Analisa pengadaan alat berat

Pengaruh Pembebanan Overload Bucket Terhadap Kekuatan Material Komponen Arm Pada Excavator Hitachi 2500 Tipe Backhoe

STUDI KASUS : PROYEK PELEBARAN JALAN BATU AJI KUARO, KALIMANTAN TIMUR, MULTIYEARS CONTRACT (MYC) MUHAMMAD HAYKAL NIP

SIMULASI PERENCANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH

ANALISA JUMLAH ARMADA TRUCK YANG EKONOMIS MENGGUNAKAN TEORI BARISAN PADA PEKERJAAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS

Rencana Rancangan Tahapan Penambangan untuk Menentukan Jadwal Produksi PT. Cipta Kridatama Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

ANALISIS GEOMETRI JALAN DI TAMBANG UTARA PADA PT. IFISHDECO KECAMATAN TINANGGEA KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

RANCANGAN POLA DAN ARAH PENGUPASAN LAPISAN TANAH PADA PENAMBANGAN NIKEL LATERITE DI PULAU GE.

Transkripsi:

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. Nomor. 2 Periode: Sept. 205 Feb. 206 KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI-MUAT DAN ALAT ANGKUT PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI TAMBANG BATUBARA PT. RIAN PRATAMA MANDIRI KABUPATEN TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Ardyan Febrianto, Edy Nursanto, Dwi Poetranto W.A. Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Jl. SWK 04 (Lingkar Utara), Yogyakarta 55283 Indonesia Abstrak PT. Rian Pratama Mandiri (RPM) adalah salah satu perusahaan kontraktor pertambangan yang bergerak dalam penambangan batubara. PT. Rian Pratama Mandiri melaksanakan kegiatan penambangan di lokasi izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) site Asam-Asam Timur milik PT. Arutmin Indonesia dengan luas area 2.498 Ha di Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Sistem penambangan yang dipakai adalah open pit mining. Pit RPM adalah salah satu pit yang ada di PT. Rian Pratama Mandiri. Kegiatan penambangan dimulai dengan melakukan pengupasan overburden sebelum melakukan coal getting. Dalam melakukan pengupasan overburden di pit RPM, peralatan yang digunakan adalah backhoe Doosan S500LC-V dengan kapasitas bucket 3,2 m 3 yang menggunakan metode pemuatan single back-up dan top loading. Alat angkut yang digunakan adalah truk jungkit Hino 700ZS 44 dengan kapasitas bak 8 m 3. Pit RPM akan meningkatkan nilai stripping ratio sehingga target produksi pengupasan overburden yang harus dicapai adalah 55 BCM/jam. Perhitungan produksi pengupasan menggunakan simulasi teori antrian yang memasukkan parameter waktu tunggu alat angkut pada waktu edar alat angkut. Setelah dilakukan perhitungan dengan simulasi teori antrian diketahui produksi pengupasan saat ini yaitu 385,00 BCM/jam dengan angka keserasian kerja alat pada fleet 0,64; fleet 2 0,8 dan fleet 3 0,68. Faktor teknis yang mempengaruhi produksi adalah kondisi kerja, volume penggalian serta pemuatan, efisiensi operasi dan keserasian kerja alat. Rekomendasi yang diberikan untuk meningkatkan produksi yaitu perbaikan geometri jalan dan area pemuatan yang tidak sesuai standar, penambahan jumlah curah bucket pada material claystone dari 4 curah menjadi 5 curah, mengurangi hambatan kerja mekanis dan operasi, dan penambahan jumlah alat angkut masing-masing satu unit pada fleet dan fleet 3. Produksi pengupasan berdasarkan simulasi dengan teori antrian akan meningkat menjadi 520,38 BCM/jam dengan angka keserasian kerja alat pada fleet,0; fleet 2 0,97 dan fleet 3 0,9. Kata kunci: Produksi Overburden, Alat Gali-Muat, Alat Angkut, Simulasi Antrian. PENDAHULUAN PT. Rian Pratama Mandiri (RPM) menerapkan sistem tambang terbuka dengan bahan galian yang ditambang adalah batubara. Kegiatan penambangan dimulai dengan pengupasan overburden dan kemudian dilakukan produksi batubara dengan menerapkan stripping ratio 2: dengan produksi pengupasan overburden 345 BCM/jam dan produksi batubara 70 BCM/jam. Pada proses pengupasan overburden digunakan alat mekanis yaitu alat galimuat dan alat angkut. Alat gali-muat yang digunakan berupa backhoe dan alat angkut berupa dump truck. Produksi alat gali-muat dan alat angkut yang ada harus memenuhi stripping ratio yang diterapkan. PT. RPM merencanakan untuk meningkatkan nilai stripping ratio menjadi 3:. Peningkatan nilai stripping ratio akan mengubah sasaran produksi pengupasan overburden menjadi 55 BCM/jam. Dengan peningkatan tersebut maka perlu dilakukan kajian terhadap produksi alat gali-muat dan alat angkut yang ada saat ini untuk memenuhi sasaran produksi yang direncanakan. Kemampuan produksi alat gali-muat dan alat angkut saat ini belum diketahui dan akan dilakukan peningkatan nilai stripping ratio yang berdampak pada peningkatan sasaran produksi pengupasan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas alat adalah hambatan kerja, kondisi kerja dan keserasian kerja alat gali-muat dan alat angkut. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian dilakukan di Pit RPM, alat galimuat yang digunakan adalah backhoe Doosan S 500LC-V Giant dengan kapasitas bucket 3,2 m 3, alat angkut yang digunakan adalah dump truck Hino 700ZS 44 dengan kapasitas bak 8 m 3, dan tidak memperhatikan faktor ekonomis dalam analisis. 87

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah mengetahui kemampuan produksi alat gali-muat dan alat angkut saat ini, menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi produksi alat gali-muat dan alat angkut., memberikan rekomendasi perubahan pada parameter produktivitas alat untuk mencapai sasaran produksi yang direncanakan. Lokasi daerah penelitian PT. RPM secara administratif terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Secara astronomis terletak pada koordinat 3 48 44,48 3 54 39,53 LS, dan 5 05 43,9 5 5 5,52 BT. 2. HASIL PENELITIAN Peralatan Pekerjaan pengupasan overburden di Pit RPM dilakukan dengan tiga fleet kombinasi backhoe berupa backhoe Doosan S500LC-V Giant dengan kapasitas bucket 3,2 m 3 dan dump truck berupa dump truck Hino 700 ZS44 dengan kapasitas bak 8 m 3. Unit yang bekerja setiap fleet terlihat pada tabel. Tabel. Unit yang Bekerja di Fleet Fleet Backhoe Dump Truck EX-00 DT-00, DT-002, DT-003 2 EX-002 DT-004, DT-005, DT-006, DT-007 3 EX-003 DT-008, DT-009, DT-00 Kondisi Jalan Angkut Fleet pertama melakukan kegiatan penggalian dan pemuatan overburden di Loading Point (LP ) dan melakukan dumping di Dumping Point (DP ). Fleet kedua melakukan kegiatan penggalian dan pemuatan overburden di Loading Point 2 (LP 2) dan melakukan dumping di Dumping Point 2 (DP 2). Fleet ketiga melakukan kegiatan penggalian dan pemuatan overburden di Loading Point 3 (LP 3) dan melakukan dumping di Dumping Point 3 (DP 3). Lokasi loading point, dumping point dan jalan angkut yang dilalui terlihat pada gambar. Terdapat beberapa segmen jalan yang sama digunakan oleh fleet pertama dan fleet kedua. Jumlah jalur yang ada di setiap segmen jalan bervariasi yang terdiri atas satu dan dua jalur. Panjang jalan yang dilalui fleet pertama adalah sepanjang 895 m, fleet kedua sepanjang.68 m dan fleet ketiga sepanjang 780 m. Secara umum kondisi jalan angkut baik yaitu rata dan tidak adanya amblesan. Metode Pemuatan Metode pemuatan yang diterapkan adalah top loading dan single back-up. Kondisi Area Pemuatan Kondisi area pemuatan secara umum memiliki permukaan kerja yang rata dan tidak terdapat genangan air, namun pada beberapa kondisi undulasi dapat. Lebar area pemuatan rata-rata di loading point 88 satu adalah selebar ±2 m, loading point dua selebar ±5 m dan loading point tiga selebar ±7 m. Lebar area pemuatan dibentuk oleh backhoe dan dibantu oleh bulldozer. LP DP DP 2 LP 2 DP 3 LP 3 Gambar. Skema Jalan Angkut Tambang Pit RPM Edar Data waktu edar alat gali-muat dan data waktu edar alat angkut terlihat pada tabel 2. Tabel 2. Edar Alat Gali-Muat dan Alat Angkut Unit Penggalian, detik 5,35 20,4 8,0 Swing Isi, detik 4,84 4,20 3,45 Backhoe Penumpahan, detik 4,40 4,3 3,85 Swing Kosong, detik 3,96 3,6 3,66 TOTAL, detik 28,56 3,63 28,97 Pemuatan, detik 4,25 26,50 5,88 Travel dengan muatan, detik 84,39 207,05 43,3 Mengambil posisi dumping, detik 42,22 46,32 42,85 Dump Dumping, detik 42,84 42,97 40,45 Truck Travel tanpa muatan, detik 06,46 34,30 3,85 Mengambil posisi pemuatan, detik 48,7 63,76 54,3 TOTAL, detik 538,88 620,9 50,65 Hambatan Kerja kerja yang diterapkan di Pit RPM adalah 0 jam per shift. Pengamatan dilakukan selama 00 (seratus) jam dengan menghitung hambatanhambatan yang terjadi terlihat pada tabel3.

Tabel 3. Hambatan Kerja Unit BH DT BH DT BH DT Pengamatan 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 6.000 (He), menit Hambatan Tidak Terkendali 80 80 80 80 80 80 (Hds), menit Terjadwal 5.820 5.820 5.820 5.820 5.820 5.820 (Hs), menit Hambatan Mekanis (Hdm), 80 35 780 555 245 750 menit Tersedia 5.00 5.685 5.040 5.265 5.575 5.070 (Ha), menit Hambatan Operasi 365 460 40 460 420 475 (Hdu), menit Penggunaan (Hu), menit 4.645 5.225 4.630 4.805 5.55 4.595 Kesediaan dan Penggunaan Alat Kesediaan/availibility (A) adalah jumlah waktu alat tersedia (tidak mengalami kerusakan) terhadap waktu yang dijadwalkan. Penggunaan/utilization (U) adalah jumlah waktu alat digunakan untuk melakukan pekerjaannya (tanpa hambatan operasi) terhadap waktu yang tersedia. Efisiensi Operasi (OE) adalah tingkat efisiensi melakukan pekerjaan yang ditugaskan terhadap waktu yang dijadwalkan. Kesediaan, penggunaan dan efisiensi operasi terlihat pada tabel 4. Tabel 4. Penggunaan, Kesediaan dan Efisiensi Operasi Alat Unit BH DT BH DT BH DT (%) (%) (%) (%) (%) (%) Avail 86,08 97,68 86,60 90,46 95,79 87, Usage 92,7 9,9 9,87 9,26 92,47 90,63 Eff Op 79,8 89,78 79,55 82,56 88,57 78,95 EO Rata-rata 84.79 84,79 8,06 Volume Penggalian serta Pemuatan Material overburden di loading point satu dan loading point dua adalah material claystone dalam kondisi asli sedangkan material di loading point tiga adalah material timbunan berupa claystone dan sandstone dalam kondisi lepas dan terpadatkan. Jumlah Curah Material Jumlah curah material rata-rata dengan bucket pada alat gali-muat yang diterapkan di loading point satu sampai loading point tiga berjumlah 4 (empat) curah. Faktor Penyusutan Material Faktor penyusutan material di loading point satu bernilai 0,68; loading point dua bernilai 0,68 dan di loading point tiga bernilai 0,80. Faktor Pengisian Bucket Faktor pengisian bucket di loading point satu bernilai 0,90; loading point dua bernilai 0,90 dan loading point tiga bernilai 0,96. Produksi Pengupasan Produktivitas Alat Gali-Muat dan Alat Angkut Produktivitas alat gali-muat dan alat angkut terlihat pada tabel5 sebagai berikut: Tabel 5. Produktivitas Alat Gali-Muat dan Alat Angkut Saat Ini Fleet Unit Jml Prod Tot Prod (BCM/jam) (BCM/jam) 96,26 2 Backhoe 76,5 644,60 3 27,84 3 40,42 Dump 2 4 49,28 Truck 3 3 64,96 454,66 Faktor Keserasian Kerja Alat Keserasian kerja alat gali-muat dan alat angkut saat ini terlihat pada tabel 6. Tabel 6. Keserasian Kerja Alat Gali-Muat dan Alat Angkut Saat Ini Jumlah Backhoe Jumlah Dump Truck 3 4 3 Match Factor 0,64 0,8 0,68 Faktor Kerja Dump Truck 00% 00% 00% Faktor Kerja Backhoe 64% 8% 68% Tunggu Backhoe, detik 65 29 54 Produksi Fleet Produksi fleet dihitung dengan simulasi teori antrian yang merupakan sistem antrian pelayanan tunggal dengan kapasitas terbatas setiap fleet-nya dengan sistem kerja dengan sistem kerjanya terdiri dari dua tahap. Produksi fleet menjadi hasil akhir dari simulasi teori antrian dengan memasukkan parameter efisiensi operasi rata-rata dari alat gali-muat dan alat angkut. Produksi fleet didasarkan pada tingkat kedatangan alat angkut di loading point dan volume penggalian yang dilakukan setiap siklus kerja. Hasil perhitungan terlihat di tabel 7. Tabel 7. Produksi Fleet Saat Ini Jml Fleet Jml BH DT Produksi, BCM/jam 3 5,23 2 4 22,75 3 3 47,02 TOTAL 385,00 89

3. PEMBAHASAN Kemampuan Produksi Alat Gali-Muat dan Alat Angkut Kemampuan produksi pengupasan berdasarkan produktivitas alat gali-muat dan alat angkut secara terpisah memiliki kekurangan maka produksi fleet dengan simulasi antrian dapat menjadi parameter produksi pengupasan yang lebih tepat dan lebih mendekati keadaan asli di lapangan. Gambar 2 menggambarkan produktivitas alat angkut dan produksi fleet belum mencapai sasaran produksi yang direncanakan. Gambar 2. Grafik Produksi Alat Saat Ini terhadap Sasaran Produksi berdasarkan Nilai Stripping Ratio Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Metode Pemuatan Metode pemuatan yang diterapkan sudah sesuai dengan alat gali-muat yang tersedia. Tinggi jenjang pemuatan rata-rata saat ini adalah lebih tinggi dari dasar bak dump truck dan lebih pendek dari panjang stick backhoe. Metode double back-up tidak tepat diterapkan karena membutuhkan jumlah dump truck yang cukup banyak yang tidak tersedia saat ini. Kondisi Jalan Angkut Lebar jalan untuk dua jalur yang didapat dari hasil perhitungan dengan mendasarkan pada AASHTO Manual Rural High Way Design (200) pada jalan lurus adalah 0 meter dan untuk jalan pada tikungan adalah 5 meter. Perbandingan terlihat pada tabel 8. Kondisi jalan yang baik adalah rata dan tidak terdapat amblesan. Pekerjaan perawatan jalan secara berkala perlu ditingkatkan dan pekerjaan perbaikan jalan akibat amblesan juga perlu ditingkatkan. Kondisi Area Pemuatan Lebar minimum area pemuatan berdasarkan Komatsu Application and Performance Handbook (2009) adalah 20 m. Lebar area pemuatan yang tidak standar akan menyebabkan waktu manuver yang lebih besar. Kondisi area pemuatan dengan adanya undulasi perlu diperbaiki. Volume Penggalian serta Pemuatan Perhitungan jumlah curah maksimal didapatkan jumlah curah maksimal adalah 6 (enam) curah untuk setiap fleet. Hasil perhitungan curah maksimal tidak digunakan dengan beberapa pertimbangan. Pertimbangannya adalah jenis bak dump truck, grade jalan maksimal yang diijinkan dan kapasitas dump truck terlihat pada tabel 0. Tabel 8. Perbandingan Lebar dan Grade Jalan Saat Ini dengan Standar Seg Lebar Jalan (m) Grade Jalan (%) Keterangan Skrg Stand Skrg Maks C-C' 6 6 5 Grade perlu diperbaiki I'-I 6-8 -5 Grade perlu diperbaiki K-K' 2 0 7 5 Grade perlu diperbaiki L-L' 0 5 5 Grade perlu diperhatikan M- M' 20 5 9 5 Grade perlu diperbaiki P-P' 0 9 5 Grade perlu diperbaiki Q-Q' 5 4 5 Lebar perlu diperbaiki R-R' 0 6 5 Grade perlu diperbaiki T-T' 6 6 9 5 Grade perlu diperbaiki U-U' 6 Grade perlu diperhatikan, 5 5 7 lebar perlu diperbaiki V'-V 6 Grade dan lebar perlu -9-5 7 diperbaiki X'-X 6 6-5 -5 Grade perlu diperhatikan Tabel 9. Lebar Area Pemuatan Saat Ini dan Standar Minimum Loading Saat Standar Point ini, m Minimum, m Keterangan ±2 20 2 ±5 20 Perlu diperbaiki 3 ±7 20 Perlu duperbaiki Tabel 0. Perbandingan Volume dan Berat Material setiap Jumlah Curah Fleet 2 3 Jml curah V Material (LCM) Kap DT (LCM) Tonase Material (Ton) Kap DT (Ton) 4,49 8,00 4,7 30,53 5 4,36 8,00 7,7 30,53 6 7,23 8,00 2,25 30,53 4,50 8,00 4,8 30,53 5 4,37 8,00 7,72 30,53 6 7,24 8,00 2,26 30,53 4 2,32 8,00 6,25 30,53 5 5,40 8,00 20,32 30,53 6 8,48 8,00 24,38 30,53 Efisiensi Operasi perbaikan alat sebagian besar dihabiskan bukan untuk melakukan pekerjaan perbaikan tetapi menunggu spare part yang tidak tersedia di workshop dapat dikurangi dengan merubah sistem penyediaan spare part. Hambatan operasi yang dapat dihindari seperti pemanasan dan pendinginan yang terlalu lama dapat dikurangi dengan menetapkan aturan maksimal pemanasan dan pendinginan alat. 90

Tabel. Efisiensi Operasi Alat Saat Ini dan Rencana Fleet 2 3 Unit Eff Op (%) Eff Op rata2 (%) Skrg Rencana Skrg Rencana BH 79,8 87,29 DT 89,78 90,2 84,79 88,75 BH 79,55 87,20 DT 82,56 87,34 8,06 87,27 BH 88,57 89,43 DT 78,95 85,57 83,76 87,50 Keserasian Kerja Menggunakan grafik efisiensi kerja alat dengan jumlah yang berbeda dapat menunjukkan faktor kerja backhoe yang kurang dari 80 % dengan waktu tunggu lebih dari satu menit yang berarti kurang baik. Perlu dilakukan penambahan jumlah dump truck di fleet pertama dan fleet ketiga agar faktor kerja backhoe dapat meningkat menjadi lebih dari 80 %. Tabel 2. Keserasian Kerja Alat Saat Ini dan Rencana Kond Skrg Renc Skrg Renc Skrg Renc Jmlh BH Jml DT 3 4 4 4 3 4 MF 0,64 0,85 0,8 0,8 0,68 0,9 Rekomendasi untuk Peningkatan Produksi Setelah dilakukan analisa data yang ada maka untuk meningkatkan kemampuan produksi pengupasan yang ada di Pit RPM dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: ) Memperbaiki kondisi area pemuatan dan jalan angkut yang belum mencapai standar agar mendukung kegiatan pemuatan dan pengangkutan. 2) Meningkatkan jumlah curah backhoe dari empat curah menjadi lima curah pada material clasytone yaitu pada loading point satu dan loading point dua sehingga meningkatkan material yang diangkut tiap siklus kerja. Pilihan ini dapat meningkatkan produksi fleet sebesar 8,35 %, tetapi belum mencapai sasaran produksi yang diinginkan. 3) Meningkatkan efisiensi operasi yang sebelumnya berada di bawah standar 85 % dengan melakukan pengurangan hambatan kerja sebesar 50 % pada waktu perbaikan dan menerapkan aturan pemanasan dan pendinginan masing-masing maksimal lima menit setiap shift, pilihan ini dapat meningkatkan produksi sebesar 5,54 %, tetapi belum mencapai sasaran produksi yang diinginkan. 4) Meningkatkan keserasian kerja untuk fleet yang memiliki faktor kerja backhoe di bawah 80 % dengan menambah masing-masing satu unit dump truck di fleet pertama dan fleet ketiga. Pilihan ini dapat meningkatkan produksi sebesar 9,28 %, tetapi belum mencapai sasaran produksi yang diinginkan. Rekomendasi akhir yang diberikan adalah melakukan pilihan pertama hingga pilhan keempat dengan pertimbangan memasukkan pilihan pertama adalah kondisi kerja yang baik akan menjaga maksimalnya pekerjaan produksi. Rekomendasi akhir akan meningkatkan produksi sebesar 35,6 % dan telah mencapai sasaran produksi yang diinginkan. Gambar 3. Grafik Peningkatan Produksi dengan Rekomendasi Akhir Tabel 3. Pengaruh Rekomendasi Akhir terhadap Faktor Produksi Jumlah Backhoe Jumlah Dump Truck 4 4 4 Jumlah Curah Bucket 5 5 4 Efisiensi Operasi, % 88,75 87,27 87,50% Produktivitas Backhoe, BCM/jam 24,63 93,47 274,48 Produktivitas Dump Truck, BCM/jam 22,9 79,64 239,36 Produksi Fleet, BCM/jam 75,33 49,5 95,89 Match Factor,0 0,97 0,9 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:. Sasaran produksi Pit RPM dengan peningkatan nilai stripping ratio adalah 55 BCM/jam. Produksi total dengan tiga fleet saat ini yang terdiri atas satu unit alat gali-muat backhoe Doosan S 500LC-V Giant dan tiga unit alat angkut dump truck Hino 700ZS 44 di fleet pertama, satu unit alat gali-muat backhoe Doosan S 500LC-V Giant dan empat unit alat angkut dump truck Hino 700ZS 44 di fleet kedua, satu unit alat gali-muat backhoe Doosan S 500LC-V Giant dan tiga unit alat angkut dump truck Hino 700ZS 44 di fleet ketiga pada saat ini adalah sebesar 385,00 BCM/jam, sehingga produksi pengupasan pada saat ini belum mencapai sasaran produksi sebesar 55 BCM/jam. 9

2. Faktor teknis yang mempengaruhi produksi fleet adalah: a. Kondisi kerja yang mempengaruhi produksi terdiri atas kondisi jalan angkut dan kondisi area pemuatan. Segmen jalan C, I, K, M, P, Q, R, T, U, V, W belum memenuhi standar minimum lebar jalan yaitu 5 meter pada tikungan dan 0 meter pada jalan lurus serta grade jalan maksimal yang diijinkan 5 %. Lebar area pemuatan di loading point 2 dan loading point 3 kurang dari standar minimum lebar area pemuatan standar yaitu 20 m. b. Volume penggalian serta pemuatan yang belum optimal dengan jumlah curah mangkuk backhoe saat ini berjumlah empat curah yang dapat ditambah hingga lima curah pada loading point satu dan loading point dua dan masih dapat diatasi baik volume ataupun tonase oleh dump truck. c. Efisiensi operasi yang terdiri atas kesediaan dan penggunaan alat. Efisiensi operasi unit backhoe pada fleet pertama dan kedua serta unit dump truck pada fleet kedua dan ketiga belum mencapai standar minimum operasi yang baik yaitu sebesar 85 %. Hal tersebut disebabkan oleh besarnya hambatan kerja mekanis dan operasi. d. Keserasian kerja alat di loading point satu dan loading point tiga rendah dengan nilai masingmasing 0,64 dan 0,68 yang menyebabkan faktor kerja alat di bawah 80 % dan waktu tunggu di atas 60 detik. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya jumlah alat angkut. 3. Rekomendasi peningkatan produksi: a. Perbaikan lebar dan grade jalan angkut yang belum memenuhi standar minimum serta perbaikan lebar area pemuatan sesuai standar minimum. b. Penambahan jumlah curah pada material claystone di loading point satu dan loading point dua dari empat curah menjadi lima curah. c. Pengurangan hambatan kerja mekanis sebesar 50 % pada hambatan yang memiliki hambatan mekanis lebih dari 300 menit, pengaturan waktu pemanasan dan pendinginan masingmasing maksimal lima menit per shift untuk mengurangi hambatan operasi. d. Penambahan satu unit alat angkut masingmasing pada fleet pertama dan fleet ketiga untuk meningkatkan keserasian kerja. Produksi fleet total dengan tiga fleet rencana yang terdiri atas satu unit alat gali-muat backhoe Doosan S 500LC-V Giant dan empat unit alat angkut dump truck Hino 700ZS 44 di fleet pertama, satu unit alat galimuat backhoe Doosan S 500LC-V Giant dan empat unit alat angkut dump truck Hino 700ZS 44 di fleet kedua, satu unit alat gali-muat backhoe Doosan S 500LC-V Giant dan empat unit alat angkut dump truck Hino 700ZS 44 di fleet ketiga yang dihasilkan adalah sebesar 520,38 BCM/jam dan mencapai sasaran produksi yang diinginkan sebesar 55 BCM/jam. Saran Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah:. Peningkatan pengawasan terhadap pekerjaan penggalian, pemuatan, pengangkutan dan penimbunan diperlukan agar produksi pengupasan overburden berjalan sesuai dengan rencana. 2. Pengadaan pelatihan untuk operator dan driver yang diperlukan untuk menunjang pekerjaan di lapangan. 3. Pengadaan standar prosedur untuk operasi pengupasan sehingga pekerjaan pengupasan memiliki acuan kerja. 5. DAFTAR PUSTAKA Abramson, W.L., Thomas S.L., Sharma S., dan Boyce G.M., 996, Slope Stability and Stabilization Methods, Canada, John Wiley & Sons Inc, Edisi I. Departemen Pekerjaan Umum, 987, Perencanaan Penanggulangan Longsoran, Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta. Bieniawski, Z.T., 973, Engineering rock mass classifications, Professor of Mineral Engineering and Director Mining and Resources Research Institute The Pennsylvia State University. Giani Paolo Gian, 992, Rock Slope Stability Analysis, AA Balkema, Rotterdam. Made Astawa Rai, 993, Pit Design (Analisis Kemantapan Lereng), Direktorat Jendral Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga Pertambangan, Bandung. Sitanala Arsyad, 2006, Konservasi Tanah dan Air, IPB Press, Bogor., 2008, Diktat Kuliah Geoteknik, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, Yogyakarta., 204, Biro Perencanaan dan Pengawasan Tambang, PT. Semen Indonesia (Persero). 92