BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh investor sebagai sinyal yang buruk bagi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat,lengkap dan tepat

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permintaan atas audit laporan keuangan juga meningkat pesat karena hal itu UKDW

BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi-informasi dan. manajemen perusahaan untuk periode mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. penundaan pengumuman laba dan penerbitan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang signifikan. Hal inilah yang membuat perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. datang akan semakin tumbuh dan bersaing secara ketat dimana masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan aktivitas di Bursa Efek Indonesia kini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. sengit. Tidak sedikit perusahaan yang berlomba-lomba menarik perhatian investor

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada periode akhir akuntansi harus menyusun laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. memicu persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan bisnis. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perusahaan-perusahaan yang go publik, maka makin

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Era yang semakin maju mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas

BAB 1 PENDAHULUAN. kreditor, calon investor, regulator dan para pengguna lainnya. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir tahun 2015, negara-negara di Asia Tenggara sedang gencargencarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB 1 PENDAHULUAN. internal yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Setiap perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin meningkat. Perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara akurat dan tepat waktu (Rachmawati, 2008). biasanya dapat melakukan kesalahan manajemen (mis-management) dan

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

PENDAHULUAN. akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunan ( annual report) kepada

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Keuangan Nomor: KEP-346/BL/2011 Peraturan Nomor X.K.2

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. telah go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Terlebih lagi dalam perusahaan go public

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneitian Laporan Keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern perusahaan) dengan pihak luar perusahaan. Laporan keuangan dirancang untuk memberikan informasi - informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya dan kinerja yang dimiliki suatu perusahaan pada pihak ketiga yaitu investor dan kreditor serta pihak manajemen untuk evaluasi kinerja guna pengambilan kebijakan manajemen yang akan datang. Sekarang laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam mendukung keberlangsungan suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public. Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar. Penyajian informasi didalam laporan keuangan dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan 1

2 faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono (2002:170), ketepatwaktuan informasi mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan. Dengan demikian, informasi yang memiliki prediksi tinggi dapat menjadi tidak relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan. Menurut Belkaui (2001) dalam Arif Wicaksono (2009:3) laporan keuangan merupakan suatu sumber informasi yang berperan penting dalam pengambilan keputusan dan bertujuan sebagai media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis mengenai kinerja keuangan, perubahan posisi keuangan, arus kas, serta sumber daya yang dimiliki perusahaan kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Bagi yang berkepentingan dengan kondisi keuangan perusahaan, informasi yang akurat dan tepat waktu sangat penting, karena turut menentukan langkah yang akan diambilnya. Salah satu kewajiban perusahaan manufaktur yang sudah go public adalah mempublikasikan laporan keuangan yang telah disusun dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar dalam Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Auditor memiliki tanggung jawab yang besar dan tentunya hal ini membuat auditor untuk bekerja secara lebih profesional. Salah satu kriteria profesionalisme auditor tampak dalam ketepatan waktu penyampaian laporan auditannya (Imam Subekti dan Novi Wulandari, 2004 dalam Supriyati,2007:109).

3 Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan keuangan perusahaan bisa mempengaruhi pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal, karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal ditandatanganinya laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan (Supriyati Yuliasri Rolinda, 2007:110), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketetapan waktu pelaporan merupakan catatan pokok laporan yang memadai. Pemakai informasi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru. Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk menjelaskan perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Standar audit, menurut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), khususnya standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Selain itu, standar pekerjaan lapangan memuat pernyataan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang

4 matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai (Yugo Trianto, 2006:2). Hal ini yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan dilakukan, sehingga publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin menjadi terlambat. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, kondisi ini sering disebut sebagai Audit Delay. Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit independen (Wiwik Utami, 2006:4). Audit Delay yang melewati batas waktu ketentuan BAPEPAM, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan tersebut dapat mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit. Menurut penelitian Subekti dan Widiyanti (2004) menyebutkan bahwa pada tahun 2001 rata-rata waktu tunggu pelaporan ke Bapepam-LK dari waktu antara tanggal laporan sampai tanggal opini auditor membutuhkan waktu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari yang ditetapkan Bapepam-LK, terlihat masih banyak perusahaan publik yang belum patuh terhadap peraturan informasi di Indonesia. Pentingnya mengkaji mengenai rentang waktu dan keterlambatan penerbitan laporan keuangan yang telah diaudit telah menjadi fenomena yang cukup menarik untuk diamati dan diteliti. Tabel 1.1 menyajikan fakta

5 keterlambatan penyampaian laporan keuangan emiten tahun 2001-2010 ke Bapepam-LK. Tabel 1.1 Jumlah Emiten Yang Terlambat Menyampaikan Laporan Keuangan Auditan Tahun Jumlah Emiten 2001 64 2002 86 2003 81 2004 67 2005 160 2006 170 2007 183 2008 111 2009 50 2010 40 Sumber : http//www.okezone.com/bapepam-denda-emiten, (2011) Pada tahun 2011 Bapepam-LK telah menjatuhkan sanksi denda terhadap 50 emiten total sebesar Rp 1,029 miliar pada dua bulan pertama 2011. Para emiten dan perusahaan publik itu dikenakan sanksi administratif karena terlambat menyerahkan laporan realisasi penggunaan dana, laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan, serta laporan hasil pemeringkat efek. Sanksi yang dikenakan emiten atau perusahaan publik tersebut yakni denda sebesar Rp 1 juta per hari dari setiap keterlambatannya menyerahkan laporan tersebut. Ke-50 emiten tersebut

6 mendapat sanksi denda dari Rp 3 juta hingga Rp 94 juta. Denda diberikan kepada emiten dan perusahaan publik yang paling banyak telat melaporkan laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah tahunan. (www. mediaindonesia.com/50 emiten). Berdasarkan paparan tersebut, penelitian ini bermaksud mengkaji mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi panjang pendeknya audit delay. Beberapa penelitian mengenai audit delay sebelumnya telah dilakukan. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah memperoleh simpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi audit delay, seperti ukuran perusahaan, opini auditor, ROA, DAR, dan ukuran KAP. Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang di ukur dari besarnya total asset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Di mana menurut Mas ud Machfoedz (1994:56) Ukuran Perusahaan dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1) Perusahaan Besar, 2) Perusahaan Menengah, 3) Perusahaan Kecil. Hasil penelitian Sistya Rachmawati (2008:8), menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti bahwa semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan sebaliknya semakin kecil Ukuran Perusahaan makan semakin panjang Audit Delay. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar biasanya memiliki sistem pengendalian internal yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Namun, hal ini berbeda dengan pendapat Boynton dan

7 Kell (1996:152) dan Wiwik Utami (2006:5) yang berpendapat bahwa, Audit Delay akan semakin lama apabila Ukuran Perusahaan yang akan di audit semakin besar. Ini berkaitan dengan semakin besar perusahaan maka semakin banyak jumlah sampel (anak perusahaan) yang harus diambil maka semakin luas juga prosedur audit yang dilakukan. Selain Itu penelitian Hernawati Pramesti (2012), Novelia Sagita Indra (2012) dan Nyoman Sentosa Hardika (2013) juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Opini Auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen atas laporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go public tahun 2004 menemukan adanya hubungan positif antara Opini Auditor dengan Audit Delay. Pada perusahaan yang tidak menerima pendapat unqualified opinion akan menunjukan Audit Delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion. Hal ini disebabkan karena peusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion dianggap sebagai kabar buruk, sehingga penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat. Menurut Hernawati Pramesti (2012) menyatakan tidak semua perusahaan yang mendapatkan opini selain unqualified opinion mengalami proses audit yang lebih panjang daripada perusahaan yang memperoleh opini unqualified opinion. Hal ini disebabkan auditor sudah mendapatkan cukup bukti untuk memperkuat opininya bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan opini unqualified opinion. Penelitian Christine Dwi Karya Susilawati (2013) dan Nyoman Sentosa

8 Hardika (2013), juga menunjukan bahwa variabel Opini Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu. Penelitian yang dilakukan Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 telah membuktikan bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mengumumkan Profitabilitas yang relative rendah mengacu pada kemunduran publikasi laporan keuangan yang telah diaudit. Namun, penelitian Supriyati Yuliasri Rolinda (2007) mendapatkan hasil yang berbeda, hasil penelitiannya menunjukan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay karena tidak semua laporan keuangan yang memiliki profitabilitas rendah atau bahkan mengalami kerugian mengalami keterlambatan waktu pelaporan. Hal ini disebabkan antara pihak auditor dan manajemen perusahaan tidak banyak membutuhkan waktu untuk memperoleh kesepakatan dalam pelaporan hasil auditan yang akan diterbitkan, sehingga audit delay tidak terjadi. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Christine Dwi Karya Susilawati (2013) dan Nyoman Sentosa Hardika (2013). Penyampaian laporan keuangan secara berkala dari segi regulasi di Indonesia menyatakan bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 1996, BAPEPAM mengeluarkan lampiran Keputusan Ketua Bapepem No.80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan

9 laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Sejak 30 September 2003, BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : Kep 36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Publikasi yang melebihi batas waktu yang disyaratkan Bapepam-LK menyebabkan audit delay yang akan mengindikasikan terdapat masalah dalam laporan keuangan sehingga memerlukan waktu yang lebih lama bagi auditor dalam menyelesaikan audit atas laporan keuangan emiten tersebut. Rasio solvabilitas perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi audit delay, rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan. Penelitian Febriyanti (2011) menunjukan pengaruh signifikan antara rasio solvabilitas terhadap audit delay. Caslaw dan Kaplan (1991) dalam Febrianti (2011) proporsi debt to asset rasio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya, mengaudit hutang lebih membutuhkan banyak staff dan lebih rumit disbanding dengan mengaudit modal. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Aryati (2005). Ditengarai, perusahaan yang

10 memiliki tingkat solvabilitas yang rendah cenderung ingin segera mempublikasikan laporan keuangannya karena hal tersebut merupakan berita baik untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaanya. Pengukuran Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi dua yaitu KAP the big four dan KAP non the big four. Menurut Meylisa (2010) membuktikan bahwa besarnya KAP berpengaruh terhadap audit report lag dapat diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa auditor yang mempunyai reputasi yang baik, dalam hal ini adalah KAP big four akan memberikan kualitas pekerjaan audit yang efektif dan efisien sehingga audit dapat diselesaikan secara tepat waktu. KAP big four memperoleh insentif lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan audit lebih cepat dibandingkan KAP lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP big four mempertahankan reputasinya. KAP big four biasanya juga didukung oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang lebih baik sehingga akan berpengaruh pada kualitas jasa yang dihasilkan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novelia Sagita Indra (2012). Akan tetapi hasil penelitian Hernawati Pramesti (2012) menyatakan bahwa KAP tidak berpengaruh terhadap audit delay karena tidak semua KAP yang termasuk the big four melakukan audit lebih pendek daripada KAP non the big four. Hal ini disebabkan masing-masing KAP ingin menjaga reputasi dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik.

11 Pada penelitian ini, penulis mengacu pada beberapa jurnal, jurnal tersebut ditulis oleh Sulthoni (2012) berjudul Determinan Audit Delay dan Pengaruhnya terhadap Reaksi Investor, Modugu et al (2012) berjudul Determinants Audit Delay in Nigerian Companies: Empirical Evidence, Indriyani et al (2012) yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag, Ayoib (2008) yang berjudul Audit Delay of Listed Companies: A Case of Malaysia, Rachmawati (2008) yang berjudul Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness, Novelia Sagita Indra (2012) yang berjudul factor-faktor yang dapat menyebabkan audit delay semakin lama pada perusahaan property & dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010, Dari jurna-jurnal utama ini, terdapat beberapa variabel yang sama, seperti ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran KAP. Di Nigeria, Modugu (2012) melakukan penelitian mengenai audit delay terhadap perusahaan-perusahaan publik di Nigeria selama periode 2009 sampai dengan 2011. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa multinasionalitas perusahaan, ukuran perusahaan, dan fee audit mempengaruhi audit delay. sedangkan debt to equity ratio, profitabilitas, ukuran KAP, dan jenis industri tidak mempengaruhi audit delay. Audit delay untuk masing-masing perusahaan membutuhkan waktu minimal 30 hari dan maksimal 276 hari untuk mempublikasikan annual report. Di Malaysia, Ayoib (2008) melakukan penelitian mengenai audit delay terhadap 343 perusahaan yang terdaftar di KLSE pada periode 1993. Rata-rata audit delay adalah 114 hari dengan minimal waktu audit delay 20 hari dan

12 maksimal waktu audit delay 442 hari. Determinan audit delay di Malaysia dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, kompleksitas perusahaan, 9 directors shareholdings, ukuran KAP, opini audit, dan profitabilitas perusahaan. Dalam penelitian ini, objek sampel yang digunakan oleh penulis adalah perusahaan yang bergerak pada industri manufaktur makanan dan minuman. Hal ini didorong oleh beberapa alasan penting dimana factor-faktor yang menyebabkan audit delay tersebut dapat merugikan berbagai pihak khususnya bagi para investor dimana mereka harus mengambil keputusan di pasar modal tersebut dan ini sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia terutama dalam hal moneter. Alasan lain mengapa penelitian ini membahas mengenai audit delay karena cukup banyak penelitian yang membahas mengenai audit delay dan penulis ingin mengetahui lebih dalam faktor-faktor yang dapat mempengaruhi audit delay tersebut, khususnya pada industri makanan dan minuman. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu objek sampel yang diambil adalah perusahaan yang bergerak pada industri manufaktur yaitu perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 sampai dengan 2012. Selain itu, variabel yang digunakan pada penelitian ini mengkombinasikan beberapa variabel yang digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya dari jurnal utama yang digunakan oleh penulis. Adapun variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu, Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Profitabilitas, Rasio Solvabilitas, dan Ukuran KAP. Penulis tertarik untuk meneliti kembali apakah hasil penelitian tersebut relevan bila diterapkan pada laporan keuangan auditan tahun 2010 sampai dengan

13 2012 dalam industri manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. A. Rumusan masalah penelitian Berdasarkan uraian di atas, maka masalah pokok yang akan diteliti dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi audit delay? 2. Apakah opini auditor mempengaruhi audit delay? 3. Apakah Return on Asset mempengaruhi audit delay? 4. Apakah Debt to Asset Ratio mempengaruhi audit delay? 5. Apakah Ukuran KAP mempengaruhi audit delay?

14 B. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay. 2. Pengaruh opini auditor terhadap audit delay. 3. Pengaruh Return on Asset terhadap audit delay. 4. Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap audit delay. 5. Pengaruh Ukuran KAP terhadap audit delay. 2. Kontribusi Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, maka kontribusi yang dapat digunakan untuk memperbaiki praktik yang ada menjadi lebih baik dari penelitian ini adalah: 1. Bagi akademisi, memberikan gambaran kepada akademisi mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi audit delay atas laporan keuangan perusahaan, dan menambah wawasan akademisi, serta pengetahuan akademisi untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sebagai pemenuhan persyaratan akademik guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Mercu Buana.

15 3. Bagi auditor, hasil penelitian dapat memberikan wawasan bagi auditor dan dapat dijadikan sebagai pedoman oleh auditor dalam proses pengauditan, sehingga membantu auditor dalam pengidentifikasian faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay atas laporan keuangan perusahaan agar auditor dapat mengoptimalkan kinerjanya dalam proses pengauditan yang dapat berdampak pada ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan auditan kepada publik, sehingga waktu penyelesaian laporan auditnya dapat tepat waktu. 4. Bagi praktisi, memberikan informasi bagi praktisi melalui bukti-bukti empiris dan analisis penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.