ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR. Ratih Novalina Putri, Hari Putranto

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan.

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO)

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. dan papan. Hampir seluruh peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PERHITUNGAN SUSUT BEBAN. Data teknis dari transformator pada gardu induk tangerang yang ada pada

atau pengaman pada pelanggan.

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. Parlindungan Doloksaribu.

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. PARLINDUNGAN DOLOKSARIBU

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

KOKO SURYONO D

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

Abstrak. Kata kunci: kualitas daya, kapasitor bank, ETAP 1. Pendahuluan. 2. Kualitas Daya Listrik

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

Oleh: Erhaneli (1), Ramadonal (2) (1) Dosen Jurusan Teknik Elektro (2) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

A. Latar Belakang. di Indonesia. Permasalahan utama yang dihadapi PT. PLN (Persero) adalah mulai

Penentuan Kapasitas dan Lokasi Optimal Penempatan Kapasitor Bank Pada Penyulang Rijali Ambon Menggunakan Sistem Fuzzy

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA DALAM RANGKA MENEKAN BIAYA OPERASIONAL PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV

Jurnal Elektum Vol. 14 No. 1 ISSN : DOI: /elektum e-issn :

ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN

Pemasangan Kapasitor Bank untuk Perbaikan Faktor Daya

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT.

STUDI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) CABANG PONTIANAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

Jurnal Teknik Elektro ISSN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK. MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN

OPTIMALISASI PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DENGAN PENYEIMBANGAN BEBAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG

BAB IV PERHITUNGAN RUGI TEGANGAN DAN SUSUT (LOSSES) SETELAH PENGGANTIAN KONEKTOR PRES (CCO)

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB I PENDAHULUAN. itu susut pada sistem jaringan tersebut perlu diperhitungkan lebih teliti.

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

Kata kunci Kabel Laut; Aliran Daya; Susut Energi; Tingkat Keamanan Suplai. ISBN: Universitas Udayana

ANALISIS BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP LOSSES JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) PADA GARDU DISTRIBUSI DT-1 DAERAH KERJA PT.PLN (Persero) RAYON DELITUA

ANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN DAN DROP TEGANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI GA 0032 PENYULANG WIBRATA

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

P2TL (PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK)

Analisa Dampak Pemecahan Beban Feeder Tiku Terhadap Susut Teknis Jaringan Tegangan Menengah

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

TEORI LISTRIK TERAPAN

Analisis Pemasangan Kapasitior Daya

ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM SALURAN KABEL UDARA TEGANGAN MENENGAH (SKUTM) DAN SALURAN KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH (SKTM)

PEMERATAAN BEBAN UNTUK MENGURANGI RUGI RUGI DAYA PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MT 232 DI PT PLN (PERSERO) RAYON MEDAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AUDIT ENERGI PADA PENDISTRIBUSIAN LISTRIK DI PT PLN DISTRIBUSI APJ X DENGAN METODE MANAJEMEN TRAFO

Menurunkan Biaya Pemakaian Listrik 8 Unit Gedung Melalui Perbaikan Faktor Daya dan Profil Tegangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Pengaruh Kapasitor Shunt Terhadap Susut Transmisi Sistem Interkoneksi Sulselbar Berbasis DIgSILENT Power Factory 15.1.

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY

BAB I PENDAHULUAN. Rugi-rugi energi adalah suatu kondisi atau keadaan dimana jumlah energi

BAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

RANCANGAN BANGUN PENGUBAH SATU FASA KE TIGA FASA DENGAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

BAB III METODE PENELITIAN. keras dan perangkat lunak, adapun perangkat tersebut yaitu: laptop yang dilengkapi dengan peralatan printer.

PENYEIMBANGAN BEBAN TRAFO GARDU DISTRIBUSI DENGAN METODE ALL RECONNECTING. Nomor : 180 /120/PR/ April 2009 Surat Sdr. No.

BAB II LANDASAN TEORI

PEMILIHAN DAN PENINGKATAN PENGGUNAAN/PEMAKAIAN SERTA MANAJEMENT TRAFO DISTRIBUSI EDDY WARMAN

Perbaikan Tegangan untuk Konsumen

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN 20 KV PADA FEEDER PANDEAN LAMPER 5 RAYON SEMARANG TIMUR

DASAR TEORI. Kata kunci: Kabel Single core, Kabel Three core, Rugi Daya, Transmisi. I. PENDAHULUAN

Transkripsi:

Novalina Putri, Putranto; Analisis Perhitungan Losses Pada Jaringan Tegangan Rendah Dengan Perbaikan Pemasangan Kapasitor ANALISIS PERHITUNGAN LOSSES PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH DENGAN PERBAIKAN PEMASANGAN KAPASITOR Ratih Novalina Putri, Hari Putranto Abstrak: Dalam perkembangan saat ini energi listrik yang mendominasi kebutuhan manusia, sehingga konsumen listrik semakin bertambah seiring berkembangnya zaman diantaranya adalah konsumen rumah tangga. PT. PLN (Persero) sebagai perusahaan listrik satu-satunya di Indonesia yang merupkan sistem transmisi dan distribusi listrik. Sistem distribusi listrik merupakan bagian yang letaknya dekat dengan konsumen. Dalam hal ini perlu adanya peningkatan pelayanan terhadap para konsumen tenaga listrik utamanya pada penyaluran Sistem Distribusi Listrik agar tidak terjadi susut energi atau disebut juga losses yang akan merugikan konsumen pengguna listrik maupun PT. PLN (Persero). Kata-Kata Kunci : Losses, Jaringan Tegangan Rendah, Kapasitor Listrik merupakan bentuk energi yang paling cocok dan nyaman bagi manusia modern. Tanpa listrik, infrastruktur masyarakat sekarang tidak akan menyenangkan.makin bertambahnya konsumsi listrik per kapita di seluruh dunia, menunjukkan kenaikan standar kehidupan manusia. Pemanfaatan secara optimum bentuk energi ini oleh masyarakat dapat dibantu dengan sistem distribusi yang efektif. (Pabla, 1994:1) Losses jaringan adalah selisih antara KWH beli PLN Distribusi dengan KWH jual ke pe-langgan. Disini tampak jelas bahwa PLN Distribusi mengalami kerugian akibat losses tersebut, sehingga PLN Distribusi harus menekan losses tersebut agar kerugian PLN tidak terlalu besar. (Hariasih, Susanti, 2005) Losses jaringan adalah perbedaan antara energi listrik yang di salurkan dengan energi yang terpakai (UDIKLAT,2011). Secara garis besar losses dapat dikategorikan menjadi dua yaitu losses teknis dan losses non teknis. Losses teknis adalah losses yang disebabkan oleh sifat dari material atau peralatan jaringan. Sedangkan losses non teknis adalah losses yang disebabkan oleh kesalahan pemasangan dan kerusakan dari material atau peralatan jaringan. (UDIKLAT,2011) Dampak adanya losses pada konsumen rumah tangga antar lain adalah energi kirim yang nantinya diterima oleh konsumen rumah tangga akan meningkat sehingga tarif listrik yang akan dibayar konsumen rumah tangga naik. Adanya jatuh tegangan pada tiang ujung yang menyebabkan arus pada jaringan menjadi tinggi sehingga losses yang terjadi pada jaringan tersebut meningkat. Untuk mengetahui besarnya losses jaringan ini diperlukan adanya perhitunganperhitungan. Dalam perhitungan susut energi ini diperlukan ketelitian serta keakurasian dari semua parameter-parameter komponen jaringan yang terpasang. Oleh karena itu dalam penelitian ini dikerjakan untuk mengetahui besarnya losses yang terjadi dan untuk meminimalkan terjadinya losses jaringan yang banyak terjadi pada Sistem JTR Distribusi Listrik khususnya GTT KA025 Penyulang Sumedangan APJ Pamekasan. METODE Analisis perhitungan ini meliputi analisis pada line D untuk mengetahui berapa besar losses total yang terjadi pada GTT 025 Pe-nyulang Sumedangan dan besar losses yang terjadi pada line D. Analisis Ratih Novalina Putri adalah Alumni Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang Hari Putranto adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang 23

24 TEKNO, Vol : 20 September 2013, ISSN : 1693-8739 perhitungan ini bertujuan untuk mengurangi losses yang terjadi pada GTT 025 Penyulang Sumedangan. Untuk mengurangi losses yang ada de-ngan memasang kapasitor pada tiang pangkal line D GTT 025. Fungsi dari kapasitor yang dipasang pada jaringan tersebut untuk memperbaiki tegangan pada titik dimana kapasitor tersebut dipasang. Sehingga arus pada jaringan tersebut akan turun dan rugi daya pada jaringan tersebut akan berkurang. HASIL Pengambilan Data Sebelum melakukan analisis perhitungan dilakukan pengumpulan data pada GTT KA 025 Penyulang Sumedangan, mengumpulkan data kapasitor yang ada di PLN. Pada tahap pengambilan data, data yang diambil berupa data pengukuran dan wiring GTT KA025 Penyulang Sumedangan. Setelah itu data yang sudah ada akan di analisis total losses yang terjadi pada GTT KA025 dan losses yang terjadi pada line D dengan perbaikan pemasangan kapasitor. Perhitungan Sebelum Pemasangan Kapasitor a. Perhitungan Daya Kirim P kirim = V x I x Cosφ P kirim fasa R= 222.7 V x 18.85 A x 0,86 = 3,610 KW Begitu juga untuk fasa R, S, T pada line B. Untuk mengetahui daya kirim total pada GTT adalah sebagai berkut : P kirim = P kirim line B + P kirim line D = 46,815 KW + 11,033 KW = 57,848 KW Perhitungan Drop Tegangan Perhitungan drop tegangan rata-rata fasa R tiang ujung line D sebagai berikut: Daya kontrak fasa R pada tiang akhir line: D = 450 VA dengan jumlah pelanggan = 3 9900 VA dengan jumlah pelanggan = 1 Dengan total daya kontrak sebesar 2250 VA, maka arus beban = 2250VA/220 = 10,23 A maka arus penghantar dapat diketahui dengan cara berikut: I penghantar = I GTT I beban = 18,85 A 10,23 A = 8,62 A I (arus penghantar) = 8,62 A R(tahanan penghantar) = 0,4609 Ω/Km l (panjang saluran) = 0,399 Km Cosφ = 0,86 Maka drop tegangan dapat diperoleh dengan rumus : V = I(R cos φ + X sin φ)l = 8,62A((0,4609 x 0,86)+(0))x 0.399 Km = 1,3 Volt Untuk mengetahui besarnya perhitungan tegangan tiang ujung adalah : = Tegangan pada GTT Drop tegangan sepanjang total jaringan Drop tegangan = 1,3 Volt Tegangan pada GTT = 222,7 Volt Tegangan tiang ujung = 222,7Volt 1,3 Volt = 221,4Volt b. Faktor Beban Faktor beban dapat dicari dengan cara sebagai berikut: Tegangan rata-rata pada line B = 223,815V Tegangan rata-rata pada line D = 223,69V Untuk tegangan rata-rata = (223,815 V + 223,69 V) / 2 = 223,75 V Tegangan puncak = 224,62 V Fb = Pr Pp

Novalina Putri, Putranto; Analisis Perhitungan Losses Pada Jaringan Tegangan Rendah Dengan 25 Perbaikan Pemasangan Kapasitor = 223,75 V / 224,62 V = 0,99 c. Perhitungan Losses Contoh perhitungan losses pada fasa R line D adalah sebagai berikut: I = 18,85 A R = 0,4609 Ω/km Fb = 0,99 Cosφ = 0,86 L = 0,399 km P losses = I 2 x (R/l) ( (0,3 x Fb) + (0,7 x Fb 2 )) x Cosφ = 18,85 2 x (0,4609/0,399) x((0,3 x0,99) + (0,7 x 0,99 2 )) x 0,86 = 0,347.007 KW Losses total sebelum perbaikan adalah : Losses total = losses line B + losses line D = 4,580.346 KW + 1,088.321 KW = 5,668.667 KW Maka diperoleh persentase losses sebelum perbaikan adalah : % losses jaringan : = Losses daya kirim 100% 5,668.346 KW = 100% 57,848 KW = 9,8 % d. Rating Kapasitor Dengan daya kirim sebesar 57,848 KW dan cos φ rata-rata sebesar 0,86 dengan tan φ sebesar 0,59. Di asumsikan dengan daya kirim yang sama cos φ rata-rata akan di naikkan sebesar 0,9 dengan tan φ sebesar 0,48. maka rating kapasitor dapat dicari dengan rumus : Q = P x (Tan φ1 Tan φ2) = 57,848 KW x ( 0,59 0,48) = 6,36 KVAR Maka rating kapasitor yang diperlukan untuk menaikkan faktor daya sebesar 6,36 KVAR. Perhitungan Setelah Pemasangan Kapasitor a. Perhitungan Daya Kirim Perhitungan daya kirim rata-rata fasa R line D dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut : P kirim = V x I x Cosφ P kirim fasa R = 224,65 V x 17,27 A x 0,94 = 3,647 KW Perhitungan daya kirim rata-rata fasa S line D sebagai berikut : P kirim fasa S = 222,96 V x 20,67 A x 0,89 = 4,102 KW Perhitungan daya kirim rata-rata fasa T line D sebagai berikut : P kirim fasa T = 227,24 V x 17,3 A x 0,915 = 3,597 KW Begitu juga untuk fasa R, S, T pada line D. Untuk mengetahui daya kirim total pada GTT adalah sebagai berkut : P kirim = P kirim line B + P kirim line D = 49,75 KW + 11,34KW = 61,096 KW Selisih kenaikan daya kirim setelah perbaikan dan sebelum perbaikan : = 61,096 KW 57,848 KW = 3,248 KW Persentase kenaikan daya kirim sebesar : 3,248 KW = 57,848 KW 100 % = 5,6 % b. Perhitungan Drop Tegangan Perhitungan drop tegangan fasa R pada tiang ujung line D sebagai berikut: Daya kontrak fasa R pada tiang akhir line D : 450 VA dengan jumlah pelanggan = 3 900 VA dengan jmlah pelanggan = 1 Dengan total daya kontrak sebesar 2250 VA, maka arus beban: = 2250 VA / 220 ==10,23 A

26 TEKNO, Vol : 20 September 2013, ISSN : 1693-8739 maka arus penghantar dapat diketahui dengan cara berikut: I penghantar = I GTT I beban = 17,27 A 10,23 A = 7,04 A I (arus penghantar) = 7,04 A R ( tahanan penghantar) = 0,4609 Ω/Km l (panjang saluran) = 0,399 Km Cosφ = 0,94 maka : V = I(R cos φ + X sin φ)l = 7,04 A ((0,4609 x 0,94) + (0)) x 0,399 Km = 1,2 Volt Untuk mengetahui besarnya perhitungan tegangan tiang ujung dengan cara : = Tegangan pada GTT Drop tegangan sepanjang total jaringan Drop tegangan = 1,2 Volt Tegangan pada GTT = 224,65 Volt Tegangan tiang ujung = 224,65 Volt 1,2 Volt =223,45 Volt Diperoleh selisih kenaikan tegangan ujung rata-rata sebelum dan sesudah perbaikan berdasarkan pengukuran sebesar 3,3 %, sementara berdasarkan perhitungan sebesar 0,9 %. Selisih perbaikan drop tegangan rata-rata pada line D antara sebelum perbaikan dan setelah perbaikan sebesar 5,7 %. Adanya selisih antara pengukuran dan perhitungan disebabkan oleh drop tegangan akibat tahanan pada konektor penghantar yang tidak diketahui baik secara pengukuran maupun perhitungan. c. Faktor Beban Contoh perhitungan faktor beban pada fasa R line B adalah : Fb = Pr Pp Tegangan rata-rata pada line B= 225,8 V Tegangan rata-rata pada line D= 224,85 V Untuk tegangan rata-rata : = (225,8 V + 224,85 V) / 2 = 225,325 V Tegangan puncak = 227.4 V Fb = Pr Pp = 225,325 V / 227,4 V = 0,99 d. Perhitungan Losses Contoh perhitungan losses pada fasa R line D. Berdasarkan rumus 2.29 adalah sebagai berikut : P losses = I 2 x (R/l) x ( (0,3 x Fb) + (0,7 x Fb 2 )) x Cosφ I = 17,53 A R = 0,4609 Ω/km l = 0,399 km Fb = 0,99 Cosφ = 0,94 P losses = I 2 x (R/l) x ( (0,3 x Fb) + (0,7 x Fb 2 )) x Cosφ = 17,27 2 x (0,4609/1,809) x((0,3 x0,99) + (0,7 x 0,99 2 )) x 0,94 = 0,318.369 KW Losses total setelah perbaikan : Losses total = losses line B + losses line D =4,563.611KW+ 1,061.154 KW = 5,624.765 KW Maka diperoleh persentase losses adalah: % losses jaringan : = Losses daya kirim 100% = 5,625 KW 61,096 KW 100% = 9,2 % Perbaikan losses jaringan sebesar : % losses jaringan = % losses jaringan sebelum perbaikan % losses jaringan setelah perbaikan : = 9,8 % - 9,2 % = 0,6 % e. Rating Kapasitor P 1 = 57,8 KW ; P 2 = 61,1 KW Cos φ1 = 0.86 ; Cos φ2 = 0.93

Novalina Putri, Putranto; Analisis Perhitungan Losses Pada Jaringan Tegangan Rendah Dengan 27 Perbaikan Pemasangan Kapasitor Maka tan φ1 = 0,59 ; tan φ2 = 0,395 Berdasarkan rumus 2.32 dan 2.33 maka diperoleh: Daya reaktif pada pf awal: = P1 x Tan φ1 = 57,848 KW x 0.59 = 34,13 KVAR Daya reaktif pada pf setelah perbaikan = P2 x Tan φ2 =61,1 KW x 0,395 = 24,13 KVAR Sehingga rating kapasitor yang terpasang untuk memperbaiki faktor daya adalah: Q = P x (Tan φ1 Tan φ2) = 34,13 KVAR 24,13 KVAR = 10 KVAR PEMBAHASAN Kapasitor yang terpasang pada jaringan sebesar 20 KVAR sedangkan kapasitas kapasitor yang terpakai sebesar 10 KVAR. Ketidak sesuaian antara kapasitas kapasitor terpasang dan yang terpakai karena kinerja kapasitor yang turun dengan jangka pemakaian yang lama dan Impedansi atau hambatan dari kapasitor yang berubah sesuai dengan frekuensi arus listrik yang mengalir melalui kapasitor. Jika hambatan kapasitor mempunyai nilai yang sama dengan hambatan jaringan sumber maka tercapailah suatu kondisi yang disebut resonansi. Pada kondisi resonansi, hambatan total sistem menjadi nol. Kondisi ini mirip dengan kondisi rangkaian pendek yang membahayakan kapasitor dan peralatan lainnya. Kondisi inilah yang sering menyebabkan rusaknya kapasitor dan peralatan lainnya. Dengan kapasitas kapasitor terpakai yang tidak sesuai, sebesar 10 KVAR dapat mengurangi losses sebesar 0,6 %. Jika kapasitas kapasitor yang terpasang pada jaringan sesuai yaitu sebesar 20 KVAR, maka dapat mengurangi losses sebesar 1,2 %. KESIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Besarnya losses yang terjadi pada GTT KA025 Penyulang Sumedangan APJ 6 Pamekasan adalah sebesar 9,8 %. 2. Kapasitor shunt berpengaruh terhadap = losses yang terjadi pada GTT KA025 dengan persentasi losses sebesar 9,2%, maka penurunan persentasi losses sebesar 0,6 %. Dengan kapasitas kapasitor shunt yang terpasang sebesar 20 KVAR dengan kapasitas kapasitor yang terpakai sebasar 10 KVAR tidak sesuai, karena kinerja kapasitor yang semakin turun dengan jangka waktu pemakaian yang lama serta fluktuasi beban selalu berubah sehingga menyebabkan selisih antara kapasitas kapasitor itu sendiri. DAFTAR RUJUKAN Belly, Alto, dkk. 2010. Daya Aktif, Reaktif & Nyata. Universitas Indonesia. Jakarta: Makalah Distribusi Jakarta Raya dan Tanggerang. 1992. Pengoperasian Dan Pemeliharaan Jaringan distribusi. Jakarta. Fitria, Dwi Riza. 2006. Analisa Losses Distribusi Jaringan Tegangan Rendah Pada GTT 039 PT. PLN (Persero) UPJ Maospati APJ Madiun Menggunakan Data Logger. Politeknik Negeri Malang. Malang: Tugas Akhir. Hariasih, Susanti. 2005. Kajian Losses Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR) APJ Bojonegoro Nomor Gardu 54 Di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa

28 TEKNO, Vol : 20 September 2013, ISSN : 1693-8739 Timur. Politeknik Negeri Malang. Malang: Tugas Akhir. Pabla, A. S. 1994. Sistem Distribusi Daya Listrik. Cetakan Ketiga. Jakarta: Erlangga. PT. PLN (Persero) Area Madura, 2012. Pamekasan. PT. PLN (Persero) UDIKLAT, 2012. Pandaan. Sakti, Prasetya Ulah. 2008. Laporan Telaahan Staff Evaluasi Pemerataan Beban Untuk Menekan Losses Jaringan Tegangan Rendah Di Gardu E311P dan Gardu PM213. Jakarta.