BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Elis Nurjanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN FILM DOKUDRAMA TERHADAP MINAT SISWA BELAJAR MENDESKRIPSIKAN SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA DAN PERAN LEMBAGA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bangsa Indonesia. Hal ini tertulis pada tujuan dan fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serta prinsip-prinsip, sehingga membantu memiliki makna bagi subjek didik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk generasi penerus bangsa yang bermartabat serta agar setiap peserta didik mampu bersaing secara positif dalam pergaulan baik di masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan, sedangkan Pasal 31 ayat (3) menyatakan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menyatakan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 pada Pasal 42 ayat (1) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Menurut Azhar Arsyad (2013: 2), menyatakan bahwa Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada 1

2 umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil yang diperoleh. Pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) cenderung lebih memperlihatkan paradigma pendidikan saat ini, sebagaimana yang terkandung dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Oleh karena itu, media pembelajaran sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk warga negara yang cerdas, berkarakter dan terampil adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Tujuan tersebut pada akhirnya berhulu pada tujuan pendidikan nasional Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran wajib pada semua satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Aspek-aspek yang menjadi lingkup mata pelajaran ini, mencakup persatuan dan kesatuan bangsa, norma hukum dan peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga negara, kekuasaan dan politik, Pancasila, dan globalisasi (Depdiknas, 2007). Menurut Winarno (2013: 60), dalam rangka membentuk warga negara yang cerdas, berkarakter dan terampil, tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mempunyai tiga kategori yaitu pengembangan civic knowledge, civic disposition dan civic skill. Pada tataran praktik, guru PKn dituntut untuk dapat mengembangkan dan membuat tujuan pembelajaran sesuai dengan pengembangan tiga kategori tersebut. Tujuan mengajar di kelas bukan semata-mata transformasi pengetahuan, namun sebagai upaya pendidikan untuk menghasilkan manusia seutuhnya. Keberhasilan dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak bisa terlepas dari kualitas pendidik dan peserta didik. Proses pembelajaran lebih efektif, apabila guru mampu menerapkan sumber dan media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran bertujuan untuk menstimulus lahirnya proses pembelajaran yang aktif dan kreatif. Guru dituntut mampu memanfaatkan media pembelajaran, yaitu media yang terpilih dan sesuai dengan pembelajaran PKn. Setiap pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media pembelajaran

3 agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media yang tepat dan sesuai dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) mampu meningkatkan keaktifan siswa, minat belajar siswa, kemampuan berpikir kritis, pemahaman siswa dan peningkatan hasil belajar, sehingga akan membentuk civic knowledge, civic disposition dan civic skill dalam diri peserta didik. Menurut Wina Sanjaya (2014: 72) yang menyatakan bahwa Media pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan media pembelajaran dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataannya, media pembelajaran masih sering terabaikan dan belum diterapkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dari Merry Pratiwi (2010: 5) menyatakan bahwa Media pembelajaran yang belum diterapkan dalam proses pembelajaran dengan berbagai alasan, diantaranya terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar bagi guru sebagai pendidik, kesulitan untuk mencari model dan jenis media yang tepat, ketiadaan biaya yang sebagian dikeluhkan, sarana prasarana sekolah yang terbatas dan lain-lain. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika setiap pendidik telah mempunyai pengetahuan dan keterampilan mengenai media pembelajaran. Berdasarkan data lapangan yang diperoleh penulis dari studi dokumen dan hasil wawancara dengan guru PKn di SMP Negeri 3 Grogol, yang menyatakan bahwa pembelajaran PKn kelas VIII masih terdapat kendala, terutama dalam pemanfaatan media pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran hanya sebatas menggunakan media gambar, seperti contoh gambar tokoh pahlawan proklamasi, tokoh panitia sembilan pada kompetensi dasar memahami makna proklamasi kemerdekaan. Pembelajaran pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat belum memanfaatkan media pembelajaran, dikarenakan terbatasnya sarana prasarana sekolah yang dimiliki seperti sumber belajar hanya

4 berasal dari LKS, hanya terdapat 1 buah LCD, jaringan listrik yang belum menjangkau setiap kelas, dan belum ada jaringan internet. Kompetensi dasar (KD) Mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat merupakan materi keilmuan pembelajaran kewarganegaraan yang termasuk kedalam ranah pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge). Pelaksanaan kedaulatan rakyat menurut Undang-Undang Dasar 1945 inilah sebagai sistem pemerintahan Indonesia. Sistem pemerintahan Indonesia adalah pemerintahan yang didasarkan pada kedaulatan rakyat sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang Dasar 1945. Menurut Abdul Aziz Wahab dan Sapriya (2011: 17), yang menyatakan bahwa Masyarakat memerlukan anak-anak dan pemuda yang memiliki pengetahuan yang luas tentang pemerintahan dan demokrasi yang ideal yang direfleksikan dalam berhubungan dengan orang lain dan mempraktikkannya sebagai warga negara yang baik. Indonesia menghindari sistem pemerintahan otoriter yang memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari seperti di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Hal tersebut yang melatarbelakangi kompetensi dasar 5.2 mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat perlu dimasukkan dalam pembelajaran PKn di sekolah. Pembelajaran tentang pemerintahan dengan mengorganisasikan pelajaran PKn dimaksudkan untuk menumbuhkan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa terhadap pemerintahan. Oleh karena itu, diharapkan siswa memiliki pemahaman tentang ideologi dan proses demokrasi, hubungan antara pemerintah dengan rakyat dan fleksibilitas yang ditunjukkan oleh sistem dan hubungannya dengan permasalahan kebijakan dan tindakan pemerintah yang ada sekarang.

5 Pemanfaatan media yang terbatas dalam proses pembelajaran menyebabkan minat belajar siswa mata pelajaran PKn pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat kelas VIII di SMP Negeri 3 Grogol tergolong rendah. Minat belajar yang rendah akan berdampak pada hasil belajar yang rendah. Faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, yaitu faktor internal dan eksternal. Dimyati dan Mudjiono (2013: 94), Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang melakukan kegiatan belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang sedang melakukan kegiatan belajar. Salah satu faktor eksternal adalah tersedianya sumber belajar. Hal ini terjadi karena ketika belajar, anak membutuhkan sarana atau fasilitas untuk menunjang kegiatan belajarnya. Menurut hasil penelitian dari Elis Nurjanah (2013: 7), yang menyatakan bahwa Banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran yang tidak menarik selama menyampaikan materi dan jarang menggunakan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran, sehingga minat belajar siswa pada mata pelajaran PKN tergolong rendah. Menurut Hamdani (2011: 239), Minat belajar merupakan suatu kecenderungan individu untuk selalu mengingat dan memperhatikan secara terus menerus dalam sebuah proses belajar yang dialami oleh setiap individu. Minat belajar yang rendah dapat dilihat saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu masih banyak peserta didik yang kurang aktif dalam proses pembelajaran, ada siswa yang tidur saat pelajaran berlangsung sehingga mengakibatkan hasil belajar yang rendah. Minat belajar yang telah dimiliki oleh siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Berdasarkan hasil studi dokumen nilai ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester siswa kelas VIII pada mata pelajaran PKn semester ganjil di SMP Negeri 3 Grogol tahun ajaran 2015/2016, lebih dari 50% yaitu sebesar 135 siswa dari 211 siswa berada dibawah tuntas yaitu dengan batas klasikal Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 71.

6 Berdasarkan data dan fakta tersebut maka diperlukan adanya langkahlangkah perbaikan dan penyempurnaan sarana prasarana dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena banyak siswa yang berpendapat bahwa pelajaran PKn merupakan bidang studi yang kurang diperhatikan dan diminati. Hal tersebut merupakan permasalahan dalam proses pembelajaran mata pelajaran PKn. Upaya meningkatkan minat belajar siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat, maka perlu menerapkan sebuah media pembelajaran yang menarik. Film merupakan media tiga dimensi yang tergolong ke dalam media berbasis audio visual, yaitu media yang dalam penyampaian pesannya mengandalkan penglihatan dan pendengaran. Salah satu jenis film yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu film dokudrama, karena film dokudrama menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian yang sudah atau sedang tejadi dengan sebuah pengadeganan yang direncanakan secara detail. Berdasarkan penjelasan Yudhi Munadi (2010: 118), Dokudrama yakni film-film dokumenter yang membutuhkan pengadegan. Kisah-kisah yang ada dalam dokudrama tentang sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat adalah kisah yang diangkat kisah nyata dari kehidupan manusia dan bisa diambil dari sejarah. Kelebihan media film dokudrama yaitu siswa dapat belajar dari pengamatan langsung, pembelajaran lebih inovatif, dapat mengembangkan sikap, perbuatan, membangkitkan emosi dan mengembangkan problema. Berdasarkan kelebihan-kelebihan media film dokudrama di atas, maka peneliti merasa pemilihan media film dalam rangka membangkitkan minat belajar siswa dalam pelajaran PKn adalah hal yang tepat. Meningkatnya minat belajar siswa akan mempermudah dalam memajukan bangsa dan negara Indonesia. Pembangkitan minat belajar siswa dalam pelajaran PKn sangat penting untuk dilakukan, karena jika menurun maka pembentukan karakter siswa yang sesuai dengan tujuan nasional pendidikan tidak bisa tercapai.

7 Penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai pengaruh media pembelajaran dokudrama terhadap minat belajar siswa berdasarkan pada teori belajar kognitivisime dari Jerome S.Bruner, teori kerucut pengalaman Dale dan teori behaviorisme dari Thorndike. Menurut Bruner dalam Sukiman (2012: 30), menyatakan bahwa Proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, apabila siswa diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Teori kerucut pengalaman menurut Edgar Dale, bahwa simbol dan gagasan yang abstrak dapat lebih mudah dipahami dan diserap manakala diberikan dalam bentuk pengalaman konkrit (Azhar Arsyad, 2013: 30). Menurut Torndike, Belajar adalah proses antara stimulus dan respon (Winfred F.Hill, 2012: 90). Penelitian ini diperkuat dari penelitian Elis Nurjanah (2013) berjudul Pengaruh media film dokumenter terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn di SMA Negeri 1 Karangnunggal menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kelas yang menggunakan media film dokumenter dan tidak menggunakan media film dokumenter dengan peningkatan rata-rata kelas eksperimen sebesar 0,5790. Penelitian terdahulu lainnya dari Zulkham Fatturrakhman (2013). Universitas Negeri Semarang. berjudul Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokumenter Terhadap Hasil Belajar Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Batang Tahun Ajaran 2012/2013, berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Uji regresi sederhana diperoleh nilai r xy = 0,833, dengan = 5 % dan N = 32, diperoleh nilai r tabel = 0,349. Karena r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan sebesar 0,828 antara media pembelajaran film dokumenter terhadap hasil belajar PKn siswa, dengan koefisien determinasinya r 2 = 0,833 2 = 0,694. Penelitian dari Yanri Kusma Wijaya dan Abdul Gafur (2013) dalam Jurnal E-Civics Vol.II No.5 berjudul Pengaruh Media Film Nagabonar Jadi 2 terhadap Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pembelajaran Pkn. Hasil penelitian nenunjukkan bahwa penggunaan media film sangat efektif menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil uji t didapatkan bahwa nilai t hitung pada minat sebesar 86,913 dengan nilai taraf signifikan <

8 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan minat yang signifikan antara kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol. Berdasarkan kelebihan dan hasil penelitian yang relevan di atas dapat disimpulkan bahwa, media pembelajaran film dapat memberikan pengaruh positif terhadap minat belajar, motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian kuantitatif eksperimen pengaruh penggunaan media pembelajaran film dokudrama terhadap minat belajar siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat kelas VIII di SMP Negeri 3 Grogol. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah dapat dikemukakan sebagai berikut : 1. Guru PKn menggunakan media pembelajaran yang belum sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran, karena terbatasnya sarana dan prasarana sekolah. 2. Sumber belajar terbatas, hanya bersumber dari Lembar Kerja Siswa (LKS). 3. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan ketika ditanya oleh guru masih banyak peserta didik yang tidak bisa menjawab. 4. Prestasi belajar yang rendah ketika diadakan Ulangan Tengah Semester (UTS), yaitu 50% masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan batas klasikal KKM sebesar 71. 5. Minat belajar siswa yang masih rendah dalam mengikuti pembelajaran PKn. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan akan difokuskan pada masalah minat belajar siswa yang masih rendah dalam pembelajaran PKn. Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat belajar siswa, peneliti mencoba menerapkan media film dokudrama dalam proses pembelajaran. Penelitian ini membahas mengenai penggunaan media film dokudrama dan minat

9 belajar siswa. Adakah pengaruh penggunaan media pembelajaran film dokudrama terhadap minat belajar siswa. Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran PKn dan terbatas pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat kelas VIII di SMP Negeri 3 Grogol. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Adakah Pengaruh Media Pembelajaran Film Dokudrama terhadap Minat Belajar Siswa pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Peran Lembaga Negara sebagai Pelaksana Kedaulatan Rakyat Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 Grogol Tahun Ajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Penelitian pada dasarnya memiliki suatu tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang positif dan signifikan antara media pembelajaran film dokudrama terhadap minat belajar siswa pada kompetensi dasar mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Grogol Tahun Ajaran 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan yang dapat memberikan interprestasi tentang penggunaan media belajar khususnya media film dokudrama dan pengaruhnya terhadap minat belajar siswa.

10 b. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu kewarganegaraan dan ilmu pendidikan terkait pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa. c. Sebagai media peningkatan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, pembaca maupun pihak-pihak lain yang terkait masalah pemanfaatan dan penerapan media pembelajaran. 2. Manfaat Praktis a. Dapat bermanfaat untuk perbaikan mutu pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Pertama. b. Memberikan masukan kepada guru dan calon guru agar dalam pelaksanaan pengajaran mau dan mampu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat belajar. c. Bagi penulis sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan penalaran dan membentuk pola pikir ilmiah.