CONTOH 2 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

dokumen-dokumen yang mirip
CONTOH 1 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PENJELASAN PENGISIAN DAFTAR ISIAN ( FORMULIR )

MIX DESIGN Agregat Halus

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL. SNI By Yuyun Tajunnisa

4. Perhitungan Proposi Campuran menurut SNI

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

Viscocrete Kadar 0 %

PERENCANAAN CAMPURAN (MIX DESIGN) DAN PEMBUATAN BENDA UJI BETON

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

MIX DESIGN BETON NORMAL

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

HASIL PENELITIAN AWAL ( VICAT TEST

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. UMUM. Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat, air

Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Gradasi Pasir. Berat. Berat. Tertahan Tertahan Tertahan Komulatif

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan: mendapatkan campuran agregat halus dan kasar yang optimal, sehingga menghasilkan beton yang murah dan workable Syaratnya:

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN BETON DAN PEMBAHASAN HASIL PENGUJIAN

Berat Tertahan (gram)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

: Pengujian Campuran Beton No. Uji : 10. Materi : Perancangan Campuran Beton Mutu Tinggi Metode BW Shacklock Halaman :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

BAB III METODE PENELITIAN

SNI SNI Standar Nasional Indonesia

DAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Penelitian Sebelumnya... 8

PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON DENGAN MEMANFAATKAN BATU API DARI DAERAH MASOHI-MALUKU TENGAH SEBAGAI CAMPURAN BETON

Kinerja Kuat Tekan Beton dengan Accelerator Alami Larutan Tebu 0.3% Lampiran 1 Foto Selama Penelitian

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

diperlukan adanya komposisi pasir dan kerikil yang tepat dengan menggunakan mesin Pengaus Los Angeles, yang mana

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

a. Faktor C/E (rasio berat semen terhadap berat air) Perencanaan campuran beton menurut metoda Dreux didasarkan pada rumus :

Dasar-dasar Perhitungan Proposi Campuran Metoda Dreux (Perancis)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 karena dapat memberi tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

1.2. Tujuan Penelitian 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LABORATORIUM BAHAN STRUKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL P0LITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea Makassar 90245

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENYELIMUTAN BETON DENGAN LEMKRA FIRE PROOFING TERHADAP KUAT BETON AKIBAT PEMBAKARAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup

STUDI PENELITIAN HUBUNGAN KEKUATAN TEKAN BETON DENGAN SLUMP

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerikil Lubuk Minturun 1 Berat isi 1,75gr/ 1,52 gr/ 1,66 gr/ 2 Berat jenis dan penyerapan. Kerikil Gunung Nago

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon dan Expanded Metal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB III LANDASAN TEORI

Penentuan faktor air semen ini menggunakan metode Inggris

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tujuan Percobaan Menentukan pembagian butir (gradasi) agregat dan modulus. kehalusan. Data distribusi butiran pada agregat serta modulus kehalusan

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

Transkripsi:

CONTOH 2 PERENCANAAN CAMPURAN BETON Menurut SNI 03-2834-1993 Kuat tekan yang disyaratkan f c = 20 MPa untuk umur 28 hari, benda uji berbentuk silinder dan jumlah yang di izinkan tidak memenuhi syarat = 5% Mutu pelerjaan Cukup, veton digunakan untuk bangunan di luar ruangan yang tidak ter;indung dari hujan dan matahari Semen yang dipakai semen portland tipe I Tinggi Slump disyaratkan 75-150 mm Ukuran butir agregat maksimum 20 mm Susunan butir agregat masuk dalam Daerah Gradasi No. 2 Tersedia agregat halus pasir dan kerikil sbb. 170

Tabel C.1 : Data Gradasi dan Sifat Fisik Agregat Ukuran Pasir Kerikil Lubang mata ayakan Bagian lolos ayakan Bagian lolos ayakan (mm) (%) (%) 76 100 38 100 19 92 9,6 100 48 4,8 100 8 2,4 82 0 1,2 68 0,6 46 0,3 22 0,15 8 0,075 0 Sifat Agregat Pasir (halus tak dipecah) Kerikil (batu pecah) Berat Jenis SSD 2,60 2,68 Penyerapan Air (%) 3,10 1,63 Kadar Air (%) 4,75 1,02 171

Langkah-langkah Perencanaan 1. Kuat tekan beton yang disyaratkan f c = 20 MPa pada umur 28 hari dan benda uji berbentuk silinder 2. Deviasi standar tergantung pada tingkat pengendalian. Pada kasus ini tingkat pengendalian Cukup, sesuai tabel 1.c maka sd = 5,60 MPa Karena di ijinkan prosentase kegagalan hasil uji 5%, gunakan tetapan statistik 1,64 3. Nilai tambah M = 1,64.sd = 1,64. 5,60 = 9,18 MPa 10 MPa 4. Kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan : f cr = f c + M = 20 + 10 = 30 MPa 5. Jenis Semen, telah ditetapkan Semen tipe I 6. Jenis agregat yang digunakan : Agregat Halus : Alami Agregat Kasar : Batu Pecah 7. Faktor Air Semen Bangunan diluar ruangan, tidak terlindung dari hujan dan matahari, maka nilai fas maksium = 0,60 dan semen minimum = 325 kg/m3 172

Cara 1a : Semen tipe I, umur benda uji 28 hari, untuk f cr = 30 MPa, dari grafik 1 didapatkan fas = 0,508 173

Cara 1b : dari tabel 2 untuk agregat kasar batu pecah, benda uji silinder dan semen tipe I, didapat kuat tekan silinder umur 28 hari, f c = 37 MPa dengan fas = 0,50. Dari grafik 2, dengan kuat tekan 37 MPa ditarik garis mendatar yang memotong garis vertikal fas = 0,50, melalui titik potong tersebut, buat kurva yang menyerupai kurva disebelah atas dan disebelah bawahnya. Pada nilai kekuatan tekan rata-rata beton yang ditargetkan, f cr = 30 MPa ditarik garis mendatar yang memotong kurva baru, dan dari titik perpotongan tersebut ditarik garis vertikal kebawah sehingga diperoleh nilai fas = 0,572 174

8. Fas beton di luar ruangan tidak terlindung hujan dan matahari maksimum 0,60, dan nilai fas yang diperoleh berdasarkan cara 1a adalah 0,508 dan cara 1b adalah 0,572. untuk perhitungan selanjutnya digunakan nilai fas yang kecil, yakni fas = 0,508 9. Slump ditetapkan sebesar 75-150 mm 10. Ukuran agregat maksimum ditetapkan 20 mm 11. Kadar air bebas ditentukan dari tabel 3, untuk nilai slump 75-150 mm, ukuran butir maksimum 20 mm, dan karena agregat yang digunakan terdiri agregat tak dipecahkan (pasir) dan agegat yang dipecahkan (kerikil), maka : kadar air bebas untuk agregat tak dipecah/alami (pasir) 195 kg/m 3 dan kadar air bebas untuk agregat dipecah (kerikil) 225 kg/m 3. Sehingga jumlah air yang diperlukan : 2 3 W h 1 3 W k 2.195 3 1.225 3 205 kg/m 3 175

12. Kadar Semen = jumlah air / fas = 205 / 0,508 = 404 kg/m 3. 13. Kadar Semen Maksimum tidak ditetapkan, jadi diabaikan. 14. Kadar Semen Minimum = 325 kg/m3 (di luar ruangan dan tidak terlindung dari hujan dan matahari, tabel 4), berarti sudah memenuhi. 15. Bila kadar semen hasil hitungan (12) lebih kecil dari kadar semen minimum, maka digunakan kadar semen dipakai = kadar semen minimum. Dalam contoh ini, karena kadar semen hasil hitungan (12) lebih besar dari kadar semen minimum, maka dipakai kadar semen hasil hitungan (12), yaitu sebesar 404 kg/m 3. 16. Faktor air semen yang disesuaikan, hal ini terjadi bila kebutuhan semen dari hitungan (12) lebih kecil dari syarat semen minimum (14) atau lebih besar dari jumlah semen maksimum (13), dalam hal ini fas harus dihitung kembali. Untuk contoh ini, nilai fas tetap digunakan 0,508, karena kebutuhan semen hasil hitungan (12) lebih besar dari syarat semen minimum (14) dan lebih kecil dari kadar semen maksimum (13). 176

17. Susunan butir Agregat Halus masuk daerah Gradasi No. 2, seperti gambar berikutt ini. 177

18. Susunan butir Agregat Kasar seperti pada tabel soal. 19. Mencari Prosentase Agregat Halus/Pasir (agregat 4,8 mm). Prosentase agregat halus dicari dengan cara sbb. : Prosentase agregat halus dicari dengan menggunakan grafik 4 (ukuran butiran maksimum 20 mm), dengan nilai slump 75-150 mm, fas = 0,508 dan agregat halus/pasir gradasi 2, diperoleh prosentase agregat halus harga 36,90% - 46,50%. Nilai yang digunakan dapat diambil diantara kedua nilai tersebut, biasanya diambil nilai rata-rata, dalam hal ini diambil nilai 42%. Jumlah Agregat Kasar = (100 42)% = 58 % 178

Tabel C.3 : Susunan Butir Agregat Gabungan Ukuran Pasir Kerikil Gabungan Pasir dan Kerikil 42% Pasir + 58% Kerikil Lubang Bagian Bagian Pasir Kerikil Gabungan mata lolos lolos Bagian Bagian Bagian Ayakan ayakan ayakan lolos lolos lolos (mm) (%) (%) ayakan ayakan ayakan (%) (%) (%) a b c d e f 76 100 100 42 58 100 38 100 100 42 58 100 19 100 92 42 53,36 95 9,6 100 48 42 27,84 70 4,8 90 8 37,8 4,64 42 2,4 76 0 31,92 0 32 1,2 68 0 28,56 0 29 0,6 37 0 15,54 0 16 0,3 22 0 9,24 0 9 0,15 11 0 4,62 0 5 0,075 0 0 0 0 0 179

180

20. Berat Jenis Relatif Agregat, yang dimaksud adalah berat jenis agregat gabungan. Berat jenis SSD Pasir = 2,60 Berat jenis SSD Kerikil = 2,69 Berat Jenis agregar gabungan dihitung dengan rumus : P K bjag gab.bjag halus. bjag kasar 100 100 42 58 BJ Agregat (halus dan kasar) =.2,60.2,68 2, 65 100 100 22. Berat Isi Beton dicari dengan menggunakan grafik 6, sesuai dengan BJ agregat gabungan dan kadar air bebas (lihat gambar C.5) 181

Gambar C.5 : Mencari Berat Isi Beton 182

Pertama buat kurva baru sesuai dengan BJ agregat gabungan dengan memperhatikan kurva sebelah atas dan bawahnya yang sudah ada, lalu tarik garis vertikal dari nilai kadar air bebas yang digunakan (205 kg/m3) sampai memotong kurva baru bj agregat gabungan tsb.. kemudian dari titik potong tersebut, ditarik garis mendatar sampai memotong sumbu tegak, dan didapatkan nilai Berat Isi beton = 2375 kg/m3. 23. Kadar agregat gabungan = berat isi beton dikurangi jumlah semen dan kadar air = 2375 404 205 = 1766 kg/m3 24. Kadar agregat halus = prosentase agregat halus (42%). kadar agregat gabungan = 0,42. 1766 = 741,72 kg/m3 25. Kadar agregat kasar = kadar agregat gab. kadar agregat halus = 1766 741,72 = 1024,28 kg/m3 183

26. Proporsi Campuran (agregat dalam kondisi SSD) Dari hasil hitungan di atas didapat proporsi campuran beton teoritis untuk setiap m3 beton, sbb. Semen portland = 404 kg Air seluruhnya = 205 kg Agregat halus/pasir = 741,72 kg Agregat Kasar/Kerikil = 1024,28 kg 27. Koreksi Proporsi Campuran Guna mendapatkan susunan campuran yang sebenarnya, yaitu campuran yang akan digunakan/sebagai campuran uji, perlu dilakukan koreksi dengan memperhitungkan jumlah air bebas yang terdapat dalam agregat (lihat tabel Data Gradasi dan Sifat Fisik Agergat, pada contoh ini), dapat berupa pengurangan air (jika penyerapan air agregat < kadar air agregat), ataupun penambahan air (jika penyerapan air agregat > kadar air agregat), dan koreksi jumlah agregat sebagai akibat kadar air tersebut. 184

Pasir mempunyai kadar air 4,75% dan penyerapan air 3,10%, Pasir mempunyai nilai kadar air > nilai penyerapan air, berarti terjadi kelebihan air (yang akan menambah jumlah air campuran), karena itu air campuran harus dikurangai sebesar : = (3,10 4,75). 741,72/100 = - 12,24 kg Kerikil mempunyai nilai kadar air (1,02%) < nilai penyerapan air (1,63%), berarti kerikil akan menyerap sebagian air campuran (mengurangi jumlah air campuran), karena itu air campuran harus ditambah sebesar = (1,63 1,02). 1024,28/100 = 6,25 kg Sehingga Proporsi Campuran seharusnya (per-m3) : Semen portland = 404 kg Agregat halus/pasir := 741,72 + 12,24 = 753,96 kg Agregat Kasar/Kerikil = 1024,28 6,25 = 1018,03 kg Air = 205 12,24 + 6,25 = 199,01 kg 185

Formulir Perencanaan Campuran Beton No. Uraian 1 Kuat Tekan yang disyaratkan f'c (benda uji silinder) 2 Deviasi Standar (s) 3 Nilai tambah (M) 4 Kuat Tekan yang ditargetkan f'cr 5 Jenis Semen 6 Jenis Agregat - kasar - halus 7 Faktor Air Semen - cara 1a - cara 1b - Faktor Air Semen maksimum 8 Faktor Air Semen dipakai 9 Slump 10 Ukuran Agregat maksimum 11 Kadar Air bebas 12 Jumlah Semen 13 Jumlah Semen maksimum 14 Jumlah Semen minimum 15 Jumlah Semen dipakai 16 Faktor Air Semen yg disesuaikan 17 Susunan butir Agregat Halus 18 Susunan butir Agregat Kasar atau Gabungan 19 Persen Agregat Halus 20 Berat Jenis relatif Agregat SSD 21 Berat Isi Beton 22 Kadar Agregat Gabungan 23 Kadar Agregat Halus 24 Kadar Agregat Kasar 25 Proporsi Campuran 20 MPa ditetapkan, bagian cacat 5%, k = 1,64 5,6 MPa Pengawasan Cukup 10 MPa 1,64.5,60 = 9,18 MPa 30 MPa 20 + 10 = 30 MPa tipe I ditetapkan batu pecah alami 0,508 grafik 1 0,572 tabel 2 & grafik 2 0,60 lingkungan/syarat 0,508 75-150 mm ditetapkan 20 mm ditetapkan 205 kg/m³ tabel 3 404 kg/m³ (11)/(7) - tidak ditetapkan 325 kg/m³ tabel 4 404 kg/m³ (12)>(14) 0,508 tetap Daerah Gradasi 2 ditetapkan diketahui masuk zone B - C 42% grafik 5 2,65 diketahui & hitungan 2375 kg/m³ grafik 6 1766 kg/m³ (21)-(15)-(11) 741,72 kg/m³ (19).(22) 1024,28 kg/m³ (22)-(23) Semen Air Agregat kondis SSD Jumlah Bahan (teoritis) Halus Kasar (kg) (kg) (kg) (kg) - tiap m³ 404,00 205,00 741,72 1.024,28 - tiap campuran uji 0,12 m³ 48,48 24,60 89,01 122,91 26 Proporsi Campuran Koreksi - tiap m³ 404,00 199,01 753,96 1.018,03 - tiap campuran uji 0,12 m³ 48,48 23,88 90,48 122,16 Nilai Tabel/Grafik/Hitungan 186