ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Nisa khoiriah INTISARI

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA KARYAWATI UNSIKA TAHUN 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

II. METODE PENELITIAN

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Setiap 25 tahun negara dengan angka pertambahan penduduk 2,5%

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kurangnya Kunjungan Anak Balita Di Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

Disusun Oleh: Wiwiningsih

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

SURYA 51 VOL 2, NO.3, AGUSTUS 2009

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

Daftar Pustaka : 44 ( ) Kata Kunci : Perilaku Bidan, Inisiasi Menyusu Dini

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

FAKTOR DETERMINAN RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Muh. Jusman Rau, Nikmah Utami, Mufyda: 8-17) 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BALITA DI KELURAHAN BRONTOKUSUMAN KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA

ANALISIS PENGARUH ASPEK HUKUM, PERAN BIDAN DAN HAK ANAK TERHADAP PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN KLATEN

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Volume 08 No. 02. November 2015 ISSN :

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON Nurce Arifiati STIKES Faletehan Serang Banten Jl. Raya Cilegon Km. 06 Pelamunan Keramatwatu, Serang Banten E-mail: nurcearifiati@gmail.com Abstrak Pemberian ASI secara eklusif selama 6 bulan yang diteruskan sampai usia 2 tahun dengan pemberian makanan pendamping ASI secara adekuat merupakan salah satu intervensi efektif untuk menurunkan Angka Kematian Bayi akibat kurang gizi. Penelitian ini mengunakan desain cross sectional dengan teknik Probability Sampling jenis Proportionate Stratified Random Sampling. Hasil dalam penelitian ini sebagian besar ibu tidak memberikan ASI ekslusif (76.4%), 54.5% berumur 30 tahun, 74.5% berpendidikan tinggi, 74.5% bekerja, 78.2% berpengetahuan rendah, 70.9 tidak mendapat dukungan keluarga, 65.5% tidak mendapat dukungan dari tenaga kesehatan. Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dan pendidikan dengan pemberian ASI ekslusif. Ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan dengan pemberian ASI ekslusif. Faktor pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga serta dukungan tenaga kesehatan berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif Kata Kunci: ASI Ekslusif, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Dukunga Keluarga 1. PENDAHULUAN Target MDG s (Millenium Development Goal) adalah menurunkan angka kematian bayi dan balita menjadi 2/3 dalam kurun waktu 1990 2015. Penyebab utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia. Lebih dari 50% kematian bayi dan balita didasari oleh kurang gizi. Pemberian ASI secara eklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai usia 2 tahun disamping pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI) secara adekuat terbukti merupakan salah satuintervensi efektif yang dapat menurunkan AKB (Angka Kematian Bayi) akibat kurang gizi [1]. Banyak faktor yang menyebabkan para ibu tidak menganggap penting dan enggan untuk memberikan ASI kepada bayi mereka, secara garis besar ada 2 faktor yakni faktor internal seperti pengetahuan, pendidikan, perilaku, umur dan faktor eksternal seperti pekerjaan dan dukungan keluarga [2]. ASI merupakan hak asasi seorang bayi dan memberikan ASI kepada bayi adalah hak seorang ibu, hal ini diatur dalam UU perlindungan anak bab 1 pasal 1 no 12 dan bab 2 pasal 2. Depkes RI (2004) menyebutkan definisi ASI ekslusif yaitu pemberian hanya ASI saja kepada bayi tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan [1]. Di Indonesia, target cakupan ASI ekslusif 6 bulan adalah sebesar 80%. Namun demikian angka ini sangat sulit untuk dicapai bahkan tren prevalensi ASI ekslusif dari tahun ke tahun terus menurun. Data demografi dan Kesehatan Indonesia 1997-2007, memperlihatkan terjadinya penurunan prevalensi ASI ekslusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003 129

dan 2007. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukan cakupan ASI ekslusif hanya sebesar 30,2% [1]. Data provinsi Banten menunjukan cakupan ASI ekslusif tahun 2011 sebesar 32,2% dan menurun menjadi 24% pada tahun 2012 sedangkan cakupan ASI ekslusif tingkat Kota Cilegon tahun 2013 lebih rendah yaitu 17,9%. Cakupan ASI ekslusif di Kecamatan Citangkil hanya 7,9% pada tahun 2012 dan menurun menjadi 5,6% ditahun 2013. Dari 7 Kelurahan yang ada di Kecamatan Citangkil Kelurahan Warnasari menduduki peringkat akhir karena cakupan ASI ekslusif diwilayah ini 0%. Cakupan ini merupakan cakupan terendah dibandingkan dengan seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Citangkil. Dengan adanya fenomena mengenai masih rendahnya prevalensi pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Warnasari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif pada bayi di Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil Tahun 2014. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap keberlangsungan pemberian ASI ekslusif yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dukungan keluarga dan dukungan petugas kesehatan. 2. METODE Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimen. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil Kota Cilegon. Penelitian akan dilakukan pada bulan Juli-Juli 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu memiliki bayi 7-12 bulan yang berada di Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil Kota Cilegon.Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling jenis Proportionate Stratified Random Sampling yaitu merupakan tehnik pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan dengan memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Tehnik sampling ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi secara proporsional. Data mengenai data pemberian ASI ekslusif, umur ibu, status bekerja ibu, pendidikan ibu, pengetahuan ibu, dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan, dan identitas sampel diambil dengan cara wawancara kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis univariate dan bivariate. Dalam hal ini, analisis univariate digunakan untuk mendeskripsikan variabel umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, dukungan suami, dukungan tenaga kesehatan, ketersediaan fasilitas, dan keterjangkauan fasilitas sedangkan analisis bivariat digunakan untuk menguji hubungan antar variabel independen dengan variable dependen. 3. HASIL Deskripsi responden variabel penelitian yaitu umur ibu, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan, pengetahuan ibu, dukungan keluarga dapat dilihat pada tabel 1. 130

Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif pada bayi di Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil Tahun 2014. Variabel Pemberian ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif % Total ASI Eksklusif % N % p value Umur Ibu 30 thn 18 72,0 7 28,0 25 100 0,487 - > 30 thn 24 80,0 6 20,0 30 100 Pendidikan Ibu Rendah 12 85,7 2 14,3 14 100 0,340 - Tinggi 30 73,2 11 26,8 41 100 Pekerjaan Ibu Bekerja 38 92,7 3 7,3 41 100 0,000 31,667 Tidak Bekerja 4 28,6 10 71,4 14 100 Pengetahuan Ibu Rendah 35 94,6 2 5,4 37 100 0,000 27,5 Tinggi 7 38,9 11 61,1 18 100 Dukungan Keluarga Tidak Mendukung 38 90,5 4 9,5 42 100 0,000 21,375 Mendukung 4 30,8 9 69,2 13 100 Dukungan Tenaga Kesehatan Tidak Mendukung 36 83,7 7 16,3 43 100 0,015 5,143 Mendukung 6 50,0 6 50,0 12 100 Dari tabel 1 diketahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen melalui tabel silang dapat diketahui ada hubungan antara Pekerjaan ibu, Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif. 4. PEMBAHASAN 4.1. Umur Ibu Hasil penelitian didapatkan hasil uji Chi Square yang tidak bermakna (p>0.05). Hasil tersebut dapat diartikan bahwa umur ibu tidak mempengaruhi perilaku pemberian ASI ekslusif. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dian Lestari yang juga menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan pemberian ASI ekslusif [3]. Dari hasil uji statistic juga terlihat bahwa kategori umur yang 100% memberikan ASI ekslusif yaitu pada usia 22 tahun dan dilanjutkan pada usia 23 tahun (50%) serta usia 35 tahun (40%). Sehingga dapat dikatakan pada penelitian ini usia produktif yang paling besar memberikan ASI secara ekslusif terjadi pada kisaran umur 22 sampai dengan 23 tahun. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Nursalam yang menyatakan bahwa semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja [4]. Perbedaan hasil penelitian ini dengan teori, disebabkan karena pada usia tersebut rasa keingintahuan ibu lebih besar mengenai segala informasi yang menunjang pertumbuhan dan perkembagan bayinya. Dari hasil wawancara terhadap 3 orang responden yang berada pada range usia tersebut mereka menyatakan bahwa banyak mendapatkan informasi mengenai ASI ekslusif melalui internet. Karena didorong oleh rasa penasaran terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi yang maksimal. OR 131

Rendahnya cakupan pemberian ASI ekslusif juga disebabkan oleh promosi susu formula yang sangat gencar dilakukan, sehingga dapat menjadi stimulus bagi para ibu untuk lebih memilih memberikan susu formula dibandingkan dengan pemberian ASI [5]. 4.2. Pendidikan Ibu Dari hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p>0.05 yang menunjukan pendidikan ibu tidak berhubungan bermakna terhadap pemberian ASI ekslusif. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurjanah (2007) yang menunjukan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan pemberian ASI ekslusif. Hasil uji statistik juga menunjukan bahwa pada proporsi jenjang pendidikan sarjana 50% diantaranya sudah memberikan ASI ekslusif dilanjutkan pada jenjang pendidikan diploma sebesar 28.6% dan SMA sebesar 19.2% sehingga walaupun tidak terdapat hubungan antara variabel ini tetapi proporsi tersebut tetap dapat menunjukan bahwa pendidikan berpengaruh terhadap perilaku pemberian ASI ekslusif. Artinya semakin tinggi jenjang pendidikan ibu maka semakin tinggi juga kemungkinan dalam memberikan ASI ekslusif terhadap bayinya. Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif yaitu rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan [6]. 4.3. Pekerjaan Ibu Hasil penelitian didapatkan hasil uji Chi Square yang bermakna secara statistik (p value 0.05). Dengan demikian terbukti bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan perilaku pemberian ASI ekslusif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proporsi responden yang tidak bekerja yang memberikan ASI ekslusif sebesar 71.4%. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan responden yang bekerja yang memberikan ASI ekslusif (7.3%). Hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan ibu yang bekerja akan cenderung sering meninggalkan bayinya, sedangkan ibu yang tidak bekerja akan lebih banyak tinggal dirumah dan cenderung lebih mempunyai kesempatan untuk menyusui bayinya [7]. Dalam penelitian ini ada 3 jenis pekerjaan yang dilakukan oleh ibu diantarnya sebagai buruh pabrik, Karyawan Swasta dan pegawai negeri. Dari ke tiga jenis pekerjaan tersebut proporsi terbesar yang masih melanjutkan memberikan ASI eksusif yaitu pegawai negeri sebesar 60% sedangkan pada karyawan swasta hanya 9.7% dan 0% untuk buruh. Hal ini dapat terjadi mungkin karena kurangnya ketersediaan waktu yang dipunyai oleh para ibu yang bekerja terutama disektor swasta dan pabrik. Jadwal kerja yang padat dan panjang hingga 8 jam membuat mereka sangat sulit untuk dapat meluangkan waktu untuk menyusui bayinya atau bahkan hanya sekedar untuk memerah ASInya. Hal tersebut dapat teratasi jika ada kebijakan dari perusahaan yang mempekerjakan mereka terhadap kebijakan dalam pemberian ASI secara ekslusif. 4.4. Pengetahuan Ibu Hasil penelitian didapatkan hasil uji Chi Square (p value 0.05). Dengan demikian penelitian ini terbukti bahwa terdapat adanya hubungan 132

antara pengetahuan dengan pemberian ASI pada bayi di Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI ekslusif [8]. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa proporsi responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi memberikan ASI ekslusif sebesar 61.1% jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan rendah yang memberikan ASI ekslusif sebesar 5.4%. Kondisi tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka semakin banyak ibu yang memberikan ASI ekslusif. Sebaliknya, kurangnya pengetahuan ibu akan mempengaruhi pemberian ASI ekslusif. Hampir keseluruhan dari total 67.3% ibu yang berpengetahuan rendah belum mengerti megenai manfaat ASI, teknik meyusui yang benar, Cara dan cara penyimpanan ASI. Hal ini seperti dijelaskan oleh Brown bahwa kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI menjadi salah satu penghambat keberlangsungan pemberian ASI [9]. Ibu yang memiliki pengetahuan memadai tentang ASI ekslusif akan lebih memperhatikan pentingnya ASI ekslusif bagi bayi maupun dirinya sendiri. Dengan demikian, ibu yang memiliki pengetahuan yang baik akan cenderung lebih berupaya memberikan ASI ekslusif kepada bayinya. 4.5. Dukungan Keluarga Hasil penelitian didapatkan hasil uji Chi Square (p value 0.05). Dengan demikian penelitian ini terbukti ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI ekslusif. Proporsi responden yang mendapat dukungan keluarga yang memberikan ASI ekslusif sebesar 69.2%. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak mendapat dukungan keluarga yang memberikan ASI ekslusif (9.5%). Kondisi tersebut menunjukan bahwa dukungan keluarga akan mempengaruhi pemberian ASI ekslusif terhadap bayi. Hasil uji statistik juga menunjukan kegagalan proses pemberian asi ekslusif oleh dukungan suami 23.6% disebabkan karena adanya dorongan dari suami untuk memberikan makanan pengganti ASI ketika bayi menangis hal ini dapat timbul karena sang ayah merasa kasihan melihat bayinya terus menangis sehingga mengambil kesimpulan bahwa bayi masih lapar. Sedangkan 21.8% gagal karena ibu tidak dibantu suami dalam pekerjaan rumah tangga sehingga ibu merasa kelelahan sehingga proses menyusui tidak dapat berjalan dengan sempurna. Bentuk dukungan lain berasal dari orang tua, kegagalan pemberian ASI 21.8% disebabkan karena ibu tidak dibantu dalam mengurus buah hati dan hanya 7.3% yang gagal karena tidak tersedianya makanan yang bergizi dirumah. Gagal atau suksesnya pemberian ASI secara ekslusif dipengaruhi oleh dukungan keluarga dalam bentuk sekecil apapun. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan kurangnya dukungan dari keluarga terutama dukungan dari ayah bayi dan orangtua mengakibatkan bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif. Untuk bisa memberikan ASI secara eksklusif, seorangibu harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Pihak keluarga dalam hal ini suami, memegang peranan penting dalam mendukung istri untuk menyusui eksklusif dan ayah merupakan bagian yang vital dalam keberhasilan atau kegagalan menyusui. 4.6. Dukungan Tenaga Kesehatan 133

Hasil penelitian didapatkan (p value 0.05. Dengan demikian terbukti ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan pemberian ASI ekslusif terhadap bayinya. Proporsi responden yang mendapat dukungan tenaga kesehatan yang memberikan ASI ekslusif sebesar 50.0%. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan responden yang tidak mendapat dukungan tenaga kesehatan yang memberikan ASI ekslusif (16.3%). Kondisi tersebut menunjukan bahwa dukungan dari tenaga kesehatanakan mempengaruhi pemberian ASI ekslusif. Dari 22 responden yang bayinya diberikan susu formula sesaat setelah lahir 18 responden (81.8%) diantaranya tidak melanjutkan memberikan ASI ekslusif karena menurut pengakuan ibu, bayi menjadi tidak semangat dan terus menagis ketika kembali diberikan ASI. Hal tersebut dapat terjadi karena bayi bingung puting dan merasa susu formula dari dot lebih enak sehingga bayi menolak menyusu. Satu-satunya cara untuk menghadapi situasi ini adalah dengan relaktasi proses ini membutuhkan kesabaran yang lebih dari ibu. Peran petugas kesehatan sangat penting dalam melindungi, meningkatkan, dan mendukung usaha menyusui harus dapat dilihat dalam segi keterlibatan yang luas dalam aspek sosial. Meskipun demikian, pengalaman ibu dalam mengurus anak berpengaruh terhadap pengetahuannya tentang ASI ekslusif. Pengetahuan dan pengalaman sendiri maupun yang diperoleh dari berbagai sumber dapat mempengaruhi perilaku pemberian ASI secara ekslusif, salah satunya yaitu keputusan memberikan makanan pada bayi [10]. 5. SIMPULAN DAN SARAN Hasil analisis menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil Tahun 2014. Sedangkan tidak ada hubungan yang bermakna antara umur ibu dan pendidikan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Kelurahan Warnasari Kecamatan Citangkil Tahun 2014. Saran yang dapat diberikan adalah: a. Bagi Ibu Bayi dan Keluarga Disarankan untuk berupaya lebih banyak menggali informasi mengenai ASI ekslusif.asi ekslusif memberikan banyak manfaat bagi bayi maupun ibu menyusui karena nampak pemberian makanan pralaktal sudah menjadi budaya di masyarakat. b. Bagi Instansi Pemerintah Disarankan untuk membuat kebijakan mengenai larangan memberikan susu formula bagi bayi serta sanksi yang akan diterima oleh tenaga kesehatan bila melanggar hal tersebut. c. Bagi Tenaga Kesehatan Disarankan untuk senantiasa memberikan informasi dan perilaku yang sejalan dalam mendukung pemberian ASI secara ekslusif yaitu dengan tidak langsung memberikan susu formula sesaat setelah bayi lahir, tidak membekali ibu pasca persalinan dengan susu formula, memberikan penyuluhan mengenai pentingnya ASI ekslusif kepada ibu hamil, ibu nifas dan saat menyusui. Penyuluhan dapat dilakukan pula melalui media, seperti berupa leaflet, brosur, buku petunjuk mengenai pemberian ASI ekslusif serta membuka klinik laktasi untuk mempermudah akses pela- 134

yanan dalam memberikan informasi mengenai ASI ekslusif secara jelas dan terarah. DAFTAR PUSTAKA [1]. Depkes RI (2004). Peranan Dokter Dalam Peningkatan Penggunaan ASI. Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan ASI. Jakarta. [2]. Arriadna, (2013).Profil Dinas Kesehatan Kota Cilegon: Cilegon. Dinas Kesehatan Kota Cilegon. [3]. Ambarwati. R. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta. Nuha medika. [4]. Asrinah, Putri, S.S., Sulistyorini, Dewie., Muflihah, I.S., Sari, D.N. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu. [5]. Prasetyo, D.S.(2009). ASI Ekslusif. Yogyakarta:DIVA Press. [6]. Notoatmodjo, S.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. [7]. Saleha, Siti. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas, Jakarta: Salemba Medika. [8]. Swasono. (2005). Pojok ASI Perlu Dikembangkan di Setiap Perusahaan. Diakses 6 Agustus 2014. www.menegpp.go.id/menegpp.php?ccat"detail & id =menegpp &dat=32"28k [9]. Onyechi, et al. (2010). The Effect of Milk Formula Advertisement on Breast Feeding and Other Infant Feeding Practice in Lagos, Nigeria. Journal of Tropical Agriculture, Food, Environment and Extension. 9(3), 193"199 [10]. Fikawati S, Syafiq A. 2010. Kajian Implementasi dan Kebijakan Air Susu Ibu Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini di Indonesia. (Jurnal). (journal.ui.ac.id/health/article/download ad/642/627, diakses tanggal 12 Juni2012) 135